Anda di halaman 1dari 5

2.

1 PENGERTIAN POLIMER
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang.
Plastik pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk
material yang disebut polimer
Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut monomer. Sebagai
contoh, polipropilena (PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer propena

2.2 JENIS JENIS POLIMER


Jenis polimer berdasarkan sumbernya

Polimer Alam
Yaitu polimer yang ada di alam,contohnya

Polimer Sintesis
Yaitu polimer yang tidak ada di alam,contohnya
Aplikasi Dari Polimer Sintesis

PE (LDPE dan HDPE)


Polietilena (PE) memiliki beragam bentuk. HDPE (high-density
polyethylene) adalah polietilena dengan sifat lebih kuat dan kaku yang banyak
digunakan untuk botol plastik dan mainan. LDPE (low-density polyethylene)
adalah polietilena dengan sifat lebih plastis dan titik leleh lebih rendah dibanding
HDPE. LDPE banyak digunakan untuk plastik lembaran, kantong plastik, dan
pembungkus kabel
PP
Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik,
karpet, peralatan laboratorium, dan mainan
PVC
Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air,
jas hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan
untuk pipa dan pelapis lantai
PTFE
Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang
Teflon, memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan
sebagai gasket, pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.

Disini, kami akan membahas proses pembuatan polimer dari polimer alam
dari bahan dasar Karet.

2.3 PENGERTIAN KARET


Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa
jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional
adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan
lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet,
seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah
perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa
Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan
karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha),
sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet
industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam
industri perkaretan.
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari
5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan
pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks
pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu
rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang,
searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan
mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastik.

2.4 Karakterisasi pertumbuhan tanaman karet

Kondisi geografis
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk
tanaman karet adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LS. Bila di tanam di luar
zone tersebut, sehingga memulai pertumbuhannya pun lebih lambat, sehingga
memulai produksinya pun lebih lambat. Tanaman karet merupakan pohon yang
tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15–25
m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi
di atas.

Waktu

Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan
sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam
adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Bibit
diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2
minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera
diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman dilakukan
guna mengganti bibit yang tidak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di
media tanam

Pemanenan

Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan


kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam
sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah
"habis" dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.

Penyadapan

Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap
pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan
gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman
untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter
untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan
sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat.
Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin
bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya. Mulai umur
16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26
tahun produksinya akan menurun.

2.5 Aplikasi Dari Karet

Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan,


alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. Dibeberapa tempat
salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan
proses tetentu, rasanya gurih namun bila berlebihan kadang membuat pusing
kepala.

Produk Karet

Kementerian Perindustrian mencatat industri karet dalam negeri sejauh ini


baru menyerap sekitar 550 ribu ton per tahun dari total produksi karet alam yang
mencapai 3 juta ton per tahun. Dari total karet alam yang terserap, 55 persen
dimanfaatkan oleh industri ban, 17 persen digunakan oleh industri sarung tangan
dan benang karet, 11 persen digunakan oleh industri alas kaki, dan 9 persen
digunakan oleh industri barang-barang karet lainnya.

Produk Primer Karet

Produk primer dari tanaman karet adalah karet alam. Karet alam sudah
banyak diperdagangkan untuk kegunaannya sebagai bahan mentah dalam
sejumlah produk. Pada hari ini lebih dari 90% karet di dunia berasal dari Asia
Tenggara.

Kultivasi dari karet sendiri memiliki konsekuensi dari segi ekonomi, sosial
dan ekologi. Resiko dari segi sosialnya yaitu berupa land grabbing (contohnya di
Laos, Kamboja), pekerja anak (contohnya di Kamboja, Laos, Myanmar), pekerja
paksa (Myanmar), penghasilan rendah, kesehatan pekerja akibat terpapar zat
kimia, dan kesehatan konsumen akhir (alergi lateks). Dari segi ekonomi terdapat
beberapa resiko dari kultivasi karet berupa, profitabilitas penanaman, pemasukan
untuk pemegang kepentingan, ketergantungan dengan harga global, diversitas
produk (pasar untuk karet perdagangan dan karet alam tidak adil). Sedangkan dari
segi ekologi terdapat beberapa konsekuensi berupa diversitas genetik,
berkurangnya habitat beberapa spesies, berkurangnya spesies (akibat
berkurangnya habitat), erosi (akibat hilangnya tanaman), penebangan hutan,
perubahan iklim, dan berkurangnya ecosystem service.

Produk Sekunder Karet

Pelanggan paling penting dari karet alam adalah industri otomotif. Hampir
70% karet alam kemudian diolah menjadi ban mobil. Selain menjadi ban, karet
alam juga digunakan untuk ikat pinggang di beberapa negara. Hampir 70% karet
alam kemudian diolah menjadi ban mobil. Selain menjadi ban, karet alam juga
digunakan untuk ikat pinggang di beberapa negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Karet

https://www.studiobelajar.com/polimer/

Anda mungkin juga menyukai