Anda di halaman 1dari 17

BAB III

DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN

PENGKONDISIAN UDARA

Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam

11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

refrigeran hidrokarbon MC-22 terhadap kinerja sistem pengkondisian udara seperti

mengetahui pemakaian energi kompresor, mengetahui kapasitas masing-masing

bagian unit pendingin, dan mengetahui nilai COP nya dibandingkan bila

menggunakan refrigeran R-22.

Adapun data ruangan yang digunakan untuk perhitungan perbandingan

penggunaan refrigerant R-22 dengan refrigerant M-22 :

1. Fungsi bangunan : Lab. Teknik Pendingin

2. Luas bangunan :P=6M;L=3M;T=3M

3. Volume bangunan : 54 M3

28
29

4. Kondisi dalam gedung : Temperatur 22 0C

Kelembaban 50 %

5. Kondisi luar gedung : Temperatur 34 0C

Kelembaban 65 %

3.1 Diagram Alur Pengujian

Start

Pengumpulan data mengenai Air


Conditioning dan refrigeran

Persiapan pengujian

Objek yang akan


dianalisa

Refrigeran R-22 Refrigeran MC-22

Data pengujian

Analisa dan Perhitungan


data

Pembahasan data hasil


pengujian

end
30

3.2 Perhitungan Kapasitas

Data-data yang dapat dipakai untuk mengolah perhitungan-perhitungan

dengan formasi yang telah disebutkan pada bab sebelumnya baik kapasitas unit

pendingin, kompresor, evaporator dan kondensor. Selengkapnya perhitungan-

perhitungan disajikan sebagai berikut :

3.3 Perhitungan Beban Pendingin

Beban pendingin adalah jumlah kalor persatuan waktu yang harus dikeluarkan

dari dalam suatu ruangan tersebut sesuai dengan yang diinginkan .

1. Kaca

Bahan yang digunakan untuk kaca adalah “single flat glass heat absorsing

whit indoor shading by venesion blind”, dengan ketebalan 12 mm.

 Secara radiasi melalui kaca

Qs = A.Sc.SHGF.CLF

Dimana :

Qs : Panas sensibel

A : Luas kaca

Sc : Shading Coefisien (Koefisien bayangan) = 0,59

SHGF : Solar Heat Gain Factor (Faktor tambahan radiasi panas

maksimum)

SHGF selatan = 162 Btu/h ft2


31

( ASHRE Fundamental Handbook)

CLF : Cooling Load Factor (Faktor beban pendingin)

CLF selatan = 0.39

A = 6,56 ft2

Maka QS = 6,56 ft2 . 0,59 . 162 Btu/h ft2 . 0,39

Qs = 244,53 Btu/h

 Konduksi melalui kaca

Q = U . A . CLTD

A : Luas kaca

U : Koefisien perpindahan panas = 1,10 (Btu/h ft2)

( ASHRE Fundamental Handbook)

CLTD : perbedaan temperatur beban pendingin = 13 0F

(ASHRAE Fundamental handbook)

Q = 1,10 Btu/h ft2 . 6,56 ft2 . 13 0F

= 93,81 Btu/h

2. Dinding

Bahan yang digunakan untuk dinding adalah beton biasa 200 mm dan

adukan semen 20 mm didalam dan diluar ruangan.

Q = U . A . CLTD

r : Tahanan kalor dan kapasitas kalor dari bahan bangunan


32

(tabel 3.12. bab 3 penyegaran udara, Wiranto Arismunandar)

Rs : Hambatan kalor permukaan

( penyegaran udara, Wiranto Arismunandar)

Rso = bagian luar = 0,05

Rsi = bagian dalam = 0,125

R beton = r beton x (tebal beton)

= 0,714 X 0,2

= 0,143 m2 h C/Kcal

R semen = r semen x (2 x tebal semen)

= 1,07 x (2 . 0,02)

= 0,0428 m2 h oC/Kcal

R total = Rso + Rsi + R beton + R semen = 0,3648 m2 h 0C / Kcal

Koefisien perpaduan panas untuk dinding tersebut adalah :

U = 1 / R total

= 1 / 0,3648

= 2,74 Kcal / m2 h 0C

U = 0,591 Btu / h ft2 0F

CLTD : Cooling Load Temperature Differences

CLTD timur = 27 0F

A = 18 m2 = 59,06 ft2

U = 0,591 Btu / h ft2 oF . 59,06 ft2 . 27 0F

Q = 942,42 Btu / h
33

3. Atap

Bahan yang digunakan adalah :

- Aspal sebagai lapisan luar atap 3 mm, R = 0,045 ft2 hr 0F / Btu

- Beton dengan tebal 200 mm, R = 6,667 ft2 hr 0F / Btu

- Isolasi 101,6 mm, R = 0,433 ft2 hr 0F / Btu

- Penutup langit – langit plaster 19 mm, R = 0,149 ft2 hr 0F / Btu

- Rs : Hambatan kalor permukaan luar dan dalam R = 0,130

- Total R tot = 7,424 ft2 hr 0F / Btu

Koefisien perpaduan panas tersebut adalah

U = 1 / R total

= 1 / 7,424

= 0,135 Btu / hr ft2 0F

CLTD : cooling Load Temperature Differences

CLTD = 27 0F

A = Luas atap

A = 59,05 ft2

Persamaan yang digunakan

Qs = U . A . CLTD

= 0,135 Btu / hr ft2 0F . 59,05 ft2 . 27 0F

Qs = 215,24 Btu / hr

4. Konduksi melalui partisi (partisi dasar dan langit-langit)


34

Persamaan yang digunakan :

Q = U . A . TD

Dimana :

U : Koefisien perpindahan panas

U = 0,42 Btu / h ft2 0F

(ASHRAE Fudamental Handbook)

A : Luas dari permukaan atap dan lantai

TD : Desigen Temperature differensial

TD = 95 – 84 = 11 0F

T1 : Temperatur rata-rata didalam ruangan = 95 0F

T2 : Temperatur udara rata-rata didalam ruangan = 84 0F

Q = 0,42 Btu / h ft2 0F . 59,05 ft2 . 11 0F

Q = 272,81 Btu / h

5. sumber kalor dari dalam ruangan

a. panas tubuh manusia

jumlah orang pada setiap lantai dari perhitungan beban pendingin

keriteria perencanaan, kondisi perancangan dalam ruangan ditentukan 75 0F ;

RH 50% dengan :

Q sensible : No . SHG . CLF

Q laten : No . LHG

SHG = 230 Btu/h orang CLF = 0,94


35

LHG = 190 Btu/h orang

No = A/n

n = kepadatan 86,11 ft2 / orang

A = luas lantai (ft2)

LHG : Laten Heat Gain

SHG : Solar Heat Gain

CLF : Cooling Load Factor

No = 59,05 ft2 / 86,11 ft2/orang

No = 0,69 orang

Qs = 0,69 orang . 230 Btu/h orang . 0,94

Qs = 149,18 Btu/h

Q1 = 0,69 orang . 190 Btu/h orang

Q1 = 131,1 Btu/h

b. Panas dari lampu penerangan

Kerapatan daya untuk penerangan pada ruangan adalah 20 watt/m2 =

1,858 watt/ft2. Lampu yang digunakan adalah lampu neon. Sistem pendingin

dianggap bekerja selama 8 jam. Sehingga storage factor (faktor penggunaan

) = 0,78 jumlah daya lampu pada ruangan adalah luas ruangan dikali

kerapatan daya, jadi 59,05 ft2 . 1,858 watt/ft2 = 109,71 watt.

Qs = 3.4 . W . BF . CLF . SF
36

Dimana

Qs : panas sensibel

W : Daya lampu

BF : Factor Kelonggaran (Balast Factor) untuk lampu neon = 1,25

CLF : Faktor beban pendingin lampu = 0,85

Storage factor : 0,78

(ASHRAE Fundametal Handbook)

Qs = 3 . 4 . 109,71 watt . 1,25 . 0,85 . 0,78

Qs = 309,14 watt/ft2

c. panas dari peralatan yang ada didalam ruangan yaitu satu unit

komputer.

- penambahan panas sensible.

Qs = 0,32 . Qr . CLF

Dimana :

Qr : Daya peralatan (watt), ditentukan : 300 W

CLF : Cooling load factor : 0,40

(tabel 22 ASHRAE Fundametal Handbook)

Qs = 0,32 . 300 W . 0,40

Qs = 38,4 W = 76,8 Btu/h

- Penambahan panas laten pada peralatan didalam ruangan.

Persamaan yang digunakan :

Q1 = 0,32 x Qr
37

Dimana :

Qr : Daya peralatan (watt), ditentukan : 300 W

0,32 : Koefisien penambahan panas laten pada peralatan

Q1 = 0,32 . 300 W

Q1 = 96 W = 192 Btu/h

3.4 Ringkasan Beban Pendingin Pada Ruangan

Tabel 3.1. Beban pendingin untuk ruangan


Jenis panas Jumlah Panas (Btu/h)
Panas sensibel
Panas radiasi matahari melalui kaca 244,53
Panas konduksi melalui kaca 93,81
Panas konduksi melalui dinding 942,42
Panas konduksi melalui atap 215,24
Panas konduksi melalui partisi 272,81
Panas penghuni gedung 149,18
Panas lampu penerangan 309,14
Panas peralatan listrik 76,8

Jumlah total sensible heat 2.303,93


Safety factor (5%) 115,19___+
Room sensible Heat (RSH) 2.419,12
Kerugian pada supply duct (10%) 241,91___+
Effective Room Sensible Heat (ERSH) 2.661,03

Panas laten
Panas penghuni gedung 131,1
Panas peralatan listrik 192

Jumlah Total Laten Heat 323,1


Safety Factor (5%) 16,16____+
Room laten heat (RLH) 339,26
Kerugian pada supply duct (10%) 33,93____+
Effective Room Laten Heat (ERLH) 373,19
38

Effective Room Total Heat (ERTH)


ETH = (ERSH + ERLH) 3034,22 Btu/h

3.5 Pemilihan Mesin Pendingin

Kapasitas mesin pendingin yang digunakan harus mencangkup beban kalor

yang ada didalam ruangan. Dengan perolehan beban pendingin seperti pada uraian

maka maka dapat dipilih jenis sistem dan tipe mesin pendingin yang akan digunakan.

Berdasarkan pada keuntungan dan kerugian dilapangan, maka sistem pendingin yang

akan digunakan untuk ruangan adalah sistem AC split.

Manfaat dari sistem AC split adalah :

1. Menciptakan sistem hemat energi listrik.

2. Menciptakan sistem yang efisien.

3. Lebih mudah dalam servis maupun membersihkannya.

4. Lebih mudah dalam menentukan letak ataupun posisi mesin.

5. Kebisingan yang ditimbulkan lebih kecil.

Beban pendingin yang diperoleh pada uraian diatas sebagai acuan untuk

memilih tipe AC mesin pendingin yang sesuai dengan kapasitas pendingin

yang dibutuhkan pada ruangan.

3.5.1 Bahan yang digunakan untuk penelitian mesin pendingin (AC) Split

Adapun pemilihan bahan yang digunakan untuk penelitian mesin pendingin

AC split adalah :
39

 1 (satu) unit mesin pendingin split dengan kapasitas 1/2 Pk

 Merk : CRYSTAL

 Model : CSP-05

 1 (satu) unit tabung refrigeran yang berisi 3 Kg refrigeran R-22

 1 (satu) unit tabung refrigeran yang berisi 3 Kg refrigerat MC-22

 Sumber energi listrik dari PLN

3.5.2 Peralatan yang digunakan

Sebagaimana halnya dengan bahan maka alat yang dipergunakan dalam

melakukan penelitian ini adalah seperti tabel berikut :

Tabel 3.2 Daftar nama alat dan fungsi alat.

No Nama Alat Jumlah Fungsi


1 Charging manifold 1 Unit • Alat yang digunakan
untuk mengukur
tekanan masuk / suction
pressure (psi) dan
tekanan keluar /
discharge pressure dari
unit kompresor (psi).
• Dapat dipakai untuk
menunjukan tekanan
volume (Kg/cm2).

2 Vacuum pump 1 Unit • untuk membuat


vacuum sistem
refrigeran sebelum diisi
dengan refrigeran.
• dapat mengeluarkan
semua gas-gas udara
dari uap air dari sistem.
40

3 Digital Thermometer 1 Unit • Alat yang digunakan


untuk mengukur
temperatur ruangan
udara luar, temperatur
evaforator dan
temperatur kondensor

4 Tang ampere meter 1 Unit • Digunakan untuk


mengukur besar arus
listrik / ampere yang
keluar dari sistem

5 Stop watch 1 Unit • Alat yang digunakan


untuk mengukur waktu
saat percobaan

6 Hand tool : 1 Paket • alat untuk keperluan


Tang, obeng, Test pen, dll. pelengkap pada saat
awal persiapan /
sebelum dan sesudah
melakukan penelitian.
41

7 Grafik Physometrik 1 Buah • alat untuk menentukan


besar RH ruang
pendingin dari
temperatur bola kering
(tb 1) dan temperatur
bola basa (tb2)

3.5.3 Data Dan Form Isian

Data yang diambil pada setiap mesin pendingin AC sudah mewakili secara

umum dari performen AC tersebut dan form isian sudah disesuaikan dengan kondisi

pendinginan ruangan . pengambilan data dilakukan langsung dari masing-masing unit

mesin pendingin yang sedang beroprasi. Pengambilan data dilakukan selama dua jam,

satu jam untuk R-22 dan satu jam lagi untuk hidrokarbon MC-22.

Pengambilan data dilakukan pada bagian-bagian mesin pendingin seperti

kompresor, kondensor dan evaporator bertujuan untuk mengevaluasi performen dari

masing-masing bagian mesin pendingin.

3.6 Parameter –Paramater Kinerja Sistem Pengkondisian Udara

Untuk menyatakan unjuk kinerja dari suatu siklus kompresi uap yang

diperhatikan adalah dampak refrigrasi, laju pelepasan kalor, kinerja kompresi, dan

nilai COP yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.6.1 Dampak Refrigrasi


42

Adalah besarnya panas yang dapat diserap oleh refrigeran persatuan massa.

Besarnya dihitung dengan selisih entalpi refrigeran masuk dan keluar kondensor.


    

Dimana :

qe : panas di evaporator (KJ/Kg)

Qe : Laju aliran panas masuk evaporator (KJ/Jam)

m : Laju aliran refrigeran (Kg/jam)

h1 : Entalpi pada temperatur keluar evaporator (KJ/Kg)

h4 : Entalpi pada temperatur masuk evaporator (KJ/Kg)

3.6.2 Kinerja Kompresi

Adalah kerja yang diterima oleh refrigeran untuk tiap satuan massa refrigeran.


   


Dimana :

wk : kerja kompresi kompresor (KJ/Kg)

Wk : Kerja kompresor (KW/jam)

m : Laju aliran refrigeran (Kg/jam)

h1 : Entalpi pada temperatur keluar Evaporator (KJ/Kg)


43

h2 : Entalpi pada temperatur masuk evaporator (KJ/Kg)

Coeffisien of performance (COP) adalah perbandingan dampak refrigrasi

Dengan kerja kompresor.

  

  
h h 

Dimana :

COP : Coeffisien of performance

qe : Panas di evaporator (KJ/jam)

WK : Kerja kompresor

H1 : Entalpi pada temperatur keluar evaporator (KJ/Kg)

H2 : Entalpi pada temperatur masuk kondensor (KJ/Kg)

H3 : Entalpi pada temperatur keluar kondensor (KJ/Kg)

H4 : Entalpi pada temperatur masuk evaporator (KJ/Kg)

3.6.3 Dampak Pelepasan

Adalah jumlah kalor yang dilepaskan refrigeran tiap satuan massa refrigeran.

    


Dimana :

qk : Panas dikondensor (KJ/kg)

Qk : Laju aliran panas dikondensor (KJ/jam)

m : Laju aliran refrigeran (Kg/jam)

h2 : Entalpi pada temperature keluar Evaporator (KJ/Kg)


44

h3 : Entalpi pada temperature keluar kondensor (KJ/Kg)

3.6.4 Analisa Perhitungan Pemakaian Daya Listrik Pada Mesin Pendingin

Daya listrik (P) = V . A cos p (watt)

P : Daya listrik (watt)

V : Voltase

A : Ampere

Besar cos  diambil = 0,85 (factor koreksi)

Anda mungkin juga menyukai