Peni Pujiastuti
Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
ABSTRACT
Obesity rate is increasing from year to year, both men and women in the group and increase the level of
obesity is due to changes in lifestyle, especially diet. Obesity plays a major risk factor of chronic diseases, chronic
diseases and various forms of oral cancer. Periodontal disease is a chronic inflammation in the tissues supporting the
teeth. The purpose of this paper would like to know the relationship of obesity to periodontal disease. Obesity is likely
to suffer from diabetes mellitus approximately three times more than that is not obese. The main complications of
diabetes mellitus is periodontal disease. People who are obese have a possibility of periodontal disease in the oral
cavity. The conclusion is an association between obesity and periodontal disease occur in the oral cavity.
Korespondensi : Peni Pujiastuti, Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37
Jember. 68121. Indonesia.
Obesitas merupakan suatu masalah pada kelompok umur yang sama.2 Adanya
kesehatan masyarakat yang sangat serius di hubungan yang signifikan antara obesitas
seluruh dunia karena berperan dalam dan periodontitis pada orang dewasa.3
meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan
Obesitas adalah kelebihan berat badan penulisan ini ingin mengetahui hubungan
sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh obesitas terhadap penyakit periodontal.
yang berlebihan. Lemak tubuh sangat
diperlukan untuk menyimpan energi. Obesitas TELAAH PUSTAKA
dapat mengenai pada anak-anak, remaja,
dewasa dan usia lanjut. Obesitas juga dapat 1. OBESITAS
terjadi pada wanita maupun pria. Tingkat Obesitas adalah kelebihan berat
kegemukan atau obesitas manusia Indonesia badan sebagai akibat dari penimbunan
sejak tahun 1989 terus naik hingga sekarang, lemak tubuh yang berlebihan. Dalam
baik pada kelompok pria maupun wanita melakukan suatu aktifitas sangat dibutuhkan
dan kenaikan tingkat obesitas ini terjadi suatu energi. Setiap orang memerlukan
akibat berubahnya pola hidup terutama pola sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
makan. Pada tahun 2004, Penelitian energi. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) yang lebih banyak dibandingkan pria.
mendapatkan angka prevalensi obesitas Perbandingan yang normal antara
pada wanita (11,02%) lebih besar daripada lemak tubuh dengan berat badan adalah
pria (9,16%). Obesitas atau kegemukan sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada
berperan menjadi faktor resiko yang besar pria. Wanita den gan l emak t ubuh l ebih
dari penyakit kronis, termasuk hipertensi dan dari 30% dan pri a dengan l emak t ubuh
stroke, penyakit-penyakit kronis mulut dan lebi h dari 25% di anggap mengalami
berbagai bentuk kanker. obesitas. S eseorang yang memi l iki be rat
Penyakit periodontal adalah suatu badan 20% l ebih ti nggi dari ni lai
keradangan kronis pada jaringan penyangga tengah kisaran be rat badannya yang
gigi (periodontium) yang disebabkan oleh normal dianggap mengalami obesitas.
bakteri plak. Jaringan penyangga gigi Obesitas digolongkan menjadi 3
meliputi gingiva, ligamen periodontal, kelompok :
cementum dan tulang alveolar. Penyakit 1. Obesitas ringan. Kelebihan berat badan
periodontal dibagi menjadi 2 yaitu penyakit 20-40%
gingiva dan penyakit periodontal. Penyakit 2. Obesitas sedang. Kelebihan berat badan
gingiva yang paling umum adalah gingivitis. 41-100%
Gingivitis adalah keradangan pada gingiva 3. Obesitas berat. Kelebihan berat badan
yang tidak diikuti adanya kehilangan >100% (Obesitas berat ditemukan
perlekatan. Sedangkan periodontitis adalah sebanyak 5%dari antara orang-orang
keradangan pada jaringan periodontal yang yang gemuk).
ditandai migrasi junctional epithelium ke Penetapan suatu obesitas dengan
apikal, kehilangan perlekatan dan resorbsi menggunakan penghitungan dengan cara
puncak tulang alveolar.1 Beberapa peneliti mengukur BMI (Body Mass Index). BMI untuk
menemukan bahwa prevalensi penyakit melihat status gizi pada orang dewasa yang
periodontal pada individu dengan obesitas berhubungan dengan kekurangan dan
yang berumur 18-34 tahun adalah 76% lebih kelebihan berat badan. Berat badan yang
tinggi daripada individu dengan berat normal kurang dapat m e n i n g k a t k a n r e s i k o
Obesitas dan Penyakit Periodontal…. (Peni P)
83
Stomatognatic (J.K.G. Unej.) Vol. 9 No. 2 2012: 82-85
2. Penyakit gingival disebabkan non plak terkena pada gigi insisiv atau molar
Penyakit gingival yang disebabkan pertama permanen. Secara klinis terdapat
oleh non plak dibagi menjadi 7 yaitu sedikit plak dan kalkulus, poket
1) Penyakit gingival karena bakteri khusus periodontal, dan peningkatan mobilitas
2) Penyakit gingival disebabkan dari gigi. Secara radiologis tamapak adanya
penyakit yang ditularkan secara seksual resorbsi tulang alveolar vertkal.
missal Gonorrheae.
3) Penyakit gingiva karena virus Etiologi penyakit periodontal
Penyakit gingival yang disebabkan oleh dibedakan menjadi 2 yaitu etiologi primer dan
variasi DNA dan RNA virus misalnya sekunder.Etiologi primer adalah etiologi
disebabkan oleh virus herpes. utama penyebab penyakit periodontal yaitu
4) Penyakit gingival karena jamur plak/bakteri plak. Sedangkan etiologi
Penyakit gingiva yang terjadi pada sekunder adalah factor-faktor yang
individu immunokompromise atau memudahkan terjadinya penyakit periodontal
pemakaian antibiotic spectrum luas atau factor predisposisi. Etiologi sekunder
dalam jangka panjang yang dibagi 2 yaitu etiologi sekunder local adalah
mempengaruhi floral normal rongga factor-faktor yang memudahkan terjadinya
mulut, yang paling sering terjadi adalah akumulasi atau retensi plak misalnya kalkulus
candidiasis disebabkan dari candida dan factor iatrogenik, sedangkan etiologi
albicans sekunder sistemik adalah factor-faktor yang
5) Penyakit gingival karena genetic mempengaruhi respon tubuh terhadap plak
Penyakit ini pada fibromatosis gingival misalnya penyakit sistemik/kondisi sistemik.1
herediter yang menghambat autosom
dominan atau jarang pada autosom
resesif. Hubungan Obesitas dan Penyakit Periodontal
6) Penyakit gingival sebagai manifestasi
sistemik. Kondisi mukokutan misalnya Orang yang mengalami obesitas
Lichen planus, pemphigus vulgaris, memiliki kemungkinan menderita di abet es
eritema multivormis dll, dan reaksi alergi melli tus ( p e n yaki t gul a) ku r ang l ebih
misalnya merkuri, akrilik dll ti ga kal i li pat dari pada yang tidak
7) Lesi traumatic. Trauma fisik, trauma kimia mengalami obesitas. Penyakit periodontal
dan trauma termal. 1 telah teridentifikasi sebagai komplikasi utama
diabetes mellitus bersama dengan kardiopati,
b) Penyakit Periodontal nefropati, retinopati dan kehilangan
Periodontitis adalah keradangan ekstremitas distal.
pada jaringan periodontal yang ditandai
dengan migrasi junctional epithelium ke DISKUSI
apical, kehilangan perlekatan dan puncak Kelebihan berat badan atau
tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis obesitas telah dihubungkan dengan
terdapat peningkatan kedalaman probing, peningkatan resiko terhadap penyakit
pedarahan saat probing, kemerahan, periodontal.3 Obesitas sering dihubungkan
pembengkakan gingival dan tidak sakit. dengan peningkatan kandungan lemak dan
Sedangkan dari pemeriksaan radiologi glukosa dalam darah yang dapat
terdapat resorbsi tulang alveolar dan menghilangkan respon host untuk sel T dan
pelebaran ligament periodontal space. monosit/makrofag. Monosit/makrofag akan
Periodontitis dibagi 2 yaitu periodontitis meningkatkan produksi sitokin. Ketidak
kronis dan aggressive periodontitis. seimbangan ini akan meningkatkan faktor
1. Periodontitis kronis. resiko terjadinya infeksi.4
Periodontitis kronis adalah penyakit infeksi Hiperglikemia pada penderita
yang ditandai dengan adanya inflamasi diabetes mellitus menyebabkan peningkatan
pada jaringan pendukung gigi, kadar kalsium sitosol (Ca2+) yang
kehilangan perlekatan dan kehilangan menyebabkan disfungsi PMN dan
tulang. Periodontitis kronis adalah bentuk menurunkan fagositosis. Advanced
yang paling sering dari periodontitis. Glycosilation Endproduct (AGE) pada
Secara klinis tampak adanya akumulasi diabetes mellitus tipe 2 berikatan dengan
plak dan kalkulus, kemerahan, tekstur monosit menyebabkan peningkatan sitokin
hilangnya stippling, kontur membulat, proinflamasi (IL-1 dan TNF-α) dan
perdarahan saat probing, pembentukan menyebabkan aktivasi makrofag dan
poket dan kehilangan perlekatan. Secara osteoklas.5
radiologis tampak adanya resorbsi tulang Fibroblas gingiva dan ligamen
alveolar horizontal maupun vertical. periodotal dari jaringan periodontal
2. Aggressive Periodontitis memproduksi berbagai sitokin peradangan
Aggressive Periodontitis adalah inflamasi misalnya IL-1, IL-6 dan IL-8. Mediator utama
pada jaringan penyangga gigi yang dari inflamasi periodontal adalah IL-1. TNF-α
terjadi dalam waktu singkat. Kehilangan merupakan sitokin inflamasi yang dilepaskan
tulangnya sekitar tiga sampai empat kali oleh monosit/makrofag dan limfosit T memicu
lebih cepat daripada periodontitis kronis. respon inflamasi penyakit periodonta.1
Secara klinis mempunyai cirri gigi yang
Obesitas dan Penyakit Periodontal…. (Peni P)
85