Anda di halaman 1dari 8

1.

Elang Jawa
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia karena kemiripannya
dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa
hanya terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator
puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi
dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka
di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan
dalamkategori endangered atau “genting”

2. Bangau Hitam

Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya wilayah
India, Indo Cina dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar ke Afrika,
Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup di daerah rawa,
sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di daerah tanah kering dan
berlumpur.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang
tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat
terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau
tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di
daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka
termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah.

 
3.Harimau Jawa

Harimau Jawa atau Java Tiger (Panthera tigris sondaica) adalah jenis harimau yang hidup di pulau
Jawa. Harimau ini dinyatakan punah pada tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan
lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Walaupun begitu, ada juga
kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950-an ketika diperkirakan
hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini di habitatnya. Terakhir kali ada sinyalemen keberadaan
Harimau Jawa ialah di tahun 1972. Di tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau
hidup di pulau Jawa. Walaupun begitu, ada kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Di tahun
1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa
diverifikasi.

Harimau Jawa berukuran kecil dibandingkan jenis- jenis harimau lain. Harimau jantan mempunyai
berat 100-141 kg dan panjangnya kira-kira 2.43 meter. Betina berbobot lebih ringan, yaitu 75-115 kg
dan sedikit lebih pendek dari jenis jantan.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mamalia. Ordo: Carnivora. Famili:
Felidae. Genus: Panthera. Spesies: Panthera tigris. Upaspesies: Panthera tigris sondaica. Nama
trinomial: Panthera tigris sondaica. (Temminck, 1844)
4. Harimau Bali

Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah
dan pernah mendiami pulau Bali, Indonesia.
Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-
spesies harimau di Indonesia bersama dengan
harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau
Sumatera (spesies terancam).

Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga


sub-spesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-spesies ini
dinyatakan punah pada tanggal 27
September 1937. Sub-spesies ini punah karena kehilangan habitat dan perburuan.

Sangat disayangkan sekali hewan langka seperti diatas masih diburu oleh manusia ,dan akhirnya
punah juga :).

Dan dibawah ini adalah hewan Indonesia yang TERANCAM PUNAH akibat manusia.
5. Bekantan

Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan
(Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas
hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah,
Bekantan disebut Nasalis larvatus.

Bekantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut
Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain disebut dengan beberapa nama
seperti Kera Bekantan (Malaysia), Bangkatan (Brunei), Neusaap (Belanda). Masyarakat Kalimantan
sendiri memberikan beberapa nama pada spesies kera berhidung panjang ini seperti Kera Belanda,
Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.

Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas
dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus
terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan
sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.

Memang sih.. Masih banyak lagi satwa yang hampir punah, tapi saya lagi males :).
Kesimpulan dari data diatas, kita diharuskan menjaga ekosistem alam agar satwa tidak punah atau
mati dengan sia-sia. Dan kita juga tidak boleh memburu satwa yang hampir punah dengan alasan
uang kalau kayak gitu namanya egois
a.   Orang Utan
Orang utan tinggal di pohon dan mampu bergeantungan dari satu pohon ke
pohon lainnya. Tubuhnya mencapai tinggi 150 cm dan ditutup oleh rambut
berwarna kemerahan. Peranan orang utan adalah membantu penyebaran biji
tumbuhan di hutan tropis.
Orang utan ditemukan di beberapa hutan di Sumatra dan Kalimantan.
Perburuan liar, pembukaan hutan untuk industri, dan kebakaran hutan
merupakan penyebab berkurangnya populasi orang utan di Indonesia.

     b.   Harimau Sumatra

Harimau Sumatra hanya ditemukan di hutan Sumatra. Ukuran tubuhnya lebih


kecil daripada ukuran harimau jenis lain. Hewan ini berburu mangsa pada
malam hari. Daging hewan lain, seperti rusa menjadi sumber makanannya.

Jumlah harimau Sumatra kini semakin sedikit terancam punah. Selai karena
kerusakan habitat, harimau Sumatra juga banyak dibunuh oleh pemburu liar.
Kulit harimau ini sangat indah. Banyak orang yang tertarik untuk
memburunya dan menjual kulitnya dengan harga yang mahal.

     c. Komodo
Komodo adalah satu-satunya jenis kadal purba yang masih bertahan hidup.
Tempat hidup asli hewan ini adalah di Pulau Komodo dan sebagian di Pulau
Flores. Tubuhnya berukuran besar, mencapai panjang 3 meter dan berat 50
kg. komodo ini mampu menelan mangsa sebesar rusa atau kambing. Komodo
mencari mangsa dengan penciumannya yang sangat tajam.

  
 d.   Jalak Bali
Bulu jalak bali berwarna putih bersih, kecuali sayap dan ekornya berwarna
hitam dan sekitar matanya berwarna biru. Jalak bali memiliki jambul panjang
di kepalanya. Panjang tubuhnya tidak lebih dari 25 cm. Burung ini, selain
cantik juga mempunyai kicauan yang indah sehingga banyak orang yang
berminat untuk menangkapnya.
Jalak bali yang ditemukan di alam kini hanya tinggal sedikit. Penyebabnya
adalah perburuan liar dan kerusakan habitat.

                          Cendrawasih
Cendrawasih adalah hewan khas Papua. Bulu tubuhnya sangat indah sehingga
banyak yang menangkapnya untuk dijadikan hewan peliharaan atau dibuat
hiasan. Oleh karena bulunya yang sangat indah itu, cendrawasih juga disebut
sebagai burung dewata. Perburuan liar secara besar-besaran dan kerusakan
hutan tempat tinggalnya menyebabkan jumlah burung cendrawasih semakin
langka dan terancam punah. Untuk mencegah kepunahannya, sejak tahun
1931, cendrawasih ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi.

      f. Badak Bercula Satu


Badak bercula satu atau badak jawa termasuk hewan yang paling rawan
punah di dunia. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada gajah. Kulit badak
sangat keras dan memiliki sebuah tanduk di bagian depan kepala yang disebut
cula. Cula ini dipercaya oleh orang sebagai obat yang berkhasiat. Oleh karena
itu, banyak orang yang memburu badak untuk diambil culanya. Jenis badak
lain, yaitu badak Sumatra dan badak India semakin langka dan terancam
punah.

    
g. Anoa
Anoa hanya ditemukan di Sulawesi. Anoa mirip dengan kerbau, namun
ukuran tubuhnya lebih kecil. Hewan ini adalah pemakan tumbuhan, seperti
rumput, lumut dan tumbuhan paku. Anoa hidup liar di pegunungan atau di
daerah padang rumput. Meskipun kecil, hewan ini sangat sulit untuk
dijinakkan. Tanduknya yang tajam dapat menyebabkan luka parah pada
hewan atau manusia.

    

h.  Penyu
Penyu adalah sejenis reptile besar. Seekor penyu laut bahkan ada yang
mencapai 500 kg dan panjang 2 meter. Meskipun mempunyai kemiripan,
penyu berbeda dengan kura-kura. Perbedaannya adalah:
1)    Penyu tidak dapat memasukkan kepalanya dalam tempurung
2)    Penyu bergerak dengan sirip, bukan cakar seperti kura-kura
3)    Penyu menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut. Hanya penyu betina
yang kembali ke darat untuk menetaskan telur. Anak penyu yang menetas di
darat juga akan kembali ke laut. Kura-kura menghabiskan sebagian besar
hidupnya di darat.
Indonesia merupakan tempat hidup, makan, dan berkembang biak bagi empat
dari tujuh jenis penyu yang hidup di dunia. Akan tetapi saying, penyu liar di
Indonesia diburu secara besar-besaran sehingga kini terancam punah.

i  
  i. Tarsius
Tarsius adalah kera terkecil di dunia. Tinggi badannya hanya sekitar 10 cm
dengan berat 100 gram. Bola mata tarsius sangat besar dan ekornya panjang
dan kuat. Keunikan lainnya adalah tarsius dapat memutar kepalanya hingga
3600 Tarsius tinggal dan berlindung di lubang-lubang pohon. Hewan ini
terdapat di Sulawesi.

                  j .Dugong atau Ikan Duyung


Hewan yang termasuk mamalia ini hidup di perairan Maluku. Bentuk
tubuhnya mirip dengan anjing laut. Habitatnya adalah daerah pesisir laut
yang dangkal dan sumber makanannya adalah tumbuhan laut. Dugong
terancam punah karena mudah ditangkap dan kemampuan
berkembangbiaknya lambat.

       k. Bekantan
Bekantan merupakan hewan mamalia kelompok monyet. Akan tetapi, hewan
ini tidak seperti monyet pada umumnya. Hidung bekantan besar dan
mancung. Makanan bekantan adalah dedaunan.
Bekantan hewan yang pemalu. Jika ada manusia atau hewan lain, bekantan
akan lari menghindar. Ia lebih suka tinggal di pucuk pohon rambai. Pohon
rambai dijadikan sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai sumber
makanannya.
Hewan ini juga mudah stress dan sulit untuk dikembang biakkan. Oleh karena
itu, jumlahnya kini tinggal sedikat. Hewan ini dapat ditemukan di Kalimantan

Anda mungkin juga menyukai