Anda di halaman 1dari 80

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN

ONLINE INQUIRY DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


DENGAN APLIKASI ZOOM CLOUD MEETING

Proposal Thesis

Disusun Oleh:

Febby Ayuni Esya Putri


NIM. P2A919032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................. 4
1.4 Batasan Masalah ............................................................................ 5
1.5 Manfaat Penulisan Makalah .......................................................... 5
1.6 Definisi Istilah .............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 7


2.1 Kemampuan Berpikir Kritis .......................................................... 7
2.2 Pembelajaran Online .................................................................... 9
2.3 Pembelajaran Inquiry ..................................................................... 10
2.4 Pembelajaran PBL ......................................................................... 12
2.5 Tinjauan Materi Relasi dan Fungsi ................................................ 13
2.6 Penelitian yang Relevan................................................................. 14
2.7 Kerangka Berpikir ....................................................................... 15
2.8 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 18


3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 19
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 19
3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................... 29
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................... 21
3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................... 22
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 27

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 35

LAMPIRAN ................................................................................................. 38

ii
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1. Fase Pembelajaran Inquiry..................................................................11
2.4. Kompetensi Dasar Relasi dan Fungsi..................................................14
3.1. Desain Penelitian.................................................................................18
3.2. Keterkaitan Antarvariabel...................................................................18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1. Kerangka Berpikir...............................................................................16

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Silabus...........................................................................................................38
2. RPP Inquiry..................................................................................................41
3. RPP PBL.......................................................................................................47
4. RPP Pembelajaran Langsung........................................................................53
5. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran
Online Inquiry...............................................................................................55
6. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran
Online PBL...................................................................................................57
7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran
Online Inquiry...............................................................................................59
8. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran
Online PBL...................................................................................................61
9. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest...............................................................62
10. Rancangan Soal Pretest................................................................................63
11. Rancangan Soal Posttest...............................................................................65
12. Rancangan Penilaian Soal Pretest dan Posttest............................................70
13. LKPD............................................................................................................75

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kemampuan yang penting untuk
dimiliki oleh peserta didik di era 4.0 ini. Secara sederhana, kemampuan berpikir kritis
adalah kemampuan untuk menginterpretasi, meganalisis, mengevaluasi,
menyimpulkan, menjelaskan dan self regulation (Facione, 2011). Kemampuan
berpikir kritis akan membantu peserta didik berpikir secara independen dan
membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dengan konteks sekolah
ataupun konteks dunia nyata (Jacob, 2012). Pentingnya kemampuan berpikir kritis
membuat kemampuan ini ditekankan di kurikulum matematika di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia (Va, 2009).
Pentingnya kemampuan berpikir kritis di era 4.0 ternyata belum membuat
peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya secara optimal, ditandai
dengan rendahnya kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik. Rendahnya
kemampuan berpikir kritis peserta didik terlihat dari belum mampunya mereka
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, belum mampu menemukan
suatu gagasan dari suatu permasalahan, dan belum dapat dapat menyimpulkan suatu
masalah dengan baik (Fuad, et.al. 2017). Rendahnya kemampuan berpikir kritis
peserta didik disebabkan karena kecenderungan mereka menghafal aturan dan
algoritma masalah rutin, meniru penjelasan guru atau contoh pemecahan masalah
dalam buku teks (Rohaeti, 2010). Selain dari sisi peserta didik, rendahnya
kemampuan berpikir kritis peserta didik juga disebabkan karena sistem pendidikan di
Indonesia masih memperhatikan formula pengetahuan itu sendiri tanpa
mempertimbangkan konteks penerapannya dalam masyarakat, dan guru biasanya
menekankan pada cara menerapkan rumus daripada membimbing mereka untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik (Argina, et.al. 2017).
Berdasarkan penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik
yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa guru memiliki peran penting untuk

1
2

mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui proses


pembelajaran. Walaupun saat ini pembelajaran yang dilakukan berbasis online karena
masa pandemi Covid-19, tak menutup kemungkinan bagi guru untuk terus
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik agar lebih optimal,
terutama pada materi yang menuntut peserta didik menggunakan kemampuan berpikir
kritis mereka untuk dapat memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua
aspek dari situasi atau masalah seperti pada materi Relasi dan Fungsi. Pembelajaran
berbasis online dengan aplikasi video conference seperti Zoom Cloud Meeting yang
biasanya guru gunakan pada pembelajaran di masa pandemi ini, bisa diintegrasikan
penggunaannya dengan model pembelajaran yang dapat mendukung kemampuan
berpikir kritis peserta didik pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP.
Pembelajaran Inquiry yang dilaksanakan dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting dapat menjadi solusi bagi guru dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik pada materi Relasi dan Fungsi di masa pandemi seperti ini.
Sintaks pembelajaran Inquiry yang menuntut peserta didik menyelesaikan masalah
melalui kegiatan investigasi, dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik melalui kegiatan menginterpretasi data dari suatu permasalahan dengan benar,
dapat membuat kesimpulan dengan benar dan kontekstual, serta dapat menjelaskan
serta mengevaluasi hasil dari interpretasi permasalahan (Andrini, 2016). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Suryanti, et.al. (2018), didapatatkan bahwa dengan
menerapkan pembelajaran Inquiry, peserta didik dapat meningkatkan kinerja mereka
yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis seperti menginterpretasi data dari
suatu permasalahan dengan benar, dapat membuat kesimpulan dengan benar dan
kontekstual, dapat menjelaskan serta mengevaluasi hasil dari interpretasi
permasalahan. Sintaks pembelajaran Inquiry tersebut memungkinkan pelaksanaannya
menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting serta sesuai dengan karakteristik materi
Relasi dan Fungsi yang menuntut peserta didik untuk dapat memeriksa,
menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah.
Selain Inquiry, pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
dilaksanakan dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting juga dapat menjadi solusi bagi
guru dalam mendukung kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi Relasi
dan Fungsi di masa pandemi seperti saat ini. Pembelajaran PBL yang menuntut
peserta didik untuk menyusun informasi dari permasalahan awal yang diberikan,
mengevaluasi pernyataan yang diberikan, menyimpulkan dan memvalidasi
kesimpulan, ternyata dapat meningkatkan kinerja peserta didik yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis (Arviana, et.al. 2018). Sintaks pembelajaran PBL tersebut
memungkinkan pelaksanaannya menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting serta
sesuai dengan karakteristik materi Relasi dan Fungsi yang menuntut peserta didik
untuk dapat memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi
atau masalah.
Uraian diatas, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik
SMA dapat dioptimalkan dengan pembelajaran Inquiry dan pembelajaran PBL.
Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai apakah terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA yang kemampuan awalnya berbeda,
yakni kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah, setelah diajarkan dengan
pembelajaran online Inquiry dan PBL menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting,
dan juga apakah terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry dan PBL
dengan kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis peserta
didik . Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Pembelajaran Berbasis Online
Inquiry dan Problem Based Learning (PBL) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yakni sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan
pembelajaran Inquiry?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan
pembelajaran PBL?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL?
4. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL?
5. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL?
6. Apakah terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry dan PBL
dengan kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis
peserta didik?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu agar dapat:
1. Melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan
pembelajaran Inquiry.
2. Melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan
pembelajaran PBL.
3. Melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL.
4. Melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL.
5. Melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan
PBL.
6. Melihat apakah terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry dan
PBL dengan kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis
peserta didik.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan dan agar terpusatnya penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan masalah yakni sebagai berikut.
1. Penelitian ini berfokus untuk melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis peserta didik dengan kemampuan awal berbeda setelah mendapat
pembelajaran online Inquiry dan PBL, serta melihat apakah terdapat interaksi
antara penerapan pembelajaran Inquiry dan PBL dengan kemampuan awal
peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.
2. Pembelajaran online yang dilakukan adalah pembelajaran dengan platform video
conference Zoom Cloud Meeting.
3. Penelitian dilakukan pada kelas XI MIPA MAN 2 Kota Jambi tahun ajaran
2020/2021.
4. Penelitian ini dilakukan untuk materi Relasi dan Fungsi.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai penerapan
pembelajaran online Inquiry dan PBL dengan platform Zoom Cloud Meeting
pada pembelajaran matematika dan kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan kemampuan awal berbeda.
2. Memberi masukan bagi guru untuk menentukan kebijakan dalam membantu
memberi alternatif cara mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik, serta sebagai masukan dalam penggunaan pembelajaran berbasis online di
masa pandemi Covdi 19 dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting.
3. Memberi variasi dalam pembelajaran matematika dalam hal melatih kemampuan
berpikir kritis siswa ditengah wabah pandemi Covid-19.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian yang sejenis.

1.6 Definisi Istilah


Agar terhindar dari penafsiran yang berbeda terhadap istilah dalam penelitian
ini, maka di pandang perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam
penelitian ini agar tidak membuat pembaca salah mengartikan. Beberapa istilah dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA adalah kemampuan seorang
peserta didik SMA dalam mengidentifikasi, menganalisis informasi penting, serta
mengaplikasikan strategi untuk menyimpulkan suatu hal. Pada penelitian ini,
kemampuan berpikir kritis yang akan diteliti adalah kemampuan berpikir kritis
peserta didik SMP pada materi Relasi dan Fungsi sebab pada materi ini, peserta
didik diminta untuk membentuk model matematika dari suatu permasalahan
nyata, serta menyelesaikan permasalahan baik secara analisis maupun geometris.
2. Pembelajaran online Inquiry dengan Zoom Cloud Meeting adalah pembelajaran
yang dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi atau platform Zoom
Cloud Meeting, yang menuntut peserta didik untuk menyelesaikan masalah
melalui kegiatan investigasi yang meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
secara mandiri, dimana dalam kegiatan penyelidikan tersebut dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik dan akan melatih kemampuan berpikir
kritis peserta didik.
3. Pembelajaran online PBL dengan Zoom Cloud Meeting adalah pembelajaran
yang dengan menggunakan aplikasi atau platform Zoom Cloud Meeting, dan
diawali dengan pemberian permasalahan kontekstual kepada peserta didik,
dimana permasalahan tersebut digunakan untuk memahami konsep materi yang
diajarkan.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kemampuan Berpikir Kritis


Kemampuan berpikir kritis adalah istilah umum yang digunakan dalam hal
kemampuan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan dalam
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi argumen, untuk menemukan dan
memunculkan persepsi individual, kemampuan dalam meberikan pernyataan rasional
dalam menyimpulkan suatu hal, serta kemampuan dalam menentukan apa yang harus
dilakukan (Bassham, et.al. 2011). Kemampuan berpikir kritis juga merupakan
kemampuan mengidentifikasi bukti pendukung dan mengevaluasi asumsi, serta
termasuk kepada kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai strategi untuk
menyimpulkan sesuatu (Seventika, et.al. 2018).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi,
menganalisis informasi penting, serta mengaplikasikan strategi untuk menyimpulkan
suatu hal. Va (2009) mengatakan bahwa pentingnya kemampuan berpikir kritis
membuat kemampuan ini harus diterapkan dalam kurikulum matematika, dimana
kemampuan berpikir kritis ini diperlukan bagi peserta didik dalam proses pemahaman
materi serta pemecahan masalah di sekolah maupun dalam kehidupan sosial. Ennis
(1991) mengungkapkan beberapa indikator seseorang memiliki kemampuan berpiki
kritis dengan akronim FRISCO, yakni sebagai berikut.
1. Focus (F), yakni mengidentifikasi fokus permasalahan,
2. Reason (R), yakni mengidentifikasi dan menilai suatu pendapat bisa diterima
atau tidak,
3. Inference (I), yakni menilai kualitas dari suatu dugaan atau kesimpulan,
memperkirakan alasan yang dapat diterima,
4. Situation (S), yakni memberi perhatian terhadap suatu situasi,

7
8

5. Clarity (C), yakni mengecek kembali untuk meyakinkan apakah solusi yang
diberikan sudah tepat, dan
6. Overview (O), yakni mereview kembali hasil kerja secara keseluruhan.

Berpikir kritis, selain sebagai elemen integral dari pemikiran konstruktivis,


juga merupakan dimensi yang paling dominan (Topolovčan & Matijević, 2017). Ini
menyiratkan bahwa adalah mungkin untuk mengembangkan pemikiran kritis dengan
pengajaran yang melibatkan teori belajar konstruktivis. Asumsi dasar dari teori ini
adalah peserta didik dipandang sebagai seseorang yang aktif yang mengembangkan
pengetahuan bagi dirinya sendiri (Schunk, 2012). Menurut Vintere (2018), ada
beberapa aspek berkenaan dengan konstruktivisme yakni sebagai berikut.
1. Belajar adalah proses interaksi antara apa yang kita ketahui dan apa yang masih
perlu kita pelajari. Dalam proses pembelajaran, pengetahuan sebelumnya dan
struktur kognitif peserta didik harus diperhitungkan. Sehingga dalam belajar,
peserta didik mengaitkan konsep yang mereka punya sebelumnya dengan skema
baru berupa pembelajaran yang akan diterimanya (Skemp, 1987).
2. Belajar adalah proses sosial - "tidak dalam arahan, tetapi dalam hubungan antara
orang-orang”. Maksudnya adalah dalam mempelajari suatu materi, peserta didik
harus mengetahui hubungan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan
nyata mereka.
3. Belajar adalah proses metakognitif yang “mencakup pemahaman keterampilan
dan strategi yang memungkinkan penyelesaian masalah secara sukses, dan
menggunakan keterampilan dan strategi ini untuk belajar secara efektif”;

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis erat hubungannya dengan


teori belajar konstruktivisme, sebab teori belajar konstruktivisme ini peserta didik
ditutntut aktif untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Dari beberapa aspek
yang dijelaskan sebelumnya, tampak bahwa dengan pembelajaran konstruktivis, guru
bukan lagi orang yang memiliki pengetahuan dan kemudian mentransfernya kepada
peserta didik, tetapi merupakan ko-konstruktor dari pengetahuan peserta didik.
Sehingga, menurut Topolovčan & Matijević (2017), ada beberapa hal yang dapat
dilakukan guru dalam pembelajaran dengan teori konstruktivisme ini, yakni konteks
otentik yang mencerminkan cara pengetahuan akan digunakan dalam kehidupan
nyata, konstruksi pengetahuan kolaboratif, serta peluang untuk refleksi. Sehingga
menurut Topolovčan & Matijević, (2017), guru bisa menggunakan pembelajaran
berbasis Inquiry dan problem based learning.

2.2 Pembelajaran Online


Penggunaan teknologi internet dalam dunia pendidikan saat masa pandemi
ini sangat diperlukan guru untuk mengajar secara jarak jauh. Tidak
memungkinkannya pembelajaran secara tatap muka membuat guru harus mencari
alternatif pembelajaran lain guna mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Guru
bisa mnggunakan pembelajaran online dengan aplikasi video conference sebagai
solusi untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Pembelajaran online yang
dapat dilaksanakan adalah pembelajaran dengan menggunakan aplikasi video
conference. Hartsell & Yuen (2006) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis online
dengan video conference merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran karena dapat
membuat pembelajaran menjadi hidup dengan memungkinkan peserta didik untuk
menggunakan indera visual dan pendengaran mereka secara online untuk
mempelajari konsep-konsep baru.
Giannakos, et.al. (2014) mengungkapkan bahwa beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam melakukan pembelajaran online dengan media video
conference yakni sebagai berikut.
1. Koneksi internet yang stabil, agar pembelajaran yang dilakukan tidak terputus
ditengah pembelajaran, dan konten yang akan disampaikan akan tersampaikan
dengan jelas.
2. Aktivitas pembelajaran yang disusun harus dilaksanakan secara terstruktur,
dengan memperhatikan durasi waktu pelaksanaan pembelajaran.
3. Kualitas gambar dan suara guru harus jelas.

Menurut Zoom Video Communications Inc. (2016), Zoom Cloud Meeting


adalah layanan konferensi video (video conference) berbasis cloud yang menawarkan
fitur online meeting, layanan pesan grup, dan dapat merekam online meeting yang
dilakukan. Seperti halnya platform yang sebanding seperti Skype, Zoom menawarkan
kemampuan untuk berkomunikasi secara real time dengan individu yang tersebar
secara geografis melalui komputer, tablet, atau perangkat seluler. Namun, tidak
seperti banyak teknologi aplikasi video conference lainnya, Zoom memiliki sejumlah
keunggulan yakni kemampuannya untuk merekam dan menyimpan sesi dengan aman
tanpa bantuan perangkat lunak pihak ketiga serta kemampuan untuk membackup
rekaman ke jaringan server jarak jauh online ("cloud") atau local drive, yang
kemudian dapat dibagikan dengan aman untuk tujuan kolaborasi.

2.3 Pembelajaran Online Inquiry


Inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri (Bjønness & Kolstø, 2015). Gumilar, et.al.
(2017) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran di
mana peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
denga konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan peserta didik
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Sejalan dengan hal ini Makmur
et al., (2019) mengatakan bahwa dalam kegiatan interaksi edukatif, guru perlu
menciptakan suatu masalah untuk dipecahkan oleh anak didik di kelas.
Pembelajaran Inquiry adalah model pembelajaran yang menuntut peserta
didik untuk menyelesaikan masalah melalui kegiatan investigasi yang meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan secara mandiri, dimana dalam kegiatan penyelidikan
tersebut dibutuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan akan melatih
kemampuan berpikir kritis peserta didik (Andrini, 2016). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Suryanti et al., (2018), didapatkan kelebihan dari pembelajaran
Inquiry yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis yakni peserta didik dapat
meningkatkan kinerja mereka yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis
seperti menginterpretasi data dari suatu permasalahan dengan benar, dapat membuat
kesimpulan dengan benar dan kontekstual,dapat menjelaskan serta mengevaluasi hasil
dari interpretasi permasalahan. Sebab dalam pembelajaran Inquiry, peserta didik
dituntut secara mandiri untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan
kegiatan investigasi, yang memerlukan kemampuan berpikir kritis yang ditandai
dengan kemampuan dalam meginterpretasi data yang diperoleh, menggunakan data
untuk menyelesaikan permasalahan serta mengevaluasi solusi yang diperoleh.
Adapun fase-fase dari pembelajaran Inquiry yang dikembangkan oleh
Pedaste et al., (2015) yakni sebagai berikut.

Tabel 2.1. Fase Pembelajaran Inquiry


Fase Definisi Sub-Fase Definisi
Umum
Proses menstimulasi (Kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi:
keingintahuan mengenai topik Focus)
Orientasi dan menjelaskan tantangan -
belajar melalui pertanyaan
terhadap permasalahan
Proses menggeneralisasikan pertanyaan
berdasarkan problem statement yang diberikan
Bertanya
Proses memulai materi (Kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi:
Konseptuali Focus)
berdasarkan pertanyaan atau
sasi
suatu hipotesis Proses menghasilkan hipotesis berdasarkan
Penyusunan
masalah yang diberikan (Kemampuan berpikir
Hipotesis
kritis yang terpenuhi: Focus)
Proses menyusun data yang dikumpulkan
terkait dengan masalah yang diberikan
Eksplorasi
(Kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi:
Situation)
Proses merencanakan
Proses mendesain eksperimen atau eksplorasi
eksplorasi, mengumpulkan Eksperiment
Investigasi untuk menguji hipotesis (Kemampuan berpikir
dan menganalisis data asi
kritis yang terpenuhi: Reason)
berdasarkan desain eksplorasi
Proses membuat makna dari atau yang
Interpretasi dikumpulkan guna mensintesis menjadi suatu
data konsep (Kemampuan berpikir kritis yang
terpenuhi: Clarity)
Proses membuat kesimpulan
dari data, membandingkan
(Kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi:
Konklusi pernyataan yang didapat -
Inference)
berdasarkan hipotesis yang
telah disusun
Proses mempresentasikan pembuktian hipotesis
serta hasil yang didapat dari proses
Proses mempresentasikan dan Komunikasi
pembelajaran (Kemampuan berpikir kritis yang
mengkomunikasikan terpenuhi: Overview)
Diskusi
pembuktian hipotesis serta
Proses mendesktipsikan, mengktitik,
kegiatan refleksi
Refleksi mengevaluasi hasil pembelajran (Kemampuan
berpikir kritis yang terpenuhi: Overview)
Adapun semua sintaks pembelajaran diatas dilaksanakan secara online dengan
menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting.

2.4 Pembelajaran Online PBL


Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang diawali dengan
pemberian permasalahan kontekstual kepada peserta didik, dimana permasalahan
tersebut digunakan untuk memahami konsep materi yang diajarkan. Untuk
menganalisis permasalahan kontekstual yang diberikan sehingga peserta didik
memahami konsep dari materi yang diajarkan, diperlukan kemampuan berpikir kritis,
sehingga pembelajaran dengan PBL akan melatih kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Berdasarkan penelitiaan yang dilakukan oleh Arviana et al., (2018), didapatkan
hasil bahwa dengan menerapkan pembelajaran PBL, peserta didik dapat
meningkatkan kinerjanya yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis seperti
menyusun informasi dari permasalahan awal yang diberikan, mengevaluasi
pernyataan yang diberikan, menyimpulkan dan memvalidasi kesimpulan.
Adapun tahapan pembelajaran yang terjadi pada siklus ini menurut Hmelo &
Silver (2004), yakni sebagai berikut.
1. Problem Scenario, yakni menyajikan permasalahan nyata kepada peserta didik.
Permasalahan nyata tersebut haruslah permasalahan yang dapat dibayangkan
oleh peserta didik. Adapun kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi yakni
focus.
2. Identify facts, yakni peserta didik menganalisis masalah dengan mengidentifikasi
fakta-fakta yang relevan dari permasalahan. Adapun kemampuan berpikir kritis
yang terpenuhi yakni focus.
3. Generate Hypotheses, yakni peserta didik merumuskan hipotesis mengenai solusi
yang mungkin dari suatu permasalahan. Adapun kemampuan berpikir kritis yang
terpenuhi yakni focus dan reason.
4. ID Knowledge Deficiencies, yakni peserta didik mengidentifikasi kekurangan
pengetahuan terhadap masalah yang diberikan. Hal tersebut dilakukan dengan
cara menemukan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
kontekstual yang diberikan, serta membantu peserta didik melakukan
penyelidikan guna menyelesaikan permasalahan kontekstual untuk memahami
konsep pembelajaran. Adapun kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi yakni
reason dan situation.
5. Apply New Knowledge, yakni dari informasi yang peserta didik kumpulkan pada
tahapan sebelumnya akan digunakan peserta didik untuk membuktikan hipotesis
yang telah mereka susun sebelumnya. Kemudian diarahkan oleh guru untuk
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan kinerja yang dilakukan
seperti laporan atau rangkuman singkat, kemudian menyajikannya. Adapun
Kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi yakni inference dan clarity.
6. Abstraction, peserta didik merefleksikan pengetahuan abstrak yang diperoleh.
serta evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan (Ibrahim & Nur,
2000). Adapun kemampuan berpikir kritis yang terpenuhi yakni overview.

Adapun semua sintaks pembelajaran diatas dilaksanakan secara online dengan


menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting.

2.5 Tinjauan Materi Relasi dan Fungsi


Relasi adalah hubungan antar elemen dari dua himpunan, dan cara
menyatakan hubungan antar elemen dari dua himpunan tersebut dengan himpunan
pasangan berurut, koordinat kartesius, dan diagram panah. Fungsi adalah relasi
dimana anggota domain dipasangkan tepat satu dengan anggota kodomain, cara
menyajikannya ada himpunan pasangan berurut, diagram panah, persamaan fungsi,
dan dengan tabel.
Sesuai dengan Kemendikbud, (2018), Kompetensi Dasar untuk materi Relasi
dan Fungsi untuk kelas VIII SMP Sederajat adalah Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3
yakni sebagai berikut.
Tabel 2.4. Kompetensi Dasar Materi Relasi dan Fungsi
Kompetensi Jabaran
Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai
representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan)
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi

Berdasakan kompetensi dasar diatas, peserta didik dituntut untuk mendeskripsikan


suatu relasi yang merupakan suatu fungsi dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
berbagai representasi, seperti dengan himpunan pasangan berurut, diagram panah,
koordinat kartesius, dan lain-lain, serta menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan relasi dan fungsi.Kegiatan pembelajaran tersebut membutuhkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik, dimana peserta didik harus mengidentifikasi
fokus permasalahan yang diberikan, kemudian peserta didik harus mengidentifikasi
dan menilai suatu relasi apakah termasuk suatu fungsi atau bukan, menyatakannya
dengan berbagai representasi, kemudian menilai kualitas dari suatu dugaan atau
kesimpulan, memperkirakan alasan yang dapat diterima, memberi perhatian terhadap
suatu situasi,mengecek kembali untuk meyakinkan apakah solusi yang diberikan
sudah tepat, dan mereview kembali hasil kerja secara keseluruhan.

2.6 Penelitian yang Relevan


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryanti et al., (2018) yang
berjudul “The Application of Inquiry Learning to Train Critical Thinking Skills on
Light Material of Primary School Students”, didapatkan hasil bahwa pembelajaran
inkuiri dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Pembelajaran inkuiri membuat peserta didik akan secara aktif terlibat dalam
pembelajaran baik secara fisik maupun mental (kegiatan langsung) melalui kegiatan
percobaan, mengamati, bertanya, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Makmur et al., (2019) yang
berjudul “Implementation of Guided Inquiry Learning With Scaffolding Strategy to
Increase Critical Thinking Skills Of Biology Students’ Based On Lesson Study”,
didapatkan hasil bahwa pembelajaran inkuiri dapat diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Dengan menggunakan tahapan-tahapan pembelajaran
maka tahapan perencanaan, lakukan, dan melihat bahwa dapat dilaksanakan dengan
benar akan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syaiful et al., (2019) yang
berjudul ”Communication Skills and Mathematical Problem Solving Ability Among
Junior High School Students Through Problem Based Learning”, didapatkan bahwa
peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran PBL meningkat 31.5%
kemampuan pemecahan masalahnya. Peserta didik yang diajarkan dengan
pembelajaran PBL menunjukkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah daripada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arviana et al., (2018) yang
berjudul “Problem Based Learning in Mathematics Education and Its Effect on
Student’s Critical Thinking”, didapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir kritis
peserta didik yang menerima pembelajaran PBL lebih tinggi daripada peserta didik
yang tiak menerima pembelajaran PBL. Seiring proses pembelajaran, peserta didik
tidak hanya memberikan jawaban 'ya atau tidak', tetapi juga 'mengapa dan
bagaimana'menjawab. Mereka didorong untuk dapat mengambil atau memvalidasi
kesimpulan.

2.7 Kerangka Berpikir


Adapun kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki
di era 4.0. Namun, kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah,
disebabkan oleh guru yang masih memberikan soal rutin dan pembelajaran yang
masih menerapkan rumus saja

Menyusun Instrumen
Diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik, terutama ditengah pandemi Covid-19, dan dalam materi yang menuntut
peserta didik menggunakan kemampuan berpikir kritis nya seperti materi Relasi

Judgmen ahli, perbaikan, uji coba, analisis

Berpikir Kritis
Posttest Kemampuan
Untuk mengatasi hal tersebut, bisa menerpkan pembelajaran online Inquiry dan
PBL dengan Zoom Cloud Meeting pada peserta didik kelas XI SMA materi Relasi

Pembelajaran
Menyusun Kelengkapan
dan Fungsi

Penelitian ini untuk melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta
Pembelajaran Langsung

didik pada pembelajaran online Inquiry dan PBL dengan aplikas Zoom Cloud Meeting
dengan memperhatikan kemampuan awal peserta didik, serta melihat interaksi antara
pembelajaran online Inquiry dan PBL dan kemampuan awal peserta didik terhadap
kemampuan berpikir kritis peserta didik

Studi Literatur
1: Inquiry
2 : PBL

Pretest→ Kemampuan
Kelas Kontrol peserta didik tinggi, Kelas Eksperimen 1 dan 2
sedang dan rendah

Analisis data

Pembahasan dan kesimpulan

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir


2.8 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik berkemampuan
awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan pembelajaran Inquiry.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik berkemampuan
awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan dengan pembelajaran PBL.
3. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik berkemampuan
awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan PBL.
4. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik berkemampuan
awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan PBL.
5. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik berkemampuan
awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry dan PBL.
6. Terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry dan dengan
kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental. Penelitian quasi-
experimental adalah desain penelitian dimana individu tidak ditempatkan dalam
kelompok sepenuhnya secara acak (Creswell, 2012). Desain yang digunakan pada
penelitian ini adalah nonequivalent control group design,yakni membagi kelompok
penelitian menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal tiap kelompok yang akan diberi perlakuan.
Adapun desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan keterkaitan
antarvariabel dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.1. Desain Penelitian


Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen 1
O1 X1 O2
Inquiry
Eksperimen 2
O1 X2 O2
PBL
Kontrol
Pembelajaran O1 - O2
Langsung

Keterangan:
O1 = Tes awal (Pretest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
O2 = Tes akhir (Posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1 = Perlakuan pembelajaran online Inquiry
X2 = Perlakuan pembelajaran online PBL

Tabel 3.2. Keterkaitan Antarvariabel


Pembelajaran
Pembelajaran
Inquiry PBL
Langsung
Kemampuan (A1) (A2)
(A3)
Awal
Tinggi A1T A2T A3T
Sedang A1S A2S A3S
Rendah A1R A2R A3R

18
19

Keterangan:
A1 : Pembelajaran Inquiry
A2 : Pembelajaran PBL
A3 : Pembelajaran Langsung
T : Kemampuan awal peserta didik dengan kategori tinggi
S : Kemampuan awal peserta didik dengan kategori sedang
R : Kemampuan awal peserta didik dengan kategori rendah

3.2 Variabel Penelitian


Adapun variabel dalam penelitian ini yakni ada variabel bebas variabel terikat
dan variabel moderator.
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono,
2015). Adapun variabel bebas pada penelitian ini yakni pembelajaran online
Inquiry dan pembelajaran online PBL.
2. Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas
(Sugiyono, 2015). Adapun variabel terikat pada penelitian ini yakni kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi, yakni memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono,
2015). Adapun variabel moderator pada penelitian ini yakni kemampuan awal
peserta didik sebelum dilakukan perlakuan, dalam hal ini pembelajaran online
Inquiry dan pembelajaran online PBL.

3.3 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan kemudian
tahap analisis. Adapun prosedur dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Beberapa tahapan yang dilakuan yakni sebagai berikut.
a. Menyusun silabus (Lampiran 1), RPP untuk pembelajaran Inquiry (Lampiran
2), RPP untuk pembelajaran PBL (Lampiran 3), dan RPP untuk
pembelajaran langsung (Lampiran 4), LKPD untuk pembelajaran Inquiry
dan PBL (Lampiran 13), lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Inquiry (Lampiran 5), lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran PBL
(Lampiran 6), Lembar observasi siswa pada pembelajaran Inquiry (Lampiran
7), Lembar observasi siswa pada pembelajaran PBL (Lampiran 8), soal pre
test (Lampiran 10) serta soal posttest kemampuan berpikir kritis (Lampiran
11).
b. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian
c. Menyerahkan surat izin kepada Kepala Sekolah SMP
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang sebelumnya telah divalidasi oleh
validator, seperti soal pretest dan soal posttest kemampuan berpikir kritis,
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Inquiry dan PBL, serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan cara
simple random sampling
f. Soal pretest dan soal posttest diujicobakan terlebih dahulu diluar kelas yang
digunakan untuk penelitian untuk melihat kualitas soal yang akan diujikan.
g. Menganalisis kualitas soal pretest dan posttest setelah diujicobakan diluar
kelas penelitian

2. Tahap Pelaksanaan
a. Dilakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontol
b. Dilakukan pembelajaran online Inquiry pada kelas eksperimen I,
pembelajaran PBL pada kelas eksperimen II, dan pembelajaran langsung
pada kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran diamati dengan lembar
observasi untuk mengetahui keterlaksanaannya.

3. Tahap Penyelesaian
a. Dilakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Analisis data
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua bagian yang terdiri dari objek maupun subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Adapun populasi
dalam penelitian ini yakni peserta didik kelas XI IPA MAN 2 Kota Jambi yang terdiri
dari 5 kelas.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Untuk mendapatkan sampel yang representative,
maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap populasi.
Ada beberapa langkah untuk mendapatkan sampel yang representative, yakni:
1. Mengambil data nilai ulangan matematika kelas XI IPA MAN 2 Kota Jambi
2. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi nilai masing-masing kelas yang
menjadi populasi penelitian
3. Melakukan uji normalitas populasi dengan program SPSS. Pengujian normalitas
data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan bantuan
software komputer SPSS versi 21.0 Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig.
(Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal,
sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabililtas > 0.05 maka
distribusi adalah normal. Adapun langkah-langkah uji normalitas dengan
program SPSS 16.0 for windows sebagai berikut:
a. Aktifkan program SPSS dan buat data pada variable view.
b. Mengisi variabel dan nilai data ke worksheet SPSS;
c. Melakukan analisis data dengan memilih menu Analyze – pilih
Nonparametric Tests – pilih 1-Sample K-S.
d. Setelah 1-Sample K-S di klik, selanjutnya muncul jendela One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Masukkan variabel ke Test Variable List.
e. Pada Test Distribution klik Normal. Kemudian klik OK untuk menampilkan
Output Analyze.
4. Melakukan uji homogenitas variansi kelas sampel dalam populasi dengan
program SPSS. Uji homogenitas dilakukan dengan ketentuan jika nilai signifikasi
hitung lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 (5%) maka memiliki perbedaan
varian atau homogeny. Adapun langkah-langkah melakukan uji homogenitas
dengan SPSS yakni sebagai berikut.
a. Mengisi variabel dan nilai data ke worksheet SPSS
b. aMelakukan analisis data dengan memilih menu Analyze- Compare Mean –
One way Anova
c. Masukkan variabel nilai ke kotak dependent list, dan kelas ke kotak faktor
d. Klik option, pilih homogeneity of variance test. Kemudian klik oke untuk
menampilkan output analyze.

Setelah diketahui bahwa populasi berdistribusi normal, maka selanjutnya


pengambilan sampel dilakukan terhadap populasi. Teknik sampling yang digunakan
pada penelitian ini ialah simple random sampling. Setelah didapatkan sampel
penelitian, maka dalam penelitian ini di kelas eksperimen I diterapkan pembelajaran
Inquiry, kelas eksperimen II diterapkan pembelajaran PBL, kelas kontrol diterapkan
pembelajaran langsung.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data pada
penelitian (Sugiyono, 2015). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrumen pretest serta posttest kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah,
dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran online Inquiry dan keterlaksanaan
pembelajaran PBL. Tes disusun dengan mengaitkan dengan indikator kemampuan
berpikir kritis. Adapun tes yang digunakan harus memenuhi kritera tes yang baik,
yakni memenuhi aspek kevalidan dan reliabilitas (Arikunto, 2013), serta tingkat
kesukaran dan daya beda juga harus diperhatikan.

3.5.1. Instrumen Penelitian Lembar Observasi


Lembar observasi ini berisi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan pengamatan secara langsung oleh observer. Lembar observasi
ini bertujuan untuk melihat ketepatan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa
dengan sintaks pembelajaran Inquiry dan PBL. Observer yang akan memberi tanda
checklist skor untuk aktivitas yang diukur pada setiap pertemuan.
Untuk memperoleh lembar observasi dengan indikator aktivitas yang baik
sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas terhadap
indikator aktivitas guru dan siswa. Sebelum menguji validitas, maka peneliti
melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbing agar indikator yang
terdapat di dalam lembar observasi dapat mengukur cakupan substansi yang ingin
diukur. Validitas mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-
item itu menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur agar didapat
hasil penelitian yang baik dan akurat. Adapun kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat
pada lampiran 5 - 8.
Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik selama penelitian, maka digunakan pedoman
observasi kegiatan mengajar guru. Data hasil pengamatan observer terhadap kegiatan
mengajar selama pembelajaran diolah dengan menggunakan rumus :

A = ΣX × 100%
Σ𝑛

Keterangan:
AG : Persentase aktivitas
ΣX : Total skor butir lembar observasi yang didapat
Σ𝑛 : Total skor maksimal
.
3.5.2. Instrumen Penelitian Tes
Instrumen tes kemampan berpikir kritis terdiri atas 2, yakni pretest dan
posttest. Soal pretest digunakan untuk melihat kemampuan awal peserta didik
sebelum dilakukan perlakuan. Soal posttest digunakan untuk melihat kemampuan
berpikir kritis peserta didik setelah dilakukan perlakuan. Soal tes yang diberikan
berbentuk soal uraian (essay). Melalui tes berbentuk essay dapat diketahui langkah-
langkah pengerjaan peserta didik sehingga diketahui tingkat kemampuan berpikir
kritis nya. Adapun kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
Lampiran 13.
Agar tes yang digunakan berkualitas, soal tes tersebut diuji cobakan terlebih
dahulu kemudian dilakukan analisis item. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
validitas, realibilitas soal tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

3.5.2.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2013). Adapun langkah-langkah dalam
mengolah data untuk menentukan validitas soal yakni dengan menggunakan metode
corrected item total correlation. Arikunto (2013) mengatakan bahwa ada tidaknya
korelasi ditandai dengan besarnya angka yang terdapat dibelakang koma. Jika angka
tersebut terlalu kecil sampai empat angka dibelakang oma, maka dapat dianggap
bahwa tak ada korelasi diantara variabel.

3.5.2.2. Reliabilitas Soal Tes


Reliabilitas merupakan konsisten atau kestabilan skor suatu instrumen
penelitian terhadap indvidu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda.
Menurut Arikunto (2013), untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk
essay digunakan rumus Alpha sebagai berikut.

𝑟11 𝑛 ∑
=( 𝜎 2
𝑛 − ) (1 − 𝑖 )
1 �𝑡2

Keterangan: r11 = reliabilitas soal


∑ 𝜎𝑖 2= jumlah varians skor tiap item
𝜎𝑡2 = varians total
𝑛= banyak butir soal
Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus korelasi Sperman Brown pada program
SPSS.
Sebagai tolak ukur untuk menafsirkan koofisien reliabilitas yang diperoleh
digunakan interprestasi koofisien sebagai berikut:
r < 0,20 sangat rendah (SR)
0,20  r < 0,40 rendah (RD)
0,40  r < 0,60 sedang (SD)
0,60  r < 0,80 tinggi (TG)
0,80  r  1,00 sangat tinggi (ST)

Reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas tes tinggi dan
sangat tinggi.

3.5.2.3. Tingkat Kesukaran


Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang, atau
mudah. Tingkat kesukarang dihitung melalui indek kesukaran (difficulty index) yaitu
angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab benar soal tersebut.
Semakin tinggi angka indeks kesukaran semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya
semakin kecil angka indeks kesukaran semakin sukar soal tersebut. Indeks kesukaran
disingkat P.
Indeks kesukaran menurut Arikunto, (2013) dapat dihitung menggunakan
rumus:
𝑋̅
𝑃=
𝑋 𝑚𝑎𝑘𝑠

Keterangan:
P = Indeks kesukaran butir soal
𝑋̅ = skor rata-rata peserta didik untuk satu butir soal
X maks = skor maksimum pada satu butir soal
Menurut Arikunto, (2013) kriteria indeks kesukaran soal yang digunakan
yakni sebagai berikut.
P = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < P < 0,30 Sukar
0,30 ≤ P < 0,70 Sedang
0,70 ≤ P < 1,00 Mudah
P = 1,00 Sangat Mudah

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai
indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar.

3.5.2.4. Daya Pembeda


Menurut Arikunto (2013), daya beda butir soal yaitu butir soal dapat
membedakan kemampuan individu peserta didik. Karena butir soal yang didukung
oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang
memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah.
Daya pembeda untuk soal essay, yang dalam penelitian ini menggunakan
rumus:
̅
�� − 𝑋̅𝐵
𝐷 ��
= 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠
Keterangan:
D = Daya pembeda butir soal tertentu
𝑋̅A = skor rata-rata peserta didik kelompok atas setiap butir soal
𝑋̅B = skor rata-rata peserta didik kelompok bawah setiap butir
soal Xmaks = skor maksimum pada satu butir soal

Menurut Arikunto (2013), kriteria daya pembeda yakni sebagai berikut.


D ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < D < 0,20 Jelek
0,20 ≤ D < 0,40 Cukup
0,40 ≤ D < 0,70 Baik
0,70 ≤ D ≤ 1,00 Sangat Baik
Nilai D (negatif) berarti semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya tidak digunakan. Soal yang dipakai dalam penelitian ini
adalah soal dengan kriteria D sangat baik, baik dan cukup.

3.6 Teknik Analisis Data


Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data terkoreksi pretest dan
posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik kelompok kelas kontrol, eksperimen
I dan kelas eksperimen II. Data Pretest digunakan untuk mengelompokkan peserta
didik dengan kategori kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Setelah didapat
data hasil pretest, data nilai pretest masing-masing kelas diurutkan dan diambil 27%
peserta didik dengan nilai tertinggi dikelompokkan kedalam kategori kemampuan
awal tinggi, 27% peserta didik dengan nilai terendah dikelompokkan kedalam
kategori kemampuan awal rendah, dan sisanya dikelompokkan kedalah kategori
kemampuan awal sedang. Sedangkan data posttest digunakan untuk menguji
hipotesis. Untuk menguji hipotesis menggunakan One Way Anova (Anava satu jalur),
dilakukan uji asumsi yakni uji normalitas, dan homogenitas.
Setelah data didapat, data diuji kenormalannya. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak, maksudnya adalah
jika data memusat pada nilai rata-rata dan median sehingga kurvanya menyerupai
lonceng yang simetris. Adapun untuk menguji kenormalan data, digunakan program
SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mengisi variabel dan nilai data ke worksheet SPSS;
2. Melakukan analisis data dengan memilih menu Analyze – pilih
Nonparametric Tests – pilih 1-Sample K-S.
3. Setelah 1-Sample K-S di klik, selanjutnya muncul jendela One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Masukkan variabel ke Test Variable List.
4. Pada Test Distribution klik Normal. Kemudian klik OK untuk menampilkan
Output Analyze.
Setelah diuji kenormalannya, data diuji homogenitasnya. Homogenitas data
mempunyai makna, bahwa data memiliki variansi atau keragaman nilai yang sama
secara statistik. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data
dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitasnya,
digunakan program SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mengisi variabel dan nilai data ke worksheet SPSS
2. Melakukan analisis data dengan memilih menu Analyze- Compare Mean –
One way Anova
3. Masukkan variabel nilai ke kotak dependent list, dan kelas ke kotak faktor
4. Klik option, pilih homogeneity of variance test. Kemudian klik oke untuk
menampilkan output analyze.

Setelah dipenuhi asumsi untuk uji hipotesis, dilakukan uji hipotesis.


dilakukan uji anava satu jalur, untuk menentukan apakah rata-rata kelompok
penelitian berbeda (Trihendradi, 2011). Langkah-langkah uji hipotesis yang pertama
yakni sebagai berikut.
1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan
dengan pembelajaran Inquiry
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan
dengan pembelajaran Inquiry

Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 paling sedikit ada dua rata-rata yang tidak sama
Keterangan:
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- Compare Means – One Way Anava
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent list,
masukkan variabel kemampuan awal peserta didik ke bagian factor,
kemudian klik continue
5. Untuk melihat kelompok mana yang terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut
Scheffe dengan cara klik Posthoc – Scheffe, dan klik continue
6. Membuat kesimpulan

Langkah-langkah uji hipotesis yang kedua yakni sebagai berikut.


1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan
dengan pembelajaran PBL
H1 :Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah setelah diajarkan
dengan pembelajaran PBL

Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 paling sedikit ada dua rata-rata yang tidak sama
Keterangan:
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- Compare Means – One Way Anava
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent list,
masukkan variabel kemampuan awal peserta didik ke bagian factor, kemudian
klik continur
5. Untuk melihat kelompok mana yang terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut
Scheffe dengan cara klik Posthoc – Scheffe, dan klik continue
6. Membuat kesimpulan

Langkah-langkah uji hipotesis yang ketiga yakni sebagai berikut.


1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL, dan pembelajaran langsung
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL, dan pembelajaran langsung

Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 paling sedikit ada dua rata-rata yang tidak sama

Keterangan:
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran
Pembelajaran Langsung
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- Compare Means – One Way Anava
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent list,
masukkan variabel kemampuan awal peserta didik ke bagian factor, kemudian
klik continue
5. Untuk melihat kelompok mana yang terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut
Scheffe dengan cara klik Posthoc – Scheffe, dan klik continue
6. Membuat kesimpulan

Langkah-langkah uji hipotesis yang keempat yakni sebagai berikut.


1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL, dan pembelajaran langsung
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL dan pembelajaran langsung

Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 paling sedikit ada dua rata-rata yang tidak sama
Keterangan:
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal sedang yang diajarkan dengan pembelajaran
Pembelajaran Langsung
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- Compare Means – One Way Anava
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent list,
masukkan variabel kemampuan awal peserta didik ke bagian factor, kemudian
klik continue
5. Untuk melihat kelompok mana yang terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut
Scheffe dengan cara klik Posthoc – Scheffe, dan klik continue
6. Membuat kesimpulan

Langkah-langkah uji hipotesis yang kelima yakni sebagai berikut.


1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL dan pembelajaran langsung
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik
berkemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry, PBL dan pembelajaran langsung

Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 paling sedikit ada dua rata-rata yang tidak sama
Keterangan:
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran
Inquiry
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran PBL
µ1 :Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran
Pembelajaran Langsung
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- Compare Means – One Way Anava
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent list,
masukkan variabel kemampuan awal peserta didik ke bagian factor, kemudian
klik continue
5. Untuk melihat kelompok mana yang terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut
Scheffe dengan cara klik Posthoc – Scheffe, dan klik continue
6. Membuat kesimpulan

Langkah-langkah uji hipotesis yang keenam yakni sebagai berikut.


1. Buatlah H0 dan H1 dalam kalimat.
H0 :Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry, PBL,
dan pembelajaran langsung dengan kemampuan awal peserta didik
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik
H1 : Terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran Inquiry, PBL, dan
pembelajaran langsung dengan kemampuan awal peserta didik
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik
2. Memasukkan data ke program SPSS
3. Analisis data dengan mengklik Analyze- General Linear Model – Univariate…
4. Setelah muncul kotak dialog, masukkan nilai posttest ke bagian dependent
variabel, masukkan variabel kemampuan awal peserta didik dan pembelajaran ke
bagian fixed factor, kemudian klik continue
5. Setelah klik options, maka akan muncul kotak dialog. masukkan variabel
kemampuan awal peserta didik, pembelajaran, dan kemampuan awal peserta
didik*pembelajaran ke bagian Display Means for, kemudian klik continue
6. Membuat kesimpulan. Jika sig. interaksi penerapan pembelajaran Inquiry, PBL
dan pembelajaran langsung dengan kemampuan awal peserta didik > 0,05 maka
terima H0, dan jika sig. interaksi penerapan pembelajaran Inquiry, PBL dan
pembelajaran langsung dengan kemampuan awal peserta didik < 0,05 maka tolak
H0 atau terima H1
DAFTAR RUJUKAN

Andrini, V. (2016). The Effectiveness of Inquiry Learning Method to Enhance


Students ’ Learning Outcome : A Theoritical and Empirical Review. Journal
of Education and Practice, 7(3), 38–42. Retrieved from
https://www.semanticscholar.org/paper/The-Effectiveness-of-Inquiry-Learning-
Method-to-A-Andrini/4684fdf5cf3317542b618fa20e37e39f566fb2dd
Argina, A. et.al. (2017). Indonesia PISA Result : What Factors and What Should be
Fixed? ELIC, 69–79. Retrieved from http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ELIC
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arviana, R. et. al. (2018). Problem Based Learning in Mathematics Education and Its
Effect on Student ’ s Critical Thinking. American Scientific Publishers, 24.
https://doi.org/10.1166/asl.2018.11962
Bassham, et.al. (2011). Critical Thinking: A Student’s Introduction. Retrieved from
https://www.semanticscholar.org/paper/Critical-Thinking%3A-A-Student%27s-
Introduction-Bassham-Etc./f53bcaafea1137f690b51d23d078263dadc15007

Bjønness, B. & Kolstø, S. (2015). Scaffolding Open Inquiry: How a Teacher Provides
Students with Structure and Space. Nordic Studies in Science Education, 11(3),
223–237. https://doi.org/10.5617/nordina.878
Creswell. (2012). Educational Research. Boston: Pearson Education Inc.
Edelson, D. et. al. (1999). Addressing the Challenges of Inquiry-Based Learning
Through Technology and Curriculum Design. Journal of the Learning Sciences,
8(3–4), 391–450. https://doi.org/10.1207/s15327809jls0803&4_3
Ennis, R. (1991). Critical Thinking: A Streamlined Conception. Teaching Philosophy,
14(1). Retrieved from https://education.illinois.edu/docs/default-source/faculty-
documents/robert-ennis/ennisstreamlinedconception_002.pdf
Facione, P. (2011). Critical Thinking : What It Is and Why It Counts. Insight
Assessment, 1–28. Retrieved from https://www.insightassessment.com/CT-
Resources/Teaching-For-and-About-Critical-Thinking/Critical-Thinking-What-
It-Is-and-Why-It-Counts/Critical-Thinking-What-It-Is-and-Why-It-Counts-PDF
Fuad, N. et. al. (2017). Improving Junior High Schools’ Critical Thinking Skills
Based on Test Three Different Models of Learning. International Journal of
Instruction, 10(1), 101–116. https://doi.org/10.12973/iji.2017.1017a
Giannakos, M. et. al. (2014). Video-Based Learning and Open Online Courses.
International Journal of Emerging Technologies in Learning, 9(1), 4–7.

35
36

https://doi.org/10.3991/ijet.v9i1.3354

Gumilar, et.al. (2017). Developing Chemistry Teacher ’ s Ability to Design Inquiry-


based Lab through Scaffolding type of Teacher Training Program. Journal of
Physics: Conference Series, 812. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/755/1/011001
Hartsell, T. & Yuen, S. (2006). Video Streaming in Online Learning. AACE Journal,
14(1), 31–43. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/228667691_Video_streaming_in_onlin
e_learning
Hmelo, C. & Silver. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students
Learn? Educational Psychology, 51(1), 31–39. https://doi.org/10.1023/B
Isti, et.al. (2017). Analysis Critical Thinking Stage of Eighth Grade in PBL-
Scaffolding Setting To Solve Mathematical Problems. Unnes Journal of
Mathematic Education, 6(1), 52–62. https://doi.org/10.15294/ujme.v6i1.12593

Jacob, S. (2012). Mathematical Achievement and Critical Thinking Skills in


Asynchronous Discussion Forums. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
31, 800–804. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.12.144
Kemendikbud. (2018). Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Jakarta: Kemendikbud
Makmur, W. et.al. (2019). Implementation of Guided Inquiry Learning with
Scaffolding Strategy to Increase Critical Thinking Skills of Biology Students’
Based on Lesson Study. Journal of Physics: Conference Series, 1227(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1227/1/012003

Pedaste, M. et.al. (2015). Phases of Inquiry-Based Learning: Definitions and the


Inquiry Cycle. Educational Research Review, 14(March), 47–61.
https://doi.org/10.1016/j.edurev.2015.02.003
Puspitaningsih, F. et.al. (2018). Pengaruh PBL dengan Scaffolding Prosedural
terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Ditinjau dari Kemampuan Tinggi
dan Rendah Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan,
3(7), 898–902. Retrieved from
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11333
Rohaeti, E. (2010). Critical and Creative Mathematical Thinking of Junior High
School Students. Educationist, IV(2), 99–106. Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._IV_No._2-
Juli_2010/05_Euis_Eti_Rohaeti.pdf
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Schunk, D. (2012). Teori-Teori Pembelajaran: Perspektif Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seventika, S. et.al. (2018). Critical thinking analysis based on Facione (2015) -
Angelo (1995) logical mathematics material of vocational high school (VHS).
Journal of Physics: Conference Series, 983(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/983/1/012067
Skemp. (1987). The Psychology of Learning Mathematics. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associate.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryanti, et.al. (2018). The Application of Inquiry Learning to Train Critical
Thinking Skills on Light Material of Primary School Students. Journal of
Physics: Conference Series, 1108(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1108/1/012128

Topolovčan, T., & Matijević, M. (2017). Critical Thinking as a Dimension of


Constructivist Learning : Some of the Characteristics of Students of Lower
Secondary Education in Croatia. Center for Educational Policy Studies Journal,
7(3), 47–66. Retrieved from https://eric.ed.gov/?id=EJ1156913
Trihendradi (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan
SPSS 19. Yogyakarta: Andi Offset
Va, R. (2009). NCTM Releases Guiding Principles for Math Curriculum. Retrieved
from https://www.nctm.org/News-and-Calendar/News/NCTM-News-
Releases/NCTM-Releases-Guiding-Principles-for-Math-Curriculum/

Vintere, A. (2018). A Constructivist Approach to the Teaching of Mathematics to


Boost Competences Needed for Sustainable Development. Rural Sustainability
Research, 39(334), 1–7. https://doi.org/10.2478/plua-2018-0001
Zoom Video Communications Inc. (2016). Security guide: Zoom Video
Communications Inc. Retrieved from Zoom Video Communications Inc.
website: https://zoom.us/docs/doc/Zoom-Security-White-Paper.pdf
LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Materi Relasi dan Fungsi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Satuan Pendidikan : SMP

Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya
diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Materi Pokok/ Kegiatan Alokasi Sumber


Indikator Penilaian
Belajar
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu

3.3 Mendeskrip- Inquiry a. Mendefinisikan - Buku


sikan dan Relasi dan relasi yang Paket
manyatakan Fungsi a. Menjelaskan masalah apa yang akan berkaitan dengan 3 kali
Posttest
relasi dan fungsi dibahas, tujuan pembelajaran, memberi permasalahan pertemu
dengan apersepsi serta relevansi topik dengan sehari-hari an - Buku
menggunakan kehidupa peserta didik b. Menyajikan suatu mempela /sumber

38
39

Kompetensi Materi Pokok/ Kegiatan Alokasi Sumber


Indikator Penilaian
Belajar
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu

berbagai b. Mengajukan pertanyaan prompting relasi dengan jari referensi


representasi kepada peserta didik mengenai materi berbagai materi, 1 lain
(kata-kata, tabel, c. Membiarkan peserta didik untuk representasi kali
grafik, diagram, membuat hipotesis sesuai dengan c. Menganalisis suatu pertemu
dan persamaan) pertanyaan yang guru berikan. Jika fungsi dari suatu an untuk
menggunakan peserta didik kesulitan membuat relasi ulangan
masalah hipotesis, guru bisa mengajukan d. Menyajikan suatu harian
kontekstual pertanyaan probing yang mengarah pada fungsi yang
pembentukan hipotesis berkaitan dengan
4.3 Menyelesaikan d. Meminta peserta didik mengumpulkan permasalahan
masalah yang data dari contoh pada LKPD dan contoh sehari-hari dengan
berkaitan lain dari buku paket untuk membuktikan berbagai
dengan relasi hipotesis dibantu oleh guru representasi
dan fungsi e. Meminta peserta didik membuktikan
dengan hipotesis menggunakan data yang telah
menggunakan dikumpulkan
berbagai f. Meminta peserta didik menuliskan hasil
representasi pembuktian hipotesis pada secarik kertas
g. Meminta peserta didik membuat
kesimpulan awal mengenai materi yang
diajarkan
h. Meminta salah satu peserta didik
mempresentasikan kesimpulan yang
didapat serta meminta peserta didik lain
berdiskusi memberi tanggapan
i. Mengonfirmasi pemahaman peserta didik
mengenai hasil diskusi
Kompetensi Materi Pokok/ Kegiatan Alokasi Sumber
Indikator Penilaian
Belajar
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu

Problem Based Learning (PBL)

a. Meminta peserta didik menyelesaikan


masalah pada LKPD
b. Meminta peserta didik menjelaskan
analisis mereka mengenai masalah pada
LKPD yang diberikan dengan
mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan
dari permasalahan
c. Membiarkan peserta didik untuk
membuat hipotesis mengenai langkah
penyelesaian yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah pada LKPD.
Jika peserta didik kesulitan membuat
hipotesis, guru bisa mengajukan
pertanyaan probing yang mengarah pada
pembentukan hipotesis
d. Meminta peserta didik menemukan
informasi dari berbagai sumber untuk
melakukan penyelidikan guna
menyelesaikan masalah pada LKPD
e. Meminta peserta didik mengerjakan
masalah pada LKPD menggunakan
informasi yang telah didapat untuk
menyelesaikan permasalahan. Jika
peserta didik kesulitan, peserta didik
diberi contoh oleh guru mengenai
kesulitan peserta didik,
f. Meminta peserta didik menyimpulkan
dengan bahasa mereka sendiri konsep
matematika yang telah didapat dari
pengerjaan masalah pada LKPD
41

Lampiran 2. RPP Inquiry


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN INQUIRY

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan I

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat mendefinisikan suatu relasi dari
suatu permasalahan dan menyajikannya dengan berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
Menjelaskan masalah apa yang akan dibahas, tujuan
pembelajaran, memberi apersepsi serta relevansi Orientasi
topik dengan kehidupa peserta didik
Kegiatan
Mengajukan pertanyaan prompting kepada peserta 10 menit
Awal
didik mengenai mendefinisikan suatu relasi dari Konseptualisasi:
suatu permasalahan dan menyajikannya dengan Bertanya
berbagai representasi
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis
sesuai dengan pertanyaan yang guru berikan. Jika Konseptualisasi:
peserta didik kesulitan membuat hipotesis, guru bisa Penyusunan
mengajukan pertanyaan probing yang mengarah Hipotesis
pada pembentukan hipotesis
Meminta peserta didik mengumpulkan data dari
Investigasi:
contoh pada LKPD dan contoh lain dari buku paket
Eksplorasi
Kegiatan untuk membuktikan hipotesis dibantu oleh guru
40 menit
Inti Meminta peserta didik membuktikan hipotesis Investigasi:
menggunakan data yang telah dikumpulkan Eksperimentasi

Meminta peserta didik menuliskan hasil pembuktian Investigasi:


hipotesis pada secarik kertas Interpretasi Data
Meminta peserta didik membuat kesimpulan awal
mengenai definisi suatu relasi dari suatu Konklusi
permasalahan dan menyajikannya dengan berbagai
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
representasi
Meminta salah satu peserta didik mempresentasikan
Diskusi:
kesimpulan yang didapat serta meminta peserta
Komunikasi
didik lain berdiskusi memberi tanggapan
Mengonfirmasi pemahaman peserta didik mengenai
hasil diskusi
Meminta peserta didik secaara mandiri Diskusi:
menggunakan konsep yang telah didapat untuk Refleksi
menyelesaikan permasalahan 1 pada LKPD dengan
jujur dan bertanggung jawab dibantu oleh guru
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pekerjaan soal latihan dan memberi konfirmasi Diskusi:
mengenai jawaban yang tepat dari soal latihan yang Komunikasi
diberikan
Meminta siswa membaca materi selanjutnya yakni
Kegiatan
mengenai Menganalisis suatu fungsi dari suatu - 10 menit
Penutup
relasi

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 1)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 1)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN INQUIRY

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan II

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menganalisis suatu fungsi dari
suatu relasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
Menjelaskan masalah apa yang akan dibahas, tujuan
pembelajaran, memberi apersepsi serta relevansi Orientasi
Kegiatan topik dengan kehidupa peserta didik
10 menit
Awal Mengajukan pertanyaan prompting kepada peserta
Konseptualisasi:
didik mengenai menganalisis suatu fungsi dari suatu
Bertanya
relasi
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis
sesuai dengan pertanyaan yang guru berikan. Jika Konseptualisasi:
peserta didik kesulitan membuat hipotesis, guru bisa Penyusunan
mengajukan pertanyaan probing yang mengarah Hipotesis
pada pembentukan hipotesis
Meminta peserta didik mengumpulkan data dari
Investigasi:
contoh pada LKPD dan contoh lain dari buku paket
Eksplorasi
untuk membuktikan hipotesis dibantu oleh guru
Meminta peserta didik membuktikan hipotesis Investigasi:
Kegiatan
menggunakan data yang telah dikumpulkan Eksperimentasi 40 menit
Inti
Meminta peserta didik menuliskan hasil pembuktian Investigasi:
hipotesis pada secarik kertas Interpretasi Data
Meminta peserta didik membuat kesimpulan awal
mengenai menganalisis suatu fungsi dari suatu Konklusi
relasi
Meminta salah satu peserta didik mempresentasikan
Diskusi:
kesimpulan yang didapat serta meminta peserta
Komunikasi
didik lain berdiskusi memberi tanggapan
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
Mengonfirmasi pemahaman peserta didik mengenai
hasil diskusi
Meminta peserta didik secaara mandiri Diskusi:
menggunakan konsep yang telah didapat untuk Refleksi
menyelesaikan permasalahan 2 pada LKPD dengan
jujur dan bertanggung jawab dibantu oleh guru
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pekerjaan soal latihan dan memberi konfirmasi Diskusi:
mengenai jawaban yang tepat dari soal latihan yang Komunikasi
diberikan
Meminta siswa membaca materi selanjutnya yakni
Kegiatan
mengenai menyajikan suatu fungsi dengan berbagai - 10 menit
Penutup
representasi

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 2)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN INQUIRY

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan III

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menyajikan suatu fungsi dengan
berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
Menjelaskan masalah apa yang akan dibahas, tujuan
pembelajaran, memberi apersepsi serta relevansi Orientasi
Kegiatan topik dengan kehidupa peserta didik
10 menit
Awal Mengajukan pertanyaan prompting kepada peserta
Konseptualisasi:
didik mengenai menyajikan suatu fungsi dengan
Bertanya
berbagai representasi
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis
sesuai dengan pertanyaan yang guru berikan. Jika Konseptualisasi:
peserta didik kesulitan membuat hipotesis, guru bisa Penyusunan
mengajukan pertanyaan probing yang mengarah Hipotesis
pada pembentukan hipotesis
Meminta peserta didik mengumpulkan data dari
Investigasi:
contoh pada LKPD dan contoh lain dari buku paket
Eksplorasi
untuk membuktikan hipotesis dibantu oleh guru
Meminta peserta didik membuktikan hipotesis Investigasi:
Kegiatan menggunakan data yang telah dikumpulkan Eksperimentasi
40 menit
Inti
Meminta peserta didik menuliskan hasil pembuktian Investigasi:
hipotesis pada secarik kertas Interpretasi Data
Meminta peserta didik membuat kesimpulan awal
mengenai menyajikan suatu fungsi dengan berbagai Konklusi
representasi
Meminta salah satu peserta didik mempresentasikan
Diskusi:
kesimpulan yang didapat serta meminta peserta
Komunikasi
didik lain berdiskusi memberi tanggapan
Mengonfirmasi pemahaman peserta didik mengenai Diskusi:
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap Inquiry
Waktu
hasil diskusi Refleksi
Meminta peserta didik secaara mandiri
menggunakan konsep yang telah didapat untuk
menyelesaikan permasalahan 3 pada LKPD dengan
jujur dan bertanggung jawab dibantu oleh guru
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pekerjaan soal latihan dan memberi konfirmasi Diskusi:
mengenai jawaban yang tepat dari soal latihan yang Komunikasi
diberikan
Kegiatan Meminta siswa mempersiapkan diri untuk ulangan
- 10 menit
Penutup harian

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 3)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 3)
Lampiran 3. RPP PBL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan I

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat mendefinisikan suatu relasi dari
suatu permasalahan dan menyajikannya dengan berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Tahap PBL Alokasi Waktu
Meminta peserta didik menyelesaikan masalah 1 pada
Problem Scenario
LKPD
Meminta peserta didik menjelaskan analisis mereka
mengenai masalah 1 pada LKPD yang diberikan dengan
Identify Facts
mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan dari
permasalahan
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis
mengenai langkah penyelesaian yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan masalah 1 pada LKPD. Jika peserta Generate 20 menit
didik kesulitan membuat hipotesis, guru bisa mengajukan Hypothese
pertanyaan probing yang mengarah pada pembentukan s
hipotesis
Meminta peserta didik menemukan informasi dari
berbagai sumber untuk melakukan penyelidikan guna
ID Knowledge
menyelesaikan masalah 1 pada LKPD untuk
Deficiencies
mendefinisikan suatu relasi dari suatu permasalahan dan
menyajikannya dengan berbagai representasi
Meminta peserta didik mengerjakan masalah 1 pada
LKPD menggunakan informasi yang telah didapat untuk
menyelesaikan permasalahan. Jika peserta didik
Apply
kesulitan, peserta didik diberi contoh oleh guru mengenai 30 menit
kesulitan peserta didik, misalnya peserta didik kesulitan
new knowledge
dalam merepresentasikan suatu relasi dalam koordinat
kartesius, guru mencontohkan dengan contoh lain
Meminta peserta didik menyimpulkan dengan bahasa Abstraction 10 menit
mereka sendiri konsep matematika yang telah didapat
dari pengerjaan masalah 1 pada LKPD

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 1)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 1)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan II

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menganalisis suatu fungsi dari
suatu relasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap PBL
Waktu
Meminta peserta didik menyelesaikan masalah 1 pada LKPD Problem Scenario
Meminta peserta didik menjelaskan analisis mereka mengenai
masalah 1 pada LKPD yang diberikan dengan mengidentifikasi Identify Facts
fakta-fakta yang relevan dari permasalahan
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis mengenai
langkah penyelesaian yang akan dilakukan untuk
Generate
menyelesaikan masalah 1 pada LKPD. Jika peserta didik 20 menit
Hypotheses
kesulitan membuat hipotesis, guru bisa mengajukan pertanyaan
probing yang mengarah pada pembentukan hipotesis
Meminta peserta didik menemukan informasi dari berbagai
sumber untuk melakukan penyelidikan guna menyelesaikan ID Knowledge
masalah 1 pada LKPD untuk menganalisis suatu fungsi dari Deficiencies
suatu relasi
Meminta peserta didik mengerjakan masalah 1 pada LKPD
Apply
menggunakan informasi yang telah didapat untuk 30 menit
menyelesaikan permasalahan.
new knowledge
Meminta peserta didik menyimpulkan dengan bahasa mereka
Abstraction
sendiri konsep matematika yang telah didapat dari pengerjaan 10 menit
masalah 1 pada LKPD

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 2)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan III

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menyajikan suatu fungsi dengan
berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. LKPD
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap PBL
Waktu
Meminta peserta didik menyelesaikan masalah 3 pada LKPD Problem Scenario
Meminta peserta didik menjelaskan analisis mereka mengenai
masalah 3 pada LKPD yang diberikan dengan Identify Facts
mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan dari permasalahan
Membiarkan peserta didik untuk membuat hipotesis mengenai
langkah penyelesaian yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah 3 pada LKPD. Jika peserta didik Generate 20 menit
kesulitan membuat hipotesis, guru bisa mengajukan Hypotheses
pertanyaan probing yang mengarah pada pembentukan
hipotesis
Meminta peserta didik menemukan informasi dari berbagai
ID Knowledge
sumber untuk melakukan penyelidikan guna menyelesaikan
Deficiencies
masalah 3 pada LKPD
Meminta peserta didik mengerjakan masalah 3 pada LKPD
Apply new
menggunakan informasi yang telah didapat untuk 30 menit
knowledge
menyelesaikan permasalahan.
Meminta peserta didik menyimpulkan dengan bahasa mereka
Abstraction
sendiri konsep matematika yang telah didapat dari pengerjaan 10 menit
masalah 3 pada LKPD

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan dalam LKS (Latihan 3)
Keterampilan :Penugaasan dalam LKS (Latihan 3)
Lampiran 4. RPP Pembelajaran Langsung

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PEMBELAJARAN LANGSUNG

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota Jambi


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan I

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat mendefinisikan suatu relasi dari
suatu permasalahan dan menyajikannya dengan berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. Slide PPT
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap PBL
Waktu
Menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan Menyampaikan tujuan dan
memberi motivasi kepada peserta didik mempersiapkan peserta 5 menit
didik
Menjelaskan materi mengenai menyelesaikan Mempresentasikan dan
pertidaksamaan linear dua variabel baik secara analitis mendemontrasikan
20 menit
maupun geometris menggunakan slide PPT pengetahuan atau
keterampilan
Meminta peserta didik menyelesaikan latihan pada slide
PPT dan membimbing mereka mengerjakan latihan Membimbing pelatihan 20 menit
tersebut
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pengerjaan latihan dan meminta peserta didik lain 10 menit
Mencek pemahaman dan
mengomentari hasil pemaparan pengerjaan temannya
umpan balik
Meminta salah satu peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari hari ini
Meminta peserta didik mengerjakan tugas rumah yakni uji Memberi kesempatan 5 menit
kompetensi 3.1 nomor 4 pelatihan lanjutan dan
penerapan
4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan (uji kompetensi 3.1 nomor 4)
Keterampilan : Penugaasan (uji kompetensi 3.1 nomor 4)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN LANGSUNG

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan II

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menganalisis suatu fungsi dari
suatu relasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. Slide PPT
d. Alat tulis

3. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap PBL
Waktu
Menyampaikan tujuan pembelajaran, membahas tugas rumah, Menyampaikan tujuan
dan memberi motivasi kepada peserta didik dan mempersiapkan 5 menit
peserta didik
Menjelaskan materi mengenai mengaitkan pertidaksamaan Mempresentasikan dan
linear dua variabel dengan menganalisis suatu fungsi dari mendemontrasikan
20 menit
suatu relasi menggunakan slide PPT pengetahuan atau
keterampilan
Meminta peserta didik menyelesaikan latihan pada slide PPT
Membimbing pelatihan 20 menit
dan membimbing mereka mengerjakan latihan tersebut
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pengerjaan latihan dan meminta peserta didik lain 10 menit
Mencek pemahaman dan
mengomentari hasil pemaparan pengerjaan temannya
umpan balik
Meminta salah satu peserta didik menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini
Meminta peserta didik mengerjakan tugas rumah yakni uji Memberi kesempatan 5 menit
kompetensi 3.2 nomor 7 pelatihan lanjutan dan
penerapan

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan (uji kompetensi 3.2 nomor 7)
Keterampilan : Penugaasan (uji kompetensi 3.2 nomor 7)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN LANGSUNG

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Kota


Jambi Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi Waktu / Pertemuan : 60 menit / Pertemuan III

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan diskusi kelas, diharapkan siswa dapat menyajikan suatu fungsi dengan
berbagai representasi

2. Keperluan untuk Pembelajaran


a. Laptop atau smartphone yang sudah terakses internet untuk mengakses
pembelajaran melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
b. Buku Matematika Kemendikbud Kelas VIII Revisi 2017
c. Slide PPT
d. Alat tulis

1. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Langkah Pembelajaran Tahap PBL
Waktu
Menyampaikan tujuan pembelajaran, membahas tugas Menyampaikan tujuan
rumah, dan memberi motivasi kepada peserta didik dan mempersiapkan 5 menit
peserta didik
Menjelaskan materi mengenai menyajikan suatu fungsi Mempresentasikan dan
dengan berbagai representasi mendemontrasikan
20 menit
pengetahuan atau
keterampilan
Meminta peserta didik menyelesaikan latihan pada slide
Membimbing pelatihan 20 menit
PPT dan membimbing mereka mengerjakan latihan tersebut
Meminta salah satu peserta didik memaparkan hasil
pengerjaan latihan dan meminta peserta didik lain 10 menit
Mencek pemahaman dan
mengomentari hasil pemaparan pengerjaan temannya
umpan balik
Meminta salah satu peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari hari ini
Meminta peserta didik mengerjakan tugas rumah yakni uji Memberi kesempatan 5 menit
kompetensi 3.3 nomor 5 pelatihan lanjutan dan
penerapan

4. Penilaian
Sikap : Tanggung jawab dan jujur
Pengetahuan : Penugaasan (uji kompetensi 3.3 nomor 5)
Keterampilan : Penugaasan (uji kompetensi 3.3 nomor 5)
55

Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Online Inquiry

Kemampuan No.
Fase Umum Sub fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Guru menyiapkan meeting room dan sharing
1. - 1
ID meeting ke peserta didik
Guru mengaktifkan mode video dan audio
2. - 2
pada aplikasi video conference
Guru mengucapkan salam dan memimpin doa
3. - 3
sebelum memulai pembelajaran
Orientasi - Guru menyampaikan topik apa yang akan
dipelajari pada pertemuan ini dan
4. - 4,5
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada pertemuan ini
5. Guru menyampaikan relevansi berupa
pentingnya mempelajari materi yang akan - 6
dipelajari pada pertemuan ini
Kegiatan Inti
6. Guru meminta peserta didik mengamati
permasalahan yang telah dibagikan
Focus dan
Bertanya sebelumnya dan memancing peserta didik 7
Reason
untuk memberikan pertanyaan terkait
Konseptualisasi
permasalahan yang harus diselesaikan
7. Guru membantu peserta didik
Penyusunan
menyumbangkan ide terkait penyusunan Inference 8
Hipotesis
hipotesis
8. Guru membantu peserta didik mengumpulkan
Eksplorasi informasi dari berbagai sumber untuk 9
menyelesaikan permasalahan
9. Guru membantu peserta didik mencoba
Investigasi Situation
Eksperimentasi menyelesaikan permasalahan dengan 10
informasi yang telah didapat sebelumnya
Interpretasi 10. Guru meminta peserta didik menuliskan
11
data penyelesaian permasalahan
11. Guru membantu peserta didik membuat suatu
Konklusi - kesimpulan dari pekerjaan yang telah Clarity 12
dilakukan
12. Guru meminta salah satu peserta didik
mempresentasikan hasil pengerjaan berupa
Komunikasi Overview 13
jawaban dari hipotesis yang telah disusun dan
membantu dalam kegiatan presentasi
13. Guru membantu peserta didik peserta didik
Diskusi
dalam memberikan konfirmasi atas berbagai Overview 14
pendapat saat diskusi.
Refleksi
14. Guru membantu peserta didik menggunakan
konsep yang telah didapat untuk Overview 15
menyelesaikan permasalahan lain
Kegiatan Penutup
Peserta didik dibimbing guru membuat
Diskusi Refleksi 15. kesimpulan dari materi yang telah dipelajari Overview 16
pada pertemuan ini.
- - 16. Guru menjelaskan mengenai materi yang - 17
Kemampuan No.
Fase Umum Sub fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
harus mereka baca untuk pembelajaran
berikutnya
17. Guru mengklik end meeting untuk mengakhiri
- - - 18
pembelajaran
57

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Online PBL

Kemampuan No.
Fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Guru menyiapkan meeting room dan sharing
1. - 1
ID meeting ke peserta didik
Guru mengaktifkan mode video dan audio pada
2. - 2
aplikasi video conference
Guru mengucapkan salam dan memimpin doa
3. - 3
sebelum memulai pembelajaran
- Guru menyampaikan topik apa yang akan
dipelajari pada pertemuan ini dan
4. - 4,5
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan ini
5. Guru menyampaikan relevansi berupa
pentingnya mempelajari materi yang akan - 6
dipelajari pada pertemuan ini
Kegiatan Inti
6. Guru memberikan permasalahan awal berupa
Problem
suatu pertanyaan dan membantu peserta didik Focus 7
Scenario
untuk memahami konsep pembelajaran
7. Guru memberi peserta didik kesempatan lebih
lanjut untuk menganalisis masalah dengan Focus dan
Identify Facts 8
mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan dari Situation
permasalahan
8. Guru membantu peserta didik menyumbangkan
Generate Focus dan
ide terkait merumuskan hipotesis mengenai 9
Hypothese Reason
solusi yang mungkin dari suatu permasalahan
s
9. Guru membantu peserta didik agar peserta
didik secara aktif mengumpulkan data, Reason dan
10
kemudian menyusunnya untuk memahami Situation
ID Knowledge konsep pembelajaran
Deficiencies 10. Guru membantu peserta didik melakukan
penyelidikan guna menyelesaikan Reason dan
11
permasalahan kontekstual untuk memahami Situation
konsep pembelajaran
11. Guru membimbing peserta didik menggunakan
informasi yang sudah mereka kumpulkan pada Inference dan
12
tahapan sebelumnya membuktikan hipotesis Clarity
yang telah mereka susun sebelumnya
12. Guru membimbing peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
Inference dan
Apply New sesuai dengan kinerja yang dilakukan seperti 13
Clarity
Knowledge laporan atau rangkuman singkat, kemudian
menyajikannya
13. Peserta didik dibimbing guru menyimpulkan
konsep materi pembelajaran berdasarkan Inference 14
penyelesaian permasalahan
14. Peserta didik dibantu guru mempresentasikan
Clarity 15
hasil pengerjaan permasalahan
Kemampuan No.
Fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
15. Guru membantu peserta didik dalam
memberikan konfirmasi atas berbagai pendapat Overview 16
saat diskusi.
16. Guru membimbing peserta didik merefleksikan
pengetahuan abstrak yang diperoleh dengan
Abstraction Overview
cara menggunakan konsep yang telah didapat
untuk menyelesaikan permasalahan lain
Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama guru membuat
14. kesimpulan dari materi yang telah dipelajari Overview 15
pada pertemuan ini.

Abstraction 15. Guru memberi penjelasan mengenai materi


yang harus mereka baca untuk pembelajaran - 16
berikutnya
16. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
- 17
mengklik end meeting
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Inquiry

Kemampuan No.
Fase Umum Sub fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Siswa join meeting pada aplikasi
1. video conference sesuai meeting - 1
yang disiapkan oleh guru
Siswa mengaktifkan mode video
2. dan audio pada aplikasi video - 2
conference
Siswa berdoa sesuai dengan agama
3. masing-masing sebelum memulai - 3
pembelajaran
Siswa mendengarkan
Orientasi -
penyampaian mengenai topik apa
yang akan dipelajari pada
4. pertemuan ini dan mendengarkan - 4,5
penyampaian mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
pada pertemuan ini
5. Siswa mendengarkan relevansi
berupa pentingnya mempelajari
- 6
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ini
Kegiatan Inti
6. Siswa bertanya terkait
permasalahan yang harus Focus dan
Bertanya 7
diselesaikan oleh siswa pada Reason
Konseptualisasi
LKPD
Penyusunan 7. Siswa membuat hipotesis terkait
Inference 8
Hipotesis permasalahan pada LKPD
8. Siswa mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber untuk
Eksplorasi 9
menyelesaikan permasalahan pada
LKPD
9. Siswa mencoba menyelesaikan
Investigasi Situation
permasalahan pada LKPD dengan
Eksperimentasi 10
informasi yang telah didapat
sebelumnya
Interpretasi 10. Siswa menuliskan penyelesaian
11
data permasalahan pada LKPD
11. Siswa menyimpulkan konsep
materi pembelajaran berdasarkan
Konklusi - Clarity 12
penyelesaian permasalahan pada
LKPD
12. Siswa mempresentasikan hasil
Komunikasi pengerjaan LKPD berupa jawaban Overview 13
Diskusi dari hipotesis yang telah disusun
13. Siswa mengktitik dan
Refleksi Overview 14
mengevaluasi hasil presentasi
Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat
Diskusi Refleksi 14. kesimpulan dari materi yang telah Overview 15
dipelajari pada pertemuan ini.
15. Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi yang harus
- - - 16
mereka baca untuk pembelajaran
berikutnya
16. Siswa keluar dari meeting dengan
- - - 17
end meeting
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran PBL

Kemampuan No.
Fase No. Indikator yang Diamati Berpikir Lembar
Kritis Observasi
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Siswa join meeting pada aplikasi video
1. conference sesuai meeting yang disiapkan oleh - 1
guru
Siswa mengaktifkan mode video dan audio pada
2. - 2
aplikasi video conference
Siswa berdoa sesuai dengan agama masing-
3. - 3
masing sebelum memulai pembelajaran
Orientasi Siswa
Siswa mendengarkan penyampaian mengenai
pada Masalah
topik apa yang akan dipelajari pada pertemuan ini
4. dan mendengarkan penyampaian mengenai - 4,5
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pertemuan ini
5. Siswa mendengarkan relevansi berupa
pentingnya mempelajari materi yang akan - 6
dipelajari pada pertemuan ini
Kegiatan Inti
6. Siswa bertanya terkait permasalahan yang harus
Focus 7
diselesaikan oleh siswa pada LKPD
Mengorganisasikan
7. Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai
Siswa untuk
sumber (buku atau internet) untuk membantu
Belajar Situation 8
siswa dalam memahami permasalahan pada
LKPD
8. Guru membantu siswa menyumbangkan ide
Reason 9
terkait penyelesaian permasalahan kontekstual
Membimbing 9. Siswa mencoba menyelesaikan permasalahan
Penyelidikan pada LKPD dengan informasi yang telah didapat 10
Individual sebelumnya Situation
10. Siswa menuliskan penyelesaian permasalahan
11
pada LKPD
11. Siswa menyimpulkan konsep materi
pembelajaran berdasarkan penyelesaian Inference 12
Mengembangkan permasalahan pada LKPD
dan Menyajikan 12. Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan LKPD Clarity 13
Hasil Karya
13. Siswa mengktitik dan mengevaluasi hasil
Overview 14
presentasi
Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari Clarity dan
14. materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. 15
Menganalisis dan Overview
Mengevaluasi 15. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
Proses Pemecahan materi yang harus mereka baca untuk - 16
Masalah pembelajaran berikutnya
16. Siswa keluar dari meeting dengan end meeting - 17
Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

A. Kisi- Kisi Soal Pretest


Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Butir Soal
Materi Kelas VII (Himpunan)
3.4.1. Membedakan kumpulan yang
3.4. Menjelaskan dan menyatakan merupakan himpunan dan
himpunan, himpunan bagian, kumpulan yang bukan merupakan 1b
himpunan semesta, himpunan himpunan dari suatu permasalahan
kosong, komplemen himpunan, matematika
menggunakan masalah kontekstual 3.4.2. Merepresentasikan suatu himpunan 2a
ke bentuk lain 2b
4.4. Menyelesaikan masalah 4.4.1 Membedakan kumpulan yang 1a
kontekstual yang berkaitan dengan merupakan himpunan dan
himpunan, himpunan bagian, kumpulan yang bukan merupakan
himpunan semesta, himpunan himpunan dari suatu permasalahan 1c
kosong, komplemen himpunan kontekstual
Materi Kelas VIII (Sistem Koordinat)
3.2. Menjelaskan kedudukan titik 3a
dalam bidang koordinat kartesius 3.2.1. Menentukan kedudukan suatu titik
yang dihubungkan dengan masalah terhadap sumbu-X dan sumbu-Y 3b
kontekstual
4.2. Menyelesaikan masalah yang
3.2.2. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kedudukan titik 4
berkaitan dengan kedudukan titik
dalam bidang koordinat kartesius

B. Kisi- Kisi Soal Posttest


Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Butir Soal
3.3.1. Menentukan bentuk relasi dari suatu
3.3 Mendeskrip- sikan dan manyatakan permasalahan dan
1a
relasi dan fungsi dengan merepresentasikannya ke bentuk
menggunakan berbagai representasi diagram panah
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, 3.3.2.Menganalisis apakah suatu relasi
dan persamaan) menggunakan yang diberikan merupakan suatu 1b
masalah kontekstual fungsi
3.3.3.Membentuk suatu fungsi dari suatu
1c
4.3 Menyelesaikan masalah yang relasi
berkaitan dengan relasi dan fungsi 4.3.1. Menyajikan suatu fungsi dengan
2a
dengan menggunakan berbagai menuliskan persamaan fungsi
representasi 4.3.2. Menentukan nilai dari suatu
2b
persamaan fungsi
Lampiran 10. Rancangan Soal Pretest

Jawablah pertanyaan berikut ini pada kerta selembar, selanjutnya tolong kirimkan
jawabannya dengan cara foto jawaban dari soal-soal berikut dan kirimkan ke nomor
WA 081366807676

Nama :
Kelas :

1. Diantara kumpulan berikut yang manakah yang termasuk himpunan? Berikan


pendapatmu.
a. Kumpulan buku yang tebal
Jawaban: Kumpulan buku yang tebal bukan merupakan himpunan, karena
makna kata tebal berbeda untuk tiap orang
b. Kumpulan bilangan asli yang kurang dari 10
Jawaban: Kumpulan bilangan asli yang kurang dari 10 merupakan
himpunan, karena makna nya sama untuk tiap orang
c. Kumpulan siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Jambi yang tingginya 160
cm
Jawaban: Kumpulan siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Jambi yang
tingginya 160 cm merupakan himpunan karena makna nya
sama untuk tiap orang

2. Diketahui himpunan 𝐴 = {𝑥|𝑥 < 10, 𝑥 ∈ ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ}


a. Nyatakan himpunan berikut dengan cara menyebutkan anggotanya
Jawaban: 𝐴 = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
b. Nyatakan himpunan berikut dengan cara menyebutkan sifat yang dimiliki
himpunan 𝐴
Jawaban: 𝐴 adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari 10
3. Dalam sistem koordinat, seekor lalat bergerak dari titik (0,0) mengikuti pola: 1
satuan ke kanan, 1 satuan ke atas, 1 satuan ke kiri, 1 satuan ke bawah, 1 satuan ke
kanan, 1 satuan ke atas, … , … , …
Tentukan koordinat lalat setelah bergerak 15 kali dan 25 kali.
Jawaban:
a. Koordinat lalat setelah bergerak 15 kali adalah (0,1)
b. Koordinat lalat setelah bergerak 25 kali adalah (1,0)

4. Diketahui A (0,-1), B (3,2), dan M (7,-2). Tentukan koordinat titik D sehingga


jika keempat titik tersebut dihubungkan akan membentuk persegi panjang, dan
gambarkan titik-titik tersebut dalam bidang kartesius.
Jawaban:
Titik D adalah (4,-5) dan jika digambarkan dalam koordinat kartesius menjadi:
Lampiran 11. Rancangan Soal Posttest
Jawablah pertanyaan berikut ini pada kerta selembar, selanjutnya tolong kirimkan
jawabannya dengan cara foto jawaban dari soal-soal berikut dan kirimkan ke nomor
WA 081366807676

Soal
1. Ani, Bima, Cici, Dino, dan Elsa adalah teman satu kelas. Mereka akan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Ani, Bima dan Dino berencana bergabung ke
ekstrakurikuler pramuka. Cici dan Elsa berencana bergabung ke ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR). Bima dan Cici berencana bergabung ke
ekstrakurikuler OSIS. Ani, Cici dan Elsa berencana bergabung ke ekstrakurikuler
Kesenian.
a. Coba sajikan permasalahan tersebut dengan diagram panah! Tuliskan relasi
yang terbentuk antara kedua himpunan tersebut!
b. Apakah relasi tersebut termasuk fungsi? Berikan alasanmu?
c. Coba bentuk suatu fungsi dari permasalahan tersebut dengan menghilangkan
beberapa ekstrakurikuler yang tersedia! Sajikan dalam bentuk diagram panah!

Penyelesaian:
Nomor 1 a
Focus
Tuliskan terlebih dahulu permasalahan diatas dalam bentuk himpunan A dan B
dengan menuliskan anggota kedua himpunan tersebut
𝐴 = {𝐴𝑛𝑖, 𝐵𝑖𝑚𝑎, 𝐶𝑖𝑐𝑖, 𝐷𝑖𝑛𝑜, 𝐸𝑙𝑠𝑎}
𝐵 = {𝑃𝑟𝑎𝑚𝑢𝑘𝑎, 𝑃𝑀𝑅, 𝑂𝑆𝐼𝑆, 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑛𝑖𝑎𝑛}

Reason
Melalui dua himpunan A dan B akan dengan mudah dibuat diagram panahnya,
dengan mengarahkan panah sesuai dengan apa yang diketahui dari persoalan.
Inference
Kedua himpunan tersebut menunukkan relasi “bergabung ke ekstrakurikuler”

Nomor 1 b
Situation
Berdasarkan relasi antar himpunan A dan himpunan B didapat bahwa:
Domain dari relasi tersebut adalah himpunan A
Kodomain dan Range dari relasi tersebut adalah himpunan B

Clarity
Relasi diatas bukan fungsi karena ada anggota domain yang berpasangan lebih
dari satu kali dengan anggota kodomain.

Nomor 1 c
Overview
Akan menjadi fungsi jika organisasi OSIS dan Kesenian tidak dipilih oleh Ani,
Bima, Cici dan Elsa, sehingga diagram panah nya menjadi:
2. Sebuah mall di Jakarta menetapkan tarif parkir satu jam pertama sebuah
sepeda motor yakni Rp. 1.000,-. Untuk tarif jam kedua yakni Rp. 2.000
lebihnya dari tarif jam pertama,-. Untuk tarif jam ketiga yakni Rp. 3.000,-
lebihnya dari tarif jam pertama, dan seterusnya.
a. Dapatkah kalian menetapkan tarif untuk 5jam parkir?
b. Berapa jam waktu parkir jika uang yang dibayarkan Rp 20.000,- ?

Penyelesaian:
Focus
Tuliskan terlebih dahulu permasalahan diatas dalam bentuk diketahui dan
ditanya.
Diketahui:
a. Tarif satu jam pertama Rp.2.000,-
b. Tarif jam kedua yakni Rp. 1.000,- lebihnya dari tarif satu jam pertama
c. Tarif jam ketiga yakni Rp. 2.000,- lebihnya dari tarif satu jam pertama
Ditanya:
a. Tarif untuk 5 jam
b. Waktu parkir jika uang yang dibayarkan Rp 20.000,-
Penyelesaian:
Reason
Agar memudahkan kita dalam menentukan tarif parkir selama 5 jam, kita
tuliskan permasalahan tersebut dalam bentuk tabel, seperti berikut.
Waktu dalam jam (𝑥) Biaya dalam rupiah (𝑦) Pasangan Titik (𝑥, 𝑦)
1 2.000 (1 , 2.000)
2 1.000 + 2.000 = (2 , 3.000)
3.000
3 2.000 + 2.000 = (3 , 4.000)
4.000
4 3.000 + 2.000 = (4 , 5.000)
5.000
5 4.000 + 2.000 = (5 , 6.000)
6.000

Inference
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa tarif parkir untuk 5 jam pertama yakni Rp.
6.000,-

Situation
Dari tabel dapat terlihat bahwa nilai 𝑦 didapat dari berapa jam parkir nya
dikurang 1, kemudian dikali Rp. 1.000,- kemudian dijumlahkan dengan tarif
parkir awal

Clarity
nilai 𝑦 dapat dituliskan dengan:
𝑦 = ((𝑥 − 1) × 1.000) + 2.000
Nomor 2 b
Overview
Waktu parkir jika uang yang dibayarkan Rp 20.000,- yakni:
𝑦 = ((𝑥 − 1) × 1.000) + 2.000
20.000 = ((𝑥 − 1) × 1.000) + 2.000
20.000 = (1.000𝑥 − 1.000) + 2.000
20000 = 1.000𝑥 + 1.000
1.000𝑥 = 19.000
19.000
𝑥=
1.000
𝑥 = 19
Jadi waktu parkir jika uang yang dibayarkan Rp. 20.000,- adalah 19 jam
Lampiran 12. Rancangan Penilaian Soal Pretest dan Posttest
Adapun rubrik penilaian untuk soal pretest dan posttest yakni sebagai berikut.

Rancangan Penilaian Soal Pretest


Nomor Skor
Indikator Soal
Soal Maksimal
Peserta didik tidak mampu memberikan alasan apakah suatu kumpulan dari
0
suatu permasalahan kontekstual merupakan suatu himpunan atau bukan
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan dari suatu
permasalahan kontekstual merupakan himpunan atau bukan, namun alasan 5
1a yang diberikan kurang tepat
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan dari
permasalahan kontekstual merupakan himpunan atau bukan, dan alasan 10
yang diberikan pun tepat
Peserta didik tidak mampu memberikan alasan apakah suatu kumpulan
0
merupakan suatu himpunan atau bukan
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan merupakan
1b 5
himpunan atau bukan, namun alasan yang diberikan kurang tepat
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan merupakan
10
himpunan atau bukan, dan alasan yang diberikan pun tepat
Peserta didik tidak mampu memberikan alasan apakah suatu kumpulan dari
0
suatu permasalahan kontekstual merupakan suatu himpunan atau bukan
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan dari suatu
permasalahan kontekstual merupakan himpunan atau bukan, namun alasan 5
1c yang diberikan kurang tepat
Peserta didik mampu membedakan apakah suatu kumpulan dari
permasalahan kontekstual merupakan himpunan atau bukan, dan alasan 10
yang diberikan pun tepat
Peserta didik tidak mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk
0
lain, yakni menyebutkan anggotanya
Peserta didik mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk lain,
2a 5
yakni menyebutkan anggotanya, namun kurang tepat
Peserta didik mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk lain,
10
yakni menyebutkan anggotanya dengan tepat
Peserta didik tidak mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk
0
lain, yakni menyebutkan sifat yang dimiliki anggota
Peserta didik mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk lain,
2b 5
yakni menyebutkan sifat yang dimiliki anggota, namun kurang tepat
Peserta didik mampu merepresentasikan suatu himpunan ke bentuk lain,
10
yakni menyebutkan sifat yang dimiliki anggota dengan tepat
Peserta didik tidak mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap
sumbu-X dan sumbu-Y ditandai dengan tidak memberikan jawaban 0
terhadap soal yang diberikan
3a Peserta didik mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap sumbu-X
5
dan sumbu-Y namun kurang tepat
Peserta didik mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap sumbu-X
10
dan sumbu-Y dengan tepat
Peserta didik tidak mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap
3b 0
sumbu-X dan sumbu-Y ditandai dengan tidak memberikan jawaban
Nomor Skor
Indikator Soal
Soal Maksimal
terhadap soal yang diberikan
Peserta didik mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap sumbu-X
5
dan sumbu-Y namun kurang tepat
Peserta didik mampu menentukan kedudukan suatu titik terhadap sumbu-X
10
dan sumbu-Y dengan tepat
Peserta didik tidak mampu menentukan kedudukan titik ditandai dengan
0
tidak memberi jawaban terhadap soal yang diberikan
Peserta didik mampu menentukan kedudukan titik, namun jawaban yang
10
diberikan kurang tepat
4 Peserta didik mampu menentukan kedudukan titik dan menggambar bangun
datar yang terbentuk dari kedudukan titik yang diberikan, namun kurang 20
tepat
Peserta didik mampu menentukan kedudukan titik dan menggambar bangun
30
datar yang terbentuk dari kedudukan titik yang diberikan dengan tepat
Total Skor Maksimal 100

Rancangan Penilaian Soal Posttest


Skor
Nomor Soal Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Soal
Maksimal
Peserta didik tidak mampu membuat strategi
yang cocok untuk pemecahan masalah,
yakni peserta didik tidak menuliskan terlebih 0
dahulu permasalahan dalam bentuk kedua
Focus himpunan
Peserta didik dapat Peserta didik mampu membuat strategi yang
menggunakan strategi yang cocok untuk pemecahan masalah, yakni
cocok untuk pemecahan peserta didik menuliskan terlebih dahulu 5
masalah dari permasalahan permasalahan dalam bentuk kedua
yang diberikan himpunan, namun kurang tepat
Peserta didik mampu membuat strategi yang
cocok untuk pemecahan masalah, yakni
peserta didik menuliskan terlebih dahulu 10
permasalahan dalam bentuk kedua himpunan
dengan tepat
1a Peserta didik tidak mampu memberikan
alasan mengapa menggunakan strategi yang 0
sebelumnya digunakan
Peserta didik mampu memberikan alasan
Reason mengapa menggunakan strategi yang
Peserta didik dapat sebelumnya digunakan, ditandai dengan 5
memberikan alasan mengapa mampu membuat diagram panah dari suatu
menggunakan suatu strategi permasalahan, namun jawaban kurang tepat
yang sebelumnya digunakan Peserta didik mampu memberikan alasan
mengapa menggunakan strategi yang
sebelumnya digunakan, ditandai dengan
10
mampu membuat diagram panah dari suatu
permasalahan, dan jawaban yang diberikan
tepat
Inference Peserta didik tidak mampu menyusun 0
Skor
Nomor Soal Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Soal
Maksimal
Dari alasan yang telah disusun, kesimpulan awal mengenai relasi yang
peserta didik dapat membuat terbentuk, ditandai dengan tidak dijawabnya
kesimpulan awal mengenai soal
permasalahan relasi dan fungsi Peserta didik mampu menyusun kesimpulan
yang diberikan awal mengenai relasi yang terbentuk, namun 5
jawaban yang diberikan kurang tepat
Peserta didik mampu menyusun kesimpulan
awal mengenai relasi yang terbentuk dengan 10
tepat
Peserta didik tidak mampu menentukan
Situation domain, kodomain dan range dari relasi 0
Peserta didik dapat yang sebelumnya disusun
menggunakan apa yang Peserta didik mampu menentukan domain,
diketahui dari persoalan untuk kodomain dan range dari relasi yang 5
menemukan fakta baru agar sebelumnya disusun, namun kurang tepat
dapat membuktikan Peserta didik mampu menentukan domain,
kesimpulan suatu kesimpulan kodomain dan range dari relasi yang
10
sebelumnya disusun dengan tepat

Peserta didik tidak mampu menjelaskan


1b apakah relasi yang terbentuk adalah fungsi
0
dari langkah-langkah yang sebelumnya telah
Clarity dilakukan
Peserta didik dapat
Peserta didik mampu menjelaskan apakah
memberikan penjelasan yang
relasi yang terbentuk adalah fungsi dari
lebih lanjut tentang apa yang 5
langkah-langkah yang sebelumnya telah
dimaksudkan dari langkah- dilakukan, namun kurang tepat
langkah yang telah dilakukan Peserta didik tmampu menjelaskan apakah
relasi yang terbentuk adalah fungsi dari
10
langkah-langkah yang sebelumnya telah
dilakukan dengan tepat
Peserta didik tidak mampu membentuk suatu
Overview fungsi dari relasi yang telah disusun 0
Peserta didik meneliti atau sebelumnya
mengecek kembali secara Peserta didik mampu membentuk suatu
1c menyeluruh mulai dari awal fungsi dari relasi yang telah disusun 5
sampai akhir (Membuat sebelumnya, namun kurang tepat
kesimpulan dari tiap langkah Peserta didik mampu membentuk suatu
yang dilakukan) fungsi dari relasi yang telah disusun 10
sebelumnya dengan tepat
Peserta didik tidak dapat menggunakan
strategi yang cocok untuk pemecahan
0
Focus masalah, yakni tidak mampu menuliskan apa
Peserta didik dapat yang diketahui dan ditanyakan dari soal
menggunakan strategi yang Peserta didik dapat menggunakan strategi
2a cocok untuk pemecahan yang cocok untuk pemecahan masalah,
masalah dari permasalahan yakni mampu menuliskan apa yang 5
yang diberikan diketahui dan ditanyakan dari soal, namun
kurang tepat
Peserta didik dapat menggunakan strategi
10
yang cocok untuk pemecahan masalah,
Skor
Nomor Soal Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Soal
Maksimal
yakni mampu menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal dengan
tepat
Peserta didik tidak mampu memberikan
alasan mengapa menggunakan strategi yang 0
sebelumnya digunakan
Peserta didik mampu memberikan alasan
Reason mengapa menggunakan strategi yang
Peserta didik dapat sebelumnya digunakan, ditandai dengan 5
memberikan alasan mengapa mampu membuat tabel dari permasalahan,
menggunakan suatu strategi namun jawaban kurang tepat
yang sebelumnya digunakan Peserta didik mampu memberikan alasan
mengapa menggunakan strategi yang
sebelumnya digunakan, ditandai dengan
10
mampu membuat tabel dari suatu
permasalahan, dan jawaban yang diberikan
tepat
Peserta didik tidak mampu menyusun
kesimpulan awal mengenai tarif parkir
Inference 0
selama 5 jam, ditandai dengan tidak
Dari alasan yang telah disusun, dijawabnya soal
peserta didik dapat membuat
Peserta didik mampu menyusun kesimpulan
kesimpulan awal mengenai
awal mengenai tarif parkir selama 5 jam, 5
permasalahan relasi dan fungsi namun jawaban yang diberikan kurang tepat
yang diberikan
Peserta didik mampu menyusun kesimpulan
awal mengenai tarif parkir selama 5 jam 10
dengan tepat
Peserta didik tidak mampu menentukan
Situation bagaimana didapatkan nilai y dari
0
Peserta didik dapat permasalahan, ditandai dengan tidak
menggunakan apa yang dijawabnya soal
diketahui dari persoalan untuk Peserta didik mampu menentukan
menemukan fakta baru agar bagaimana didapatkan nilai y dari 5
dapat membuktikan permasalahan, namun jawaban kurang tepat
kesimpulan suatu kesimpulan Peserta didik tmampu menentukan
bagaimana didapatkan nilai y dari 10
permasalahan dengan tepat
Peserta didik tidak mampu menuliskan
Clarity persamaan nilai y berdasarkan langkah- 0
Peserta didik dapat langkah sebelumnya
memberikan penjelasan yang Peserta didik mampu menuliskan persamaan
lebih lanjut tentang apa yang nilai y berdasarkan langkah-langkah 5
dimaksudkan dari langkah- sebelumnya, namun kurang tepat
langkah yang telah dilakukan Peserta didik mampu menuliskan persamaan
nilai y dari langkah-langkah sebelumnya 10
dengan tepat
Overview Peserta didik tidak mampu menentukan
Peserta didik meneliti atau berapa jam waktu parkir jika tarifnya Rp.
0
2b mengecek kembali secara 20.000,- dengan mensubstitusikan nilai y ke
menyeluruh mulai dari persamaan sebelumnya
awal sampai akhir Peserta didik mampu menentukan berapa 5
(Membuat
Skor
Nomor Soal Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Soal
Maksimal
kesimpulan dari tiap langkah jam waktu parkir jika tarifnya Rp. 20.000,-
yang dilakukan) dengan mensubstitusikan nilai y ke
persamaan sebelumnya, namun kurang tepat
Peserta didik mampu menentukan berapa
jam waktu parkir jika tarifnya Rp. 20.000,-
10
dengan mensubstitusikan nilai y ke
persamaan sebelumnya dengan tepat

Adapun desain penilaian dari kemampuan berpikir kreatif berdasarkan rubric


diatas yakni sebagai berikut
Desain Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif
Nama Peserta Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Total
No.
didik Skor
Focus Reason Inference Situation Clarity Overview
1. A
2. B
… …
32 …
Lampiran 13. LKPD

75

Anda mungkin juga menyukai