2. INTERVENSI
Penelitian ini memiliki desain deskriptif cross sectional dengan mengambil data dari
rekam medis Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta pada periode Januari-Desember 2018.
Data yang diambil meliputi seluruh pasien dengan diagnosis masuk perdarahan uterus
abnormal (PUA) di Rumah Sakit Sumber Waras yang menjalani tindakan operatif dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi serta memiliki data rekam medis yang lengkap dan
jelas yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian ini.
3. COMPARASION
Penelitian ini tidak menggunakan perbandingan. Penelitian ini melakukan observasi
terhadap target populasi untuk meneliti adanya tanda dan gejala yang timbul sesuai
dengan umur dan jenis penyakitnya
4. OUT COME
Diperoleh 87 pasien dengan PUA yang menjalani tindakan operatif dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi selama periode penelitian. Perdarahan menstruasi yang tidak
teratur dan dengan volume banyak menjadi keluhan paling sering ditemukan (37,8% dan
34,5%). Sedangkan, berdasar hasil gambaran histopatologi yang didapat, ditemukan pada
mayoritas pasien ditemukan gambaran patologi struktural (PALM) yaitu 86,2%.
5. TIME
Penelitian ini deilaksanakan pada bulan januari sampai desember 2018
1. MANFAAT
Dapat mengetahui dari Kelainan struktural (PALM) ditemukan sebagai penyebab utama
PUA. Leiomioma menjadi penyebab tersering pada kasus PUA diikuti oleh hiperplasia
endometrium. Predileksi kasus PUA adalah pada periode premenopause/menopausal
transition dengan rentang usia 40-49 tahun. Pada penelitian ini tatalaksana operatif yang
paling banyak dilakukan adalah kuret/biopsi diikuti dengan histerektomi. Sedangkan
keluhan atau gejala tersering pada kasus PUA adalah heavy menstrual bleeding
(menorrhagia) dan irregular menstrual bleeding (menorrhagia).
2. KEKURANGAN
Penelitian ini tidak mencantukan lebi spesifik untuk data diagnosa medisnya
2. INTERVENSI
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan
menggunakan data rekam medis pasien yang didiagnosa dengan PUA di poli
kandungan Rumkital Dr. Ramelan Surabaya tahun 2016. Teknik pengambilan
sampel adalah dengan purposive sampling yaitu sampel dengan data rekam medis
yang mempunyai data rekam medis yang lengkap sesuai dengan variabel yang
diteliti..
3. COMPARASION
Penelitian ini tidak menggunakan perbandingan. Penelitian ini melakukan kesimpulan
pada beberapa data yang di ambil di rekam medis pasien dengan diagnosa yang sama
4. OUT COME
Terdapat 82 kasus PUA dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia 41- 50 tahun
(48,8%). Kasus PUA terbanyak dengan agama Islam (90,3%), pendidikan terakhir
diploma dan sarjana (46,3%), pekerjaan sebagai pegawai negeri yang mencakup PNS,
TNI, dan Polri (41,5%), tinggal di kota Surabaya (74,4%), telah menikah (80,5%),
Indeks Massa Tubuh normal (65,8%), dan paritas multipara (56,1%). Penyebab terbanyak
yang diklasifikasikan dalam PALM-COEIN ialah ovulatory disfunction (37,8%) dan
penatalaksaan dengan medikamentosa (73,1%).
5. TIME
Penelitian ini dilakukan pada data rekam medis tahun 2016
3. MANFAAT
Mengetahui apa saja tanda dan gejala dan penyebab dari faktor lain yang menyebab kan
abnormalnya perdarahan dan dilihat dari semua kasus memiliki data yang sama
4. KEKURANGAN
Penelitian ini tidak menentukan dan menjelaskan kenpa faktor penyebab dapat sangat
berpengaruh .
JUDUL : MANAGEMENT OF ABNORMAL UTERINE BLEEDING IN
PERIMENARCHE: DIAGNOSTIC CHALLENGES
2. INTERVENSI
Penelitian ini bersifat studi kasus yang meneliti kasus ppasien denngan operdarahan
pervaginam dengan memperhatiian tanda dan gejala yang muncul
3. COMPARASION
Penelitian ini menggunakan study kasus
4. OUT COME
Hasil penelitian Seorang gadis 18 tahun — perawan, Indonesia, Batak, Muslim, pelajar
— dimasukkan ke Unit Gawat Darurat RS Haji Adam Malik, Medan, dan mengalami
menstruasi berkepanjangan selama 3 tahun terakhir, volume 5–6 pembalut / hari,
berlangsung selama ± 3 minggu, merah tua, penggumpalan (+), siklus haid teratur. Tanda
vital masih dalam batas normal. Fisik Pemeriksaan menunjukkan palpebral konjungtiva
inferior pucat dan abdomen lunak, tanpa massa yang teraba. Seperti halnya pasien belum
menikah, pemeriksaan spekulum dan vagina tidak dilakukan. Ini rupanya merupakan
masalah sensitif seperti kebanyakan orang timur negara (termasuk Indonesia), terutama
negara Muslim, sangat menghargai keperawanan. Saat pasien menolak, dilakukan
penyentuh rektal juga tidak digunakan. Pencitraan sonografi menunjukkan uterus
anteflexed berukuran 7,1 × 4,52 × 3,1 cm dan endometrium tebal berukuran 1,54 cm,
menunjukkan penebalan dinding endometrium. Kedua ovarium berukuran normal.
Berdasarkan hal tersebut Temuan pasien didiagnosis dengan perdarahan uterus abnormal
dan kemudian diberikan progesteron oral berdasarkan dosis yang dianjurkan dan lama
pemberian untuk tiga siklus.
.
5. TIME
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2018
5. MANFAAT
Penelitian ini melihat lebih spesifik kasus dan cara menanganinya
6. KEKURANGAN
Penelitian ini tidak membandingkan yang dapat hasilnya perbandingan perbedaan
dengan hasil yang ditelitinya
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Abstract
Method : The design of this research is restrospective descriptive and the sampling
technique of this research was purposive sampling. Data source used was secondary
data obtained from patient’s medical record which has been diagnosed with AUB.
Result : There are 82 cases concerning AUB which mostly distributed on 41-50
years age group (48.8%). The highest cases on AUB were Islamic religion (90.3%),
diploma and bachelor as the last educational program (46.3%), occupational
background such as cervants which cover civil servant, military, and police (41.5%),
Surabaya domiciled (74.4%), married (80.5%), normal Body Mass Index (65.8%),
and parity multiparous (56.1%). The major causes classified in PALM-COEIN is
ovulatory disfunction (37.8%) and medical management (73.1%)
Conclusion : Out of 82 cases of AUB in prenatal poly of Naval Hospital Dr. Ramelan
Surabaya in 2016, it was found the highest case on 41-50 years age group, Moeslem,
diploma and bachelor as the last educational program, civil servants, Surabaya
domiciled, married, normal BMI, parity multiparous, the cause of AUB ovulatory
disfunction, and medical management.
22
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Abstrak
Hasil : Terdapat 82 kasus PUA dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia 41-
50 tahun (48,8%). Kasus PUA terbanyak dengan agama Islam (90,3%), pendidikan
terakhir diploma dan sarjana (46,3%), pekerjaan sebagai pegawai negeri yang
mencakup PNS, TNI, dan Polri (41,5%), tinggal di kota Surabaya (74,4%), telah
menikah (80,5%), Indeks Massa Tubuh normal (65,8%), dan paritas multipara
(56,1%). Penyebab terbanyak yang diklasifikasikan dalam PALM-COEIN ialah
ovulatory disfunction (37,8%) dan penatalaksaan dengan medikamentosa (73,1%).
23
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Pendahuluan
Menstruasi dianggap normal bila terjadi dalam interval 22-35 hari (dari
pertama menstruasi sampai adanya onset periode menstruasi selanjutnya) dan
durasi perdarahan kurang dari 7 hari dan jika perdarahan kurang dari 80ml. Perlu
dicatat, cairan atau discharge menstruasi mengandung cairan jaringan (20-40% dari
total discharge), darah (50-80%), dan fragmen dari endometrium (Llewellyn dan
Jones, 2010).
PUA dapat mengganggu seorang wanita dari segi fisik, sosial, maupun
emosional. Itu dapat terlihat pada wanita dengan perdarahan berat yang tak terduga
dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya, karena mereka mungkin memerlukan
penggantian pembalut atau tampon secara terus menerus, dan mempunyai
kekhawatiran terhadap aktivitas sosial maupun hubungan sexual (Mahapatra dan
Mishra, 2015). PUA adalah masalah yang sering terjadi dan penanganannya begitu
kompleks. Dokter sering tidak dapat mengidentifikasi penyebab PUA setelah
menanyakan riwayat dan melakukan pemeriksaan fisik. Management dari PUA dapat
melibatkan banyak keputusan tergantung diagnosa penyebabnya (Ely et al. 2006).
24
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
25
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa PUA merupakan salah satu
kelainan yang penting untuk diketahui dan cukup sering terjadi. Dengan demikian
peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik wanita dengan PUA di poli kandungan
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya pada tahun 2016.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan
menggunakan data rekam medis pasien yang didiagnosa dengan PUA di poli
kandungan Rumkital Dr. Ramelan Surabaya tahun 2016. Teknik pengambilan
sampel adalah dengan purposive sampling yaitu sampel dengan data rekam medis
yang mempunyai data rekam medis yang lengkap sesuai dengan variabel yang
diteliti.
Dari 82 kasus PUA proporsi wanita penderita PUA yang terbanyak adalah
pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu 40 kasus (48,8%). Kelompok usia <20 tahun 6
kasus (7,3%), 21-30 tahun 11 kasus (13,4%), 31-40 tahun 25 kasus (30,5%).
Peningkatan usia dapat mempengaruhi keadaan uterus, sehingga dapat menjadi
salah satu risiko terjadinya kelainan struktural pada uterus, seperti polip dan
leiomioma yang kemudian bermanifestasi sebagia PUA.
Penderita PUA yang terbanyak adalah beragam Islam yaitu 74 orang (90,3%),
kemudian Kristen Protestan 5 orang (6,1%), Hindu 2 orang (2,4%), dan Kristen
26
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Katolik 1 orang (1,2%). Hal ini bukan merupakan indikasi keterkaitan agama dengan
kejadian PUA, namun hanya menunjukkan jumlah kunjungan pasien PUA yang
mayoritas beragama Islam.
27
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Proporsi penderita PUA yang terbanyak adalah dengan IMT normal (18.5-24.9)
yaitu 54 kasus (65,8%). Kemudian yang termasuk under weight (<18.5) 3 kasus
(3,7%), over weight (25-29.9) 22 kasus (26,8%), dan obesitas (>30) 3 kasus (3,7%).
Namun salah satu faktor risiko PUA adalah berlebihnya berat badan baik over weight
maupun obesitas. Hal ini dikarenakan oleh kadar hormon yang tidak seimbang, yang
ditandai dengan meningkatnya kadar estrogen yang menyebabkan proliferasi
endometrium (Price, 2005). Peningkatan jaringan adiposa yang terjadi juga
menyebabkan abnormalitas pada poros hipothalamus-hipofisis-adrenal dan
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar bioavailabe estrogen. Studi yang
dilakukan di Afrika Selatan menyebutkan baha wanita ras Afrika dengan leiomioma
memiliki kadar estrogen yang tinggi sehingga cenderung untuk lebih sering
mengalami episode perdarahan abnormal pervaginam (Egrave, 2010).
28
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Kesimpulan
29
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
DAFTAR PUSTAKA
Price, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit 6th edition 2nd
volume, EGC, Jakarta.
30
Wardani, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Schorge, John O et al. Abnormal Uterine Bleeding In: Schorge, John O et al,
Williams Gynaecology 22nd ed. China: Mc Graw-Hill Companies, 2008.
31
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science eISSN 2615-496X
Abstrak
Latar Belakang: Kasus perdarahan uterus abnormal (PUA) sering ditemui pada praktek sehari-hari. Prevalensi
pada usia reproduktif adalah sekitar 10-30% dan merupakan sebab sekitar 25% dari semua tindakan bedah di
bidang ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran klinis serta gambaran hasil histopatologi
apa saja yang sering ditemukan pada pasien dengan diagnosis PUA.
Metode: Penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan data rekam medis. Data berasal dari pasien yang
didiagnosis menderita PUA dan dilakukan tatalaksana operatif selama periode Januari sampai Desember 2018 dari
RS Sumber Waras.
Hasil: Diperoleh 87 pasien dengan PUA yang menjalani tindakan operatif dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
selama periode penelitian. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan dengan volume banyak menjadi keluhan
paling sering ditemukan (37,8% dan 34,5%). Sedangkan, berdasar hasil gambaran histopatologi yang didapat,
ditemukan pada mayoritas pasien ditemukan gambaran patologi struktural (PALM) yaitu 86,2%.
Kesimpulan: Berdasarkan klasifikasi PALM COEIN, kelainan struktural ditemukan sebagai penyebab utama PUA
berdasar gambaran histopatologis.
41
Obgynia, Volume 3 Nomor 1 Maret 2020
42
Andriana Kumala Dewi: Gambaran Klinis Dan Histopatologi Kasus-Kasus Perdarahan Uterus
43
Obgynia, Volume 3 Nomor 1 Maret 2020
44
Andriana Kumala Dewi: Gambaran Klinis Dan Histopatologi Kasus-Kasus Perdarahan Uterus
45
Obgynia, Volume 3 Nomor 1 Maret 2020
46
Andriana Kumala Dewi: Gambaran Klinis Dan Histopatologi Kasus-Kasus Perdarahan Uterus
47
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/292337288
CITATIONS READS
2 337
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Fidel Ganis Siregar on 21 March 2018.
Abstract
An 18-year-old girl—virgin, Indonesian, Bataknese, Moslem, student—was admitted to the Emergency Department of
Haji Adam Malik Hospital, Medan, and presented with prolonged menstruation for the past 3 years, volume 5–6 pads/day,
lasting for ±3 weeks, dark red, clotting (+), regular menstrual cycles. Vital signs were within normal limits. Physical
examination revealed pale inferior conjunctiva palpebral and soft abdomen, with no palpable mass. As the patient was
unmarried, speculum and vaginal examinations were not performed. This is apparently a sensitive issue as most eastern
countries (including Indonesia), especially Muslim countries, highly value virginity. As the patient refused, a rectal toucher
was also not used. Sonographic imaging revealed an anteflexed uterus measuring 7.1× 4.52 × 3.1 cm and endometrial
thickness measuring 1.54 cm, suggestive of thickening endometrial wall. Both ovaries were normal sized. Based on these
findings the patient was diagnosed with abnormal uterine bleeding and was subsequently administered with oral proges-
teron based on the recommended dose and duration of administration for three cycles.
KEY WORDS: Abnormal uterine bleeding, perimenarche, uterine wall thickening
Introduction
Website: http://www.ijmsph.com Quick Response Code: Three major categories of AUB have been proposed. They
are the following:
DOI: 10.5455/ijmsph.2016.11122015316
Estrogen breakthrough bleeding: There will be intermittent
spotting if estrogen level is low. But if estrogen level is high
and for a long term, it will stimulate endometrium to proliferate
continuously causing endometrium hyperplasia and eventually
substantial bleeding.
International Journal of Medical Science and Public Health Online 2016. © 2016 Muhammad Fidel Ganis Siregar. This is an Open Access article distributed under the terms
of the Creative Commons Attribution 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/), allowing third parties to copy and redistribute the material in any
medium or format and to remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially, provided the original work is properly cited and states its license.
International Journal of Medical Science and Public Health | 2016 | Vol 5 | Issue 03 597
Muhammad Fidel Ganis Siregar: Management of abnormal uterine bleeding
Estrogen withdrawal bleeding: Bleeding occurring after duration. This bleeding is associated with the consumption of
bilateral oophorectomy, radiation at mature follicles, or after progestin, an oral contraceptive pill (OCP) for long periods;
cessation of estrogen therapy. Norplant; and Depo-Provera.[1]
Progestin breakthrough bleeding: Bleeding occurring due Etiology of Abnormal Uterine Bleeding based on age can
to high progesterone and estrogen ratio. Lack of estrogen be seen in Figure 2. FIGO in 2011 has proposed a classifica-
and progesterone therapy will induce spotting with variable tion for AUB, which can be seen in Figure 3.
598 International Journal of Medical Science and Public Health | 2016 | Vol 5 | Issue 03
Muhammad Fidel Ganis Siregar: Management of abnormal uterine bleeding
Abnormal Uterine Bleeding in Perimenarche Management of the problem in adolescents must be initi
Menstrual abnormalities are one of the major clinical ated with looking for the cause, making pregnancy assessment,
manifestations in adolescents. Regular ovulation of menstrual and blood coagulation disorders. If not one of these, then give
cycles in adolescents occur every 21–35 days and last until OCP or norethindrone acetate therapy 5 g, as much as
7 days, with mean blood loss 25–69 mL. AUB in perimenarche 3 times a day for 7 days, and afterward reduce dosage until
can be caused by coagulopathy, immaturity of hypothalamus, 4 times in 3 weeks.[7]
insufficient luteal function, psychogenic disorder (such as
bulimia and anorexia), and also ovarian tumor.[6]
Hereditary coagulopathy disorder is often a cause of AUB Case Report
in adolescents. Von Willenbrand disease is the first etiology
An 18-year-old female, virgo, Bataknese, Islam student
of AUB. Besides, AUB in perimenarche can also be caused
admitted to the Emergency Department of Haji Adam Malik
by endocrinopathy (the most common example is thyroid
Hospital, Medan, with major complaint of prolonged men-
disorder), systemic disease (such as blood dyscrasias:
struation for approximately 3 years, with a volume resulting
Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP) and leukemia and
in 5–6 tampons/day, lasted for ±3 weeks, reddish black,
chronic renal disease), and medicines (corticosteroids, psy-
clotting (+), regular menstruation cycle. Menarche at 13 years.
chotropic drugs, anticoagulants, and herbs and plants: soy,
Vital sign was normal. During general physical examination,
ginseng, ginko).[7,8] Policystic ovarian syndrome (PCOS) is
pale conjunctiva palpebral inferior was noted and abdomen
one of the causes of AUB in perimenarche. Clinical manifes-
was lax. There were no symptoms of hyperandrogenic
tations of PCOS in adolescents are decreased birth weight,
access. Abdominal wall was lax, no palpable mass was found.
premature puberty, irregular menstruation (oligomenorrhea),
At gynecologic examination, clinician did not perform specu-
hyperandrogen (hirsutism, acne, male-type baldness), obesity,
lum and vaginal examinations because the patient was not
family history of PCOS, diabetes mellitus type 2, premature
married. In Indonesia and other countries with Moslem majority,
cardiovascular disease.[8] While there are few uterine bleed-
with Eastern cultures and customs, gynecologic examination
ing causes in adolescents, most probable cause is AUB due
including bimanual and speculum examinations are taboo and
to immature hypothalamic–pituitary–ovarian axis (HPO),
become controversial issue. Rectal toucher was not used in
causing irregular anovulatory cycle and bleeding. Before
this case because the patient and her family refused it.
assuming HPO axis, clinicians must exclude more serious USG demonstrated normal-size anteflexi uterus 7.1 ×
disorders.[9] Besides PCOS, AUB is often caused by endo- 4.52 × 3.1 cm with endometrial thickness 1.54 cm, suggestive
metrial hyperplasia. It presents as AUB, often asymptomatic. of thickening endometrial wall.
Ultrasonography (USG) reveals endometrial hyperplasia. From laboratory in Emergency Department:
Endometrial hyperplasia diagnosis can be consi dered in Hemoglobin: 5.4 g/dL, Ht: 33.40%, Leucocyte: 10.760/mm3,
patients complaining prolonged uterine bleeding or frequent Thrombocyte: 249.000/mm3, Ad Random Blood Glucose:
bleeding. 109 mg/dL.
When adolescents complain about AUB, history of men- From anamnesis, physical examination, limited gyneco-
struation must be asked, including menarche age, duration, logic examination, laboratory test results, and other investi-
and the amount of uterine bleeding. Stomach cramps is a gations, thickening uterine wall was noted. Then, AUB M/AUB
useful information. History of bleeding disorders in family and O/AUB M-O was performed as differential diagnosis for this
menstruation are very crucial.[9] Physical examination must patient, based on FIGO criteria to diagnose uterine bleeding
encompass substantial signs and evaluate hyperandrogenism disorder (AUB). This patient was given Progestin derivate,
and bleeding signs. Sexual maturity scale assessment must which is norethsterone (norethindron) 5 mg 2 × 1 tab for 10 days.
be determined according to patients’ age. Nipple should be Repeated again starting at day 16–25, in the next cycle with
assessed for discharge. For majority of patients, mainly those the same dose, then evaluated for 3–6 months.
who are not sexually active, internal pelvic examination will
not be needed to evaluate pelvic anatomy. For those patients,
USG might be enough for evaluating pelvic pathology. Discussion
Laboratory assessment in adolescents with AUB also include
pregnancy test, regardless of sexual activity history. After AUB is the most common gynecologic symptom in repro-
excluding pregnancy, practicians must consider additional ductive-age women at outpatient clinics. This occurs in 11
tests to make differential diagnosis based on clinical mani- of 13 reproductive-age women. Its prevalence proportion-
festation. Complete blood count might help for evaluating ally increases with age, reaching 25% in reproductive-age
anemia. American College of Obstetricians and Gynecol- women.
ogists (ACOG) recommend that all patients younger than The main cause of AUB in adult is endometrial hyperplasia.
18 years with AUB must be screened for coagulation disorders, Endometrial hyperplasia presents as AUB, often asymptomatic.
particularly von Willebrand disease, because this disease has USG reveals endometrial hyperplasia. Endometrial hyperplasia
1% of prevalence and is the most common diseases causing diagnosis can be considered in patients complaining pro-
menorrhagia in perimenarche. longed uterine bleeding or frequent bleeding.
International Journal of Medical Science and Public Health | 2016 | Vol 5 | Issue 03 599
Muhammad Fidel Ganis Siregar: Management of abnormal uterine bleeding
Early diagnosis and right treatment are essential for AUB How to cite this article: Siregar MFG. Management of abnormal
patients so that therapy will be given correctly. Customs, uterine bleeding in perimenarche: diagnostic challenges. Int J
culture, and religion sometimes can be a challenge to Med Sci Public Health 2016;5:597-600
conduct examinations. Despite a cure, the diagnosis Source of Support: Nil, Conflict of Interest: None declared.
and treatment sometimes raises controversy.
600 International Journal of Medical Science and Public Health | 2016 | Vol 5 | Issue 03