Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

ANALISIS FAKTOR KEAMANAN (SAFETY FACTOR)

STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN PLAXIS V.20

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah

Analisis Stabilitas Lereng dan Perkuatan Tanah

Dosen Pengampu :

Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc.

Azzah Balqis Sabbah, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Johannes Pargomgom Tambun

5111418010

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan analisis factor keamanan stabilitas lereng
menggunakan plaxis V.20 dan metode manual sebagai tugas dari mata kuliah Analisis
Stabilitas Lereng dan Perkuatan Tanah.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 9 Januari 2021

Johannes Pargomgom T

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................5
2.1 Stabilitas Lereng.........................................................................................................5
2.2 Tegangan Total dan Efektif.......................................................................................5
2.3 Kuat Geser Tanah (Shear Strength).........................................................................6
2.4 Korelasi Jenis Tanah (SPT/CPT/Sondir)..................................................................6
2.5 Analisis Stabilitas Lereng (Lereng Tak Hingga)......................................................7
a) Kondisi Tanpa Rembesan (tak Jenuh)......................................................................7
b) Kondisi Rembesan Sebagian......................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
3.1 Peta Kontur.................................................................................................................8
3.2 Detail Kontur yang Dipilih........................................................................................9
3.3 Data Boring Log.......................................................................................................11
3.4 Rekapan Data Boring Log.......................................................................................13
3.5 Korelasi Data beserta Sumbernya...........................................................................14
3.6 Modelling (Plaxis V.20)............................................................................................17
a) Permodalan...............................................................................................................17
b) Identifikasi Material.................................................................................................20
3.7 Langkah Kerja..........................................................................................................21
Daftar Pustaka...........................................................................................................................30

3
4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu
dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses
geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah
misalnya lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara
lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta
api,bendungan,tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran
adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga
terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat terjadi
dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun
tanpa tanda-tanda yang terlihat. Analisis kestabilan lereng harus berdasarkan
model yang akurat mengenai kondisi material bawah permukaan, kondisi air tanah
dan pembebanan yang mungkin bekerja pada lereng. Tanpa sebuah model geologi
yang memadai, analisis hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
yang kasar sehingga kegunaan dari hasil analisis dapat dipertanyakan.
Salah satu cara untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan
analisa stabilitas lereng. Analisis stabilitas lereng banyak digunakan dalam
perencanaan konstruksi, seperti : timbunan untuk jalan raya, galian lereng untuk
jalan raya serta konstruksi tubuh bendung. Maksud dari analisis ini adalah
menentukan faktor keamanan (safety factor) dari bidang potensial longsor (critical
point). Faktor keamanan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang
menahan dengan gaya yang menggerakkan.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengevaluasi stabilitas lereng
khususnya faktor safety dengan menggunakan program Plaxis v.20.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stabilitas Lereng


Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk
menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar
sehingga perlawanan geseran yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bidang
longsornya terlampaui, maka akan terjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas
pada permukaan tanah yang miring ini, disebut analisis stabilits lereng. Analisis
stabilitas lereng mempunyai banyak faktor yang mempengaruhi hasil hitungan,
banyaknya faktor tersebut yang membuat perhitungan tidak mudah. Faktor-faktor
tersebut misalnya, kondisi tanah berlapis-lapis, kuat geser tanah yang anisotropis,
aliran rembesan air dalam tanah dan lain-lain . Dalam menentukan kestabilan atau
kemantapan lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang
merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-
gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai
berikut :
Faktor Keamanan (FK) = Gaya Penahan / Gaya Penggerak
Dimana untuk keadaan :
FK > 1,0 : lereng dalam keadaanbagus, tak terjadi longsor
FK = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbang, kemungkinan terjadi longsor
FK < 1,0 : lereng tidak kuat, akan terjadi longsor
Jadi dalam menganalisa kemantapan lereng akan selalu berkaitan
dengan perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng
tersebut.

2.2 Tegangan Total dan Efektif


Tegangan tekan atau σ yang bekerja pada masa tanah sebagian akan
ditanggung oleh partikel tanah dan sebagian lagi oleh tekanan air pori (pore
water). Gabungan keduanya disebut sebagai tegangan total sehingga tegangan
didalam tanah dapat dibagi 2 yakni :

6
a. Tegangan efektif yang dilambangkan dengan σ’, yang merupakan porsi
tegangan yang ditanggung oleh partikel tanah.
b. Tegangan air pori yang dilambangkan dengan u, yang merupakan porsi
yang ditanggung dengan air pori.

2.3 Kuat Geser Tanah (Shear Strength)


Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
terjadi pada saat terbebani. Keruntuhan geser (shear failur) tanah terjadi bukan
disebabkan karena hancurnya butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak
relatif antara butir-butir tanah tersebut (Santosa dkk, 1998)
1. Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi
tidak tergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser
2. Gesekan antar butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.

Rumus menurut Coulomb (1776) :


τ =c +σ tg ∅
dengan : τ = kuat geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah
σ = tegangan normal pada idang runtuh (kN/m2)
Ø = sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek intern (ᵒ)

2.4 Korelasi Jenis Tanah (SPT/CPT/Sondir)


Dalam masalah stabilitas lereng kita memerlukan data korelasi tanah yang
dihasilkan dari beberapa pengujian SPT (Standar Penetration Test), CPT (Cone
Penetration Test) atau Uji Sondir. Tujuan lain dari penyelidikan tanah adalah
untuk menentukan kapasitas daya dukung tanah, menentukan tipe dan kedalaman
konstruksi, mengetahui kedalaman muka air tanah, memprediksi besarnya
penurunan yang terjadi, dan lain sebagainya. Tergantung pada konstruksi yang
akan dibangun pada tanah tersebut.

7
2.5 Analisis Stabilitas Lereng (Lereng Tak Hingga)
a) Kondisi Tanpa Rembesan (tak Jenuh)
c tan ∅
FS= +
γ H cos α tan α tan α
2

Dengan,
FS = Faktor Safety
c = Kohesi (kN/m2)
Ø = Sudut geser dalam tanah (ᵒ)
α = Sudut kemiringan lereng (ᵒ)
γ = Berat volume tanah (kN/m3)

b) Kondisi Rembesan Sebagian


c + [ ( γd h 1+ γ ' h 2 ) cos2 α ] tan ∅
FS=
( γd h 1+ γsat h 2 ) cos α tan α

Dengan,
FS = Faktor Safety
c = Kohesi (kN/m2)
Ø = Sudut geser dalam tanah (ᵒ)
α = Sudut kemiringan lereng (ᵒ)
γd = Berat volume kering tanah (kN/m3)
γsat = Berat volume jenuh tanah (kN/m3)
γ’ = Berat volume efektif tanah (kN/m3)

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peta Kontur

9
3.2 Detail Kontur yang Dipilih

Setelah menentukan garis potongan dapat diketahui elevasi (y) serta jarak
antar titik perbedaan elevasi (x) dimana akan menentukan nilai koordinat (x,y).
Dari nilai koordinat (x,y) maka dapat dibuat garis kontur lahan potongan A-A
secara manual menggunakan Software AutoCAD. Pada garis potongan A-A
terdapat 31 point. Koordinat point dan hasil grafik kontur dapat dilihat pada
gambar berikut.

X Y
1 46.60 104 13 8.50 116
2 5.26 105 14 8.36 117
3 13.73 106 15 13.08 118
4 21.09 107

5 7.00 108

6 12.63 109

7 5.11 110

8 4.74 111

9 4.07 112

10
10 3.18 113

11 2.62 114

12 2.36 115

11
12
3.3 Data Boring Log

13
14
3.4 Rekapan Data Boring Log
Layer Depth (m) Jenis Tanah NSPT
1 0,00 - 0,80 clayey Sand, with minor 10
gravel, brown, dense, moist
2 0,80 - 1,40 sandy Clay, reddish brown, 10
stiff, medium plasticity,
moist

3 1,40 - 2,45 clay, with minor gravel, 10


(MAT = brown, firm to stiff,
-2,00) medium plasticity, moist

4 2,45 - 3,00 sandy clay, with some 10


shell, grey, firm, low
plasticity, moist

5 3,00 - 5,00 sand, with some shell, 10


black, loose to medium
dense, moist

6 5,00 - 10,00 clayey sand, with some 1


shell and gravel, grey,
loose, moist

7 10,00 - 14,30 sandy clay, with minor 8


shell, grey, firm to stiff,
medium plasticity, moist

8 14,30 - 17,00 clay, grey, stiff to very 11


stiff, medium plasticity,
moist

9 17,00 - 19,00 sandy clay, with some 24


gravel, greyish brown, stiff
to very stiff, medium
plasticity, moist
10 19,00 - 25,70 clay, with some gravel, 16
greyish brown, stiff to very
stiff, medium plasticity,
moist
11 25,70 - 30,00 clayey sand, with some 24
gravel, dark brown,
medium dense, moist

12 30,00 - 31,00 sand, with some gravel, 65 >60


black, dense to very dense,
moist

15
13 31,00 - 34,00 sandy clay, with minor 65 >60
gravel, brown, firm to very
stiff, medium plasticity,
moist
14 34,00 - 37,70 sand, black, dense to very 65 >60
dense, moist

15 37,70 - 40,00 clayey sand, with some 65 >60


gravel,dark brown, dense to
very dense, moist

3.5 Korelasi Data beserta Sumbernya


- Nilai E = 479 (N + 15)  for sand and clayey sand (Webb, 1969)
- Nilai E berdasarkan table 3.16 Typical values of Eu for clays  Jay
Ameratunga, hal 78
- Nilai v’(nu) = 0,15 – 0,4  semakin besar nilai Nspt nya, maka semakin
kecil nilai v’

Layer Depth (m) Jenis Tanah NSPT Sudut Kohesi Berat Berat E v'(nu)
Geser (C) Jenis (γ Jenis (γ (kN/m2)
(ϕ)
kN/m2 sat) dry)
(tabel kN/m3 kN/m3
4.7)

1 0,00 - 0,80 clayey Sand, 10 35 0 17 15 11975 0.35


with minor
gravel, brown,
dense, moist

2 0,80 - 1,40 sandy Clay, 10 8 60 20 14 150000 0.35


reddish brown,
stiff, medium
plasticity,
moist
3 1,40 - 2,45 clay, with 10 8 60 20 14 50000 0.35
(MAT = minor gravel,
- 2,00) brown, firm to
stiff, medium
plasticity,
moist
4 2,45 - 3,00 sandy clay, 10 7 60 20 14 50000 0.35
with some
shell, grey,
firm, low
plasticity,
moist

16
5 3,00 - 5,00 sand, with 10 35 0 17 15 11975 0.35
some shell,
black, loose to
medium dense,
moist
6 5,00 - clayey sand, 1 26 0 18 15 7664 0.4
10,00 with some
shell and
gravel, grey,
loose, moist
7 10,00 - sandy clay, 8 8 50 19 14 50000 0.35
14,30 with minor
shell, grey,
firm to stiff,
medium
plasticity,
moist
8 14,30 - clay, grey, stiff 11 9 65 19 14 100000 0.35
17,00 to very stiff,
medium
plasticity,
moist
9 17,00 - sandy clay, 24 9 155 21 14 100000 0.2
19,00 with some
gravel, greyish
brown, stiff to
very stiff,
medium
plasticity,
moist
10 19,00 - clay, with 16 9 100 20 14 100000 0.25
25,70 some gravel,
greyish brown,
stiff to very
stiff, medium
plasticity,
moist
11 25,70 - clayey sand, 24 38 0 19 15 18681 0.2
30,00 with some
gravel, dark
brown,
medium dense,
moist
12 30,00 - sand, with 65 >60 0 22 15 38320 0.15 0.15
31,00 some gravel,
black, dense to
very dense,
moist
13 31,00 - sandy clay, 65 >60 350 22 14 100000 0.15 0.15
34,00 with minor
gravel, brown,
firm to very

17
stiff, medium
plasticity,
moist
14 34,00 - sand, black, 65 >60 0 22 15 38320 0.15 0.15
37,70 dense to very
dense, moist

15 37,70 - clayey sand, 65 >60 0 22 15 38320 0.15 0.15


40,00 with some
gravel,dark
brown, dense
to very dense,
moist

Terzaghi and Peck


(1967)

MUNI BUDHU_SOIL MECHANICS AND FOUNDATION

18
3.6 Modelling (Plaxis V.20)
a) Permodalan
Permodelan geometri yang akan dianalisis bisa dilakukan langsung di
Plaxis, akan tetapi untuk memenuhi geometri sesuai denah kondisi asli cara
manual dalam menentukan kontur kurang teliti. Untuk itu pemodelan
dilakukan dengan software lain seperti AutoCAD. Selanjutnya section tersebut
dimodifikasi dengan AutoCAD sesuai dengan geometri desain yang
diinginkan. Section yang akan disajikan ke Plaxis ditambah 20 m pada bagian
kanan, kiri dan bawah kontur lereng yang akan dianalisis untuk mengetahui
pergerakan tanah disekitar kontur lereng yang akan dianalisis.
Setelah geometri siap selanjutnya adalah memasukkan geometri tersebut
ke Plaxis. Setelah aplikasi Plaxis dibuka langkah pertama adalah membuat
project baru, menambahkan nama dan mengatur model Plaxis sesuai keadaan
yang diinginkan.

19
Kemudian mengambil gambar dalam format DXF melalui langkah klik
menu Structures-Import geometry-pilih file kontur (.dxf)-Open-Object types-
centang Points-OK.

20
Selanjutnya membuat layer sesuai dengan kedalaman tiap layer secara
satu-persatu melalui langkah Create soil polygon-Create soil rectangle-buat
kotak dengan panjang sesuai kedalaman dan lebar sepanjang kontur-untuk
mengatur elevasi dengan nilai koma maka dapat diedit pada kotak di bagian
atas kiri sesuai kedalaman layer atau secara manual dengan mengatur spacing
padabagian bawah samping kanan grid.
Setelah selesai membuat 15 layer, tambahkan layer tambahan dipaling
bawah dengan kedalaman 20m. selanjutnya adalah memotong kotak sesuai
bentuk kontur melalui langkah Create soil polygon-Cut polygon-klik pada
point-point kontur-double click atau (Enter-Esc) pada point terakhir agar garis
pemotong jadi-klik polygon yang tidak termasuk bagian kontur-hapus dengan
tombol backspace atau delete.

b) Identifikasi Material
Material pembentuk lereng yang akan dianalisis harus dimasukkan
kedalam data Plaxis. Langkah untuk mengatur material adalah klik Show
materials-New.
 Setiap material bisa diberi nama dan namanya untuk mempermudahkan
dalam pemasangan material ke layer.
 Setiap material bisa diatur warna dan warnanya untuk mempermudahkan
dalam pembedaan antar layer.

21
 Setiap jenis akan meminta parameter yang berbeda, misalkan jika mohr-
coulumb maka parameter yang harus dilengkapi adalah kohesi dan sudut
geser dalam.
 Langkah selanjutnya adalah menempatkan material pada gambar
berdasarkan material boundary dengan karakteristik yang telah dibuat.
 Tampilkan lereng akan berubah dengan warna sesui materialnya.

3.7 Langkah Kerja


1) Buka Aplikasi Plaxis 2D V20 Input
 Ketik Title yang diinginkan
 Pada model, ubah temperature menjadi ᵒC
 Model menggunakan plane strain karena yang akan kita analisis adalah
stabilitas lereng
 Elements menggunkaan 15-Noded
 Pada bagian contour boleh diisi atau default terlebih dahulu juga tidak apa
 OK
2) Import file .dxf format

22
 Pada tab structure, klik icon import geometry
 Pilih file kontur yang dalam bentuk .dxf file lalu open
 Aktifkan points saja (line/polycurve dan polygon di nonaktifkan)
 OK

3) Menentukan (menggambar) layer tanah

23
 Klik create soil polygon, klik create soil rectengle
 Gambar sesuai koordinat dan kedalam sesuai data borlog atau pada
rekapan korelasi
 Gambar hingga 15 layer, lalu klik cut polygon, hubungkan titik-titik kontur
hingga titik terakhir dan tekan Enter lalu Esc.
 Delete layer potongan yang tidak terpakai

4) Set Material
 Klik show material
 Klik new untuk membuat lapisan tanah baru

 Isikan data-data parameter tanah sesuai hasil korelasi data borlog NSPT

24
 Klik ok

5) Generate Mesh
 Klik mesh
 Klik generate mesh
 Lalu pilih opsi element distribution yang medium

25
 Klik ok

6) Memilih titik Analisis


 Klik select points for curves
 Pilih 2 titik yang akan ditinjau
 Lalu klik update

26
7) Flow conditions
 Klik flow conditions
 Lalu buat Batasan muka air tanah dengan cara mengklik toolbar create
water level

 Lalu buat garis batas muka air tanah sesuai dengan data borlog

8) Stage construction
 Klik staged construction
 Lalu aktifkan semua lapisan tanah yang sudah dibuat diawal

27
 Pilih add phase, kemudian edit phase 1
 Phase 1 diatur untuk menghitung safety factor

 Kemudian klik calculate


 Lihat proses perhitungan, perhatikan angka global error dan tolerated error
 Pastikan bahwa angka global error lebih kecil dari angka tolerated error

9) Menampilkan total displacement


 Klik view calculation results pada tahap staged construction

28
 Klik deformation lalu pilih displacement setelah itu pilih total
displacement kemudian pilih opsi |u|

 Lihat grafik total displacement

10) Membuat grafik antara safety factor dan total displacement


 Klik table

29
 Klik curves manager

 Klik new
 Pilih titik yang ditinjau untuk sumbu x dan safety factor untuk sumbu y

30
Daftar Pustaka
https://core.ac.uk/download/pdf/324173531.pdf e-journal.uajy.ac.id, “BAB III Landasan
Teori”, <http://e-journal.uajy.ac.id/7062/4/TS313701.pdf>

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128664-T%2026718-Studi%20perilaku-
Metodologi.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai