Anda di halaman 1dari 107

 Saluran nafas yang dilalui udara

adalah hidung, faring, laring, trakea,


bronkus, bronkiolus dan alveoli.
ANATOMI JALAN NAPAS

hidung  mulut 
nasofaring  orofaring
 laringofaring
Fisiologi Respirasi

Ventilation
~ CO2
&
Oxygenation
~ O2
Fisiologi Respirasi
Tekanan intra
pulmonal

Tekanan intra
pleura

Volume tidal

Perubahan tekanan selama


inspirasi dan ekspirasi
Volume paru hasil spirogram. TV 500, RV 1250, FRC 2500ml.
6 Key steps in oxygen cascade
O2
Uptake in the Lung Oxygenation P aO 2
CaO2
Carrying capacity Haemoglobin S aO 2 DO2

Delivery Cardiac Output Flow rate - ø

Organ distribution Autoregulation


VO2
Diffusion Distance
O2ER
Cellular use Mitochondria
PaO2= tek parsial O2 dlm plasma (kemampuan paru)
SaO2= O2 yg diangkut Hb 95-100%
ATP = energy
CaO2= O2 dalam arteri
DO2= Delivery O2 8
Tersedak (Choking)

• Tersedak = sumbatan pada jalan


nafas secara tiba-tiba akibat benda
asing
• Sumbatan : parsial atau total.
• Sumbatan total kegawatdaruratan,
mengancam nyawa
• Sumbatan parsial pun dapat
mengancam nyawa jika si korban
kehilangan kemampuan untuk dapat
bernafas adekuat akibat kelelahan
atau kekurangan oksigen.
9
Jika ada korban tersedak yang masih sadar :

• Jangan lakukan manuver Heimlich


• Periksa kondisinya :
 tanya: “apakah anda tersedak / tercekik ?”
 Jika masih bisa menjawab/bicara, batuk
dan bernafas = sumbatan parsial

 Jika tidak bisa menjawab/bicara, tidak bisa


bernafas, sangat panik, tidak bisa batuk =
sumbatan total atau berat

lakukan manuver Pukul Punggung & Heimlich

10
Jika korban tidak sadar = kondisi gawat !!

lakukan langkah-langkah
BANTUAN HIDUP DASAR

11
PUKUL PUNGGUNG 5x atau Jika gagal, lakukan
sampai sumbatan lepas manuver HEIMLICH

12
Manuver HEIMLICH

13
Manuver HEIMLICH

14
Manuver HEIMLICH pada anak

15
Manuver HEIMLICH pada anak

16
Manuver “pukul punggung” pada bayi

17
Manuver HEIMLICH pada bayi

18
Hanya jika terlihat benda penyumbatnya !!!

19
Penurunan kesadaran
 tonus otot turun/hilang
 sumbatan lidah
 Mendengkur : pangkal lidah (snoring)

 Suara berkumur : cairan (gargling)

 Stridor : kejang / edema pita suara


(crowing)
 Sumbatan pangkal lidah
◦ chin lift
◦ jaw thrust
◦ jalan nafas oropharynx
◦ jalan nafas nasopharynx
◦ intubasi trachea / LMA
 Bersihkan cairan penghisap / suction
 Sumbatan di plica vocali cricothyroidotomy
Korban tak sadar jangan diberi bantal, jangan diganjal bahu
CHIN LIFT

HEAD TILT

X
HEAD TILT jangan dilakukan pada trauma
X X
CHIN LIFT

NECK LIFT
HEAD TILT

JAW THRUST
Jangan dipakai jika reflex muntah masih (+)
(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)
Tidak merangsang muntah
Hati-hati pada pasien dengan fraktura basis cranii
Ukuran u/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
Pengertian : Suatu cara pemberian gas dengan
alat alat yang berbeda
konsentrasinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi FiO2


1. Pola Ventilasi
2. Aliran Oksigen
3. Reservoar
1. Hypoksia
2. Oksigen yang kurang cukup sedang paru
paru normal
3. Oksigen yang kurang cukup pada paru yang
abnormal
4. Transport O2 sirkulasi yang kurang
5. Oksigen jaringan yang kurang mencukupi
1. Meningkatkan jumlah O2
2. Mengurangi kerja nafas
3. Mengurangi kerja jantung
1. Sumber oksigen 8. Sungkup muka
2. Humidifier non rebreathing
3. Flow meter dengan kantong
4. Kateter hidung O2
5. Face mask 9. Ventury mask
6. Nasal kanul 10. Pipa orofaring
7. Sungkup muka 11. Spatel lidah
rebreathing
dengan kantong 12. Xylocain jelly
oksigen 13. Mouth face
14. Plester dan
gunting
A. Low Flow System (system Aliran Rendah)
1. Nasal cateter
2. Nasal Canul
3. Simple Mask (Sungkup muka)
4. Sungkup muka Rebreathing dengan
kantong O2
5. Non Rebreathing dengan kantong O2.

B. High Flow System


1. Ventury Mask
2. ABN ( Alat Bantu Nafas )
Flow rate liter /menit FiO2
I Nasal canul /kateter
1 liter/menit 24%
2 liter/menit 28%
3 liter/menit 32%
4 liter/menit 36%
5 liter/menit 40%
6 liter/menit 44%
II oksigen Mask
5 - 6 liter/menit 40%
6 - 7 liter/menit 50%
7 - 8 liter/menit 60%
III Mask Dengan Reservoir bag
6 liter/menit 60%
7 liter/menit 70%
8 liter/menit 80%
9 liter/menit 90%
1. Tehnik
 Hubungkan canul dengan selang oksigen
ke humidifier dengan aliran oksigen yang
rendah, beri jelly pada kedua ujung kanul
dan masukan ke lubang hidung
 Fiksasi
 Alirkan oksigen sesuai kebutuhan
2. Keuntungan
 Praktis dan aman
 Nyaman dan mudah ditoleransi pasien
 Selang mudah disesuaikan dgn pasien
 Efektif untuk konsentrasi rendah
 Pasien mudah bergerak
 Murah
 Dapat dipakai dalam waktu yang lama

3. Kerugian
 Konsentrasi kurang dari 40 %
 Tidak bisa dipakai pasien dgn odema laring
 Mudah bergeser
 Pusing dan mukosa kering
 Tidak efektif untuk pasien gelisah
 Slang bisa menjepit dagu bila terlalu kencang
1. Tehnik

 Hubungkan slang ke humidifier


dengan aliran tinggi
 Atur tali pengikat sungkup sehingga
menutup rapat dan nyaman, jika perlu
pakai kain kasa pada daerah yang
tertekan
 Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
pasien
2. Keuntungan
 Efektif untuk oksigen konsentrasi tinggi
 Pelembaban dapat diberikan aerosal mask
 Tidak membuat kering mukosa

3. Kerugian
 Pasien merasa panas dan membuat iritasi
 Pasien kurang nyaman
 Dapat merintangi makan dan minum
 Tidak dapat memberikan oksigen kurang dari 40%
 Tidak praktis untuk pemakaian jangka panjang
1. Tehnik
 Hubungkan slang dengan O2 pada
humidifier dengan aliran rendah
 Mengisi O2 ke dalam kantung dengan
cara menutup lubang antara kantung
dengan sungkup
 Atur tali pengikat sungkup shg menutup
rapat dan nyaman, jika perlu pakai kassa
pada daerah yang tertekan
 Sesuaikan aliran oksigen sehingga
kantung terisi
2. Keuntungan
 Kantung O2 dapat membiarkan pasien menghisap
kembali udara ekspirasi yang mengandung
konsentrasi FiO2
 Kantung pengaman dapat membuat udara kamar
terhisap oleh pasien jika seantral O2 berkurang
 Dapat memberikan konsentrasi udara lebih tinggi 35
– 60 %
 Memudahkan pelembaban shg mukosa tidak kering
3. Kerugian
 Pasien tidak nyaman

 Dapat merintangi makan dan minum


 Pasien merasa panas dan iritasi
 Reservoir dapt tertekuk atau memutar
 Kurang praktis untuk peamakain jangka panjang
1. Tehnik
 Sama dengan diatas
2. Keuntungan
 Dapat memberikan konsentrasi oksigen
yang paling tinggi
 Efektif untuk terapi jangka pendek
 Tidak membuat kering mukosa
3. Kerugian
 Pasien tidak nyaman karena tali yang
keras
 Dapat membuat iritasi
 Kurang praktis untuk jangka panjang
Warna Konsentrasi Warna Konsentrasi
Hijau 24 % 3 Putih 35 % 9
26 % 3 40 % 12
28 % 6 50 % 15
30 % 6
1. Tehnik
 Hubungkan slang oksigen ke flow meter untuk
konsentrasi tinggi
 Atur flow meter oksigen sesuai dengan yang
tertera pada sungkup
2. Keuntungan
 Dapat memberikan konsentrasi oksigen yang
tepat
 Jet dapat diubah sesuai dengan konsentrasi
 Mukosa tidak kering
 Dapat dipakai untuk memberikan kelembaban
atau terapi inhalasi
 Tidak pernah memberikan lebih dari yang
ditentukan walau flow meter rusak

3. Kerugian
 Pasien merasa panas dan iritasi
 FiO2 dapat berubah kalau masker tidak tepat, slang
tertekuk
 Menyulitkan untuk bicara atau makan
 Bila dipakai humidifier embun dapat tertumpuk dan
masuk trakhea
ABN adalah alat yang digunakan untuk
membantu pernafasan secara mekanik
( Ventilator)

“Akan dibahas tersendiri saat praktek “


1. Bebaskan jalan nafas sebelum pemberian
therapi
2. Jumlah yang diberikan harus sesuai
dengan alat yang digunakan
3. Harus selalu melalui humidifier untuk
mecegah irtasi
4. Pemeriksaan AGD secara periodik
5. Pemantauan tanda-tanda klinis
6. Cuci tangan
7. Informasikan setiap melakukan tindakan
a. Atelektasis
b. Retrolental Fibroplasia
c. Toxicitas
1. Laryngeal Mask Airway

2. Intubasi Trachea dengan laringoskopi

3. Cricothyroidotomy needle / surgical

48
 LMA terdiri dari Tubular orofaringeal airway
sama seperti ETT dan memiliki masker
laringeal yang terbuat dari silikon yang
dapat dikembangkan.
 Tidak seperti pemasangan ETT,
pemasangan LMA tidak pernah gagal.
 LMA hampir seefektif ETT oleh karena itu
merupakan pilihan sekunder jika
pemasangan ETT gagal dilakukan.
Laryngeal Mask Airway
dipasang tanpa laringoskopi

51
 Tindakan memasukan tube (pipa khusus) ke
dalam trakhea

 Tujuan :
Memepertahankan jalan nafas tetap bebas
sehingga nafas mudah dibantu

52
 Intubasi berguna dalam situasi gawat darurat
untuk melakukan koreksi terhadap hipoksemia,
hiperkarbia, mencegah terjadinya hipoventilasi.

 Selain itu dapat pula digunakan sebagai akses


untuk memberikan obat-obat (life saving drug),
seperti Lidokain, Ephineprine, Nalokson dan
Atropin Sulfas (LENA) pada saat resusitasi
sebelum akses vena diperoleh.

53
 Menjamin Jalan Nafas – Bebas

 Mencegah Aspirasi

 Memudahkan Pengisapan Sekret Trachea

 Penggunaan Ventilasi Mekanik

 Memberikan O2 Konsentrasi Tinggi

54
 Intubasi Orotrakheal

 Intubasi Nasotrakheal

 Intubasi Trakheal Retrograd

55
 Cara lain u/ bebaskan jalan nafas gagal

 Sukar memberikan pernafasan buatan

 Risiko aspirasi ke paru besar

 Perlu mencegah hiperkarbia (cedera kepala)

 GCS = 8 atau lebih rendah

56
GAGAL NAFAS

LABORATORIK KLINIS

 PaO2 (tekanan parsial  Takipnoe atau


oksigen arteri) < 70 mm bradipnoe
Hg
 PaCO2 (tekanan parsial  Takikardia
karbon dioksida arteri) >  Gelisah
55 m Hg (kecuali pd PPOK)
 Penurunan kesadaran
S= SCOPE : Laringoscope, stetoscope

T= TUBE : ETT, NTT, LMA


A= AIR WAY : Bagging/Ambu Bag, Guedel,
Mouth Gag/Jaw spreader.
T= TAPE : Plester
I = INDRODUCER : Mandrin, Margill Forceps.

C= CONNECTOR : Penghubung ETT ke Ambu Bag


/ oksigen, Resusitator
S= SUCTION : Suction.

+ Alat pelindung diri, Spuit, Jelly,


spray. 59
S

Scope : laringoskop dan stetoskop


61
 Magill  Macintosh
63
T

 TUBE ; ETT, NTT


Dewasa ukuran 7,0; 7,5 atau 8,0
Anak > 2 thn :
Ukuran Tube = 4 + umur/4

Sebesar Ukuran Jari Kelingking


Pasien
A

 AIRWAY
OROFARINGEAL AIRWAY, SUNGKUP MUKA,
KANTUNG TEKANAN POSITIF, RESERVOIR
STATICS
AIRWAY
(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY)
Ukuran antara 0 – 7
T

 TAPE / Plester
I

 INTRODUCER

Mandrin

Margill Forceps
C

 CONNECTOR
S

 SUCTION
 Unit penghisap (suction), yaitu satu pharyngeal
rigid suction-tip (Yankauer) dan satu lagi trakheal
suction catheter.
 LAIN-LAIN
 Xylocain Jelly
 Spuit cuff
 Anestetik lokal (xylocain spray)
 Handscoen
 Gunting
 PROSEDUR
◦ Siapkan alat-alat yang diperlukan, dan
periksa kelayakannya. Agar tidak menjadi
kendala saat pemasangan ETT.
◦ Tempatkan orang yang akan di intubasi
dalam posisi supine dan sniffing position.
◦ Bersihkan mulut dan orofaring dengan
suction.
◦ Monitor laju jantung dan saturasi O2.
Lepaskan gigi palsu, jika ada.

74
75
Tehnik intubasi
◦ Lakukan hiperventilasi selama 30 detik
dengan O2 100%.
◦ Hentikan kompresi jantung.
◦ Pegang laryngoscope dengan tangan kiri dan
buka mulut, antara gusi/ gigi atas dan bawah
sebelah kanan, dengan teknik silang jari
(cross finger), jari telunjuk dan ibu jari kanan,
kemudian masukan laryngoscope blade ke
dalam mulut berlawanan arah dengan jari
telunjuk kanan, kemudian dorong lidah
dengan laryngoscope blade ke kiri.
76
◦ Masukan terus laryngoscope blade hingga
kepangkal lidah, kemudian angkat
sehingga epiglotis terlihat.
◦ Tahan laryngoscope dengan tangan kiri,
kemudian masukan ETT yang telah diberi
pelumas dengan menggunakan tangan
kanan melalui mulut sisi kanan melewati
pita suara (vocal cord) menuju kedalam
trakhea.
◦ Jika menggunakan stylet, maka stylet harus
dikeluarkan dengan lembut.

77
Tehnik intubasi
◦ Sambungkan konektor bag resusitasi dengan
ETT.
◦ Dengarkan suara aliran udara saat inflasi
dengan stetoskop pada perut dan dada.
◦ Jika tidak terdengar suara napas di paru
kanan ataupun kiri, dan yang terdengar justru
suara gurgling pada auskultasi epigastrik,
maka berarti pemasangan ETT tidak berhasil.
◦ ETT harus segera dicabut dan lakukan
hiperventilasi lagi selama 30 detik dengan O2
100% guna persiapan pemasangan
selanjutnya.
78
Tehnik intubasi
◦ Jika pemasangan berhasil, maka bandingkan
suara napas antara paru kanan dan kiri.
◦ Atur kedalaman ETT sedemikian rupa
sehingga suara napas terdengar simetris
pada paru kanan dan kiri.
◦ Ujung ETT terletak lebih kurang 2 cm diatas
karina pada pemasangan yang benar.
◦ Pada orang dewasa kedalaman pemasangan
ETT hingga gigi depan berkisar antara 19
hingga 23 cm.
◦ Jika telah sama maka cuff ETT dikembangkan
sesuai ukurannya (biasanya 10 – 20 cc udara
pada orang dewasa). 79
Tehnik intubasi
◦ Untuk menghindari iskemia mukosa
trakhea, pertahankan tekanan cuff
dibawah 40 cmH2O.
◦ Tekanan minimal cuff 25 cmH2O, untuk
mencegah aspirasi.
◦ ETT selanjunya difiksasi dengan baik dan
kuat.
◦ Dapat pula dipasang OFA untuk
mencegah ETT tergigit.
◦ Pemasangan ETT harus tidak lebih dari 30
detik dan lebih baik lagi jika kurang dari
15 detik.
80
81
82
83
84
85
86
87
88
91
92
94
95
96
97
98
99
10
0
 Leher pendek terutama pada orang gemuk
 Dagu Kecil
 Jarak dagu-jakun < 4 cm
 Mulut Trismus / Susah Dibuka
 Tumor di Laryngs / Faryngs
 Trauma Leher
 Jika ada fraktur servikal
 Trauma maksilofasial berat
 Ankylosis servikal atau mandibula
 Ada masa pada saluran napas atas
 Perdarahan masif di mulut, dll
10
1
 TRAUMA : Bibir, Gigi, Lidah,
Laryngs/Faring, Trachea
 SALAH MASUK : Esophagus,
Bronchus
 SPASME : Laryngs, Bronchus
 STIMULASI : Henti jantung
FAGUS
 HIPOKSIA : Henti Jantung

10
2
 Hipoksia, spasme pita suara
 Tek darah naik, bradikardia / asistole
 Tekanan Intra Kranial naik
 Gerak leher memperberat cedera cervical
 Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia
dan obat pelumpuh otot (harus tenaga
ahli)

10
3
INGAT

10
4
 Intubasi gagal padahal masih
dibutuhkan

 Pasien tidak dapat diberi nafas buatan

10
5
BASIS CRANII
atap nasopharynx
tulang tipis mudah patah

ARAH TUBE
naso-pharyngeal

Plica vocalis

CRICOTHYROIDOTOMY
10
6

Anda mungkin juga menyukai