Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II

“PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT PARENTERAL”

OLEH:

NAMA : KOMANG TRIANA YULIA DEWI


NIM : P07120219018
KELAS/PRODI: IA/ STr KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2020
RANGKUMAN MATERI
“PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT PARENTERAL”

Pemberian obat secara parenteral

Definisi: pemberian obat yang dengan cara menyuntikkan obat ke jaringan tubuh.
Pemberian secara parenteral mempunyai banyak resiko antara lain merusak kulit, meyebabkan
nyeri pada pasien, dan lebih mahal. Lazimnya istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat
secara injeksi baik intradermal, subkutan, intramuskuler maupun intravena. Adapun prinsip 12
benar yaitu:

PRINSIP 12 BENAR
1. Benar Klien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis Obat
4. Benar Waktu Pemberian
5. Benar Cara Pemberian (rute)
6. Benar Dokumentasikan
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
8. Hak klien untuk menolak
9. Benar pengkajian
10.Benar evaluasi
11.Benar reaksi terhadap makanan
12.Benar reaksi dengan obat lain

Injeksi
Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar
injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi,
atau tujuan lain seperti transfusi darah. Dalam beberapa kasus istilah injeksi digunakan secara
sinonim dengan inokulasi bahkan oleh pekerja yang berbeda di rumah sakit yang sama.

Cara Injeksi
Secara umum, cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang ingin
diberikan, lalu menusukkan jarum ke salah satu bagian tubuh, keluarkan cairan secara perlahan,
cabut jarum, dan tutup luka dengan perban kecil. Namun, prosedur melakukan injeksi
sebenarnya berbeda-beda, tergantung jenis injeksi yang akan diberikan
Jenis pemberian obat secara parenteral:

•Injeksi Intradermal/Intracutan:
Merupakan injeksi yang ditusukan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis/ permukaan
kulit

Biasanya digunakan pada test tuberkulin, skin test atau test untuk mengetahui reaksi alergi
terhadap obat tertentu dan vaksinasi
Area yang lazim digunakan adalah lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas dan punggung
pada area scapula

•Injeksi Subcutan :
Diberikan dengan menusukkan area di bawah kulit yaitu pada jaringan lemak dibawah dermis

Area yang lazim dipakai adalah :Lengan atas bagian luar, paha bagian depan. Pada pemakaian
jangka lama perlu dirotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan adalah
vaksin, obat pre operasi, narkotika, insulin dan heparin
•Injeksi Intramuscular:
Injeksi ke dalam otot tubuh

Area yang lazim digunakan adalah :


deltoid, (lengan atas bagian luar )
dorsogluteal, digunakan pada orang dewasa dan anak anak di atas umur 3 tahun
ventrogluteal,
vastus lateralis
rectus femoris.
•Injeksi Intravena:
Jalur intravena dipakai khususnya untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi dengan
cepat misalnya pada situasi gawat darurat.

Biasanya dilakukan secara langsung atau melalui infuse pada pasien yang terpasang infus
Bila secara langsung maka biasanya dicari vena yang besar yaitu vena basílica dan vena sepalika
pada lengan.
Adapun keuntungan pemberian obat secara parenteral
- Digunakan jika cara oral dikontraindikasikan
- Absorbsi lebih cepat
- Dimungkinkan dalam kondisi kritis atau terapi jangka panjang

Dan kerugian atau kontraindikasi pemberian obat secara parenteral


- Resiko infeksi dan obat mahal
- Resiko kerusakan jaringan seperti pada penyuntikan insulin
- Bahayanya lebih besar apabila terjadi kesalahan karena absorbsinya cepat
- Menimbulkan rasa nyeri dan cemas pada pasien
- Hindari pada pasien yang cenderung mengalami perdarahan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRACUTANEUS (IC)

Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntik


sampai jaringan epidermis

Tujuan Memberikan obat tertentu yang pembariannya hanya dapat di


lakukan dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya
berikan pada pasien yang akan di berikan obat antibiotic.

Prosedur : 1. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran


Persiapan alat 2. Kasa untuk membuka ampul
3. Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4. Cairan pelarut (aquades)
5. Bengkok
6. Perlak
7. Bak spuit tertutup
8. Tempat sampah jarum
9. Sarung tangan
10. Peralatan cuci tangan
11. Kapas aseptic
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis
pasien(Mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksa dengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi
1. Beri salam dan perkenalan diri
2.Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir,
alamat(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan
3. Tentukan daerah pemasukan yang tepat : inspeksi adanya
memar, peradangan, atau edema di permukaan kulit tempat
injeksi.
4. Bantu pasien mendapatkan posisi yan nyaman sesuai lokasi
penusukan.
5. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
6. Gunakan sarung tangan
7. Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah ke
luar dengan arah memutar.
8. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel jarum
menghadap ke atas.
9. Dengan tangan non dominan regangkan kulit yang akan
diinjeksi dengan jari telunjuk atau ibu jari.
10. Lakukan insersi jarum dengan perlahan pada sudut 5-15º
sampai terasa tahanan, masukkan terus jarum melalui
epidermis sampai kira-kira 3 mm di bawah permukaan kulit.
11. Masukkan obat dengan perlahan sampai timbul benjolan
menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter ± 6 mm pada
permukaan kulit.
12. Tarik jarum sambal melakukan swab antiseptic tanpa
memijat daerah tusukan
13. Tandai bekas suntikan dengan membuat lingkaran di
sekelilingnya dengan diameter ± 3 cm
14. Tempatkan spuit pada tempat yang khusus
15. Lepas sarung tangan
16. Rapikan pasien dan atur dalam posisi nyaman
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam,


obat, yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI SUBKUTAN

Pengertian Memasukkan obat ke dalam bagian bawah kulit.


Tujuan Memasukkan sejumlah obat pada jaringan subcuta di bawah
kulit untuk di absorbsi
Prosedur : 1. Buku catatan pemberian obat
Persiapan alat 2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 1 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Kasa steril
10. Bengkok
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksa dengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi
1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja 1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan
3. Atur klien pada posisi yang nyaman
4. Pilih area penusukan
5. Pakai sarung tangan
6. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
7. Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non
dominan
8. Buka tutup jarum
9. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari
tangan non dominan dengan ujung jarum menghadap ke
atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum
10. dengan sudut 45 derajat .
11. Lepaskan tarikan tangan non dominan
12. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
13. Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada
darah tarik kembali jarum dari kulit tekan tempat
penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar,
jika perlu berikan plester,siapkan obat yang baru.
14. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di
masukan,sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
15. Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan
kasa steril sampai perdarahan berhenti.
16. Lepas sarung tangan
17. Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman

Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,


berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam,
Dokumentasi
obat, yang diberikan, respon klien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAVENA (IV)

Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam


pembuluh darah vena menggunakan spuit

Tujuan Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien
yang sedaang gawat darurat .
Menghindari kerusakan jaringan .
Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar

Prosedur : 1. Buku catatan pemberian obat


Persiapan alat 2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yang sesuai
5. Aquabidest steril
6. Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
7. Bak spuit
8. Baki obat
9. Plester
10. Kasa steril
11. Bengkok
12. Perlak pengalas
13. Pembendung vena (torniket)

Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (mengetahui TTV,
therapy, resep obat yang diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat
alergi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
5. Periksadengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Tahap Kerja 1. Jaga privasi klien


2. Cuci tangan
3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah
yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup
buka atau ke ataskan.
4. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada
bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau
tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas
vena yang akan dilakukan penyuntikan
8. Ambil spuit yang berisi obat.
9. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 15-30
derajat
10. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung
dan langsung semprotkan obat hingga habis.
11. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah
digunakan letakkan ke dalam bengkok.
12. Lepas sarung tangan
13. Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman

Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,


berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon klien selama dilakukannya prosedur, tanda
Dokumentasi tangan nama terang)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAMUSKULER (IM)

Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai


jaringan otot

Tujuan : Agar absorbsi obat lebih cepat dikarenakan vaskularitas otot

Prosedur : 1. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran


Persiapan alat 2. Kasa untuk membuka ampul
3. Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4. Cairan pelarut (aquades)
5. Bengkok
6. Perlak
7. Bak spuit tertutup
8. Tempat sampah jarum
9. Sarung tangan
10. Peralatan cuci tangan
11. Kapas aseptic

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien(mengetahui TTV,


therapy, resep obat yang diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi,
dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
5. Periksadengan teliti
6. Pastikan semua udara dikeluarkan

1. Beri salam dan perkenalan diri


Tahap 2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
Orientasi: item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan
klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja :
1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tentukan daerah pemasukan yang tepat: inspeksi adanya memar,
peradangan, atau edema di permukaan kulit tempat injeksi.
4. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman sesuai lokasi penusukan.
Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
5. Gunakan sarung tangan
6. Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah keluar dengan
arah memutar.
7. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
yang dominan, pertahankan bevel jarum menghadap ke atas.
Regangkan kulit tempat injeksi dengan tangan non dominan. Jika massa
8.
otot kecil, cubit otot dengan ibu jari dan jari lain.
0
Lakukan penyuntikan dengan cepat ke dalam otot pada sudut 90 .
11 Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah jarum tidak mengenai
11. pembuluh darah, bila terdapat darah maka segera cabut jarum, buang dan
ganti yang baru, bila tidak maka masukkan obat perlahan-perlahan
Bila obat telah masuk semua, cabut spuit sambil melakukan swab
antiseptic
12.
Tempatkan spuit pada tempatnya, dan buang jarum pada tempat sampah
13. khusus
Lepas sarung tangan
Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman

Terminasi : 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,


2. berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan.

Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat, yang
: diberikan, respon klien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan nama
terang)

Anda mungkin juga menyukai