Anda di halaman 1dari 6

Judul: “Pengaruh Layanan Informasi Menggunakan Media Video dalam Mengatasi

Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 02 Medan”

Alasan Pemilihan Judul:

Pembelajaran merupakan bagian yang terintegrasi dengan pendidikan, sehingga


pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan menjadi penentu utama
keberhasilan pendidikan. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
terjadi interaksi antara guru dan peserta didik yang bersifat edukatif. Interaksi tersebut dapat
berjalan dengan baik apabila guru memahami karakteristik dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik dalam belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan bukan hanya berkaitan
dengan kemampuan kognitif peserta didik saja melainkan juga terdapat penggunaan variasi
lain dalam proses pembelajaran sehingga dapat dapat mengurangi rasa kejenuhan belajar
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan
siswa merasa senang dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Kejenuhan belajar juga merupakan salah satu jenis kesulitan yang sering terjadi pada
anak, secara harfiah kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak dapat menerima atau
memuat apapun. Selain itu jenuh juga mempunyai arti jemu atau bosan (Muhibbin Syah,
2005: 165). Kejenuhan yang dialami siswa dapat menyebabkan usaha belajar yang dilakukan
sia-sia yang disebabkan suatu akal yang tidak bekerja sebagaimana mestinya dalam
memproses item-item informasi atau pengalaman yang baru diperoleh (Muhibbin Syah, 2005:
166).

Teori kejenuhan belajar yang akan dipakai adalah teori yang disampaikan oleh
Menurut Makmun Khairani mengemukakan bahwa kejenuhan belajar mempunyai tiga aspek
yang terdapat pada Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) yaitu:

1) Keletihan emosi (emotional exhaustion)


Keletihan emosi mengakibatkan siswa tidak semangat belajar dan merasa
energinya terkuras habis tanpa mendapatkan hal yang penting untuk dirinya.
Individu yang mengalami kejenuhan belajar akan merasa energi habis secara
emosi, mudah putus asa dan frustasi.
2) Depersonalisasi (cynism)
Siswa biasanya tidak nyaman berada di dalam kelas maupun mengikuti
aktivitas belajar. Bentuk perilaku sisnisme yang seringkali muncul pada siswa
yang mengalami kejenuhan belajar yakni seperti bolos sekolah, marah-marah,
tidak mengerjakan tugas rumah, atau berpikiran negatif terhadap guru dan
kehilangan ketertarikan terhadap mata pelajaran.
3) Menurunnya keyakinan akademik (reduce academic efficacy)

Ditandai dengan memunculkan masalah dalam hal rasa percaya diri,


keyakinan terhadap kemampuannya sehingga membuat siswa stress dan tertekan.
Siswa merasa menjadi orang yang tidak bahagia dan malang, tidak puas terhadap
hasil belajar yang didapatkannya, merasa tidak kompeten, rasa percaya diri yang
rendah dan merasa tidak berprestasi.

Terkait dengan penjelasan tersebut maka kejenuhan belajar perlu diatasi agar tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Cara yang peneliti pilih untuk mengatasi
kejenuhan belajar siswa yaitu dengan pemberian layanan informasi dimana layanan
informasi. Secara umum, layanan informasi memberikan pemahaman kepada individu-
individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu
tugas atau kegiatan untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
(Prayitno dan Erman Amti, 2016: 259-260).

Layanan informasi yang diberikan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada


siswa berupa informasi bagaimana langkah-langkah yang dapat mereka lakukan untuk
mengatasi kejenuhan belajar yang mereka alami berdasarkan dengan gejala-gejala yang
mereka rasakan. Penggunaan media video pada penelitian ini dimaksudkan sebagai media
penyampaian informasi kepada siswa agar layanan yang diberikan lebih menarik bagi mereka
karena memberikan rangsangan visual yang bersifat menyenangkan.
Judul: “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Teknik Role Playing untuk
Mengendalikan Emosi Marah Siswa Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 02 Medan

Alasan Pemilihan Judul:

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu tidak
dapat lepas dari hubungan sosial dengan orang lain. Semua interaksi sosial yang dilakukan
oleh individu memunculkan emosi dalam diri setiap individu. Dari emosi tersebut kemudian
individu dapat menentukan sikap dan pikiran sehingga mampu bertindak sesuai dengan
dirinya (Lewis & Jones, 2000). Goleman menjelaskan bahwa pada prinsipnya emosi dasar
manusia meliputi takut, marah, sedih dan senang.

Dalam tulisannya, Duffy (2012) mengungkapkan bahwa marah adalah sesuatu yang
sangat normal dan merupakan perasaan yang sangat sehat. Namun sangatlah penting untuk
membedakan antara marah, agresi, dan kekerasan yang sering kali disamakan. Marah
merupakan potensi perilaku, yakni emosi yang diraskan dalam diri seseorang. Sedangkan
regresi atau kekerasan merupakan perilaku yang muncul akibat emosi tertentu, khususnya
marah. Emosi marah tidak harus berujung pada perilaku agresi, marah yang dikelola dengan
baik akan memunculkan perilaku yang dapat diterima oleh norma sosial seperti pelaku
asertif, namun jika marah tidak mampu dikelola dengan baik, maka marah dapat berdampak
pada munculnya perilaku agresi atau kekerasan yang tidak diterima norma sosial.

Hal ini menyebabkan terganggunya kehidupan sosial individu dengan orang lain.
Sehingga emosi marah perlu dikendalikan dengan cara yang baik. Salah satu solusi yang
dapat digunakan untuk mengendalikan emosi marah individu ialah dengan melakukan
layanan konseling kelompok teknik role playing.

Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang memanfaatkan


dinamika kelompok. Dinamika interaksi sosial yang secara intensif terjadi dalam suasana
kelompok akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan sosial pada
umumnya, meningkatkan kemampuan pengendalian diri, dan tenggang rasa. Dalam kaitan itu
suasana kelompok menjadi tempat penempaan sikap, keterampilan dan keberanian sosial
yang bertenggang rasa (Prayitno, 1985).

Salah satu pendekatan yang terdapat di dalam konseling adalah pendekatan behavioral
dimana tujuan terapi behavioral adalah untuk memperoleh perilaku baru, mengeliminasi
perilaku yang maladatif dan memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan
(Sofyan Willis, 2014: 70).

Salah satu teknik yang digunakan dalam pendekatan ini merupakan teknik assertive
training yang pelaksanaan teknik ini dapat dilakukan dengan role playing (bermain peran)
(Sofyan Willis, 2014: 73). Siswa akan dihadapkan pada suatu situasi yang dapat
menimbulkan emosi marah pada dirinya dan kemudian siswa akan diminta untuk melakukan
permainan peran bagaimana ia akan bersikap pada situasi semacam itu dalam rangka
mengendalikan emosi parah yang ia miliki sehingga tidak menimbulkan perilaku yang tidak
dapat diterima oleh norma sosial.
Judul: “Pengaruh Layanan Informasi Teknik Diskusi dalam Menambah Pemahaman
Siswa Mengenai Cara Belajar yang Efektik di Kelas X SMA Negeri 6 Medan”

Alasan Pemilihan Judul:

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil
atau kurang berhasilnya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses
belajar yang dialami siswa baik ketika siswa berada dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah, 2010: 87).

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar adalah kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya, belajar dalam hal ini
dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. Belajar dalam hal ini difokuskan
pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-
masalah yang kini dan nanti akan dihadapi siswa (Muhibbin Syah, 2010: 90).

Dalam proses belajar, setiap pembelajar memiliki karakternya masing-masing.


Karakter masing-masing individu mengakibatkan munculnya cara yang berbeda-beda untuk
memahami suatu materi pelajaran. Cara belajar yang tepat akan memberikan dampak yang
baik bagi pembelajar. Pembelajar yang dapat menemukan cara yang efektif baginya akan
mudah memahami pelajaran. Cara belajar ini disebut dengan cara belajar yang efektif.

Cara belajar efektif bagi sebagian orang adalah hal yang sulit, bahkan dianggap itu
hanyalah sebuah slogan. Hal ini dikarenakan, orang tersebut belum menemukan cara belajar
yang efektif yang sesuai dengan kondisinya secara pribadi. Cara belajar efektif adalah cara
belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik dari segi metode, penggunaan
tempat ataupun penggunaan waktu.

Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya pemahaman mengenai cara belajar yang
efektif bagi setiap pembelajar. Untuk menambah pemahaman siswa mengenai cara belajar
yang efektif bagi dirinya, maka peneliti berinisiatif untuk memberikan layanan informasi
mengenai cara belajar yang efektif melalui metode diskusi.

Layanan informasi yang diberikan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada


siswa berupa informasi bagaimana cara belajar yang efektif seperti tips mengatur waktu
belajar, pemilihan tempat dalam belajar, jenis-jenis gaya belajar. Sehingga nanti setelah
layanan ini diberikan siswa mampu menelaah cara belajar yang efektif bagi dirinya sesuai
dengan keadaan dirinya dan informasi yang telah ia peroleh. Layanan informasi ini bukan
hanya berupa pemberian materi dari konselor tetapi juga dilakukan diskusi antarsiswa
sehingga mereka mendapatkan informasi yang lebih melalui kegiatan diskusi bersama teman.

Anda mungkin juga menyukai