Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

Zaman sekarang istilah investasi sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Setiap
kalangan masyarakat memiliki kesempatan dan peluang masing-masing untuk
bebas melakukan investasi di perusahaan yang ada, baik local maupun
internasional. Banyak sekali jenis investasi, salah satunya adalah obligasi. Pada
kesempatan ini kami akan membahas mengenai hal tersebut. Obligasi memang
tidak begitu umum, jika di bandingkan dengan saham atau pun deposito. Namun
deposito memiliki risiko yang lebih kecil dan dapat dicairkan sesuai dengan harga
pasar. Selain itu, untuk memulai pun tidak begitu sulit sebab dengan Rp
1.000.000, masyrakat dapat melakukan investasi obligasi. Sebagai tambahan, di
masa pandemic COVID-19 masyarakat ingin membangun kembali bisnis mereka,
sehingga tidak sedikit yang melakukan investasi obligasi. Oleh sebab itu, saat ini
obligasi banyak digemari oleh para millennial dan generasi Z Indonesia.
BAB 2
ISI

A. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah sertifikat atau surat berharga yang isinya adalah kontrak
antara investor selaku pemegang obligasi dengan perusahaan penerbit
obligasi yang menyatakan bahwa pemegang obligasi telah meminjamkan
sejumlah dana kepada perusahaan penerbit obligasi.

Sistemnya yaitu perusahaan penerbit obligasi sebagai peminjam dana,


berkewajiban untuk membayar sejumlah bunga secara berkala sesuai
dengan tempo yang telah ditetapkan dan juga melunasi pokok pinjaman
ketika tanggal jatuh tempo obligasi. Utang obligasi umumnya diterbitkan
oleh pemerintah dan perusahaan swasta yang membutuhkan dana dari luar
perusahaan

Terdapat istilah kupon obligasi yang berarti tingkat bunga pinjaman


obligasi yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur. Pada
umumnya obligasi diterbitkan pada rentang waktu tertentu. Pinjaman
obligasi umumnya berjangka waktu menengah – panjang. Rata rata
obligasi di Indonesia memiliki jangka waktu 5 tahun dan yang paling lama
30 tahun. Obligasi tidak termasuk objek program penjaminan simpanan.
Bank hanya menjadi agen penjual obligasi. Obligasi adalah hutang namun
dalam bentuk sekuritas. Sama seperti saham, utang obligasi bisa
dipindahtangankan. Obligasi bisa diperjual-belikan dipasar sekunder
layaknya saham.

Bagi penerbit, baik pemerintah maupun perusahaan, obligasi merupakan


opsi pendanaan yang menarik karena memiliki jangka waktu yang relatif
panjang dengan biaya yang relatif murah. Dari sudut investor, ketika
berinvestasi obligasi. Akan terlihat mirip dengan investasi di deposito
bank. Investor akan memperoleh bunga (kupon) secara berkala. Umumnya
diberikan setiap tiga (3) bulan, enam (6) bulan atau satu (1) tahun sekali
sampai dengan jangka waktu tempo yang telah ditentukan.

B. Jenis-jenis Obligasi

 Obligasi Suku Buka Tetap : Obligasi suku bunga tetap biasanya


memiliki kupon bunga tertentu dengan biaya tetap dan dibayar secara
berkala sepanjang masa berlaku obligasi. Dimana kupon tersebut wajib
diperhatikan karena berlaku terhadap besaran tetap ketika obligasi
berlaku.

 Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Note) : Obligasi


jenis ini juga memiliki kupon, namun bunga yang dibayarkan mengacu
pada indeks pasar uang seperti LIBOR dan Euribor. Jadi besaran biaya
dapat berubah sewaktu-waktu. Spread nya tetap konstant karena hampir
semua FRN memiliki kupon triwulan yaitu mereka membayar setiap tiga
bulan.
 Obligasi Berimbal Hasil Tinggi (Junk Bond) : Obligasi yang satu ini
memiliki peringkat dibawah peringkat investasi yang akan diberikan oleh
lembaga pemerintah kredit. Maka dari itu jenis obligasi ini memiliki
resiko yang cukup tinggi, sehingga banyak investor yang mengharapkan
suatu imbalan yang lebih tinggi.
 Obligasi Tanpa Bunga : Obligasi ini lebih dikenal dengan Zero Coupon
Bond, yakni jenis obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga.
obligasi jenis ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga yang
didapat dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok
hutang pada saat jatuh tempo.
 Obligasi Inflasi : Obligasi ini juga lebih dikenal dengan istilah Inflation
Linked Bond, yakni obligasi yang pokok hutangnya mengacu pada indeks
inflasi. Bunga yang dibayarkan pada obligasi ini cenderung lebih rendah
jika dibanding obligasi suku bunga tetap, namun dengan berkembangnya
nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran obligasi akan
ikut meningkat.
 Obligasi Indeks Berbasis Ekuiti : Obligasi jenis ini mengacu pada
indeks yang merupakan indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah,
ataupun indeks nasional seperti beberapa produk domestic obligasi yang
berbeda dari keamanan pendapatan tetap standar karena pembayaran akhir
didasarkan pada pengembalian ekuitas yang mendasarinya, yang dapat
berupa satu saham, satu keranjang saham, atau indeks ekuitas.
 Obligasi Subordinasi : Obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih
rendah dibanding obligasi lainnya, sehingga menimbulkan adanya
likuidasi. Hal inilah yang kemudian menjadikan hierarki dari para
kreditur. Seperti, adanya pembayaran dari likuidator, pembayaran pajak,
dan lain sebagainya. Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan
adalah mereka yang memiliki tanggal penerbitan paling awal dibanding
yang lainnya, sehingga disebut obligasi senior. Setelah obligasi tersebut
dilunasi, obligasi subordinasi lainya pun dilakukan. Obligasi subordinasi
memiliki resiko yang lebih tinggi, sehingga memiliki peringkat kredit
yang lebih rendah.
 Obligasi Abadi : Obligasi ini tidak memiliki masa jatuh tempo, atau ada
juga yang memiliki masa jatuh tempo namun dengan jangka waktu yang
sangat panjang. Obligasi jenis ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai
obligasi yang ada pada saat itu yang nilai pokoknya hampir mendekati
nol.
 Obligasi Atas Unjuk : Obligasi atas unjuk adalah surat resmi yang tidak
memiliki nama pemegang. Sehingga siapapun yang memegang surat
obligasi tersebut dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi
yang dipegangnya. Obligasi jenis ini biasanya diberi nomor urut dan
didaftarkan demi menghindari pemalsuan, akan tetapi dapat
diperjualbelikan layaknya uang tunai. Sayangnya, obligasi jenis ini sering
disalah gunakan dan berisiko terhadap kehilangan dan pencurian.
 Obligasi Tercatat : Obligasi tercatat memiliki nama kepemilikan yang
telah terdaftar dan dicatat oleh penerbit atau lembaga. Semua jenis
pembayaran baik bunga dan yang lainnya akan ditransfer langsung kepada
pemegang obligasi tersebut.

C. Jenis Obligasi (dari sisi penerbit)

 Corporate Bonds : Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan, baik


perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah Badan Usaha Milik
Negra (BUMN). Atau biasanya orang juga menyebut nya dengan obligasi
berupa surat utang yang diterbitkan oleh korporasi.

 Government Bonds : Obligasi ini diterbitkan oleh Pemerintah. Nah,


seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obligasi pemerintah, seperti
ORI, bisa diperoleh melalui agen penjual. ORI pertama kali diterbitkan
pada tahun 2006.

 Municipal Bonds : Obligasi ini juga diterbitkan oleh Pemerintah, namun


lebih khusus ke Pemerintah Daerah. Biasanya, penerbitan obligasi oleh
Pemerintah Daerah berorientasi pada kepentingan publik.

D. Kelebihan dan Kekurangan Obligasi

Kelebihan:
 Investasi lebih aman : Tak bisa dipungkiri, investasi obligasi bisa dibilang
merupakan investasi yang keamanannya lebih terjamin.
Pasalnya, transaksi pembayarannya telah dijamin oleh UU No. 24 Tahun
2002. Keamanan ini berlaku terutama jika kamu melakukan investasi pada
obligasi yang dikeluarkan oleh negara.
Kelebihan ini menjadi salah satu alasan utama orang memilih investasi
obligasi meski memang tetap harus memikirkan risiko dan kekurangan
lainnya.
 Menerima keuntungan berupa bunga atau kupon : Saat kita
memutuskan untuk berinvestasi obligasi, kita akan mendapatkan kupon
yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito.
Semakin panjang jangka waktu obligasi, semakin tinggi nilai kupon yang
akan kita dapatkan nanti. Secara tidak langsung, kita akan mendapatkan
keuntungan yang cukup menggiurkan.
 Pendapatan yang terjamin : Investasi obligasi cocok digunakan untuk
dana pensiun ketika kita sudah tua nanti. Dilansir dari Investopedia,
pendapatan dari obligasi dapat diprediksi sampai tahun-tahun berikutnya.
Obligasi dapat menambal kebocoran jika terjadi penurunan nilai terhadap
investasi saham kita. Pensiunan sering kali mengandalkan dana dari
obligasi karena pendapatannya sangat terjamin. Sebab, dalam kontrak
sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan didapatkan oleh
pemegang obligasi.
 Mendapatkan keuntungan dari selisih harga obligasi : Kita bisa
mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli yang
dilakukan ketika diperdagangkan.
 Bunga lebih besar : Tak bisa dipungkiri, bunga dari obligasi lebih besar
jika dibandingkan dengan deposito. Dengan demikian, ada kemungkinan
kita akan meraup hasil yang tinggi dari obligasi.

Kekurangan:
 Tidak bisa dicairkan setiap saat : Berbeda halnya dengan saham, obligasi
tidak bisa dicairkan setiap saat ketika kamu sedang membutuhkan dana
darurat. Dengan demikian, sebaiknya kamu harus berpikir-pikir terlebih
dahulu saat hendak memulai investasi obligasi.
 Risiko uang tidak kembali : Salah satu kekurangan investasi obligasi
adalah uang kamu memiliki risiko tidak kembali. Apabila perusahaan yang
kamu investasikan mengalami kerugian, bisa dipastikan investor tidak akan
memperoleh keuntungan, bahkan seluruh pokok utang tidak kembali.
Akan tetapi, jangan khawatir saat melihat kondisi tersebut. Sebab, hal
tersebut biasanya terjadi dengan obligasi yang dikeluarkan oleh swasta.
Apabila diterbitkan oleh negara, investasi ini cenderung lebih aman karena
dilindungi oleh undang-undang.
 Risiko tingkat bunga : Risiko tingkat bunga dari obligasi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan saham. Suku bunga mempengaruhi langsung nilai
obligasi.

E. Contoh Obligasi
Contoh perhitungan obligasi :
 Nominal obligasi = Rp 1000;
Kupon = 10%/th
 Periode pembayaran setiap 6 bulan, dengan jatuh tempo 20 tahun
 Jika tingkat bunga yang berlaku umum adalah 11%/tahun, maka harga
obligasi:
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.055) + 50/(1+0.055)2 …..+50/(1+0.055)40 +
1000/(1+0.055)40 = 919.77 (harga dibawah nominal disebut at discount)
 Jika required yield 10%/tahun (sama dengan kupon), maka harga obligasi:
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.05) + 50/(1+0.05)2 …..+50/(1+0.05)40 + 1000/(1+0.05)40 =
1000 (harga sama persis dengan nominal disebut at par)

F. Manfaat Obligasi

 Dijamin oleh Undang – Undang : Setiap obligasi yang telah diterbitkan


oleh pemerintah akan dijamin oleh Undang Undang. Karena dalam
Undang Undang telah disebutkan bahwa pemerintah Indonesia akan
menjamin pembayaran pokok beserta bunga berdasarkan ketentuan waktu
yang berlaku.

 Proses pencarian cepat dan fleksibel : Nasabah atau investor bisa


melakukan pencarian obligasi pada waktu yang sesuai dengan harga di
pasar. Kemudian juga dapat melakukan transaksi jual beli obligasi dengan
mekanisme sekunder. Namun hal itu tidak berlaku pada obligasi sukuk
tabungan / ST serta saving bonds retail / SBR.
 Pendapatan secara berkala : Setiap nasabah / investor akan memperoleh
pendapatan secara berkala yang berbentuk kupon. Kupon itu dapat
dibayarkan secara langsung ke rekening Nasabah. Jumlah nominalnya
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal.

 Mempunyai resiko rendah : Ada suatu cara untuk meminimalkan resiko


kerugian saat melakukan investasi obligasi. Cara tersebut yaitu dengan
memprediksikan risiko kredit pada awal sebelum melakukan kontrak.
Besarnya prediksi kredit bisa dilihat dengan bentuk peringkat / rating.
Peringkat / rating itu dapat dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan
serta kondisi finansial emiten dengan tujuan untuk mengembalikan dana
pinjaman yang disertai dengan pembayaran kupon / bunga dengan penuh
berdasarkan kontrak. Peringkat / rating tersebut juga dapat dengan mudah
dihitung melalui finata. Dengan software keuangan usaha finata ini dapat
melakukan prediksi atas rating / peringkat dengan tepat. Sehingga dapat
membuat keputusan dengan tepat.

 Capital gain dan kupon : Setiap kontrak obligasi memiliki bunga yang
harus dibayar dari emiten ke investor / pihak yang memberi dana. Bunga
di dalam kontrak obligasi disebut dengan kupon obligasi. Kupon obligasi
mempunyai suku bunga yang jauh lebih tinggi daripada deposito.
Besarnya kupon obligasi dapat mencapai ± 6% – 12%. Kupon obligasi
juga mempunyai tingkat profitabilitas sendiri serta dapat dijadikan sebagai
pendapatan tetap / passive income dalam bentuk cash flow dari kupon
obligasi tersebut.

 Dapat dikonversi : Keuntungan pada obligasi hanya berlaku pada


obligasi konversi. Obligasi konversi ini dapat diubah dan dikonversikan
menjadi bentuk saham di dalam suatu perusahaan penerbit obligasi oleh
pihak pemegang obligasi / pemberi dana. Sehingga dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh keuntungan dan manfaat tersendiri. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan sebagai promosi emiten terhadap para investor /
pemberi dana supaya dapat membuat penjualan obligasi meningkat.
G. Obligasi Di Indonesia

Pasar Obligasi di Indonesia masih memiliki potensi menarik, dikarenakan


pemerintah Indonesia rajin menerbitkan obligasi negara ritel dengan imbal
hasil menarik dan nyaris bebas risiko. ada beberapa faktor yang membuat
pasar obligasi Indonesia masih menawarkan potensi yang menarik, antara
lain:

 Global yield hunt yaitu Kebijakan moneter dan fiskal longgar secara
global mendorong imbal hasil obligasi global untuk turun ke level yang
sangat rendah mendekati 0% atau bahkan negatif. Dengan adanya Kondisi
ini, dapat berpotensi untuk mendorong investor global untuk mencari
instrumen investasi dengan imbal hasil lebih atraktif.
 Tingkat imbal hasil obligasi Indonesia menarik. Obligasi pemerintah
Indonesia merupakan negara dengan peringkat kredit ‘Investment Grade’
yang menawarkan imbal hasil obligasi pemerintah tertinggi, dengan imbal
hasil obligasi tenor 10-tahun di kisaran 7%. Predikat ‘Investment Grade’
dan imbal hasil yang tinggi tentunya berpotensi untuk menarik minat
investor asing.
 Skema burden sharing BI dengan pemerintah berpotensi mengurangi
tekanan suplai penerbitan SBN di pasar.
Bab 2
Kesimpulan

Adanya obligasi sebagai surat berharga dapat membantu investor untuk


berinvestasi dengan aman serta mendapatkan keuntungan yang cukup
besar lewat bunga yang diberikan, meski demikian obligasi memiliki
resiko yang cukup besar karena uang tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu
dan kemungkinan tidak kembali namun obligasi sendiri sudah dilindungi
undang-undang dan sudah terjamin sehingga resiko yang ditimbulkan
lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alinea.id/bisnis/laris-manis-penjualan-sukuk-ritel-di-bri-naik-135-
b1ZTI9xwT

https://idcloudhost.com/apa-itu-obligasi-pengertian-fungsi-manfaat-dan-
contohnya/amp/

Anda mungkin juga menyukai