Anda di halaman 1dari 18

Laporan Proposal Penelitian

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA DAN


PENGALAMAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP
KUALITAS HASIL AUDIT INTERNAL
(Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian)

Dosen Pengampu :
Dr. Nasirwan, SE., M.Si., Ak., CA
Dr. Arfan Ikhsan, SE., M.Si.

Disusun oleh :
Nurwinda Sinaga
(7183220021)
Akuntansi B 2018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Layak dan sepantasnya penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat dan kasihnya penulisan Laporan Proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Penulisan Laporan Proposal ini membahas tentang
“Profesionalisme, Etika dan Pengalaman Auditor Internal terhadap kualitas hasil audit
internal”. Penulisan Laporan Proposal ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas
perkuliahan Metode Penelitian. Untuk itu penyelesaian penulisan ini tidak terlepas dari
dukungan teman-teman, terlebih dari arahan Bapak Dr. Nasirwan, SE., M.Si, Ak, CA. dan Dr.
Arfan Ikhsan, SE., M.Si. selaku dosen pengampu.

Penulis berharap penulisan Laporan Proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Dalam penulisan ini, penulis selaku manusia biasa sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang harus dibenahi agar penulisan ini mendapat kriteria yang maksimal. Oleh
karena itu penulis berharap jika ada saran dan kritikan maupun masukan yang bersifat
membangun dari para pembaca agar dalam penulisan selanjutnya dapat di perbaiki.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga penulisan Laporan Proposal iini mempunyai
pengaruh yang besar dalam perkembangan pengetahuan dan wawasan pembaca. Terima kasih.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................................................6
D. Manfaat Masalah .........................................................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................................7
A Profesionalisme............................................................................................................................7
B Etika Auditor ..............................................................................................................................9
C Pengalaman Kerja ........................................................................................................................9
D Kualitas Hasil Audit ..................................................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................................................12
A Jenis Penelitian ..........................................................................................................................12
B Populasi dan Sampel ..................................................................................................................12
C Variabel Penelitian.....................................................................................................................12
D Model Penelitian ........................................................................................................................14
E Metode Analisis .........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Profesi akuntan publik merupakan salah satu dari beberapa profesi kepercayaan
masyarakat. Untuk menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik dalam
melaksanakan tugas auditnya, maka auditor harus berpedoman pada standar audit yang
telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum,
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum merupakan cerminan
kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Auditor diharuskan memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit.
Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam
hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit
serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang
diauditkan secara keseluruhan (Elfarini, 2007). Selain standar Audit, seorang auditor
juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur Tentang tanggung jawab profesi,
kompetensi dan kehati-hatian professional, Kerahasiaan, perilaku profesional serta
standar teknis bagi seorang auditor dalam Menjalankan profesinya. Para akuntan yang
bekerja di suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) atau para auditor eksternal sangat
dibutuhkan untuk menjadi jaminan laporan keuangan tersebut memang relevan juga
dapat meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Jasa
yang diberikan oleh kantor akuntan publik yaitu dalam bidang auditing, dan tipe
penugasan atestasi lain. Tugas akuntan publik lainnya adalah memeriksa laporan
keuangan dan bertanggung jawab atas opini yang diberikan atas kewajaran laporan
keuangan sehingga bisa digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan
laporan keuangan menjadi kunci bagi perusahaan untuk menilai mengenai
keberlanjutan dari perusahaan itu sendiri juga digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan sebuah keputusan untuk pihak manajemen perusahaan. Oleh sebab itu
peran internal auditor sangatlah penting bagi keberlanjutan suatu perusahaan.
Menurut Sawyer (2009:10), pengertian dari audit internal adalah sebuah
penelitian yang Sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi
dan kontrol yang Berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: (a)

1
informasi keuangan dan operasi elah akurat dan dapat diandalkan, (b) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan Dan diminimalisasi, (c) peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa Diterima telah diikuti, (d) kriteria
operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (e) sumber daya yang Telah digunakan secara
efesien dan ekonomis, dan (f) tujuan organisasi telah dicapai secara Efektif. Hal-hal
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
Membantu anggota organisasi dalam menjelaskan tanggung jawabnya secara efektif.
Maka dari itu, audit internal sendiri sangat diperlukan sebagai komponen integral dari
tata kelola perusahaan berkelanjutan dan sebagai penyedia jaminan dan juga layanan
dalam risiko manajemen, pelaporan keuangan, pengendalian internal serta proses tata
kelola (Sihombing dan Indarto, 2014). Dari Profesi akuntan publik, masyarakat sangat
mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak Memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dalam Laporan keuangan (Mulyadi dan
Puradireja, 1998).
Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga
dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik.
Banyaknya kasus perusahaan yang “jatuh” kegagalan bisnis yang dikaitkan dengan
kegagalan auditor, hal ini mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini
selanjutnya mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya pemakai laporan keuangan
atas kualitas audit. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas
bahwa auditor akan menemukan dann melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi
klien. Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan
akhir auditor dan secara tidak langsung akan mempengaruhi tepat atau tidaknya
keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Sehingga auditor dituntut rasa
kebertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam setiap melaksanankan pekerjaannya dan
memiliki sikap professional. Auditor harus memiliki kompetensi baik pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman kerja. Sejalan dengan pendapat Rahmawati dan Winarna
(2010), yang menyatakan bahwa auditor ketika Mengaudit harus memiliki keahlian
yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman. Begitu pula disampaikan
oleh Marganingsih dan Sri Martani (2009) bahwa seorang auditor harus Mampu
menerapkan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman. Kualitas auditor sebagai
kemungkinan auditor untuk menemukan pelanggaran Atau kesalahan pada sistem
akuntansi klien dan melaporkan pelanggaran tersebut (De Angelo, 1981) Kedua hal
tersebut merupakan mutlak dan tidak dapat Dipisahkan dari pengertian kualitas auditor.
2
Menurut Rosnidah (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang
dilakukan Sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan
apabila Terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Kualitas audit menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang dilakukan Auditor
dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar Pengendalian mutu.
Dari pengertian kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
Audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit Laporan
keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem Akuntansi
klien dan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan auditan,Dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar Auditing dan kode
etik akuntan publik yang relevan. Audit memiliki fungsi sebagai proses untuk
mengurangi ketidakselarasan Informasi yang terdapat antara manajer dan para
pemegang saham dengan Menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan Keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang
saham akan Mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh
auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan
Keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit Yang
berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara Pihak
manajemen dan pemilik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit internal adalah
Profesionalisme (Putri, 2015; Antonius 2011 ; Arens dan Loebbecke 2008).
Profesionalisme dapat diartikan sikap dan prilaku auditor dalam menjalakankan
profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab, serta memelihara citra publik.
Martak (2015) menyatakan bahwa profesionalisme merupakan mutu, kualitas, atau
prilaku yang menunjukan profesi seseorang atau orang yang profesional.
Profesionalisme seorang auditor merupakan syarat utama bagi profesi tersebut, karena
dengan memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi maka para pihak yang akan
mengambil keputusan akan percaya terhadap hasil audit mereka. Auditor internal
dituntut secara profesional untuk melaksanakan fungsi audit dengan baik. Jadi seorang
auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut
melaksanakan pekerjaanya secara profesional.
Faktor etika audit juga berpengaruh terhadap kualitas hasil audit internal. Secara
umum Etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah
laku yang diterima Dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu
3
(Sukamto, 1991 dalam Suraida, 2005). Dimanapun tempat bernaung misal instansi
pemerintah, etika seorang auditor harus dijunjung Tinggi dan berpegang teguh sesuai
etika profesi dan perilaku etis, serta prinsip-prinsip etik Mengingat peranan auditor
sangat dibutuhkan oleh kalangan di dunia usaha, maka auditor mempunyai kewajiban
untuk menjaga standar perilaku etis mereka terhadap organisasi dimana mereka
bekerja, profesi mereka masyarakat dan diri mereka sendiri (Anni, 2004). Secara umum
etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan
bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat
sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang
termasuk didalamnya dalam meningkatkan kualitas audit (Munawir,2007). Setiap
auditor diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), agar situating persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Etika
akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Hal ini seiring terjadinya beberapa
pelanggaran etika yang dilakukan akuntan baik akuntan independen, akuntan intern
perusahaan maupun akuntan pemerintah (Dewi, 2009).
Perlunya pemahaman etika bagi profesi auditor adalah sama seperti Keberadaan
jantung bagi tubuh manusia. Ada 4 elemen penting yang harus dimiliki Auditor yaitu :
(1) keahlian dan pemahaman tentang standar akuntansi atau standar Penyusunan
laporan keuangan, (2) standar pemeriksaan/auditing, (3) etika profesi, (4) pemahaman
terhadap lingkungan bisnis yang diaudit. Dari ke 4 elemen Tersebut sangatlah jelas
bahwa seorang auditor, persyaratan utama yang dimiliki Diantaranya adalah wajib
memegang teguh aturan etika profesi yang berlaku.Hasil Penelitian Suraida (2005),
membuktikan secara empiris bahwa faktor etika Berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Dari hasil penelitian tersebut, dapat Dilihat pula bahwa etika juga berpengaruh
terhadap keputusan pemberian opini Audit oleh auditor.
Selain etika profesi yang harus dimiliki, auditor juga harus bertindak sebagai
seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan
pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP,
2001). Rahmawati dan Winarna (2002) dalam risetnya menemukan fakta bahwa
auditor, expectation gap terjadi karena kurangnya engalaman dan pengetahuan yang
dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Pengalaman audit ditunjukkan dengan
jam terbang dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas
laporan auditnya. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda
pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan
4
pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa
berupa pemberian pendapat. Menurut Libby dan Frederick (1990) pengalaman yang
dimiliki auditor akan mempengaruhi kualitas auditnya, mereka menemukan bahwa
semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai dugaan
dalam menjelaskan temuan audit. Karena berbagai alasan seperti diungkapkan di atas,
pengalaman kerja telah dipandang sebagai faktor penting dalam memprediksi kinerja
akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya.Tetapi dalam menjalankan
fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen
perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil,
salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk
menciptakan penghargaan. Yang pada akhirnya menyebabkan bermunculnya kasus
perusahaan yang jatuh dan gagal bisnis sering dikaitkan dengan kegagalan auditor. Dan
ini mengancam kredibilitas auditor sebagai pihak yang ditugasi untuk menambah
kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini yang selanjutnya mempengaruhi persepsi
masyarakat tentang kualitas audit.
Penelitian terhadap kualitas hasil audit internal sebelumnya telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peniliti lainnya, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan dan
ketidakkonsistenan dan penelitian ini penting untuk melihat auditor pemerintah dapat
konsisten dalam menjaga dan mempertahankan kualitas hasil audit internalnya.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, serta perbedaan hasil yang diperoleh
dari Beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul. “Pengaruh Profesionalisme, Etika dan Pengalaman Auditor Internal
terhadap Kualitas Hasil Audit Internal”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah Profesionalisme Auditor dapat mempengaruhi kualitas hasil audit?
2. Apalah Etika Auditor dapat mempengaruhi kualitas hasil audit?
3. Apakah Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit?

5
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, tujuan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas hasil
audit
2. Untuk mengetahui pengaruh etika auditor terhadap kualitas hasil audit
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas hasil audit

D. Manfaat Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, Manfaat masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh Di bangku
kuliah.
2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan
terutama untuk meningkatkan Kualitas Audit hasil pemeriksaan auditor
internal.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan atau bahan
pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis maupun
penelitian yang lebih luas

6
BAB II

KAJIAN TEORI
A Profesionalisme
Profesionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar pekerjaan yang
berlaku (Christian, 2012). Profesionalisme Auditor Internal merupakan sikap dan juga
perilaku dari auditor itu sendiri dalam melaksanakan profesinya dengan kesungguhan
dan juga penuh tanggung jawab agar dapat mencapai kinerjanya dengan baik dan benar
(Nugrahini,2015). Dalam Sihombing dan Indarto (2014) menyatakan bahwa seorang
auditor internal haruslah menggunakan kompetensi yang dimiliki agar dapat bekerja
secara professional. Sawyer’s (2012) telah menyatakan bahwa bimbingan wajib
merupakan prinsip-prinsip dan juga syarat-syarat yang mendasar untuk praktek
profesional audit internal dan untuk mengevaluasi efektivitas kinerja aktivitas audit
internal. Menurut Halldalam Nugrahini (2015) menyatakan bahwa profesionalisme
Auditor Internal dapat diukur dengan :
1. Pengabdian pada profesi, dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan
menggunakan pengetahuan serta kecakapan yang dimiliki.
2. Keteguhan dalam melaksanakan pekerjaannya meskipun imbalan kurang.
Kewajiban sosial, pandangan mengenai pentingnya profesi dan juga manfaat
yang diperolehnya.
3. Kemandirian, seorang yang professional mampu membuat keputusan sendiri
tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
4. Keyakinan terhadap peraturan profesi, keyakinan bahwa yang paling
berwenang untuk menilai pekerjaannya telah professional atau belum adalah
rekan sesama profesinya, buka orang yang tidak memiliki kompetensi dalam
bidang ilmu serta pekerjaan mereka.
5. Hubungan dengan sesama profesi,menggunakan ikatan profesi sebagai acuan,
baik dalam organisasi formal maupun kelompok kolega informal

Profesionalismee dapat diartikan sebagai sikap dan prilaku auditor dalam


menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab, serta memelihara
citra publik (Antonius 2015). Auditor yang memiliki kemahiran profesionalisme yang
baik, dapat dilihat dari tindakan dari apa yang akan dilakukan oleh auditor dalam
melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, auditor juga akan menggunakan fakta - fakta

7
yang ada dengan cermat dan seksama dalam mengambil keputusan auditnya tanpa
adanya pengaruh dari pihak lain.Profesionalisme auditor juga dapat diartikan sikap dan
prilaku dalam menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab, serta
dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor internal harus mengetahui tindakan apa
yang harus dilakukan dan menggunakan fakta yang ada dalam mengambil keputusan
tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pihak lain. Berikut adalah pengukuran indikator
profesionalisme auditor internal :

a) Pengabdian pada profesi


b) Kewajiban Sosial
c) Kemandirian
d) Keyakinan terhadap peraturan profesi
e) Hubungan dengan sesama profesi

Terdapat lima tipe standar profesional mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:
1. Standar Auditing, Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan
keuangan historis. Standar auditing terdiri dari sepuluh standard dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing.
2. Standar Atestasi, standar atestasi memberikan rerangka fungsi atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam
jasa audit atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih
rendah dari jasa nonaudit.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review, standar jasa akuntan dan review memberikan
rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review.
4. Standar Jasa Konsultansi, standar ini bertujuan untuk menyediakan pedoman
kepada akuntan public dan pihak eksternal.
5. Quality control standards (standar pengendalian mutu), bagi kantor akuntan
public standar pengendalian mutu memberikan rerangka panduan dalam
menjalankan audit yang bisa menghasilkan mutu dengan mematuhi standar-
standar yang telah ditetapkan.

8
B Etika Auditor

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethikos, yang berarti timbul dari
kebiasaan. Dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika adalah
ilmu tentang apa yang baik dan buruk,tentang hak dan kewajiban moral. Terdapat
beberapa nilai etika yang direalisasikan kantor akuntan publik menurut (Farhan, 2019)
yaitu kejujuran, perhatian terhadap status ekonomi orang lain, karakter komunikatif
akuntansi dan penyebaran informasi ekonomi.

Etika berkaitan dengan pertanyaan bagaimana orang akan berperilaku Terhadap


sesamanya (Kell et al., 2002 dalam Alim,dkk 2007). Sedangkan menurut Maryani dan
Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan Atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia baik yang harus dilakukan Maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan Manusia atau masyarakat
atau profesi. Menurut Lubis (2009), auditor harus Mematuhi Kode Etik yang
ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan Kode Etik
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar audit.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Etika auditor adalah pedoman yang
auditor harus penuhi dalam menjalankan audit dengan benar dan terbebas dari
kecurangan serta auditor harus berpedoman pada kode etik profesional. Indikator
Dalam penelitian (Patima, 2016) mengindikasikan etika profesi terkait kecakapan
profesi dan etika profesi terkait pelaksanaan kode etik.

C Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang dan memberi peluang besar bagi seseorang untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil
seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pula pola berpikir dan
sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abriyani
Puspaningsih, 2004). Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor
internal yang akan menjadikan auditor kaya akan teknik audit. Semakin tinggi
pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor menguasai tugasnya
sendiri maupun aktivitas yang diauditnya. Pengalaman juga membentuk auditor mampu
menghadapi dan menyelesaikan hambatan maupun persoalan dalam pelaksanaan

9
tugasnya, serta mampu mengendalikan kecenderungan emosional terhadap pihak yang
diperiksa. Selain pengetahuan dan keahlian, pengalaman auditor member kontribusi
yang relevan dalam meningkatkan kompetensi auditor. Auditor internal yang
berpengalaman, tentunya harus memiliki masa kerja yang banyak dan juga harus
memiliki tingkat frekuensi pekerjaan yang tinggi pula dalam melaksanakan audit.
Pengalaman kerja seseorang menunjukan jenis-jenis pekerjaan apa saja yang telah
dilakukan seseorang dan akan memberikan peluang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan secara lebih baik. Adapun indikator yang dijadikan untuk
pengkuruan pengalaman kerja antara lain :
1. Masa kerja seorang auditor (Hafizh, 2017)
2. Frekuensi pemeriksaan yang telah dilakukan (Aji, 2009)
3. Banyaknya pelatihan yang telah diikuti (Mansur, 2007)

D Kualitas Hasil Audit


De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana
seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar
akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan
KAP yang kecil. Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal
dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor
telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama
seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang
dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan
berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi
keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor
agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan
meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview
oleh piihak ketiga. Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) menguji
pengaruh independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitian ini mendukung hipotesa bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif
terhadap integritas laporan keuangan, serta independensi berpengaruh negatif terhadap
integritas laporan keuangan. Selain itu, mekanisme corporate governance berpengaruh
secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan meskipun tidak sesuai
10
dengan tanda yang diajukan dalam hipotesa. Widagdo et al. (2002) melakukan
penelitian tentang atribut-atribut kualitas audit oleh kantor akuntan publik yang
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien. Terdapat 12 atribut yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu (1) pengalaman melakukan audit, (2) memahami industri
klien, (3) responsif atas kebutuhan klien, (4) taat pada standar umum, (5) independensi,
(6) sikap hati-hati, (7) komitmen terhadap kualitas audit, (8) keterlibatan pimpinan
KAP, (9) melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, (10) keterlibatan komite audit,
(11) standar etika yang tinggi, dan (12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan
klien, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas
kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan
keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-
hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak
mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan klien

11
BAB III

METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan data primer. Dalam penelitian ini data primer
yang akan digunakan berupa kuesioner atau tanggapan langsung dari responden
mengenai Profesionalisme, Etika, Pengalaman dan juga Kualitas Hasil Audit.

B Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor
independen yang bekerja pada Perbankan. Metode penetapan sampel yang digunakan
adalah convenience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menyebar
sejumlah kuesioner dengan menggunakan kuesioner yang kembali dan dapat diolah.
Sampel dalam penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja di Perbankan

C Variabel Penelitian
Variabel dependen (variabel terikat) adalah kualitas hasil audit. Sedangkan
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah profesionalisme
auditor, etika dan pengalaman auditor.
1. Kualitas Hasil Audit
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas hasil audit sebagai
probabilitas Dimana seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu Pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Pertanyaan yang
terdiri dari 8 item yang Terdiri dari beberapa indikator. Setiap item diberi skor
1 sampai 5. Dengan Menggunakan skala linkert sebagai skala pengukuran skor
1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju
(TS). Skor 3 menunjukkan Netral (N). Skor 4 menunjukkan Setuju (S). Skor 5
menunjukkan Sangat Setuju (SS). Indikator yang digunakan untuk pengukur
Kualitas Audit dalam penelitian Ini adalah:
• Kesesuaian pemeriksaan dengan standard audit
• Kualitas Hasil laporan pemeriksaan
2. Profesionalisme
Maksud dari profesionalisme ialah seseorang yang menggunakan
seluruh kemampuan, pengetahuan serta pengalamannya dalam menjalankan

12
pekerjaannya.. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian nantilah
terkait dengan pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan terhadap peraturan profesi dan juga hubungannya dengan rekan
seprofesi. Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert dengan nilai 1 Sangat Tidak Setuju (STS) yang menunjukkan bahwa
auditor bersikap tidak profesionalisme hingga nilai 5 Sangat Setuju (SS) yang
menunjukkan bahwa auditor bersikap profesionalisme.

3. Etika Auditor
Etika auditor atau etika dalam auditing adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik akuntan, seperti kode professional
yang lain, ditetapkan dengan aturan yang sangat umum dimana anggotanya
diharapkan untuk mematuhi. Auditor memiliki kewajiban terhadap organisasi
yang mereka abdi, profesi, masyarakat, dan pihak-pihak yang menjaga perilaku
etis dengan standard tinggi (Husein, 2003). Pertanyaan terdiri dari 8 item yang
terdiri dari beberapa indikator. Setiap item diberi skor 1 sampai 5. Dengan
menggunakan skala linkert sebagai skala pengukuran skor 1 menunjukkan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS). Skor 3
menunjukkan Netral (N). Skor 4 menunjukkan Setuju (S). Skor 5 menunjukkan
Sangat Setuju (SS). Indikator yang digunakan untuk pengukur etika auditor
dalam penelitian ini adalah:
• Emotional quotient (EQ)
• Imbalan yang diterima
• Organisasional
• Lingkungan keluarga

4. Pengalaman Auditor
Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006:12) mengatakan bahwa
pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

13
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman auditor dalam
melakukan audit yang dilihat dari segi lainnya bekerja sebagai auditor dan
banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Pertanyaan terdiri dari 8
item yang terdiri dari beberapa indikator. Setiap item diberi skor 1 sampai 5.
Dengan menggunakan skala linkert sebagai skala pengukuran skor 1
menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju
(TS). Skor 3 menunjukkan Netral (N). Skor 4 menunjukkan Setuju (S). Skor 5
menunjukkan Sangat Setuju (SS). Indikator yang digunakan untuk pengukur
pengalaman auditor dalam penelitian ini adalah:
• Lamanya bekerja sebagai auditor
• Banyaknya tugas pemeriksaan

D Model Penelitian
Model empiris pada penelitian ini adalah:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Kualitas audit
a = konstanta
b = Koefisien arah regresi
X1 = Profesionalisme auditor
X2 = Etika auditor
X3 = Pengalaman audit
e = error

E. Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Tahap
pertama setelah kuesioner diisi dan diperoleh dari responden dilakukan Beberapa
proses sebelum data diolah dalam statistic

F. Hipotesis
H1 : Profesionalisme auditor mempunyai pengaruh positif terhadap hasil kualitas
audit

14
H2 : Etika auditor mempunyai pengaruh positif terhadap hasil kualitas audit
H3 : Pengalaman auditor mempunyai pengaruh positif terhadap hasil kualitas audit

DAFTAR PUSTAKA

http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/1195/1050

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengaruh+profesionalisme,+etika+dan+pengala
man+auditor+internal+terhadap+kualitas+hasil+audit+internal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DwCQQDPkUuScJ

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengaruh+profesionalisme,+etika+dan+pengala
man+auditor+internal+terhadap+kualitas+hasil+audit+internal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DZpsKdiK5T2MJ

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengaruh+profesionalisme,+etika+dan+pengala
man+auditor+internal+terhadap+kualitas+hasil+audit+internal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DDXg3IpvQKUwJ

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengaruh+profesionalisme,+etika+dan+pengala
man+auditor+internal+terhadap+kualitas+hasil+audit+internal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3D_e1YV5bXZh8J

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengaruh+profesionalisme,+etika+dan+pengala
man+auditor+internal+terhadap+kualitas+hasil+audit+internal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&
oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DutsauwXGm-IJn

15

Anda mungkin juga menyukai