Anda di halaman 1dari 7

Pembangunan Dermaga dan Fasilitasnya

Dermaga dibangun untuk menunjang kegiatan industri dan akan melayani kapal. Informasi
mengenai dermaga disajikan dalam Tabel berikut:

No Dimensi Keterangan
1 Panjang Dermaga 500 m
2 Panjang trestle 400 m
3 Elevasi Lantai + m LLWL
4 Balok Ukuran memanjang dan melintang:
Lebar: …… m
Tinggi: ….. m
Beton bertulang dengan mutu beton: K350,
mutu baja BJTD-40.
5 Pelat Tebal : 0,4 m
Beton bertulang dengan mutu beton:
Mutu baja:
6 Tiang Pancang Tipe 1:diameter: ….. mm, tebal: ….. mm
Tipe 2:diameter: …… mm, tebal: …. mm
Steel Pipe Pile
7 Fender
8 Bollard ton

Fasilitas Fasilitas Dermaga yang akan dipersiapkan sebagai berikut namun untuk
desain dermaga dapat dilihat dilampiran:
1. Mooring Dolphin.
Mooring dolphin adalah fasilitas tambat tali kapal yang di pergunakan sebagai
ikatan kapal pada saat sandar pada saat melakukan proses bongkar – muat kapal
tersebut. Mooring Dolphin menggunakan struktur tiang Pancang Baja (spesifikasi SPP)
yang di pancang dengan kedalaman di tanah dari sea bed rata – rata 28 meter – 30
meter sebanyak 3 titik tiang pancang yang kemudian di rangkai menjadi satu dengan
material beton dengan karakteritik beton (K 350) serta pada bagian elevasi atas beton di
tempatkan fasilitas bolder dengan kapasitas bolder sebesar 25 ton yang pada akhirnya
pada fasilitas mooring dolphin tersebut disiapkan struktur catwalk yang berfungsi
sebagai lintasan petugas penerima tali yang akan di tempatkan pada bolder di mooring
dolphin tersebut, Dengan tetap memperhatikan keselamatan kerja di area mooring
dolphin ditambahkan lampu penerangan untuk kebutuhan operasional di malam hari.
Mooring Dolphin yang akan di bangun sebanyak 4 mooring dolphin dengan ukuran 4 m
x 4 m.
2. Breasting Dolphin
Fasilitas sandar yang utama dalam dermaga ini direncanakan menggunakan
fasilitas sandar breasting dophin yang di pergunakan sebagai sandaran kapal sekaligus
sebagai ikatan kapal pada saat melakukan proses bongkar – muat kapal tersebut.
breasting dolphin menggunakan struktur tiang Pancang Baja (spesifikasi SPP) yang di
pancang dengan kedalaman di tanah dari sea bed rata – rata 28 meter – 30 meter
sebanyak 4 titik tiang pancang yang kemudian di rangkai menjadi satu dengan material
beton dengan karakteritik beton (K 350) serta pada bagian elevasi atas beton di
tempatkan fasilitas bolder dengan kapasitas bolder sebesar 25 ton Dari beberapa
breating dophin tersebut di rangkai dengan struktur catwalk yang berfungsi sebagai
lintasan petugas penerima tali yang akan di tempatkan pada bolder di breasting dolphin
tersebut, pada sisi yang bersentuhan dengan kapal di tempatkan struktur Frontal Frame
yang pada bagian bawahnya diberi materian karet fender agar elastisitas stuktur
tersebut dapat tercipta dan dapat mengurangi deformasi pada lambung maupun pisang
– pisang kapal. Selanjutnya untuk tetap memperhatikan keselamatan kerja di area
breasting dolphin di tambahkan lampu penerangan untuk kebutuhan operasional di
malam hari. breasting dolphin yang akan dibangun sebanyak 4 buah dengan ukuran 4
mx6m
3. Dolphin Hoisting Column.
Struktur ini adalah salah satu struktur yang terpenting dalam semua rangkai struktur
pada dermaga penyeberangan, dolphin hoisting column ini berfungsi sebagai pemikul
seluruh beban yang bekerja di atas platform dermaga (beban mati + beban hidup),
spesifikasi teknis material struktur ini menggunakan tiang Pancang Baja (spesifikasi
SPP) yang di pancang dengan kedalaman di tanah dari sea bed rata – rata 28 meter –
30 meter sebanyak 8 titik tiang pancang pada setiap dophin yang kemudian di rangkai
menjadi satu dengan material beton dengan karakteritik beton (K 300) serta pada
bagian elevasi atas beton di tempatkan fasilitas bolder dengan kapasitas bolder sebesar
25 ton, pada sisi yang bersentuhan dengan kapal di tempatkan struktur Frontal Frame
yang pada bagian bawahnya diberi materian karet fender agar elastisitas stuktur
tersebut dapat tercipta dan dapat mengurangi deformasi pada lambung maupun pisang
– pisang kapal, untuk menjawab kebutuhan keselamatan kerja di area dolphin di
tambahkan lampu penerangan untuk kebutuhan operasional di malam hari.

4. Frontal Frame.
Untuk mengurangi tingkat kerusakan pada permukaan dinding dolphin maupun
dinding kapal maka perlu di rencanakan pemasangan frontal frame di setiap sisi sandar
pada setiap fasiltas sandar dengan demikian kerusakan yang bersifat structural dapat
diminimalisir, Frontal Frame menggunakan material dan baja –marine plate yang dilapisi
dengan marine coating yang berfungsi untuk memperlambat kerja korosi, Pada bagian
antara struktur plat baja dengan struktur dari material beton di beri karet fender yang
dapat meredam beban atau gaya gesekan maupun gaya benturan kapal. Frontal Frame
di sisi kanan – kiri struktur tersebut diberi penahan gaya horizontal dengan
menggunakan rantai diameter 2,5 inchi sehingga struktur fontal frame tersebut dapat
tetap bergeser sesaui jarak panjang rantai dan untuk menahan struktur frontal frame
aga tidak mudah jatuh kelaut dalam kondisi akibat gaya gesekan dari kapal yang
sedang melakukan olah gerak.
5. Catwalk
Fasilitas kritis selanjutnya adalah catwalk yang berfungsi sebagai lintasan area
kerja petugas penerima tali pada saat kapal sandar maupun kapal akan meininggalkan
dermaga, struktur catwalk menggunakan material baja profil (WF 400.200) yang dilapisi
oleh marine coatin, pada bagian platform catwalk di rencakan menggunakan material
kayu dengan pertimbangan untuk memperkecil beban material apabila menggunakan
material baja maupun material beton. Pada sisi kanan – kiri catwalk di pasang railing
pengaman menggunakan material pipa galvanize dengan dilapis cat marine coating.
6. Struktur Hoisting Column
Fasilitas ini juga merupakan fasilitas kritis dimana struktur ini berfungsi sebagai
struktur penggantung Hidrolik, dengan menggunakan profil pipa baja SPP yang terdiri
dari dua tiang berdiri secara vertical yang dirangkai dengan material baja yang berfungsi
sebagai penahan gaya horizontal dengan diberi struktur horizontal frame, Struktur
Hoisting Column di tempatkan pada setiap dolphin hoisting column yang dirangkai
dengan angkur baja (yang terlebih dahulu ditanam kedalam beton dolphin).
Struktur Hoisting Column ini berkerja secara rangkaian bersama - sama dengan
struktur Dolphin Column yang berfungsi sebagai pemikul seluruh beban yang bekerja di
atas platform dermaga (beban mati + beban hidup).
7. Trestle
Trestle merupakan fasilitas platform statis dari material beton yang terdiri dari
beberpa kaki tiang pancang yang menggunakan material dengan spesifikasi material
struktur tiang Pancang Baja (spesifikasi SPP) yang di pancang dengan kedalaman di
tanah dari sea bed rata – rata 28 meter – 30 meter. Trestle secara operasional
berfungsi sebagai jembatan beton yang digunakan sebagai jalur lalulintas berbagai jenis
kendaraan dari darat menuju movable bridge. Kapasitas dan daya dukung trestle yang
direncanakan maximal sampai 60 ton. Trestle yang akan dibangun berjumlah 2 dengan
panjang trestle dan lebar trestle adalah 400 m x 10 m.
8. Dermaga.
Secara keseluruhan usia teknis dermaga di rencanakan untuk khusus fasilitas yang
menggunakan material beton dapat bertahan sampai 30 tahun (kecuali kondisi – kondisi
khusus seperti accident maupun force major), Selanjutnya untuk fasilitas – fasilitas
dermaga yang menggunakan material baja usia teknisnya bervariasi seperti frontal
frame selama tiga tahun. Dermaga yang akan dibangun sebanyak 1 buah dengan
ukuran 500 m x 8 m.
Pembangunan dermaga terdiri dari tahap-tahap pekerjaan berikut:

a. Pemasangan Tiang Pancang


1. Pengangkutan tiang pancang
Pengangkutan tiang pancang dari pabrik ke lokasi pemancangan dilakukan dengan
menggunakan tongkang.
2. Pemancangan
Pemancangan tiang pancang di lokasi dilakukan dengan bantuan tongkang dan pile
driver. Pemancangan dilakukan secara terus-menerus menggunakan diesel hammer
sampai kedalaman tanah keras tercapai.
3. Penyambungan dan pemotongan tiang pancang
Tiang pancang yang didatangkan dari pabrik mempunyai panjang yang terbatas (6 –
13 m). Untuk pemancangan yang membutuhkan kedalaman lebih maka tiang
pancang perlu disambung dengan pengelasan pada kepala tiang secara melingkar
keseluruhan. Setelah pemancangan selesai, kelebihan panjang tiang dipotong
menggunakan pile cutter. Bekas dari pemotongan tersebut kemudian dibersihkan
menggunakan sikat besi.
4. Pekerjaan pengisian beton (pile head)
Pile head merupakan bagian penghubung antara tiang pancang dan pile cap (BS
2010 Maritime Works). Kegiatan pengisian beton (pile head) membutuhkan stopper
dan tulangan yang berbentuk spiral untuk mengisi tiang pancang. Stopper dan
tulangan dimasukkan ke tiang pancang dengan bantuan crane. Kemudian dilakukan
pengecoran menggunakan beton readymix dengan bantuan concrete pump.
b. Pekerjaan super structure
1. Pekerjaan pile cap
Pile cap dibuat secara in-situ. Pekerjaan pile cap diawali dengan pemasangan
perancah pada tiang pancang seperti pada Gambar 1. Kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan bekisting dan rangkaian tulangan yang sesuai dengan rencana ukuran pile
cap. Pengecoran beton untuk pile cap dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok
dan pelat.
Gambar 1 Tipikal perancah untuk menahan balok pracetak sebelum bagian pile cap
dicor.

2. Pekerjaan balok dermaga


Balok dermaga yang digunakan adalah balok dermaga sistem half slab, dengan
elemen balok yang dibuat precast adalah setengah dari tinggi balok yang
direncanakan. Pekerjaan pemasangan balok dapat terlihat seperti ilustrasi pada
Gambar 2.
Balok precast tersebut kemudian diletakkan di atas perancah dengan bantuan crane
dan di cor bersamaan dengan pengecoran pile cap dan pelat. Penjelasan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 3.
Balok precast tersebut kemudian diletakkan di atas perancah dengan bantuan crane
dan di cor bersamaan dengan pengecoran pile cap dan pelat.

Gambar 2 Prinsip precast pada pemasangan balok


Gambar 3 Tipikal pemasangan balok

3. Pekerjaan pelat lantai dermaga


Sama seperti balok, pelat lantai dermaga dibuat secara precast dengan sistem half
slab. Denah tampak atas dari pekerjaan pemasangan pelat dermaga secara precast
dapat dilihat pada Gambar 4. Elemen precast pelat dibuat setebal 15 cm dari tebal
rencana setebal 40 cm. Pelat-pelat precast ini kemudian diletakkan berjajar dengan
bagian ujungnya bertumpu pada bagian sisi-sisi elemen precast balok. Pelat yang
telah dipasang ini juga bertindak sebagai perancah untuk pengecoran diatasnya
sehingga tidak diperlukan banyak bekisting-bekisting kayu. Pada elemen pelat
digunakan penulangan sistem wiremesh untuk memudahkan pekerjaan. Setelah itu
dilakukan pengecoran in-situ untuk pile cap, balok dan pelat sampai elevasi yang
diinginkan tercapai. Hasil tampak samping dari pekerjaan ini dapat terlihat seperti
ilustrasi pada Gambar 5.
Gambar 4 Denah sistem plat dan balok precast.

Gambar 5 Potongan A-A : sistem plat dan balok precast.

4. Pemasangan Fender dan Bollard


Pemasangan fender dilakukan dengan cara pengikatan fender dengan capping beam
menggunakan anchor yang telah disediakan oleh pabrik pembuat fender. Bollard
dipasang tepat di atas capping beam dengan anchor yang telah disediakan oleh pabrik
pembuatnya

Anda mungkin juga menyukai