Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
2. Gambaran Umum
Dalam rangka mendukung terwujudnya Pendaftaran Tanah Stelsel Positif, maka
diperlukan sistem pendaftaran tanah yang memberikan jaminan kepastian hukum
hak atas tanah. Salah satu jaminan kepastian hukum tersebut berkaitan dengan letak
bidang tanah yang diterbitkan sertipikat tidak berada di dalam kawasan hutan.
Kondisi tersebut dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang jelas mengenai batas
kawasan hutan dan non kawasan hutan dalam sistem pendaftaran tanah.
Salah satu penyebab belum tersedianya informasi batas kawasan hutan dalam
sistem pendaftaran tanah adalah perbedaan skala yang digunakan dalam peta batas
kawasan hutan dangan skala peta pendaftaran tanah. Peta batas kawasan hutan
menggunakan skala kecil (skala 1:50.000 atau lebih kecil), sedangkan peta
pendaftaran tanah menggunakan skala besar (skala 1:2.500 atau lebih besar), yang
mengakibatkan terjadinya perbedaan interpretasi batas kawasan dan berpotensi
menyebabkan terjadinya sengketa/konflik pertanahan.
Bappenas mendorong peningkatan kepastian batas kawasan hutan dan non
kawasan hutan melalui kegiatan pembuatan peta batas kawasan hutan. Kegiatan
dilakukan dengan melakukan perapatan patok-patok batas kawasan hutan sehingga
dapat diidentifikasi dalam peta pendaftaran tanah skala besar dan diharapkan
menjadi salah satu bagian early warning system dalam sistem pendaftaran tanah
nasional, terutama terkait kawasan hutan.
Data yang digunakan untuk pengukuran batas kawasan hutan merupakan data
kawasan hutan yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri
Kehutanan dan citra satelit yang telah ditegakkan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.62/Menhut-II/2013 tentang
perubahan peraturan menteri kehutanan No. P.44/Menhut-II/2012 tentang
pengukuhan kawasan hutan, pengertian pengukuhan kawasan hutan adalah
rangkaian kegiatan penunjukkan, penataan batas dan penetapan kawasan hutan.
Sehingga Kawasan Hutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kementerian
Kehutanan (SK Menhut) yang digunakan dalam pengukuran batas kawasan hutan
adalah SK Menhut penetapan.
Dalam rangka menjembatani integrasi peta batas kawasan hutan (skala kecil)
yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanandengan
peta pendaftaran (skala besar) yang ada di kantor pertanahan Kabupaten/Kota maka
perlu dilakukan pengukuran perapatan batas bersama (survei pendahuluan/ joint
survey) oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional dan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan disupervisi oleh Badan
Informasi Geospasial (BIG) dan dalam koordinasi Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS).
Pada Tahun Anggaran 2021 ini akan dilaksanakan pengukuran batas kawasan
hutan di beberapa lokasi di Provinsi Jawa Timur. Salah satu lokasinya adalah
kawasan hutan Wonosalam dengan panjangan 110,54 Km yang terletak di Kabupaten
Blitar, Provinsi Jawa Timur berdasarkan SK.5766/Menhut-VII/KUH/2014.
3
3. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan
Hutan di Wonosalam, Provinsi Jawa Timur.
4. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari hasil kegiatan adalah:
a) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dalam rangka
pengelolaan sistem administrasi pertanahan nasional yang seamless, skala besar
dan bersifat menyeluruh, yang nantinya akan meminimalkan penerbitan
sertipikat di kawasan hutan;
b) Kementerian lingkungan Hidup dan kehutanan dalam rangka inventarisasi dan
pengelolaan kawasan hutan yang lebih optimal;
c) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangkakemudahan dan kejelasan
identifikasi kawasan hutan dan non hutan untuk perencanaan, penggunaan dan
pemanfaatan ruang;
d) Badan usaha dan masyarakat umum di sekitar perbatasan kawasan hutan dalam
rangka mendapatkan kepastian batas kawasan hutan dan non hutan serta
kepastian hukum dalam kepemilikan hak atas tanah.
1. Persiapan Pekerjaan
a. Deskripsi wilayah kerja (topografi, aksesibilitas, dan
hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
Persiapan data dan Rencana
A pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang
Kerja
wilayah administrasi dan sebagainya);
b. Peta Kerja.
a. Surat tugas dan mobilisasi personil;
Persiapan Personil dan b. Dokumen peralatan (Kepemilikan, Spesifikasi)
B
Peralatan
4
No Lingkup Pekerjaan Ouput
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Formulir ukur Survei Pendahuluan;
b. Berita acara Hasil Survei Pedahuluan;
Survei Pendahuluan dan c. Dokumentasi pal eksisting kehutanan;
C Perencanaan Pengukuran d. Dokumen koordinat patok perapatan batas kawasan
Batas Kawasan Hutan hutan sementara;
e. Dokumentasi Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan
Sementara terpasang.
a. Dokumentasi Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan;
Pengukuran Batas Kawasan b. Dokumen koordinat hasil pengukuran batas kawasan
D hutan;
Hutan dan Detil Situasi
c. Dokumentasi Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan
terpasang;
d. Daftar koordinat hasil Pengukuran detil situasi;
3. Pengolahan Data
a. Pengolahan data;
E Pengolahan Data Situasi b. Peta detil situasi batas kawasan digital.
4. Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan;
F Pelaporan b. Laporan Bulanan;
c. Laporan Akhir.
Diagram alir berikut menunjukkan tahapan kegiatan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan
Hutan di Wonosalam.
5
C. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan Hutan Wonosalam dengan
panjangan 110,54 Km yang terletak di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur berdasarkan
SK.5766/Menhut-VII/KUH/2014 adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan Pekerjaan
1) Persiapan data dan Rencana Kerja
a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait antara lain: Kantor Wilayah
BPN Provinsi, Kantor Pertanahan BPN, Balai Pemantapan Kawasan Hutan
(BPKH)/ Pengelola Kawasan Hutan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Desa dan masyarakat sekitar;
b) Menyiapkan dokumen terkait wilayah kerja meliputi topografi, aksesibilitas,
dan hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan misalnya data/tabel tentang wilayah administrasi dan
sebagainya;
c) Menyiapkan peta kerja.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Survei Pendahuluan dan Perencanaan Pengukuran Batas Kawasan Hutan
a) Menyiapkan Peta kerja: Peta kerja adalah peta yang berisi tentang informasi
jalur batas beradasarkan SK Penetapan Kawasan Hutan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan skala besar (1: 5.000),
yang di overlay dengan citra satelit dari BIG .
b) Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan yaitu GPS Handheld, dan
GNSS;
c) Membuat rencana Pengukuran Batas Kawasan Hutan batas kawasan dan
jalur untuk tracking;
d) Koordinasi dengan instansi terkait;
e) Menyiapkan patok perapatan batas sementara dengan spesifikasi: bahan
terbuat dari kayu reng dan atau sejenisnya dengan ukuran 3x4x50 cm
(Lihat Gambar Lampiran 2);
f) Membuat rencana titik ikat bantu untuk pengikatan pengukuran;
6
g) Metode pengikatan titik ikat bantu menggunakan metode jaring segitiga
yang diikatkan pada Jaring Kontrol Geodesi Nasional (JKGN), minimal dua
titik;
h) Pembuatan titik ikat bantu yang diturunkan dari titik ikat bantu yang lain
(point f) harus menggunakan metode jaring segitiga yang diikatkan pada
titik ikat bantu (point f), minimal dua titik;
i) Pencetakan peta kerja;
j) Melakukan survei pendahuluan terhadap batas kawasan hutan yang sesuai
dengan Peta Kerja dan berkoordinasi dengan Instansi terkait yang
dituangkan dalam formulir ukur;
k) Formulir ukur pada huruf i harus ditandatangani oleh para pihak
(Koordinator Pengukuran Batas Kawasan Hutan/ Surveyor dan instansi
terkait);
l) Melakukan inventarisasi dan dokumentasi pal kehutanan yang ada di
lapangan (dokumentasi dari dua sisi);
m) Melakukan pemasangan patok perapatan batas kawasan hutan sementara.
Patok perapatan batas tersebut ditanam sedalam 30 cm, sisa 20 cm nampak
di atas permukaan tanah;
n) Dokumentasi patok perapatan batas sementara yang dilakukan dari dua
sisi;
o) Berita Acara Hasil Survei Pendahuluan tersebut harus ditandatangani oleh
para pihak (Surveyor dan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH)/
Pengelola Kawasan Hutan, Desa);
p) Digitalisasi seluruh dokumen berita acara dan formulir ukur;
2) Pengukuran Batas Kawasan Hutan dan Detil Situasi
a) Pembuatan Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan
• Pembuatan Patok perapatan batas kawasan hutan menggunakan pipa
PVC Kelas D (Drainase) Standart Nasional Indonesia (SNI) berwarna
putih dengan ukuran diameter 10 cm dengan panjang 1,5 meter tebal
minimal 2,0 mm, yang diisi dengan beton dengan campuran
semen:pasir:krikil (1:2:3) yang bagian atasnya dipasang paku payung;
• Patok perapatan batas pada bagian luar atas dicat berwarna biru
sepanjang 20 cm;
• Patok perapatan batas kawasan hutan diberi identitas sesuai dengan
nomor urut dan nama lokasi menggunakan cutting stiker;
• Dokumentasi pembuatan patok perapatan batas.
• Patok perapatan batas dipasang pada jarak kurang lebih 100 m atau
menyesuaikan kondisi lapangan;
3) Pengolahan Data
a) Koordinat yang dihasilkanberupa Koordinat Geografis, UTM dan TM3O, yang
terikat dalam SRGI2013 dan DGN95;
b) Raw data hasil pengukuran disimpan dalam media penyimpanan data
digital external harddisk;
c) Ketelitian titik ikat yang dihasilkan maksimal 5cm atau lebih baik;
d) Ketelitian titik perapatan batas yang dihasilkan ≤ 50cm;
e) Peta situasi batas kawasan hutan dibuat dalam format shapefile (*.shp)
format geodatabase (*.gdb) yang sudah dilakukan proses Topologi dan
disimpan dalam media penyimpanan data digital flashdisk atau external
hardisk.
c. Pelaporan
Mekanisme dan prosedur pelaporan terdapat pada point F.
8
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Peralatan
6 GNSS 20 unit
9
Pelaksana kegiatan yang bersifat kontraktual ini adalah perusahaan/badan
hukum penyedia jasa konsultan di bidang survei dan pemetaan, tenaga pelaksana
pekerjaan harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 4. Spesifikasi dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
10
No. Tenaga Pendidikan Pengalaman Jml Tugas
Teknis (orang)
- Bertanggung jawab dalam
pengerjaan Peta Situasi Batas
Kawasan Hutan dalam bentuk
digital dalam format shapefile
(*.shp);
- Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pengolahan dalam data
Koordinat yang telah ditentukan,
raw data, dan pengerjaan Peta
Situasi Batas Kawasan dalam
format shapefile (*.shp) dan format
geodatabase (*.gdb) yang sudah
dilakukan proses Topologi.
- Bertanggung jawab terhadap
penyimpanan hasil pekerjaan
sesuai ketentuan folderisasi.
A.4 Surveyor SMA/SMK/ D3 1 Tahun di 20 Melakukan pekerjaan:
bidang survei - Melakukan Pengukuran Batas
pengukuran Kawasan Hutan dengan
dan pemetaan menggunakan GNSS;
- Download data GNSS;
- Menentukan koordinat base;
- Menandatangani Berita Acara
Survei Pendahuluan dan Berita
Acara Hasil Survei Pendahuluan,
serta Formulir Ukur.
A.5 Operator SMA/SMK/ 1 Tahun di 20 - Menyiapkan peta kerja
D3 bidang survei - Membuat jadwal rencana kegiatan
pengukuran lapangan sampai pelaporan
dan pemetaan - Pengolahan Hasil Pengukuran
Batas Kawasan Hutan dan
Pemetaan Situasi
- Pembuatan Peta Situasi Situasi
Batas Kawasan secara digital.
A.6 Administrasi SMA/ SMK/ 1 Membuat Laporan Pelaksanaan
D3 Pekerjaan:
- Pendahuluan
- Bulanan
- Akhir
- Mengelola administasi proyek.
A.7 Tenaga Lokal - - 40 Membantu dan mendampingi
surveyor dalam upaya memperlancar
dan mempercepat proses
pengambilan dan pengumpulan data
lapangan.
11
E. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Ketentuan Pelaksana Pekerjaan
a. Penyedia Jasa wajib memiliki pengalaman:
• Penyediaan jasa pada divisi yang sama (pekerjaan pengukuran dan pemetaan)
paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
• Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan pekerjaan yang
berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada waktu bersamaan (paralel),
sepanjang personil yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dibutuhkan
untuk tahapan tersebut.
2. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim
Pengawas Teknis Dirjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang. Kontrol kualitas
dimaksudkan untuk menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan.
Kontrol kualitas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas secara internal terhadap hasil
pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator sesuai
dengan petunjuk teknis yang ditetapkan. Kontrol Kualitas internal dilakukan oleh
Team Leader. Team Leader bertanggung-jawab terhadap kualitas data yang dilakukan
oleh operator dan berhak untuk memerintahkan operator untuk mengulangi atau
memperbaiki kesalahan apabila data belum memenuhi kualitas yang ditetapkan;
b. Proses kontrol kualitas dilaksanakan secara parsial tanpa menunggu hasil pada
satu tahapan pekerjaan;
c. Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan proses Kontrol Kualitas
internal disetiap tahapan pekerjaan sebelum diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis
dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diakhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan
12
dilakukan Kontrol Kualitas dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan
pengecekan akhir hasil pemrosesan data. Hasil dari Kontrol Kualitas ini untuk
memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang pekerjaan di suatu tahapan untuk
memperbaiki kualitas data;
d. Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen Kontrol Kualitas untuk
diserahkan kepada Pemberi Kerja setelah selesainya seluruh pelaksanaan pekerjaan;
e. Hasil Kontrol Kualitas yang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Survei dan
Pemetaan Pertanahan dan Ruang dituangkan dalam dokumen Kontrol Kualitas berikut
catatan untuk perbaikan apabila ada.
13
F. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
Laporan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan, dan laporan akhir,
yang dilengkapi dengan kurva S dibuat rangkap 3 (tiga). Satu rangkap laporan (pendahuluan,
bulanan, akhir) wajib dimasukkan dalam box penyerahan barang/hasil.
1. Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya menguraikan
mengenai:
a. Persiapan pelaksanaan Pekerjaan yang mencantumkan deskripsi wilayah kerja
(topografi, aksesibilitas, dan hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang wilayah administrasi mengenai
jumlah, nama, dan sebagainya) dan perencanaan personil;
b. Identitas pekerjaan dan organisasi pelaksana;
c. Metode, Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan;
d. Jadwal detil pelaksanaan;
e. Kurva-S rencana kemajuan pekerjaan;
f. Survei Pendahuluan dan Perencanaan Pengukuran Batas Kawasan Hutan;
g. Deskripsi metode, prosedur dan perangkat (lunak/keras) yang akan digunakan untuk
pelaksanaan survei Pendahuluan, dan pengolahan data GNSS.
2. Laporan Bulanan
Penyedia harus membuat laporan bulanan mengenai kemajuan pelaksanaan
pekerjaan setiap bulan paling lambat hari ke lima pada bulan berikutnya. Laporan tersebut
dimulai sejak tanggal penandatanganan kontrak. Untuk keadaan-keadaan tertentu,
Pengawas Teknis berhak untuk meminta laporan kemajuan diluar waktu yang telah
ditetapkan diatas.
3. Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan perusahaan harus membuat laporan akhir yang memuat
secara lengkap setiap tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Pembuatan
Peta Batas Kawasan Hutan di Wonosalam, terdiri dari:
a. Laporan pelaksanaan dibuat 2 (dua) rangkap, yang menguraikan:
1) Organisasi pelaksana;
3) Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan baik teknis maupun non
teknis, berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan kendala
tersebut;
• Hasil analisis terhadap hasil pengolahan data survei GNSS yang dihasilkan
baik segi kualitas raw data ataupun ketelitian data yang dihasilkan.
14
• Buku kendali, yang berisi konsultasi pelaksana dengan pengawas teknik
(saran, rekomendasi).
• Hasil supervisi internal.
b. Laporan Administrasi dibuat 2 (dua) rangkap, yang berisi absensi kehadiran pelaksana
kegiatan, pertanggungjawaban setiap item kegiatan disertai bukti-bukti pengeluaran.
• Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls);
• Data hasil pengamatan setiap Patok Perapatan Batas Sementara (dalam format
*.GPX);
• Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls);
c. Data digital dalam subfolder_DATA PATOK PERAPATAN BATAS:
• Data format RINEX (Receiver Independent Exchange) atau data dalam format
*.CSV pada metode RTK untuk keseluruhan hasil perekaman receiver setiap Patok
Perapatan Batas Hasil Pengukuran Batas Kawasan Hutan;
• Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls);
2. Peta Digital
Peta digital hasil pekerjaan yang diserahkan harus disimpan dan disusun berurutan
dalam folder PETA DIGITALseperti dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:
• Sistem koordinat Geografis, UTM dan TM3 dalam sistem SRGI2013 dan DGN95 dengan
format shapefile (*.shp), geodatabase (*.gdb) dan AutoCad (*.dwg);
• Penggunaan tools snaping dalam penggambaran patok PPBK dengan garis trayek
pengukuran supaya garis trayek tepat pada patok PPBK;
15
• Layout 1:5.000 kartografis disesuaikan dengan template dari pemberi kerja dalam
format digital (*.pdf) (gambar terlampir);
3. Pelaporan
a. Laporan lengkap digital (*.pdf), disimpan dalam folder LAPORAN, kemudian laporan
dicetak dalam bentuk hardcopy. Adapun isi folder LAPORAN:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Bulanan;
3) Laporan Akhir.
b. Berita Acara hasil survei pendahuluan yang ditandatangani oleh instansi terkait dalam
bentuk digital (*.pdf) disimpan dalam folder BERITA ACARA;
c. Formulir Ukur survei pendahuluan yang ditandangani oleh instansi terkait dalam
bentuk digital (*.pdf) disimpan dalam folder FORMULIR UKUR;
d. Seluruh hasil digital pekerjaan disimpan dalam bentuk harddisk external untuk
diserahkan kepada Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan
Ruang sebanyak 3 (tiga) set yang diberi label sebagai berikut:
1) Nama paket dan identitas pelaksana;
2) Manajemen penyimpanan file didalam harddisk external terdiri dari:
• Folder RAWDATA;
• Folder PETADIGITAL;
• Folder LAPORAN;
• Folder BERITA ACARA;
• Folder FORMULIR UKUR.
H. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 65 hari, sebagaimana
berikut:
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Peta Situasi Batas Kawasan
di Hutan Wonosalam
Jumlah PEMBUATAN PETA SITUASI BATAS KAWASAN HUTAN DI WONOSALAM, JAWA TIMUR
No Tahapan
(Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
1 PERSIAPAN 7
2 PERENCANAAN PENGUKURAN BATAS KAWASAN HUTAN DAN DETIL SITUASI 10
3 PENGUKURAN BATAS KAWASAN HUTAN DAN DETIL SITUASI 38
4 PENGOLAHAN DATA SITUASI 3
5 PELAPORAN 7
Jumlah Total Hari 65
I. Anggaran Pembiayaan
Pekerjaan ini akan dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Tahun Anggaran 2021
DIPA Nomor DIPA-056.04.1352410/2021 tanggal 23 November 2020
sebesar Rp 1.921.017.000,-
16
J. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal penyelesaian pekerjaan.
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Pembuatan Peta Batas Kawasan di Hutan Wonosalam
Spesifikasi :
Ukuran : 3x4x50 cm
18
Lampiran 3. Ilustrasi Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan
19
Lampiran 5. Template Output Peta Situasi Batas Kawasan Hutan
20
Lampiran 6. Template Berita Acara Hasil Survei Pendahuluan
Pada hari ini ……. tanggal …… Bulan ……. Tahun ……. berikut ini adalah tim survei
pendahuluan Pengukuran Batas Kawasan Hutan di Kawasan Hutan……….. yang terdiri dari:
1. Kantor Wilayah BPN Provinsi ………/ Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota ………
2. BPKH/ Pengelola Kawasan …………...
3. Team Leader/ Koordinator Pengukuran Batas Kawasan Hutan PT ……………
4. Surveyor PT………………
5. Desa/Kelurahan di Kabupaten ………
telah melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan survei pendahuluan (joint survey) Pengukuran
Batas Kawasan Hutan dengan baik, di Kawasan Hutan ………………. mulai (tanggal/ bulan/
tahun) sampai tanggal (tanggal/ bulan/ tahun) seluas ……. Ha dengan Panjang perimeter ……
Km, yang terletak di Kabupaten ……….. dengan Nomor SK ………….
Adapun hasil dari Survei Pendahuluan ini adalah sebagai berikut:
1. Inventarisasi Pal existing kehutanan adalah sebanyak ……. buah dengan rincian sebagai
berikut:
a. Kondisi baik : ............ buah
b. Kondisi rusak : ............ buah
c. Kondisi hilang : ............ buah
2. Tim survei pendahuluan telah melaksanakan survei dan pemasangan Patok Perapatan Batas
Kawasan Hutan Sementara di sepanjang batas kawasan hutan dengan Areal Penggunaan
Lain (APL) sebanyak …….. patok;
3. Sesuai hasil kesepakatan, terdapat …… Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan, yang tidak
dapat dipasang hal ini dikarenakan sebagai berikut:
a. ………………………………….
b. ………………………………….
c. ………………………………….
Demikian Berita Acara ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
21
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1…………………………. 1
2………………………… 2
1. …………………… 1
2. .…………………… 2
1. …………………. 1
2. …………………. 2
Surveyor PT….
1. …………………… 1
2. .…………………… 2
Desa/ Kelurahan
1. ………… 1
2. ………… 2
22
Lampiran 7. Template Formulir Survei Pendahuluan Pal Eksisting Kehutanan
Catatan:
Nama Titik :
Koordinat Awal Koordinat Hasil Survey
Kondisi
X Y X Y
Baik/Rusak/Hilang
SKETSA
Catatan :
23
Lampiran 8. Template Formulir Survei Pendahuluan Patok Perapatan Batas Kawasan Hutan
Catatan:
Nama Titik :
Koordinat Awal Koordinat Hasil Survey
X Y X Y
SKETSA
Catatan :
24