Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Biomedik Dasar

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin

Disusun Oleh :
1. Yudi Wibowo Eskasenda (PO.62.20.1.18.120)
2. Jiro Victoria (PO.62.20.1.18.097) I
3. Rahma Yunaningsih (PO.62.20.1.18.109)
4. Brigita Maria (PO.62.20.1.18.086)
5. Muhammad Frengky Setiawan (PO.62.20.1.18.102)

Dosen Pengampu :
Ns. Ester Inung Sylvia,M.Kes,Sp.MB

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN REGULER XXI C
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN PALANGKA RAYA
KATA PENGANTAR

               Puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem
Endokrin” ini, dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapat tantangan dan teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua  pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
 Penulis berharap setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta
pemahaman baik penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi harapan  pembaca.
DAFTAR ISI
                         

SAMPUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi sistem


Endokrin………………………………………………

B. Hipotalamus………………………………………………………….

C. Kelenjar Tiroid ……….………………………………………………….

D. Kelenjar Paratiroid

E. Kelenjar Pankreas

F. Kelenjar Adrenal

G. Sistem Reproduksi dan Mekanisme

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan…..…..………………………………………………………

B. Saran……………..………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

A.  Latar Belakang

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.


Kelenjar endokrin termasuk :1. Pulau Langerhans pada Pankreas, 2. Gonad
(ovarium dan testis), 3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta
timusB. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon
yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai
proses yang mengatur kehidupan.

B.  Rumusan Masalah


Rumusan masalah yaitu bagaimanakah anatomi dari sistem endokrin?.

C.  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui anatomi dari sistem endokrin.


BAB II

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat


kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasilnya sekresinya beredar dalam
jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Permukaan sel kelenjar
menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin
disebut hormon.

Hormon berfungsi untuk membedakan sistem saraf pusat dan sistem


reproduktif pada janin yang sedang berkembang, merangsang urutan
perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduksi, memelihara lingkungan
internal secara optimal dan melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi
kedaruratan.

1. KELENJAR

Kelenjar (bahasa Inggris: gland) adalah organ tubuh yang mensintesa


suatu zat untuk dikeluarkan, misalnya hormon untuk sekresi ke dalam aliran darah
(kelanjar endokrin), atau ke ruang-ruang di dalam tubuh maupun permukaan luar
tubuh (kelenjar eksokrin).

Kelenjar bisa dikategorikan dalam 2 jenis:

1. Kelenjar endokrin – kelenjar yang mengeluarkan produk mereka lewat


lamina basalis dan tidak mempunyai saluran.
2. Kelenjar eksokrin – kelenjar yang mempunyai saluran untuk
mengeluarkan produknya atau bermuara pada permukaan apikal. Kelenjar
eksokrin bisa dikategorikan lagi dalam 3 jenis:
a. Kelenjar apokrin – bagian dari sel sekresi hilang ketika sekresi
berlangsung. Istilah kelenjar apocrine sering dikaitkan dengan
kelenjar apocrine keringat walaupun pernyataan ini diduga salah
karena metode sekresinya tidak sama.
b. Kelenjar holokrin – seluruh sel hancur ketika sekresi berlangsung.
c. Kelenjar merokrin – sekresi dilakukan dengan eksositosis.
Kelenjar eksokrin juga dapat dikategorikan menjadi:

1. Kelenjar serosa – produknya bersifat encer dan seringkali kaya protein.


2. Kelenjar mukosa – produknya bersifat kental dan seringkali kaya
karbohidrat.
3. Kelenjar minyak – produknya berupa lemak.

2. KARAKTERISTIK HORMON

1. Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresi


hormon langsung ke dalam cairan jaringan disekitar sel-selnya. Sebaliknya
kelenjar eksokrin seperti kelenjar saliva, mensekresi produknya ke dalam
duktus.
2. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon.
(kelenjar paratiroid yang hanya mensekresi hormon paratiroid merupakan
suatu pengecualian).
3. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah.
4. Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.
(Ethel Sloane. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Halaman 200)
 
Karakteristik pembeda pada sistem endokrin adalah adanya mekanisme
umpan balik homeostatik yang ikut menentukan kecepatan pembentukan hormon
bagi hampir semua organ endokrin. (Dawn B Marks, PhD. 1996. Biokimia
Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC. Halaman 650).
Ciri umum kelenjar endokrin adalah sifatnya yang sangat vaskular.
Kelenjar endokrin ini tersusun sedemikian rupa sehingga hampir setiap sel
berdekatan dengan satu atau lebih pembuluh. (Bloom dan Fawcett. 1994. Buku
Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC. Halaman 93).
B. HIPOTALAMUS

Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan


sekresi hormon-hormon hipofise. Hipotalamus terletak di batang otak
(enchepalon). Hormon-hormon hipotalamus terdiri dari :

ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon

ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon

TRH : Tyroid Releasing Hormon

TIH : Tyroid Inhibiting Hormon

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon

GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

PTRH : Paratyroid Releasing Hormon

PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon

PRH : Prolaktin Releasing Hormon

PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

GRH : Growth Releasing Hormon

GIH : Growth Inhibiting Hormon

MRH : Melanosit Releasing hormon

MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.

C. KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago


krikoid, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang
sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar
tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat
lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan
belakang kelenjar tiroid.

Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus
kanan dan kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki
ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para
folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan
dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.
Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri
karotis komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah
nervus vagus yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid.
Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau
Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang
sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil
langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran
cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami
oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang
terdapat dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT).

Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid


yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya
oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik
negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas
tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.

Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler.


Kalsitonin adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan
menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang.

Fungsi hormon tiroid :

 Mengatur laju metabolisme tubuh


 Pertumbuhan testis,saraf ,dan tulang
 Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
 Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
 Merangsang pembentukan sel darah merah
 Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan Oksigen akibat metabolisme
 Antagonis insulin.

D. KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian
anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri
dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan
berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.

Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid


(Parathyroid Hormon,PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam
plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada
tiga sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang
dan usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH
merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi
kalsium

E. KELENJAR PANKREAS
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm
dan lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai
organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri
dari 3 jenis sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5
%.Sekresi hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau
Langerhans berdiameter 75-150 mikron.

Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan sumber insulin,
sedangkan sel delta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis
dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin
terutama untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui membran sel ke
jaringan utama terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak. Bila tidak ada
glukosa maka lemak akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul
ketosis dan acidosis.

Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang


glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak,
glukagon meningkatkan lipopisis (pemecahan lemak).

Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut :

 Efek pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,


menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam lemak bebas di hepar.
 Efek pada otot : meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transfortasi
asam amino dan meningkatkan glikogenesis.
 Efek pada jaringan lemak : meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam
lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigelicerida dan menurunkan
lipopisis.
F. KELENJAR ADRENAL
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal
atau kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian
korteks dan medula.

Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :

a) Mineralokortikoid (aldosteron)
b) Glukokortikoid
c) Androgen

Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit


dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.

Glukokortikoid (kortisol) berfungsi dalam metabolisme glukosa


(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan
dan elektrolit, inflamasi dan imunitas terhadap stressor.

Hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan pelepasan androgen


mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara fisik dan mental pada
wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen mengakibatkan ginekomastia dan
retensi natrium dan air.

G. SISTEM REPRODIKSI
1. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Pria
Sistem reproduksi pada pria terdiri dari 2 bagian utama yaitu testis yang
merupakan tempan pembentukan sperma, dan penis. Pada manusia, kedua organ
ini berada di luar perut. Letak testis yang berada di luar perut memungkinkan
untuk mengatur suhu sperma, yang membutuhkan suhu tertentu untuk bertahan
hidup yaitu sekitar 2-3o C lebih rendah dari suhu tubuh normal yaitu 37o C.
Berikut adalah bagian-bagian alat reproduksi pada pria:

1. Testis adalah tempat untuk menghasilkan sel kelamin jantan


(spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan (testosteron). Testis
berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur.
2. Epididimis adalah saluran yang keluar dari testis. Setiap testis memiliki
satu epididimis sehingga jumlahnya sepasang. Di epididimis sperma
disimpan hingga matang.
3. Vas deferens adalah saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis.
Fungsinya adalah sebagai penghubung antara epididimis dengan kantong
sperma.
4. Vesikula seminalis adalah sebuah kantong yang dindingnya menghasilkan
getah sebagai makanan untuk sperma.
5. Kelenjar cowper adalah kelenjar yang menghasilkan getah berupa lendir
dan dialirkan ke uretra.
6. Uretra adalah saluran urine dari kandung kemih sampai keluar tubuh
melalui penis.
7. Penis adalah organ yang berperan dalam proses kopulasi. Kopulasi adalah
hubungan antara kelamin pria dan wanita yang bertujuan untuk
memindahkan sperma ke dalam rahim wanita.
8. Skrotum adalah kantong testis yang berfungsi melindungi testis dan
mengatur suhu testis.

2. Sistem Genital Pria

Testis Abnormalitas Kongenital

a. TESTIS TAK TURUN

Testis yang tidak turun adalah salah satu di mana tidak


tercapai penurunannya ke dalam srotum tetapi tetap di suatu tempat
sepanjang jalur penurunan dalam abdomen,dalam kanalisis
inguinalis atau diata skrotum.

b. TESTIS EKTOPIK

Testis adalah salah atu testis turun ke dalam posisi


abnormal ke dalam perineum,ke dalam region pubis atau ke dalam
region femoralis. Dalam posisi ini akan berfungsi dengan normal ,
tetapi lebih terpapar terhadap trauma daripada posisi normalnya
dalam skrotum. Mungkin terjadi hernia inguinalis.
c. HIDROKEL

Hidrokel adalah pengumpulan cairan dalam tunika


vaginalis. Ini dapat terjadi prime dan sekunder.

d. ORKITIS dan EPIDIDIMITIS

Orketis adalah peradangan pada testis.Epididimitis adalah


peradangan pada epididimis.

e. NEOPLASMA pada TESTIS

Neoplasma jinak pada testis jarang terjadi. Pertumbuhan sel


intersital dapat menyebabkan pubertas prekok pada anak laki-laki
muda oleh sekresi androgen.

4. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Wanita

Sistem reproduksi pada wanita juga terdiri dari 2 bagian utama yaitu
vagina dan uterus. Ovarium menghasilkan ovum betina. Vagina melekat pada
rahim melalui leher rahim, sementara rahim melekat pada ovarium melalui tuba
falopi. Dalam jangka waktu tertentu, ovarium melepaskan sel telur, yang melewati
tuba falopi ke dalam rahim.
Pembuahan ovum dengan sperma terjadi di tuba falopi. Peristiwa pembuahan ini
disebut fertilisasi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak
menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali
membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim.
Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin
akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim. Jika sel
telur tidak dibuahi, sel telur ini akan keluar bersama dengan meluruhnya dinding
rahim. Peristiwa ini disebut menstruasi setiap bulan diantara siklus pengeluaran
darah dari uterus (periode menstruasi) sebuah telur atau ovum dilepaskan oleh
ovarium (ovulasi). Sel telur diambil olehtuba uteri.
Berikut adalah bagian-bagian alat reproduksi pada wanita:

1. Ovarium adalah tempat pembentukan sel telur (ovum). Ovarium


berjumlah sepasang dan terdapat di rongga badan.
2. Tuba falopi adalah penghubung antara ovarium dan rahim. Jumlahnya
juga sepasang. Di sinilah pembuahan sel telur oleh sperma terjadi.
3. Rahim adalah tempat janin terbentuk sampai terbentuknya embrio dan
kelahiran anak.
4. Vagina adalah akhir dari saluran kelamin wanita dan tempat bayi keluar
pada saat kelahiran.

5. Proses Reproduksi pada Manusia


Proses reproduksi pada manusia dimulai dengan hubungan seksual,
kemudian diikuti oleh sembilan bulan kehamilan sebelum melahirkan. Selama
bertahun-tahun orangtua merawat anaknya hingga menjadi manusia yang
independen. Kehamilan dapat dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi
seperti kondom untuk pria dan KB untuk wanita.

6. Usia Subur

Sistem reproduksi pada manusia mulai terlihat jelas pada saat usia subur yaitu
diawali pubertas, pada wanita ditandai peristiwa haid (menstruasi) yaitu keluarnya
darah akibat dari meluruhnya selaput rahim (endometrium) disertai pecahnya
pembuluh darah. Hal ini merupakan tanda wanita telah menghasilkan sel telur.
Usia subur pada wanita berakhir ketika sudah tidak haid (menopause).
Tahap siklus menstruasi:

1. Fase menstruasi, dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.


2. Fase pra ovulasi, dipengaruhi oleh hormon FSH.
3. Fase ovulasi, dipengaruhi oleh hormon LSH.
4. Fase pasca ovulasi, dipengaruhi oleh hormon progesteron.

Sedangkan usia subur pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, yaitu
keluarnya sperma pada waktu tidur karena terjadi rangsangan seksual dalam
mimpinya. Usia subur pada laki-laki berlangsung sepanjang hidupnya.

7. Hubungan Seksual

Reproduksi pada manusia merupakan pembuahan di dalam yakni melalui


hubungan seksual. Dalam proses ini, alat kelamin pria (penis) dimasukkan ke
dalam alat kelamin wanita (vagina). Selama proses ini, sperma akan disalurkan ke
vagina selanjutnya menuju rahim dan tuba falopi. Di tuba falopi terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma.
8. Kehamilan

Kehamilan adalah saat dimana janin berkembang di dalam rahim wanita.


Selama kehamilan, janin menerima semua nutrisi dan oksigen melalui darah dari
wanita melalui plasenta. Plasenta melekat pada janin melalui tali pusar.
Akibatnya, wanita memerlukan kalori yang lebih besar. Selain itu, wanita juga
memerlukan beberapa vitamin dan nutrisi dalam jumlah yang lebih besar dari
normal, sehingga wanita perlu makan dalam jumlah yang lebih besar. Masa
kehamilan pada manusia adalah sekitar 266 hari.

9. Kelahiran

Setelah janin berkembang, janin akan mendorong keluar dan menuju proses
persalinan. Manusia yang baru lahir disebut bayi. Bayi harus mulai mampu
bernapas sendiri setelah kelahiran. Tak lama kemudian, plasenta ikut keluar dan
tali pusar akan diputuskan.

10. Perawatan oleh Orangtua

Bayi manusia hampir tidak berdaya dan membutuhkan perawatan dari


orangtua selama bertahun-tahun. Salah satu yang harus dilakukan adalah
menyusui bayi oleh ibunya.

11. Kelenjar pada Sistem Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi pada manusia juga terdiri dari beberapa kelenjar yang
mendukung proses reproduksi. Berikut adalah beberapa kelenjar pada sistem
reproduksi:

a. Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan


pekat berwarna kuning, mengandung makanan sebagai sumber energi
untuk pergerakan sperma.
b. Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai
penghasil semen terbesar yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi
makanan untuk sperma.
c. Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra
wanita yang berfungsi mensekresi cairan lendir bening untuk pada
menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada uretra.
d. Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita
berfungsi menghasilkan lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

12. Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia


Tanda-tanda pubertas sangat dipengaruhi oleh hormon. Berikut adalah
beberapa hormon pada sistem reproduksi manusia:

a. FSH (Follicle Stimulating Hormone) adalah hormon yang dihasilkan


oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses
pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai
spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping
itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan
estrogen pada wanita.
b. LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan
kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi
(pelepasan sel telur).
c. Testosteron adalah hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam
spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
d. Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium.
Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin
sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk
merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.
e. Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus
luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan
endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah
dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan
hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami
pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak
berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
f. Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada
proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
g. Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk
merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
h. Laktogen adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang
bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.

13. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia


a) AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan
oleh virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus). Virus ini
menyerang sel darah putih yang merupakan penangkal tubuh dari
penyakit. Virus ini menyebar melalui hubungan seksual dengan
penderita AIDS, menggunakan jarum suntik yang juga telah digunakan
oleh penderita AIDS, keturunan, dan transfusi darah. Intinya, darah,
sperma, air mani, dan alat yang tidak steril menjadi perantara
penyebaran virus HIV.

b) Gonorrhea

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.


Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea
akan merasakan sakit pada saat mengeluarkan urin. kadang-kadang
urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat
merusak saluran reproduksi sehingga dapat mengakibatkan
kemandulan.
c) Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium


terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk
atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis
berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan
sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

d) Sifilis

Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium,


bakteri ini biasa ditularkan melalui kontak seksual atau jalan lain,
misalnya bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini
akan ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan jika tidak
segera diobati bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang
atau merusak jantung dan pembuluh darah.

14. Reproduksi dalam Politik dan Sosial


Banyak negara seperti China yang mewajibkan setiap warganya untuk
hanya memiliki maksimal 1 anak. Sementara di Indonesia, pemerintah
menyerukan program KB yaitu setiap pasangan hanya punya 2 anak walaupun itu
laki-laki ataupun perempuan. Ini dilakukan dalam rangka mengendalikan populasi
di suatu negara.

I. MEKANISME KERJA HORMON

Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun memiliki


kemampuan kerja yang besar. Umumnya hormon bekerja pada organ tubuh
tertentu, yang disebut organ sasaran. Dikenal dua macam mekanisme kerja
hormon, yaitu AMP siklik (duta kedua) dan pengaktifan gen.

a. AMP Siklik (Duta Kedua)

Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang


dapat bersenyawa dengan hormon tertentu. Hormon bertindak sebagai
duta pertama. Kompleks hormon reseptor yang terbentuk, selanjutnya
akan memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan mengubah ATP
menjadi AMP siklik yang bertindak sebagai duta kedua atau duta
intraseluler. Duta kedua bergabung dengan enzim khas untuk
menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel
hati dan otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim
yang dibutuhkan untuk pembentukan glikogen dan mengaktifkan
enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen.
b. Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan


cara yang berbeda. Molekul-molekul hormon menembus membran sel
dan bersenyawa dengan molekul-molekul protein reseptor tertentu di
dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang dibentuk
memasuki nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian
memicu transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat
protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon-hormon steroid.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin disusun oleh Tipe Kelenjar,
Karakteristik Hormon, Fungsi Kelenjar Endokrin, Hipotalamus, Tiroid, Paratiroid,
Pankreas, Adrenal, Reproduksi dan Mekanisme Kerja Hormon.

Anatomi dan fisiologi sistem endokrin berfungsi untuk membedakan sistem


saraf pusat dan sistem reproduksi pada janin yang sedang berkembang.
Menstimulasi urutan perkembangan mengkoordinasi sistem reproduksi,
memelihara lingkungan internal optimal dan melakukan respons korektif dan
adaktif ketika terjadi situasi darurat

B.Saran

Agar dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk
lebih mengetahui Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin.

Anda mungkin juga menyukai