Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STATISTIK SOSIAL
“ HIPOTESIS & PENGUJIAN HIPOTESIS”

DISUSUN OLEH : (KELOMPOK 8)


1. BIMA KHALIK MULYADI (1970201071)
2. UMMIL KHAIR (1970201014)

DOSEN PENGAMPU:
SUSI ARTUTI ERDA DEWI S.Sos., M.Si

PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)
PERSADA BUNDA
PEKANBARU
RIAU
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “ Hipotesis dan Pengujian
Hipotesis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Susi Artuti
Erda Dewi S.Sos., M.Si pada mata kuliah Statistik Sosial. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Hipotesis dan Cara Pengujian Hipotesis bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu tugas Imadah Susi Artuti Erda Dewi S.Sos.,
M.Si, selaku dosen mata kuliah Statistik Sosial telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 20 Januari 2020

 
KELOMPOK 8

2
DAFTAR ISI

Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Rumusan Masalah 4
I.3 Tujuan 4
Bab II Pembahasan 5
II.1 Pengertian Hipotesis 5
II.2 Jenis – Jenis Hipotesis 5
II.3 Empat Langkah Pengujian Hipotesis 7
II.4 Kekeliruan Dalam Pengujian Hipotesis 8
Bab III Penutup 9
III.1 Kesimpulan dan Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Dalam inferensial statistik kita akan menghadapi suatu problem. Sebelum kita mencari
jawaban secara factual terlebih dulu kita mencoba menjawab secara teoritis. Jawaban atas
problem secara teoritis sering disebut dengan hipotesis, dan hipotesis itu merupakan jawaban
sementara, yang masih perlu diuji kebenaranya melalui fakta – fakta. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan dasar fakta diperlukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah analisis
statistik. Pembicaraan dalam topik bahasan kali ini di titikberatkan pada pengujian hipotesis
secara statistikal.
Dalam pengujian hipotesis kita akan menghadapi sekumpulan sampel, dan kesimpulan
umum yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian maka sampel yang kita ambil
haruslah representative untuk populasi (benar-benar mewakili populasi). Setiap problem yang
akan dipecahkan selalu mengandung dua jawaban yaitu, dengan demikian maka kita akan
menghadapi dua macam hipotesis. 1
Uji hipotesis adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka mengambil keputusan
dari dua hipotesis yang berlawanan. Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa
sehingga masing-masing hipotesis merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan kata
lain, rumusan hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar dan hipotesis lainnya
akan selalu bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, merupakan langkah yang sangat
penting.2
I.2 RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan materi yang ada dalam makalah ini dapat ditarik beberapa masalah yaitu :
a. Apa pengertian dari hipotesis?
b. Bagaimana kita akan menyelesaikan 2 jawaban dalam menghadapi dua macam hipotesis?
c. Bagaimana terjadinya kekeliruan dalam pengujian hipotesis?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Menjelaskan pengertian dari hipotesis.
b. Menjelaskan bagaimana cara kita menyelesaikan atau mengerjakan 2 macam hipotesis.
c. Menjelaskan terjadinya kekeliruan atau kesalah dari pengujian hipotesis.
1
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Hal.97.
2
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3 November 2014 –
Februari 2015

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus terjawab sebagai
kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat dugaan, karena itu peneliti harus
mengumpulkan data yang cukup untuk membuktikan bahwa dugaannya benar. Hipotesis
dibedakan atas dua jenis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol ditandai
dengan kata-kata seperti tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan, dan sejenisnya.
Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak terbukti, maka
hipotesis alternatif dapat diterima. Sebaliknya jika hipotesis nol dapat dibuktikan
kebenarannya, maka hipotesis alternatif tidak dapat diterima. Data yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis tersebut diperoleh dari sampel yang dipilih oleh peneliti.
Kesalahan memilih sampel akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan
kesimpulan hasil penelitian. Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam uji
hipotesis, yaitu kesalahan jenis I dan kesalahan jenis II,3

II.2 JENIS – JENIS HIPOTESIS

Hipotesis merupakan suatu pernyataan bahwa dugaan terhadap sesuatu adalah


benar. Misalkan anda diundang menghadiri suatu pesta ulang tahun dari seseorang yang
belum anda kenal. Teman anda menyatakan bahwa “kita akan bersenang-senang di pesta
itu”. Anda dapat saja berpendapat bahwa “pesta itu akan membosankan”. Kedua
pernyataan tersebut merupakan hipotesis. Uji hipotesis adalah suatu proses yang
dilakukan dalam rangka mengambil keputusan dari dua hipotesis yang berlawanan.
Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa sehingga masing-masing hipotesis
merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan kata lain, rumusan hipotesis
mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar dan hipotesis lainnya akan selalu
bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, merupakan langkah yang sangat
penting.

Hipotesis yang akan kita hadapi :


1. H0 (Hipotesis Nol) yang memprediksi bahwa independent variable (treatment)
atau variable bebas tidak mempunyai efek pada dependent variable atau variable
terikat dalam populasi H0 juga mempredik tidak adanya perbedaan antara suatu
kondisi yang lainnya.4

3
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3 November 2014 –
Februari 2015.
4
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Hal.97.

5
2. H1 (Hipotesis Alternatif) yang memprediksi bahwa idenpendent variable
(treatment) atau variable bebas mempunyai efek pada dependent variable dalam
populasi. H1 juga memprediksi adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan
kondisi yang lainnya.
Dalam pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang akan kita uji selalu
berkaitan dengan populasi, akan tetapi yang kita hadapi kebanyakan adalah wakil populasi.
Untuk itu perlu suatu langkah hati – hati, baik dalam pengambilan sampel pada deskripsi hasil
analisis.
Dalam statistic kita mengenal dua macam hipotesis, yaitu: (a) hipotesis matematis, dan
(b) hipotesis verbal. Kedua macam hipotesis ini hanya berbeda bentuknya saja, tetap harus
mempunyai makna yang sama.
Suatu misal kita mengembangkan suatu hipotesis metematis sebagai berikut:

H0 : μ1=¿ μ ¿ 2

H1 : μ1 ≠ μ2
Hipotesis matematis di atas dapat diverbalkan menjadi:
H0 : rata – rata skor / nilai populasi pertama tidak berbeda secara signifikan dengan rata –
rata skor/ nilai populasi kedua.
H1 : rata – rata skor / nilai populasi pertama berbeda secara signifikan dengan rata – rata
skor / nilai populasi kedua.
Penyusunan hipotesis seperti di atas mempunyai makna yang masih luas karena tanda ≠
mengandung dua pengertian, yaitu bisa ¿ dan bisa juga ¿. Apabila kita mempunyai dasar teori
yang bai katas variable yang diteliti, maka hipotesis yang dikembangkan bisa lebih tegas.
Dalam hal ini hipotesis akan tegas arahnya, misalnya:
H0 : μ1 ≥ μ2

H1 : μ1< ¿μ ¿
2

Model hipotesis kedua ini memberi tuntunan yang tegas bagi peneliti. Secara statistikal kedua
bentuk hipotesis tersebut adalah sama, tetapi ditinjau dari bobot pengembangan hipotesis,
pengambangan hipotesis yang ngambang ( tidak tegas).5

5
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Hal.98 & 99.

6
II. 3 EMPAT LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS

Banyak peneliti telah membuktikan bahwa


keterampilan matematis dapat ditingkatkan
dengan menggunakan stimulasi otak listrik
lemah. Dalam penelitian tersebut, partisipan
diajarkan simbol-simbol bilangan artifisial
sementara peneliti mengalirkan arus listrik
lemah melalui tulang tengkorak di dekat perietal
lobes, bagian dari otak yang berperan penting
dalam mengembangkan keterampilan matematis
seseorang. Partisipan lainnya diajarkan simbol
bilangan yang sama tetapi dengan pemberian
arus listrik pada bagian otak yang berbeda.
Setelah enam kali perlakuan diberikan,
partisipan yang diberikan arus listrik pada
parietal lobes memperlihatkan signifikansi
kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan soalsoal tes tentang simbol-simbol bilangan.
Gambar 2 menunjukkan situasi penelitian yang telah dijelaskan di atas. Perhatikan bahwa
karakteristik populasi tidak diketahui setelah treatmen diberikan. Artinya, peneliti tidak
mengetahui apa yang akan terjadi pada skor rata-rata jika keseluruhan populasi siswa diberi
stimulasi listrik. Dengan adanya sampel n = 25 orang yang diberi stimulasi, peneliti dapat
mengambil kesimpulan tentang populasi. Empat langkah di bawah ini adalah prosedur pengujian
hipotesis yang memungkinkan peneliti menggunakan data sampel untuk menjawab rumusan
masalah penelitiannya.
Langkah 1: Menyatakan hipotesis
Tujuan dari statistik inferensial adalah membuat pernyataan umum tentang populasi dengan
menggunakan data sampel. Oleh karena itu pada saat menguji hipotesis, peneliti melakukan
prediksi tentang parameter-parameter populasi. Proses pengujian hipotesis dimulai dengan
menyatakan hipotesis mengenai karakteristik populasi setelah penelitian dilakukan. Sebenarnya
peneliti menyatakan dua hipotesis yang berlawana satu sama lainnya. Kedua hipotesis tersebut
menggambarkan parameter populasi yang diteliti.
Langkah 2: Menetapkan kriteria pengambilan keputusan
Pada akhirnya, peneliti harus menetapkan kriteria untuk hipotesis nol dengan menggunakan data-
data dari sampel. Data tersebut dapat mendukung hipotesis nol atau cenderung menolak hipotesis
nol. Jika terdapat ketidaksesuaian antara data dengan hipotesis nol, maka disimpulkan bahwa
hipotesis nol tersebut tidak benar.

7
Langkah 3: Mengumpulkan Data dan Menghitung Statistik Sampel
Pada langkah ini, peneliti memilih sampel dari populasi dan memberi stimulasi otak selama 30
menit setiap hari, sambil beljar matematika dalam rangka tes. Setelah empat minggu siswa yang
terpilih sebagai sampel diberikan tes matematika. Data dikumpulkan setelah peneliti menyatakan
hipotesis dan menetapkan kriteria pengambilan keputusan. Urutan ini membantu peneliti untuk
menjamin bahwa peneliti melakukan evaluasi data dengan jujur dan objektif, serta tidak
terpengaruh oleh kriteria pengambilan keputusan setelah hasil percobaan diketahui.
Langkah 4: Mengambil Keputusan
Pada langkah terakhir, peneliti menggunakan nilai skor z yang diperoleh pada langkah ketiga
untuk mengambil keputusan mengenai hipotesis nol, beerdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
pada langkah kedua. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
a. Data sampel berada di dalam daerah kritis. Menurut definisi, nilai sampel yang berada di
dalam daerah kritis memiliki peluang besar untuk terjadi jika hipotesis nol benar. Oleh
karena itu, disimpulkan bahwa sampel tersebut tidak konsisten dengan hipotesis nol dan
keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis nol. Karena hipotesis nol adalah
hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh perlakuan, maka menolak hipotesis
nol sama artinya dengan menyimpulkan bahwa perlakuan tersebut mempunyai pengaruh.
b. Kemungkinan kedua adalah data sampel tidak berada dalam daerah kritis. Dalam kasus
ini rata-rata sampel sangat dekat dengan rata-rata populasi yang ditetapkan pada hipotesis
nol (di pusat distribusi). Karena data tersebut tidak memberikan bukti yang cukup kuat
bahwa hipotesis nol tidak dapat diterima, maka kesimpulannya adalah hipotesis nol
diterima. Kesimpulan ini berarti bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh
terhadap keterampilan matematika siswa.6

II. 4 KEKELIRUAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS


Walaupun kita telah melakukan pengujian tentang kredibilitas H 0 melalui langkah yang Panjang
dan teliti, tetapi masih mengandung kemungkinan akan terjadi bahwa keputusan yang kita ambil
merupakan keputusan yang salah.
Ada 2 (dua) tipe kesalahan dalam pengujian hipetasis :
Kesalahan tipe I (type I error) : Adalah suatu tindakan menolak H0, padahal H0
sebenarnya benar , dengan kata lain menolak hal yang
sebenarnya benar.
Kesalahan tipe II (type II error) : Adalah suatu tindakan menerima H0 , padahal H0
sebenarnya salah, dengan kata lain menerima hal
yang sebenarnya salah.
BAB III
6
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3 November 2014 –
Februari 2015.

8
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Hipotesis merupakan suatu pernyataan bahwa dugaan terhadap sesuatu adalah benar.
Misalkan anda diundang menghadiri suatu pesta ulang tahun dari seseorang yang belum anda
kenal. Teman anda menyatakan bahwa “kita akan bersenang-senang di pesta itu”. Anda dapat
saja berpendapat bahwa “pesta itu akan membosankan”. Kedua pernyataan tersebut merupakan
hipotesis. Uji hipotesis adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka mengambil keputusan
dari dua hipotesis yang berlawanan. Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa
sehingga masing-masing hipotesis merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan kata
lain, rumusan hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar dan hipotesis lainnya
akan selalu bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, merupakan langkah yang sangat
penting.

Mungkin terlihat sukar membedakan keputusan untuk menolak hipotesis nol yang
dinyatakan dengan menolak hipotesis nol atau tidak menolak hipotesis nol. Kedua keputusan ini
lebih mudah dipahami jika kita membayangkan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh
kesimpulan untuk membuktikan bahwa perlakuan yang diberikan akan berpengaruh. Dari sudut
pandang ini, proses pengujian hipotesis sama dengan proses yang dilakukan oleh penilaian
hakim dalam suatu pengadila

DAFTAR PUSTAKA

9
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta:
Prenadamedia Grup. BAB 5 .
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3
November 2014 – Februari 2015

10

Anda mungkin juga menyukai