STATISTIK SOSIAL
“ HIPOTESIS & PENGUJIAN HIPOTESIS”
DOSEN PENGAMPU:
SUSI ARTUTI ERDA DEWI S.Sos., M.Si
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Hipotesis dan Pengujian
Hipotesis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Susi Artuti
Erda Dewi S.Sos., M.Si pada mata kuliah Statistik Sosial. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Hipotesis dan Cara Pengujian Hipotesis bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu tugas Imadah Susi Artuti Erda Dewi S.Sos.,
M.Si, selaku dosen mata kuliah Statistik Sosial telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 8
2
DAFTAR ISI
Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Rumusan Masalah 4
I.3 Tujuan 4
Bab II Pembahasan 5
II.1 Pengertian Hipotesis 5
II.2 Jenis – Jenis Hipotesis 5
II.3 Empat Langkah Pengujian Hipotesis 7
II.4 Kekeliruan Dalam Pengujian Hipotesis 8
Bab III Penutup 9
III.1 Kesimpulan dan Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus terjawab sebagai
kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat dugaan, karena itu peneliti harus
mengumpulkan data yang cukup untuk membuktikan bahwa dugaannya benar. Hipotesis
dibedakan atas dua jenis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol ditandai
dengan kata-kata seperti tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan, dan sejenisnya.
Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak terbukti, maka
hipotesis alternatif dapat diterima. Sebaliknya jika hipotesis nol dapat dibuktikan
kebenarannya, maka hipotesis alternatif tidak dapat diterima. Data yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis tersebut diperoleh dari sampel yang dipilih oleh peneliti.
Kesalahan memilih sampel akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan
kesimpulan hasil penelitian. Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam uji
hipotesis, yaitu kesalahan jenis I dan kesalahan jenis II,3
3
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3 November 2014 –
Februari 2015.
4
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Hal.97.
5
2. H1 (Hipotesis Alternatif) yang memprediksi bahwa idenpendent variable
(treatment) atau variable bebas mempunyai efek pada dependent variable dalam
populasi. H1 juga memprediksi adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan
kondisi yang lainnya.
Dalam pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang akan kita uji selalu
berkaitan dengan populasi, akan tetapi yang kita hadapi kebanyakan adalah wakil populasi.
Untuk itu perlu suatu langkah hati – hati, baik dalam pengambilan sampel pada deskripsi hasil
analisis.
Dalam statistic kita mengenal dua macam hipotesis, yaitu: (a) hipotesis matematis, dan
(b) hipotesis verbal. Kedua macam hipotesis ini hanya berbeda bentuknya saja, tetap harus
mempunyai makna yang sama.
Suatu misal kita mengembangkan suatu hipotesis metematis sebagai berikut:
H0 : μ1=¿ μ ¿ 2
H1 : μ1 ≠ μ2
Hipotesis matematis di atas dapat diverbalkan menjadi:
H0 : rata – rata skor / nilai populasi pertama tidak berbeda secara signifikan dengan rata –
rata skor/ nilai populasi kedua.
H1 : rata – rata skor / nilai populasi pertama berbeda secara signifikan dengan rata – rata
skor / nilai populasi kedua.
Penyusunan hipotesis seperti di atas mempunyai makna yang masih luas karena tanda ≠
mengandung dua pengertian, yaitu bisa ¿ dan bisa juga ¿. Apabila kita mempunyai dasar teori
yang bai katas variable yang diteliti, maka hipotesis yang dikembangkan bisa lebih tegas.
Dalam hal ini hipotesis akan tegas arahnya, misalnya:
H0 : μ1 ≥ μ2
H1 : μ1< ¿μ ¿
2
Model hipotesis kedua ini memberi tuntunan yang tegas bagi peneliti. Secara statistikal kedua
bentuk hipotesis tersebut adalah sama, tetapi ditinjau dari bobot pengembangan hipotesis,
pengambangan hipotesis yang ngambang ( tidak tegas).5
5
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Hal.98 & 99.
6
II. 3 EMPAT LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
7
Langkah 3: Mengumpulkan Data dan Menghitung Statistik Sampel
Pada langkah ini, peneliti memilih sampel dari populasi dan memberi stimulasi otak selama 30
menit setiap hari, sambil beljar matematika dalam rangka tes. Setelah empat minggu siswa yang
terpilih sebagai sampel diberikan tes matematika. Data dikumpulkan setelah peneliti menyatakan
hipotesis dan menetapkan kriteria pengambilan keputusan. Urutan ini membantu peneliti untuk
menjamin bahwa peneliti melakukan evaluasi data dengan jujur dan objektif, serta tidak
terpengaruh oleh kriteria pengambilan keputusan setelah hasil percobaan diketahui.
Langkah 4: Mengambil Keputusan
Pada langkah terakhir, peneliti menggunakan nilai skor z yang diperoleh pada langkah ketiga
untuk mengambil keputusan mengenai hipotesis nol, beerdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
pada langkah kedua. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
a. Data sampel berada di dalam daerah kritis. Menurut definisi, nilai sampel yang berada di
dalam daerah kritis memiliki peluang besar untuk terjadi jika hipotesis nol benar. Oleh
karena itu, disimpulkan bahwa sampel tersebut tidak konsisten dengan hipotesis nol dan
keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis nol. Karena hipotesis nol adalah
hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh perlakuan, maka menolak hipotesis
nol sama artinya dengan menyimpulkan bahwa perlakuan tersebut mempunyai pengaruh.
b. Kemungkinan kedua adalah data sampel tidak berada dalam daerah kritis. Dalam kasus
ini rata-rata sampel sangat dekat dengan rata-rata populasi yang ditetapkan pada hipotesis
nol (di pusat distribusi). Karena data tersebut tidak memberikan bukti yang cukup kuat
bahwa hipotesis nol tidak dapat diterima, maka kesimpulannya adalah hipotesis nol
diterima. Kesimpulan ini berarti bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh
terhadap keterampilan matematika siswa.6
8
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Hipotesis merupakan suatu pernyataan bahwa dugaan terhadap sesuatu adalah benar.
Misalkan anda diundang menghadiri suatu pesta ulang tahun dari seseorang yang belum anda
kenal. Teman anda menyatakan bahwa “kita akan bersenang-senang di pesta itu”. Anda dapat
saja berpendapat bahwa “pesta itu akan membosankan”. Kedua pernyataan tersebut merupakan
hipotesis. Uji hipotesis adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka mengambil keputusan
dari dua hipotesis yang berlawanan. Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa
sehingga masing-masing hipotesis merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan kata
lain, rumusan hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar dan hipotesis lainnya
akan selalu bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, merupakan langkah yang sangat
penting.
Mungkin terlihat sukar membedakan keputusan untuk menolak hipotesis nol yang
dinyatakan dengan menolak hipotesis nol atau tidak menolak hipotesis nol. Kedua keputusan ini
lebih mudah dipahami jika kita membayangkan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh
kesimpulan untuk membuktikan bahwa perlakuan yang diberikan akan berpengaruh. Dari sudut
pandang ini, proses pengujian hipotesis sama dengan proses yang dilakukan oleh penilaian
hakim dalam suatu pengadila
DAFTAR PUSTAKA
9
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya Edisi 4. Jakarta:
Prenadamedia Grup. BAB 5 .
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol Dan Hipotesis Alternatif. JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3
November 2014 – Februari 2015
10