Kti Ikterus
Kti Ikterus
SKRIPSI
Oleh :
Kartika Rini
011311223030
SURABAYA
2016
i
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oleh :
Kartika Rini
011311223030
SURABAYA
2016
ii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MOTTO
Jangan pernah malu dan menyerah untuk maju karena jika kita malu dan menyerah maka
rencana Allah yang indah tidak akan pernah kita rasakan
Kartika Rini
vii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Analiss Faktor Resiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Di Ruang Cendrawasih RSUD. Dr. Soetomo Tahun
2013”
Penulis membuat proposal ini dengan sumber yang relevan yang penulis peroleh
Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan
baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan. Namun berkat
bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
1. Prof. Dr. Agung Pranoto, dr, Mkes, Sp.PD, K-EMD, FINASIM SELAKU
2. Baksono Winardi, dr, SpOG (K) selaku ketua Program Studi Pendidikan Bidan
3. Budi Wicaksono, dr, SpOG selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bagi penulis.
viii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5. Atika, S,Si, M.Kes selaku dosen Metodologi Penelitian yang telah memberikan
6. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Bidan yang telah memberikan ilmu yang
7. Teristimewa bagi keluarga tercinta, putra dan putri yang telah memberikan
dorongan.
9. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan proposal ini yang
Penulis menyadari dalam proposal ini banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa
mendatang.
Penulis berharap agar proposal ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
bacaan dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis
ix
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
Ikterus neonatorum adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir
yang terbagi menjadi ikterus fisiologis dan patologis. (Hidayat, 2008). Pada janin menjelang
persalinan terdapat kombinasi antara darah janin dan darah dewasa yang mampu menarik O2
dari udara dan mengeluarkan CO2 dari paru-paru. penghancuran darah janin inilah yang
menyebabkan terjadinya ikterus fisiologis. (Manuaba, 2010).
Masalah dari penelitian ini adalah masih tingginya prevalensi ikterus neonatorum
yaitu 25%-50% terjadi pada minggu pertama. Studi pendahuluan di Ruang Cendrawasih
RSUD Dr. Soetomo menunjukkan 75,8% bayi baru lahir mengalami ikterus neonatorum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian ikterus neonatorum di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo.
Metode penelitian ini, analitik dengan case control dengan sampel pasien bayi yang
dirawat di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo. Pengambilan sampel dengan random
sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Dilaksanakan juni 2016. Variabel independen
adalah jenis persalinan, trauma lahir dan infeksi, prematuritas, asupan ASI. Variabel
dependen adalah kejadian ikterus neonatorum. Instrumen penelitian menggunakan lembar
pengumpul data. Analisa data menggunakan analisa univariat.
Hasil penelitian dari 124 responden yang persalinan dengan operasi terdapat 65,3%
yang mengalami ikterus neonatorum. Setelah dilakukan uji statistik chi square didapatkan
nilai signifikansi (P=<0,001) yang berarti ada hubungan antara jenis persalinan dengan
kejadian ikterus neonatorum, dari 24 responden dengan trauma lahir dan infeksi, 18
responden terdapat 75% mengalami ikterus neonatorum, setelah dilakukan uji chi square
didapatkan nilai signifikansi (P=0,011) yang berarti ada hubungan antara trauma lahir dan
infeksi dengan kejadian ikterus neonatorum. Dari 63 responden dengan usia kehamilan
kurang bulan terdapat 63,5% mengalami ikterus neonatorum, setelah dilakukan uji chi square
didapatkan nilai signifikansi (P=0,017) yang berarti ada hubungan antara prematuritas dengan
kejadian ikterus neonatorum. Dari 169 responden yang minum ASI+PASI terdapat 57,4%
mengalami ikterus neonatorum setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai signifikansi
(P=0,006) yang berarti ada hubungan antara asupan ASI dengan kejadian ikterus neonatorum.
Kesimpulan penelitian ini, ada hubungan antara jenis persalinan, trauma lahir dan
infeksi, prematuritas, dan asupan ASI di Ruang Cendrawasih RSUD Dr.Soetomo.
x
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
analysis of risk factors associated with the incidence of neonatal jaundice in Cendrawasih
Lounge Dr. Soetomo Hospital 2013
-Kartika Rini-
Neonatal jaundice is a symptom that is often found in newborns were divided into
physiological and pathological jaundice. In the fetus during labor are a combination of fetal
blood and adult blood that is able to attract O2 from air and remove CO2 from the lungs.
destruction of fetal blood is what causes physiological jaundice.
The problem of this study is the high prevalence of neonatal jaundice which is 25%-
50% occur in the first week. Preliminary study on Paradise Lounge Hospital Dr. Soetomo
showed 75,8% of newborns experiencing neonatal jaundice. The purpose of this study was to
analyze the risk factors associated with the incidence of neonatal jaundice in Cendrawasih
Lounge Hospital Dr. Soetomo.
This research method, analytical case control with patient samples treated infants at
Cendrawasih Lounge Hospital Dr. Soetomo. Sampling with random sampling that met the
inclusion criteria. Implemented June 2016. The independent variable was the type of
delivery, birth trauma and infection, prematurity, breast milk intake. The dependent variable
was the incidence of neonatal jaundice. The research instrument used sheet data collectors.
Data were analyzed using univariate analysis.
The results of the 124 respondents who labor with surgery there are 65,3% who
experienced neonatal jaundice. Having performed statistical tests chi square obtained
significance value (P= <0,001), which means that there is a correlation between the type of
delivery with the incidence of neonatal jaundice, from 24 respondents with birth trauma and
infection, 18 respondents are 75% had neonatal jaundice, after the chi square test obtained the
value of significance (P= 0,011), which means there is a relationship between birth trauma
and infection with the incidence of neonatal jaundice. Of the 63 respondents with a
gestational age preterm contained 63,5% had neonatal jaundice, after the value obtained chi
square test of significance (P= 0,017), which means there is a relationship between the
incidence of prematurity, neonatal jaundice. Of the 169 respondents who drank the
ASI+PASI 57,4% are experiencing neonatal jaundice after the chi square test values obtained
significance (P= 0,006), which means there is a relationship between the intake of milk with
the incidence of neonatal jaundice. The conclusion of this study, there is a relationship
between the type of delivery, birth trauma and infection, prematurity, and intake of milk in
Cendrawasih Lounge Hospitals Dr. Soetomo.
Keywords: Type of Delivery, birth trauma and infection, prematurity, intake of milk, neonatal
jaundice.
xi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM..................................................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................................................iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI........................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................................................vii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................................................viii
RINGKASAN..........................................................................................................................................x
ABSTRACT..........................................................................................................................................xii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................................................4
1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................................4
xii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum..52
6.2 Analisis Faktor Yang Paling Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum..60
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan.................................................................................................................62
7.2 Saran...........................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................64
LAMPIRAN
xiii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................................66
Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian...........................................................................67
Lampiran 3 Keterangan Kelaikan Etik................................................................................68
Lampiran 4 Lembar Konsultasi...........................................................................................69
Lampiran 5 Lembar Pengumpul Data.................................................................................70
Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data ...................................................................................,71
Lampiran 7 Hasil Akhir Regresi Logistik ..........................................................................72
Lampiran 8 Lembar Konsultasi ..........................................................................................73
Lampiran 9 Lembar Perbaikan Skripsi ...............................................................................74
xvi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR SINGKATAN
xvii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
PENDAHULUAN
bayi baru lahir yang sering dihadapi. Sekitar 25% - 50% bayi baru lahir
masalah yang sering muncul pada neonatus yang terjadi akibat akumulasi
Kematian Anak (AKA). Indikator dan target dari tujuan tersebut antara
lain: Angka Kematian Bayi (AKB) 23 per 1000 kelahiran hidup pada
2015, Angka Kematian Balita (AKBA) 32 per 1000 kelahiran hidup pada
sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus (6%) dan kelainan kongenital (1%)
masalah yang sering muncul pada masa neonatal dan dampak yang timbul
1
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
dan jaringan. Bilirubin itu sendiri merupakan hasil pemecahan sel darah
merah (hemoglobin) Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun,
sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya, organ hati
akan mengubah bilirubin indirek (bebas) menjadi direk yang larut dalam
air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi
neonatorum. Secara garis besar faktor yang diduga yaitu faktor maternal
trauma lahir dan infeksi, dan faktor neonatus yaitu faktor genetik.
prematuritas ,ABO, G6PD, BMK, dan asupan ASI (A, Aziz Alimul, 2008).
392 kasus. Pada tahun 2012 sebanyak 380 kasus, sedangkan pada tahun
Dr. Soetomo.
Soetomo.
Dr. Soetomo
metode penelitian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan tanda penting penyakit hati atau kelainan fungsi hati, saluran
empedu dan penyakit darah. Bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg%,
maka ikterus akan terlihat. Namun pada neonatus ikterus masih belum
bilirubin direk. Bilirubin indirek akan mudah melewati darah otak apabila
bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia dan hipoglikemia
(Markum H, 2005).
Ikterus neonatorum ialah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi
baru lahir yang terbagi menjadi ikterus fisiologi dan ikterus patologi.
(Hidayat, 2008)
darah janin dan darah dewasa yang mampu menarik O2 dari udara dan
Kejadian ikterus 50% terdapat pada bayi cukup bulan (aterm) dan sekitar
2007).
lipid dindingsel neuron di ganglia basal, batang otak dan serebulum yang
2.1.3 Klasifikasi
Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari
Ikterus ini biasanya menghilang pada akhir minggu pertama atau selambat-
bulan.
perhari.
(kern – ikterus)
2.1.4.1 Etiologi
Etiologi ikterus pada neonatus dapat berdiri sendiri atau disebabkan oleh
3. Gangguan transportasi
4. Gangguan ekresi
1. Faktor Maternal
4) ASI
5) Mengonsumsi jamu-jamuan
2. Faktor perinatal
protozoa)
indirek.
3. Faktor neonatus
1) Prematuritas
Pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan yang kurang bulan
2) Faktor genetik
dalam sehari
Jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum
BAB bayi.
5) Hipoglikemia
6) Hiperbilirubinemia
1. Usia Ibu
2. Tingkat pendidikan
5. Masa gestasi
6. Jenis persalinan
pada jalan lahir ibu yang berpengaruh pada pematangan sistem daya
7. Inkomtabilitas Rhesus
8. Inkompabilitas ABO
10. Asfiksia
11. Prematur
2.1.5.1 Tanda
a. Letargis (lemas)
b. Kejang
2.1.5.2 Gejala
menjadi
1. Gejala akut :
2. Gejala kronik :
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada
saat kelahiran.
darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang
dibutuhkan.
2.1.6 Penilaian
tungkai
Pada bayi yang cukup bulan billirubin mencapai puncak kira-kira 6 mg/dl,
puncaknya 10-12 mg/dl antara 5-7 hari kehidupan. Kadar bilirubin yang
lebih dari 14 mg/dl adalah tidak fisiologis. Dari brown AK dalam text
bilirubin indirek munculnya ikterus 2-3 hari dan hilang 4-5 hari dengan
kadar bilibirum yang mencapai puncak 10-12 mg/dl. Sedangkan pada bayi
dengan premature, bilirubin indirek muncul 3-4 hari dan hilang 7-9 hari
lebih dari 1 mg/dl. Maisetes 1994 dalam Whaley dan wong 1999 :
meungkin dan memastikan kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam
transfusi tukar dan atau fisioterapi. Resiko cidera susunan saraf pusat
1. Penatalaksanaan umum
yaitu :
a. Memeriksa golongan darah Ibu (Rh, ABO) dan lain-lain pada waktu
hamil
b. Mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi
sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir imunisasi yang cukup baik
b. Ikterus yang timbul 24-72 jam setelah lahir. Pemeriksaan yang perlu
diperhatikan.
1) Bila keadaan bayi baik dan peningkatan tidak cepat dapat dilakukan
3. Ragam Terapi
Jika setelah tiga-empat hari kelebihan bilirubin masih terjadi, maka bayi
bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah laurt
dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga
menimbulkan risiko yang lebih fatal. Sinar yang digunakan pada fototerapi
Dibagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang
Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh
bayi. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus
retinanya, begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko
b) Terapi transfusi
Jika setelah menjalani fototerapi tidak ada perbaikan dan kadar bilirubin
menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang
pendengaran. Untuk itu, darah bayi sudah teracuni akan dibuang dan
ditukar dengan darah lain. Proses tukar darah akan dilakukan bertahap.
Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka
masih tinggi maka perlu dilakukan proses transfusi kembali. Efek samping
yang bisa muncul adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari
darah yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi. Meski begitu, terapi ini
c) Terapi obat-obatan
sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah jadi direct. Ada juga
hati. Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti
Akibatnya bayi jadi banyak tidur dan kurang minum ASI sehingga
Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin.
Untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI
memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang
MATERNAL
1. RAS
2. Komplikasi
kehamilan
3. Penggunaan infus
oxytocin
4. ASI
Faktor Risiko
PERINATAL
yang
berhubungan 1. Jenis persalinan IKTERUS
dengan 2. Trauma lahir dan NEONATORUM
ikterus infeksi
neonatorum
A NEONATAL
.
K 1. Genetika
2. Prematuritas
T
3. Frekuensi Asupan ASI
O
R
Gambar 3.1 Faktor Risiko Terjadinya Abortus Spontan
R : Diteliti
E : Tidak Diteliti
O
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RESIKO... KARTIKA RINI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
besar faktor yang diduga yaitu faktor maternal antara lain disebabkan oleh
perinatal antara lain jenis persalinan, faktor trauma lahir dan infeksi, dan
faktor neonatus yaitu faktor genetik. Prematuritas , obat dan asupan ASI
neonatorum
ikterus neonatorum
neonatorum
neonatorum
BAB 4
METODE PENELITIAN
(Notoatmodjo, 2005).
Faktor Resiko +
Ikterus Neonatorum +
Faktor Resiko -
Faktor Resiko +
Ikterus Neonatorum -
2.1 Populasi Pene
Faktor Resiko -
n = N
1 + N(d)²
n = 392
1 + 392(0,05)²
n = 392
1 + 392(0,0025)
n = 392
1 + 0,98
n = 392
1,98
n = 198
n : Besar Sample
adalah:
pengumpulan data.
prematuritas dan asupan ASI dan data jumlah pasien melalui rekam medis
4.7.1.1 Editing
4.7.1.2 Coding
1. Jenis persalinan
3. Prematuritas
4. Asupan ASI
4.7.1.3 Entry
4.7.1.4 Tabulating
4.7.2.1.Analisis Univariat
sebagai berikut:
𝑓
X= 𝑥 100%
𝑛
100% : Seluruhnya
50% : Setengahnya
(Notoatmojo, 2010)
variabel yang diteliti yaitu jika nilai p< 0,05, maka hasil
𝐴/𝐶
Rasio Odd =𝐵/𝐷 = ad/bc
0,25
backward.
(Dahlan, 2013 ).
alur penelitian mulai dari desain hingga analisis datanya (Hidayat, 2007).
Populasi
Sampel 396 responden yaitu 198 orang kelompok kasus dan 198 orang
kelompok kontrol
Pengolahan Data
1. Memeriksa Ulang
(Editing)
2. Mengkode data (Coding)
5. Tabulasi Data
Penyajian Hasil Penelitian
tertentu.
4.10 Keterbatasan
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
bersalin dengan 2 tempat tidur dan ruang rawat kebidanan. Ruang rawat
kebidanan terdiri dari kelas 2 dengan 2 tempat tidur dan kelas 3 dengan 18
tempat tidur.
tahun 2013 terjadi peningkatan kasus ikterus neonatorum sebesar 75, 8%,
yaitu dari 223 kasus pada tahun 2011 menjadi 392 kasus pada tahun 2013.
> dari 5 mg% per hari dan ada yang dipindah ke Ruang bayi
140 74,1%
120
80 kasus
kontrol
60 25,9%)
40
20
0
beresiko cara persalinan tidak beresiko cara
dengan operasi persalinan spontan
menunjukkan jumlah trauma lahir dan infeksi yang merupakan salah satu
Faktor risiko trauma lahir dan infeksi ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu berisiko yang meliputi adanya cephal hematom atau infeksi pada
proses persalinan dan yang tidak berisiko adalah yang tidak ada cephal
96,4%
89,2%
160
140
120
100
Kasus
80
Kontrol
60
40 10,8%
20 3,6%
0
Berisiko Tidak Berisiko
pada kelompok kasus (89,2%) tidak ada trauma lahir dan infeksi begitu
menjadi 2 kategori yaitu berisiko jika usia kehamilan kurang bulan dan
160 86,1%
140 75,9%
120
100
Kasus
80
Kontrol
60 24,1%
40 13,9%
20
0
beresiko tidak beresiko
usia kehamilan cukup bulan, begitu juga pada kelompok kontrol hampir
asupan ASIini dibagi menjadi 2 kategori yaitu ya jika bayi dapat ASI
58,4% 56,6%
100
90
80 43,4% 41,6%
70
60
Kasus
50
Kontrol
40
30
20
10
0
ASI eksklusif ASI tidak eksklusif
Ikterus Neonatorum
variabel bebas yaitu faktor risiko (jenis persalinan, trauma lahir dan
dengan kejadian ikterus neonatorum dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.
Kasus P
Jenis Kontrol Jumlah
Value
Persalinan
N % N % N %
Berisiko 81 65,3 43 34,7 124 100
0,000
Tidak Berisiko 85 40,9 123 59,1 208 100
Jumlah 166 50 166 50 332 100
persalinan normal.
5.2.2.2 Hubungan antara faktor risiko trauma lahir dan infeksi dengan
infeksi dengan kejadian ikterus neonatorum dapat dilihat pada tabel 5.2
berikut.
dari 163 responden yang minum ASI eksklusif, 42,3% mengalami ikterus
neonatorum.
0,006, artinya ada hubungan antara asupan ASI dengan kejadian ikterus
eksklusif.
dilakukan dengan syarat nilai p pada analisis bivariat kurang dari 0,25.
Tabel 5.5 Model Akhir Regresi Logistik Faktor Risiko Kejadian ikterus
neonatorum
95% CI
OR
No Variabel B Wald P
Exp B Lower Upper
Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan
dengan nilai statistik Wald 8,664 dengan nilai signifikansi 0,003 dan
0,044. Sedangkan trauma lahir dan infeksi dan asupan ASI tidak termasuk
signifikansi (p) > 0,05. Nilai Statistik Wald ini berfungsi sebagai uji
diteliti.
BAB 6
PEMBAHASAN
rekam medis pasien. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 396
ikterus neonatorum.
faktor risiko (jenis persalinan, trauma lahir dan infeksi, prematuritas dan
ikterus neonatorum
Ikterus Neonatorum
menggunakan chi square pada analisis bivariat untuk faktor risiko jenis
sedangkan untuk nilai Odd Rasionya didapatkan nilai 2,726 yang berarti
operasi memiliki risiko 2,102 kali lebih besar dibanding persalinan spontan
baik secara bivariat maupun secara multivariat. Hal ini terjadi karena
merupakan kelompok pesalinan dengan operasi. Pada tabel 5.1 juga dapat
berisiko ini.
p= 0,006 <α (0,05), sedangkan untuk nilai Odd Rasionya didapatkan nilai
1,835 yang berarti bayi yang minum ASI tidak eksklusif 1,835 kali
yang minum ASI eksklusif. Sementara itu pada analisis secara multivariat
kelompok bayi yang minum ASI tidak eksklusif. Pada tabel 5.3 juga dapat
diketahui dari 169 responden dengan minum ASI tidak eksklusif, sebagian
mempunya peluang 3,0 kali lebih besar untuk terjadi kterus neonatorum.
ada hubungan antara faktor risiko asupan ASI dengan kejadian ikterus
sebagian besar responden berada pada kelompok ASI eksklusif Selain itu
pada responden dengan bayi dengan ASI tidak eksklusif dibanding dengan
Ikterus Neonatorum
nilai 1,974 yang berarti bayi yang lahir dengan usia kehamilan uang
didapatkan OR 1,841 yang artinya bayi yang lahir dengan usia kehamilan
bahwa hanya sebagian kecil responden pada kelompok kasus dengan usia
neonatorum .
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reza
perbedaan yang bermakna antara bayi prematur dan bayi cukup bulan
bulan, sehingga untuk mengatasi hal ini diharapkan pada ibu hamil untuk
bivariat untuk faktor risiko trauma lahir dan infeksi dengan kejadian
didapatkan nilai 3,243 yang berarti bayiyang mengalami trauma lahir dan
Sementara itu pada analisis secara multivariat yang diuji secara bersama-
sama pada uji regresi logistik menunjukkan faktor risiko trauma lahir dan
antara faktor risiko trauma lahir dan infeksi dengan kejadian ikterus
neonatorum secara bivariat. Dari gambar 5.5 dapat diketahui bahwa hanya
lahir dan infeksi ini yang tidak mengalami kejadian ikterus neonatorum
signifikan antara faktor risiko trauma lahir dan trauma dengan kejadian
ikterus neonatorum.
Trauma lahir dan infeksi merupakan salah satu faktor risiko yang
ada hubungan antara faktor risiko trauma lahir dan infeksi dengan kejadian
kecil dengan trauma lahiir (25%), sehingga pada tabulasi silang didapatkan
nilai yang bermakna atau signifikan secara statistik antara kedua variabel
ini.
oleh Arsana (2004) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara
dan nilai OR
perlu dilakukan upaya untuk mengatasi hal ini. Diharapkan pada ibu hamil
ikterus neonatorum
lahir dan infeksi, prematuritas dan asupan ASI, hanya 2 faktor risiko yang
Jika responden memiliki kedua faktor risiko yaitu jenis persalinan yang
berisiko dan usia kehamilan yang kurang bulan secara bersamaan maka
hanya memiliki faktor usia yang berisiko saja maka berpeluang sebesar
51,9%, dan jika hanya memiliki usia kehamilan yang kurang bulan saja
kombinasi antara darah janin dan darah dewasa yang mampu menarik O2
2010)
yang signifikan antara faktor risiko jenis persalinan dan faktor risiko
dengan operasi dan memiliki usia kehamilan kurang bulan lebih banyak
spontan dan usia kehamilan cukup bulan yang mengalami kejadian ikterus
ikterus neonatorum. Solusi yang tepat agar terhinrdar dari risiko ikterus
sehingga faktor risiko ikterus neonatorum bisa dicegah dan pada akhirnya
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Soetomo .
prematuritas.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR TAHUN AJARAN 2014/2015
N
Kegiatan Des 15 Jan 16 Feb 16 Maret 16 April 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Aug 16
o
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
2. a. Studi
pendahuluan
b. Studi
Kepustakaan
c. menyusun
Proposal Penelitian
d. Konsultasi dan
perbaikan proposal
3. Ujian Proposal
4, Revisi Proposal
Penelitian
5. Mengurus
Perijinan
Penelitian
6. Pelaksanaan
Penelitian
7. Pengolahan dan
Analisa Data
8. Konsultasi dan
Perbaikan
Penelitian
9. Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
.
dan Artikel
Lampiran 5
No. Responden :
No. RM :
Nama :
Umur :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Umur Kehamilan :
Riwayat Persalinan :
Riwayat Penyakit :
Pemberian ASI :
70
Statistics
Jenis Persalinan
Valid 332
N
Missing 1
Mean 1,63
Std. Deviation ,484
Variance ,235
Jenis Persalinan
Statistics
Riwayat Prematuritas
Valid 332
N
Missing 0
Mean 1,81
Std. Deviation ,393
Variance ,154
Riwayat Prematuritas
Statistics
Riwayat Prematuritas
Valid 332
N
Missing 0
Mean 1,81
Std. Deviation ,393
Variance ,154
Statistics
Asupan ASI
Valid 332
N
Missing 0
Mean 1,31
Std. Deviation ,463
Variance ,215
Asupan ASI
Statistics
Kejadian Ikterus
Valid 332
N
Missing 0
Mean 1,50
Std. Deviation ,501
Variance ,251
Kejadian Ikterus
Cases
tidak ya
Count 81 43 124
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 18,587 1 ,000
b
Continuity Correction 17,622 1 ,000
Likelihood Ratio 18,816 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 62,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Directional Measures
b
Valu Asymp. Approx. T Appr
e Std. ox.
a
Error Sig.
Directional Measures
Directional Measures
b
Value Asymp. Approx. T Approx.
a
Std. Error Sig.
Directional Measures
b
Value Asymp. Std. Approx. T
a
Error
Symmetric Measures
Risk Estimate
Lower Upper
Cases
tidak ya
Count 40 23 63
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,662 1 ,017
b
Continuity Correction 5,015 1 ,025
Likelihood Ratio 5,720 1 ,017
Fisher's Exact Test ,025 ,012
Linear-by-Linear 5,645 1 ,018
Association
N of Valid Cases 332
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 31,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Lower Upper
Cases
tidak ya
Count 18 6 24
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,468 1 ,011
b
Continuity Correction 5,435 1 ,020
Likelihood Ratio 6,747 1 ,009
Fisher's Exact Test ,018 ,009
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Lower Upper
Cases
tidak ya
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 149,328 1 ,000
b
Continuity Correction 146,442 1 ,000
Likelihood Ratio 190,820 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 148,878 1 ,000
Association
N of Valid Cases 332
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Lower Upper
Cases
tidak ya
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 149,328 1 ,000
b
Continuity Correction 146,442 1 ,000
Likelihood Ratio 190,820 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 148,878 1 ,000
Association
N of Valid Cases 332
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Lower Upper