Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No.

2, Juli 2009

KELAKUAN TANAH DENGAN SIFAT KEMBANG-SUSUT YANG


TINGGI PADA STABILISASI TANAH DENGAN BAHAN SERBUK
MARMER DAN BAHAN STABILIA

I Gusti Ngurah Wardana


Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar
E-mail : wardana@civil.unud.ac.id

Abstrak : Stabilitas tanah dengan penambahan kapur sebagai pencampur merupa-


kan salah satu metoda stabilisasi tanah kimiawi yang paling popular di Indonesia
di masa lalu. Akan tetapi dengan adanya perkembangan metoda stabilisasi tanah,
stabilisasi dengan kapur mulai dirasakan tidak sesuai karena harga kapur yang
menjadi relative mahal. Untuk itu perlu dicari cara stabilisasi kimiawi lainnya
yang lebih murah. Alternative ini muncul dengan adanya serbuk marmer, sebagai
hasil limbah pengolah marmer yang sangat murah, dan bahan kimia baru bernama
Stabilia sebagai satu-satunya produk Indonesia dengan harga kurang dari 1/3 harga
produk jenis merk lainnya ex import.

Penelitian mengenai efektivitas kedua bahan tersebut sebagai bahan stabilisasi ta-
nah masih sangat terbatas. Pada penelitian ini kedua bahan diujikan terhadap tanah
lempung dari Pejaten, Tabanan, untuk mengetahui perubahan plastisitas tanah,
kenaikan kekuatan tanahnya, perubahan besar “swelling” (pengembangan) tanah
saat terendam air, besarnya tebal lapisan tanah yang terpengaruh air sebagai fungsi
waktu, pengaruh kadar air awal tanah saat pemadatan terhadap swelling dan kokoh
tekannya, serta bahan optimal. Benda uji dibuat dengan kadar serbuk marmer
berkisar antara 3% s.d 12% dan kadar Stabilia berkisar antara 0,3% s.d 3,0% berat
tanah.

Dari pengujian didapatkan bahwa kedua bahan menyebabkan penurunan swelling


tanah dan menaikkan kokoh tekan tanah. Tetapi pada umumnya pencampuran de-
ngan bahan Stabilia memberikan hasil yang lebih baik dari segi total free swelling
dan kokoh tekan/kekuatan tanahnya. Bahan Stabilia ini dari segi kekuatan membe-
rikan pengaruh yang setara dengan stabilisasi dengan kapur. Dari penelitian ini
juga diberikan rekomendasi terhadap tebal lapisan tanah yang distabilisasi dan
kadar bahan optimum. Selain itu disarankan bahwa pengujian kinerja bahan
stabilisasi jangan hanya didasarkan pada perubahan plastisitas tanahnya saja, tetapi
pada besarnya swelling yang dibolehkan sehingga tanah yang telah mengembang
masih tetap mendukung beban pondasi atau roda kendaraan. Pengaruh genangan
air di-permukaan tanah ternyata hanya terasa pada lapisan tipis tanah sebelah atas
saja.

Kata Kunci : Stabilitas, Tanah, Stabilia

BEHAVIOR OF HIGH LEVEL SWELLING-SHRINKAGE SOIL


TOWARD SOIL STABILIZATION USING MARBLE POWDER
AND STABILIA MATERIAL

Abstract: Soil stabilization by adding limestone as admixture, was one of the most
popular methods of chemical stabilization in Indonesia. However, with the
development of soil stabilization method, stabilization using limestone has started
to become unfeasible due to the increase of limestone price. Cheaper methods of
chemical stabilization should be sought after. This alternative is apparent in the
use of powdered marble, a waste from marble product processing factories which
is relatively very cheap, and a new product called Stabilia as the only made-in-

161
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

Indonesia product of chemical stabilizer for soil with a price less than a third of
that of the similar imported products.

Research on the effectiveness of both powdered marble and Stabila as soil


stabilizers is very limited. Therefore, in this study both of materials were tested on
clay soil from Pejaten, Tabanan, in order to identify the changes of soil plasticity,
the increase of the soil strength, the changes of soil swelling when the soil was
submerged under water, the thickness of soil layer affected by water as a function
of the submersion time, the effect of soil initial water content when being
compacted toward its swelling and its compressive strength, and the optimum
material. The specimens were made by adding powdered marble that ranges from
3% to 12% and the Stabilia content ranges form 0,3% to 3,0% of the total soil
weight.

From the test it was obtained that both materials caused reduction of soil swelling
and increase of soil strength. In general, admixture with Stabilia presented better
results in terms of free swelling and compressive strength of the samples.
Apparently, Stabilia gave the performance almost similar to limestone
stabilization. This study also gives a recommendation on the thickness of the soil
layer to be stabilized and the optimum admixture content. It is also suggested that
evaluation of the performance of stabilizing agent should not be based on the
changes of soil plasticity alone, but it has to be determined according to the
amount of allowable swelling, so that after the soil expands it is still able to
support the load of foundation or vehicle tires. The influence of water submersion
on the surface of the soil sample is merely felt at the relatively thin layer on the top
of the sample.

Key Words : Stabilization, Soil, Stabilia

PENDAHULUAN karena antara lain biayanya makin lama


makin kurang ekonomis. Hal ini karena
Latar Belakang untuk tanah-tanah mengembang telah di-
Kapur telah dikenal sebagai salah satu kenalkan sejak tahun 1980-an cara-cara
bahan stabilisasi tanah yang baik, teruta- perbaikan lain yang ternyata lebih baik ha-
ma bagi stabilisasi tanah lempung yang silnya dari pada stabilisasi dengan kapur,
memiliki sifat kembang-susut yang besar. yaitu antara lain dengan penggunaan ba-
Tanah-tanah seperti ini, yang lebih dikenal han geomembrane. Selain itu stabilisasi
dengan “tanah mengembang”, umumnya tanah dengan kapur telah menjadi relaif
mengandung kadar lempung montmorillo- mahal bagi stabilisasi tanah mengembang
nite yang cukup tinggi, akan tetapi sifat (Oriental Consultant, 1992).
kembang-susut tersebut akan banyak ber- Sebetulnya ada alternative lain yang
kurang, bahkan dapat dihilangkan, bila ta- mempunyai prospek besar sebagai bahan
nah tersebut dicampur dengan kapur (Ing- stabilisasi untuk tanah mengembang, yak-
les dan Metealf, 1972). Adanya unsur ca- ni serbuk marmer. Serbuk marmer di Jawa
tion Ca2+ pada kapur dapat memberikan Timur banyak didapat sebagai hasil bu-
ikatan antar partikel yang lebih besar yang angan (limbah) dari pabrik pengolahan/
melawan sifat mengembang dari tanah pemotongan marmer. Saat ini limbah ser-
(Mochtar 1994). buk marmer dijual dipasaran dengan harga
Pada kenyataannya di Indonesia, sam- berkisar antara Rp.25,-s/d Rp.35,-per kg,
pai pada decade tahun 70-an banyak digu- sangat murah bila dibandingkan harga ka-
nakan stabilisasi tanah dengan kapur, akan pur antara Rp.100,-a/d Rp.125,- per kg.
tetapi setelah itu mulai jarang dilakukan Jadi besar kemungkinan bahwa stabilisasi

162
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

tanah dengan serbuk marmer akan men- di pasaran (ada ± 7 jenis produk impor),
jadi salah satu alternative yang termurah, yaitu sekitar Rp.1.500,-per liter bahan Sta-
apalagi didukung dengan keberadaan se- bilia.
dikitnya 3 (tiga) pabrik pengolahan mar- Mekanisme kerja bahan Stabilia ada-
mer yang besar di Jawa Timur dan ba- lah merusak system koloid menjadi parti-
nyaknya pusat-pusat kerajinan marmer kel nonreaktif (Stabilia-01) serta mening-
rumah tangga/desa di daerah Tulung- katkan daya ikat partikel tanah dan mem-
agung. Jadi pasokan serbuk marmer rela- bebaskan air terikat sehingga butiran ta-
tive cukup banyak dari limbah tempat- nah (solid) dan air akan terpisah (Stabilia-
tempat pengolahan tersebut. 02). Partikel yang telah dirubah secara ki-
Pada dasarnya marmer mempunyai miawi menjadi tidak reaktif terhadap air
unsur dominan yang sama dengan kapur. akan mencegah terjadinya pengembangan
Batuan marmer asalnya juga adalah batu- tanah yang besar (PT. Olah Bumi Man-
an kapur yang kemudian mengalami pro- diri, 1994). Untuk mengetahui seberapa
ses metamorfosa batuan. Akan tetapi sam- jauh manfaat bahan Stabilia dalam proses
pai sekarang belum pernah dilakukan pe- stabilisasi tanah mengembang, diperlukan
nelitian tentang seberapa jauh kebaikan- suatu penelitian.
kekurangan serbuk marmer sebagai bahan Bertitik tolak dari permasalahan yang
stabilisasi tanah. Biarpun unsurnya sama, telah diuaikan diatas, maka pada peneliti-
bangun kristal marmer tidak sama dengan an ini dicoba stabilisasi tanah lempung de-
batu kapur biasa. Selain itu, setelah me- ngan menggunakan bahan serbuk marmer
ngalami proses metamorfosa batuan sela- dan bahan stabilia pada daerah-daerah de-
ma berpuluh-puluh tahun, tentunya ada ngan “problem tanah mengembang”, yaitu
beberapa perubahan sifat dari batuan mar- daerah yang banyak mengalami masalah
mer dibanding dengan batuan kapur. Jadi pada bangunannya karena tanahnya memi-
mungkin sifat reaktif marmer terhadap ta- liki sifat kembang-susut yang sangat be-
nah lempung juga berbeda. Terutama ten- sar, dengan harapan penggunaan bahan –
tang sifatnya terhadap tanah-tanah yang bahan tersebut sebagai bahan stabilisasi
mengembang, masih diperlukan studi un- dapat meningkatkan daya dukung tanah,
tuk mengetahui tingkat kegunaan serbuk serta dapat mengurangi fluktuasi kadar air
marmer ini dalam stabilisasi tanah. tanah sehingga memenuhi syarat sebagai
Dalam penelitian ini juga digunakan tanah lapis dasar (sub grade) pada kons-
bahan Stabilia untuk stabilisasi tanah. Sta- truksi jalan
bilia merupakan bahan kimia penstabil ta-
nah yang dibuat khusus untuk tanah me- TINJAUAN PUSTAKA
ngembang di daerah tropik, berbentuk cair
dan larut dalam air sehingga dapat me- Stabilisasi Tanah Dengan Serbuk Mar-
nyebar secara efektif ke dalam tanah. Pro- mer
ses stabilisasi tanah dengan menggunakan Sebuk marmer hasil pemotongan mar-
Stabilia berlangsung cepat sehingga mer dengan harga yang relative sangat
menghemat waktu dan biaya pelaksanaan. murah diperkirakan dapat menggantikan
Sistem Stabilia terdiri dari Stabilia-01 dan kapur sebagai bahan stabilisasi tanah yang
Stabilia-02. Stabilia adalah produk baru ekonomis. Akan tetapi penelitian tentang
buatan Indonesia sendiri, tetapi belum per- serbuk marmer ini sebagai stabilisasi ta-
nah diuji secara mendetail. Oleh karena nah masih sangat minim. Dharmaputra
itu perlu dilakukan pengujian. Perlu juga (1999) telah berupaya melakukan peneli-
ditambahkan disini bahwa Stabilia sebagai tian dengan serbuk marmer tersebut. Ha-
produk buatan dalam negeri Indonesia silnya pada tanah asli lempung Pejaten
merupakan bahan yang paling murah dari menunjukan adanya penurunan PI dari ta-
pada semua bahan kimia setara yang ada nah yang distabilisasi, dan diikuti dengan

163
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

kenaikan kekuatan tanah. Kekuatan tanah kembangkan untuk mengetahui hal lain-
maksimum dicapai pada kadar serbuk nya, antara lain :
marmer sekitar 10%. Pada kadar serbuk • Hubungan antara kepadatan, kadar air
marmer tersebut, harga kokoh tekan qu dan pengembangan tanah, untuk berba-
meningkat sekitar 2-2,5 kali harga qu dari gai kadar bahan serbuk marmer.
tanah asli. Kenaikan kokoh tekan ini juga • Besarnya pengaruh perubahan kadar air
tergantung pada lama waktu pemera- dengan kedalaman lapisan akibat gena-
mannya. gan air hujan dipermukaan tanah seba-
Hasil dari Dharmaputra (1999) ini me- gai fungsi dari waktu.
nyimpulkan bahwa untuk pencampuran • Berapa besar kadar bahan yang optimal
dengan serbuk marmer diperlukan peme- bila ditinjau dari segi besarnya pengem-
raman yang cukup lama untuk mendapat- bangan tanah yang masih dapat ditolerir
kan kenaikan kokoh tekan dan penurunan untuk bangunan diatasnya.
PI yang berarti. Dharmaputra melakukan Semua hal diatas sangat diperlukan dalam
pemeraman sampai 4 minggu. Juga dida- penentuan kadar bahan yang optimal, ke-
patkan bahwa sample-sampel tanah yang tebalan lapisan tanah yang perlu distabili-
dipadatkan pada kadar air wet side of opti- sasi, dan kepadatan minimal yang diperlu-
mum dan kepadatan 95% γ dmax menghasil- kan dilapangan untuk usaha stabilisasi.
kan harga kokoh tekan yang hampir sama
dengan kokoh tekan sample-sampel tanah Stabilisasi Tanah Dengan Bahan Stabi-
yang dipadatkan pada kadar air dry side of lia
optimum dan kepadatan yang sama Bahan Stabilia merupakan bahan ki-
(95% γ dmax). mia yang berbentuk cair dan larut dalam
Dari Dharmaputra ini pula didapatkan air (PT. Olah Bumi Mandiri,1994). Sabi-
bahwa harga Plasticity Index, PI, berku- lisasi tanah dengan Stabilia terdiri atas
rang dari harga tanah asli PI = 58 menjadi Stabilia-01 sebagai super Floculant dan
antara 28 sampai 37 untuk kadar serbuk Stabilia-02 yang berfungsi sebagai cross-
marmer 10%. Diatas kadar 10% ini masih link agent. Bahan Stabilia-01 berbentuk
terjadi pengurangan harga PI walaupun sangat kental seperti gel tidak berwarna,
tidak terlalu besar (PI antara 20 sampai 31 sedangkan bahan Stabilia-02 berwarna ku-
pada kadar marmer 20%). ning muda dan sedikit kental.
Untuk besar pengembangan (swelling) Fungsi dan mekanisme kerja dari Stabilia
tanah, stabilisasi serbuk marmer terhadap adalah sebagai berikut :
tanah asli memberikan penurunan besar 1. Stabilia-01 menonreakifkan partikel
swelling dari harga tanah asli sebesar tanah dan membuat jaringan untuk
± 11% menjadi sekitar 3-4 % untuk kadar mengikat partikel tanah tersebut men-
serbuk marmer sebesar 10%. jadi agregat.
Akan tetapi, penurunan PI dan kenaikan 2. Mereaktifkan agregat tanah sehingga
kekuatan tanah saja masih kurang berceri- siap diikat menjadi gumpalan yang le-
ta banyak tentang bagaimana kelakuan bih besar dan stabil.
kembang-susut tanah tersebut bila terjadi 3. Stabilia-02 mengikat air disekeliling
perubahan kadar air (karena hujan). Seba- partikel tanah mencapai kondisi ideal
gaimana diketahui, kembang-susut tanah sehingga menurunkan sensitifitasnya
sangat tergantung juga dari kadar air awal terhadap air.
dan kepadatannya. Kemudian, ketebalan 4. Secara bersamaan Stabilia-02 juga
lapisan yang terkena perubahan kadar air membenuk jala-jala tulangan yang me-
(umumnya karena air hujan) juga mempe- ngikat kuat agregat tanah pada proses
ngaruhi total pengembangan dari tanah. kompaksi.
Jadi penelitian ini masih perlu terus di- 5. Partikel yang telah distabilisasi diubah
secara kimiawi menjadi ikatan partikel

164
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

yang stabil dan kedap terhadap air, se- Dari hasil perendaman benda uji tanah
hingga akan meningkatkan daya du- di dalam air selama 24 jam oleh Pratama
kung tanah tersebut. (1995) dapat disimpulkan bahwa pencam-
Jadi bahan Stabilia ini berpotensial se- puran dengan bahan Stabilisasi dapat me-
kali sebagai bahan stabilisasi tanah yang ngurangi besar swelling secara cukup ber-
baik. Terlebih lagi bahwa bahan Stabilia arti, dan Stabilia menghasilkan nilai swel-
ini merupakan satu-satunya bahan produk ling rata-rata yang terkecil bila dibanding-
“Made in Indonesia” sendiri. Semua ba- kan dengan DUSTEX maupun BASE
han kimia lainnya untuk stabilisasi tanah SEAL. Juga lapisan tanah setelah distabi-
adalah buatan luar negeri, seperti misalnya lisasi menjadi lebih kedap terhadap air,
DUSTEX, GEOSTA, BASE SEAL, dengan tebal penetrasi/pengaruh air sete-
CONSOLID + CONVERSEX, RRP AS- lah perendaman 24 jam adalah antara 1,5
PAL, EMULSI . Jadi harga Stabilia relati- sampai 3 cm.
ve sangat murah dibandingkan dengan Tetapi hasil dari Pratama (1995) masih
produk-produk jenis lainnya. dianggap sangat kurang antara lain ten-
Akan tetapi, karena bahan Stabilia ini tang kadar bahan optimal, dan kenaikan
masih baru dipasarkan, penelitian tentang kekuatan tanah dengan adanya bahan Sta-
bahan Stabilia ini juga masih sangat ku- bilia. Masih perlu studi lanjutan dengan
rang. Pratama (1995) memberikan satu- jumlah sample yang lebih banyak agar
satunya hasil penelitian tentang Stabilia didapatkan sifat-sifat dan kriteria pencam-
ini yang intinya menunjukkan penurunan puran dengan bahan Stabilia yang perlu
harga PI dengan kenaikan kadar Stabilia, bagi perencanaan di lapangan. Suatu pene-
serta besarnya pengaruh perubahan kadar litian yang komprehensif diharapkan dapat
air dengan kedalaman lapisan akibat gena- memberikan jawaban atas masalah-masa-
ngan air (perendaman) diatas permukaan lah tersebut di atas.
benda ujinya. Pratama (1995) melakukan Telah diusahakan untuk menyelidiki di
pencampuran dengan Stabilia sampai de- Laboratorium Kimia mengenai unsur uta-
ngan kadar 0,5% dan didapatkan penu- ma apa yang terkandung dalam Stabilia-
runan LL (Liquid Limit = Batas Cair) re- 01 dan 02. Akan tetapi karena alasan
lative sedikit, yakni dari sekitar 50 menja- waktu dan biaya untuk penyelidikan yang
di sekitar 44 untuk kadar Stabilia 0,5%. relative besar, maka penyelidikan untuk
Pada kadar yang sama kadar PI (= Plasti- sementara ditunda. Penyelidikan yang
city Index) tanah berkurang dari sekitar 26 sama oleh Laboratorium Teknik Lingku-
menjadi sekitar 22, semuanya untuk masa ngan ternyata tidak dapat mendapatkan
pemeraman 28 hari. Untuk pengujian ko- unsur utama tersebut karena kesulitan da-
koh tekan pada tanah yang dipadatkan de- lam menangani sifat gel yang tidak mudah
ngan Modified Proctor, pencampuran de- diencerkan. Dari pembuatan PT. Olah Bu-
ngan bahan Stabilia memberikan kenaikan mi Mandiri diberikan keterangan secara li-
yang cukup berarti, jauh diatas harga yang san bahwa unsur utama merupakan bahan
dihasilkan oleh bahan-bahan stabilisasi ki- organik sebagai hasil limbah dari pabrik
mia lainnya, produk luar negeri, seperti pengolahan bahan untuk kertas.
DUSTEX dan BASE SEAL. Kalau bahan
kimia lain praktis tidak memberikan ke- Metode Menilai Pengembangan Tanah
naikan kokoh tekan yang berarti, tetapi Penilaian pengembangan (swelling) ta-
bahan Stabilia memberikan kenaikan an- nah yang umum dipakai ialah dengan me-
tara 2 sampai 3 kali lipat kokoh tekan ta- rendam tanah yang sudah dipadatkan da-
nah aslinya (kenaikan terbesar untuk ka- lam tabung CBR (dengan pemadatan seta-
dar Stabilia 0,5 % dan lama pemeraman ra Modified Proctor) selama 4 hari. Sela-
28 hari). ma waktu itu pula dipermukaan benda uji
dipasang arloji pengukur (dial gage) untuk

165
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

mengukur besar pengembangan tanahnya. γ t = berat volume tanah mula-mula.


Cara lainnya ialah memadatkan tanah Gs = specific Gravity butiran tanah
dalam tabung Proctor dan merendamnya γ w = berat jenis air, dan
serta mengukur besarnya swelling, seperti Wo = kadar air tanah mula- mula
pada CBR diatas. setelah dipadatkan.
Dari hasil Pratama (1995) dan Teguh 2. Setelah direndam air dan mengem-
(1996) didapati bahwa cara pengukuran bang, dapat dianggap lapisan tanah
swelling diatas tidak benar-benar menda- yang mengembang telah menjadi je-
patkan swelling maksimum dari tanah. Se- nuh air, dengan kadar air yang diukur
telah perendaman tersebut, hanya tanah sebesar W1.
disisi atas saja yang mengembang akibat Untuk tanah jenuh air ini berlaku ang-
terpengaruh air, atau sisi terluar saja kalau ka pori setelah mengembang, e1, seba-
perendaman menyebabkan ke dua sisi gai berikut :
benda uji terkena air. Untuk tanah yang e1 = W1Gs γ w
sudah distabilisasi, perendaman selama 4
Dengan anggapan γ s = 1 ton/m3 = 1
hari hanya mempengaruhi lapisan tanah
antara 5-8 cm sisi terluar saja, dan tidak gr/cm3 maka :
semua tanah dalam lapisan mengembang. e1 = W1Gs …………………….... (3)
Selain itu, besar pengembangan cara ini Besar swelling tanah sesungguhnya
juga berkurang dari sebenarnya karena a- (true total swelling) dapat diukur seba-
danya hambatan sisi antara tanah dan din- gai berikut :
ding tabung (silinder). Oleh sebab itu pe- e1 − eo
Swelling = x100% ……... (4)
ngukuran total swelling tanah dilakukan 1 + eo
dengan cara berbeda.
Untuk cara penelitian ini benda uji se- Filosofi Cara Penilaian Kekuatan Jalan
telah dipadatkan dikeluarkan dari dalam Tanah Yang Distabilisasi
tabungnya dan dimasukkan ke dalam ta- Selama ini dalam perencanaan perke-
bung PVC yang memiliki diameter yang rasan jalan, terlebih dahulu dibutuhkan
hampir sama dengan tabung asli. Perenda- test-test di laboratorium untuk menentu-
man dilakukan dalam tabung tersebut, de- kan kekuatan tanah dasar dan kekuatan
ngan menjaga bahwa perendaman hanya bahan yang digunakan agar memenuhi
mempengaruhi satu sisi benda uji saja. persyaratan. Kemudian berdasarkan test
Tanah yang mengembang dibagian laboratorium tersebut dapat direncanakan
permukaan dipotong tipis-tipis, sekitar 0,5 struktur dan tebal perkerasan yang dapat
cm tebal, dan kemudian diukur kadar air- bertahan selama umur/ waktu yang diren-
nya. Kemudian besar swelling lapisan ta- canakan. Akan tetapi, sistem pengujian la-
nah tersebut dapat dihitung dengan cara boratorium tersebut tidaklah terlalu ber-
sebagai berikut : manfaat untuk menilai kekuatan/ketaha-
1. kadar air tanah mula – mula Wo dan nan jalan tanah yang distabilisasi. Hanya
kepadatannya adalah γ t. berdasarkan data laboratorium dan penga-
Dari sini dapat dicari angka pori awal, matan sesaat saja tidaklah mungkin untuk
Co, tanah dari rumus: mengetahui atau memprakirakan perfor-
Gsγw(1 + Wo ) mance dari jalan tanah yang distabilisasi.
γt= …….........… (1) Diperlukan waktu pengamatan yang cu-
1 + eo
kup lama untuk menentukan “performan-
Sehingga didapatkan :
ce” yang sebenarnya dari masing-masing
γy
eo = …….........… (2) bahan stabilisasi yang diuji-cobakan.
Gsγw(1 + Wo ) Pada umumnya penyebab kerusakan
Dimana : pada suatu jalan terutama adalah akibat
eo = angka pori tanah mula- mula faktor-faktor sebagai berikut :

166
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

1. Faktor beban roda kendaraan a. Lapisan-lapisan perkerasan jalan


Beban roda kendaraan menimbulkan mampu mendukung beban kenda-
beban tekan, beban geser, dan beban raan yang lewat dengan aman
tarik (tarik – cabut) pada permukaan untuk waktu yang ditentukan.
jalan. Beban tekan selalu bekerja, baik b. Pada permukaan jalan ada lapisan
bila kendaraannya diam maupun ber- perkerasan, atau sejenisnya, yang
gerak. Beban geser dan tarik hanya tahan terhadap beban geser dan
terjadi bila kendaraannya bergerak. cabut dari roda kendaraan.
Beban geser dapat berupa geser hori- (Catatan : Itulah sebabnya menga-
zontal maupun geser memutar ditem- pa jalan dari “paving block” beton
pat-tempat dimana roda kendaraan biasa tidak sesuai untuk lalu-lintas
membuat pergerakan belokan yang kecepatan tinggi karena paving
tiba-tiba atau gerakan yang dibuat oleh block biasa mudah terbongkar oleh
roda belakang pada saat kendaraan truk-truk berkecepatan tinggi. Un-
melakukan belokan – belokan. Beban tuk jalan dari paving block dengan
tarik (cabut) terjadi akibat roda yang lalu-lintas berkecepatan tinggi di-
berputar dibagian belakang bergerak perlukan system paving block
keatas sehingga resultantenya berupa yang lebih besar, dengan dipasang
gaya cabut arah ke atas. Beban tekan terangkai/terkait satu sama lain,
meneruskan beban kendaraan ke lapi- dan sebaiknya dipasang menyatu
san perkerasan di bawahnya, sedang- dengan base coursenya, sehingga
kan beban geser dan tarik mempunyai paving block tersebut tidak akan
efek merusak permukaan perkerasan, mudah tercabut/terbongkar)
seolah-olah roda mengebor permukaan 2. Faktor daya dukung/kekuatan tanah
jalan. dasar
Menurut pengamatan, beban tekan ter- Daya dukung/kekuatan tanah dasar
gantung dari berat kendaraan, sedang- adalah faktor yang penting dalam ja-
kan beban geser dan tarik (cabut) se- lan. Pada jalan yang stabil, tegangan
lain tergantung dari berat kendaraan tekan akibat roda kendaraan pada ta-
juga kecepatan kendaraan. Makin be- nah tidak boleh lebih besar daripada
rat kendaraan dan makin tinggi kece- daya dukung/kekuatan tanah dasarnya.
patannya, makin besar kemungkinan Bila daya dukung tanah dasar relatif
kerusakan yang disebabkannya. Itulah kecil, maka diperlukan suatu lapisan
sebabnya bila ada suatu jalan tanah berfungsi sebagai penyebar tegangan
yang berupa tanah pasir atau kerikil roda sehingga sesampainya pada tanah
yang relatip memiliki daya dukung tegangan roda sudah jauh berkurang
tinggi, jalan tanah tersebut akan baik dan lebih kecil daripada daya dukung
selamanya bila bebannya hanya beru- tanahnya. Lapisan tanah yang lebih
pa beban diam (kendaraan tidak berge- baik kekuatannya yaitu lapisan pasir,
rak). Tetapi jalan tanah pasir dan keri- kerikil, atau batu.
kil tersebut dilewati kendaraan berge- Tanah yang tidak berkohesi (lanau
rak dapat dipastikan jalan tersebut berpasir, tanah-tanah pasir dan tanah-
akan cepat rusak disekitar jejak roda kerikil) biasanya mempunyai daya du-
kendaraan. Apabila kendaraan yang kung/kekuatan yang cukup tinggi baik
melintas adalah kendaraan yang ber- dalam kondisi jenuh air maupun ke-
kecepatan tinggi, apalagi dengan berat ring. Tanah-tanah yang berkohesi me-
yang besar miliki daya dukung yang bervariasi.
Jadi pada suatu jalan yang stabil harus Bila tanah tersebut dalam kondisi je-
dipenuhi kondisi sebagai berikut: nuh air, daya dukungnya umumnya
rendah; sedangkan bila dalam kondisi

167
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

kering/tidak jenuh air, tanah tersebut nah berkohesi dengan nilai plastisitas
umumnya memiliki daya dukung yang yang tinggi, adalah penting sekali dija-
cukup besar. ga agar jangan sampai tanah dasar
Jadi jalan-jalan tanah dengan daya menjadi jenuh air. Oleh sebab itu, san-
dukung yang kecil adalah jalan-jalan gat penting bagi jalan-jalan di tanah
pada tanah didominasi tanah berkohesi seperti ini untuk memiliki sistim drai-
dan dalam kondisi jenuh air (pada mu- nase yang baik sehingga air hujan da-
sim hujan). Tanah-tanah sejenis ini pat segera dialirkan dan tidak mengge-
umumnya relatif kuat daya dukungnya nang di badan jalan.
di musim kering ( kemarau). Jadi ke- 4. Faktor kelenturan dari lapisan pendu-
rusakan jalan di tanah berkohesi kung
sebagian besar terjadi di musim hu- Lapisan yang fleksibel (lentur) umum-
jan/basah. nya lebih tahan mendukung beban
3. Faktor air roda kendaraan dari pada lapisan yang
Pada umunya tanah dibagi menjadi ta- kaku. Lapisan yang lebih kaku harus-
nah yang tidak mudah berubah kekua- lah memiliki kekuatan tekan yamg
tannya karena air dan tanah-tanah jauh lebih tinggi bila diharuskan men-
yang mudah berubah kekuatannya ka- dukung beban roda kendaraan tanpa
rena air. Sebagian besar tanah-tanah terjadi keretakan pada perkerasan ter-
yang tak berkohesi adalah termasuk sebut. Oleh sebab itu kelenturan lapi-
tanah-tanah yang tidak mudah berubah san sangat perlu untuk jalan tanah.
kekuatannya karena air. Tanah-tanah Untuk jalan-jalan dengan lapisan per-
yang berkohesi umumnya termasuk ta- kerasan (pavement), lapisan perkera-
nah yang mudah berubah kekuatannya san sudah direncanakan dengan kekua-
karena air. Tanah yang mudah dipe- tan dan ketebalan sedemikian rupa se-
ngaruhi air pada pokoknya dapat dili- hingga memenuhi syarat-syarat beri-
hat dari harga Index Plastis (Plasticity kut :
Index = PI) nya. Tanah-tanah yang a. Lapisan perkerasan sendiri kuat
berkohesi yang mudah berubah kekua- menahan gaya-gaya tekan, geser,
tannya karena air ialah tanah-tanah dan cabut dari roda kendaraan tan-
dengan nilai plastisitas tinggi. pa mengalami kerusakan selama
Oleh sebab itu, untuk menjamin tanah umur rencananya perkerasan.
yang baik sebagai material jalan, b. Tanah dasar tidak langsung mena-
AASHTO mensyaratkan harga Plasti- han gaya-gaya roda, tetapi yang
city Index, PI, tanah < 10. Bila tanah- diteruskan terutama ialah gaya/te-
tanah tersebut memiliki PI < 10, gangan tekannya. Gaya-gaya lain-
biasanya kekuatan tanah tersebut tidak nya (geser dan cabut) sebagian be-
banyak berubah, baik dalam kondisi sar dipikul oleh perkerasannya.
kering maupun basah. c. Lapisan perkerasan dapat menye-
Untuk tanah-tanah dengan harga PI barkan tegangan roda kendaraan
yang jauh lebih besar 10, biasanya bila ke lapisan tanah asli (subgrade) se-
terendam air maka tanah ini akan me- demikian sehingga daya dukung
ngalami : tanah yang terendah (saat satura-
• Tanah menjadi lunak, dan ted) masih jauh lebih besar diban-
• Tanah mengembang (swelling); ding tegangan tekan yang bekerja
Sehingga kepadatan tanah di permu- di atas lapisan tersebut.
kaan menjadi relatip rendah. Kedua d. Air hujan tidak langsung mengenai
hal di atas menyebabkan daya dukung tanah dasar, tetapi bila saluran
tanah turun drastis bila kena hujan. drainasenya tidak baik air hujan ini
Jadi untuk jalan, terutama di tanah-ta-

168
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

dapat menggenang menyebabkan vensional” seperti CBR, kokoh tekan,


tanah dasar jenuh air. nilai Plasticity Index tanah yang jauh lebih
Jadi bila jalan memiliki lapisan per- baik untuk stabilisasi soil-coment dari
kerasan, titik berat perencanaan bagi tanah pada Stabilisasi C444+CX. Demikian pula
dasar ialah daya dukungnya pada kondisi bila benda uji direndam air, benda uji soil
yang terlemah (jenuh air). Oleh sebab itu, – cement menunjukkan performance yang
untuk jalan raya pada umumnya parameter jauh lebih baik dari pada C444+CX.
pengujian untuk tanah dasar (subgrade), Tetapi pada kenyataan di lapingan terbalik
juga lapisan subbase dan base, cukup di- Sampai dua tahun dari pelaksanaan uji
tentukan berdasarkan harga kepadatan dan coba, jenis stabilisasi tanah C444+CX ter-
harga CBR tanah tersebut (yang ekivalen nyata masih dalam kondisi relatif baik se-
dengan daya dukungnya terhadap tekan) dangkan stabilisasi dengan soil-cement ja-
dalam kondisi jenuh air. Karena daya du- uh lebih buruk kondisinya, walaupun rela-
kung tanah dasar sudah direncanakan ber- tif masih lebih baik dari tanah-tanah yang
dasarkan kondisi jenuh air, sebetulnya distabilisasi. Rupanya dapat dipelajari ha-
adanya air tidak mempengaruhi perkeras- silnya dari lapangan bahwa tanah-tanah
an. Hanya saja drainase jalan tetap penting yang distabilisasi dengan bahan kimia (di
diperhatikan agar jalannya dalam kenyata- sini C444+CX) ternyata dapat mendukung
annya lebih baik dari pada rencananya beban-beban kendaraan yang melewatinya
(untuk faktor keamanan). (umumnya kendaran ringan ), tetap fleksi-
Situasi ini akan sangat berbeda bila bel tetapi tetap dapat mempertahankan in-
yang dibahas adalah jalan-jalan tanah, tegritasinya pada saat adanya air. Asalkan
atau jalan-jalan dengan tanah yang dista- materialnya itu cukup fleksible, kekuatan
bilisasi, yang diberi lapisan perkerasan di kokoh tekan bahan dari jalan-jalan tanah
atasnya. Jalan-jalan seperti ini selain lang- pada umumnya cukup memadai untuk
sung terkena air hujan juga langsung me- mendukung beban tekan lalu lintas.
nerima gaya-gaya tekan, geser, dan cabut Pada saat kering memang tanah yang
dari roda kendaraan. Jadi penentuan ke- distabilisasi C444+CX ini menjadi retak-
kuatan tanah hanya berdasarkan CBR dan retak (karena plastisitasnya yang tinggi)
kepadatan saja tidaklah cukup. tetapi retak-retak tersebut akan “merekat”
Untuk menahan gaya tekan, cukup di- kembali nanti bila ada air (hujan). Pada
ketahui persyaratan kekuatannya terhadap saat hujan, lapisan ini juga membentuk la-
beban tekan yang dapat dilihat dari harga pisan yang relatif kedap air yang melin-
CBR tanah tersebut. Harga CBR ini dungi tanah-tanah asli di bawahnya. Apa-
mungkin juga memiliki korelasi dengan lagi dengan waktu bahan kimia tersebut
kekuatan terhadap geser tanah, akan tetapi juga dapat menjalar ke tanah asli di ba-
harga CBR ini tidaklah dapat menggam- wahnya dan memperbaiki sifat tanah di
barkan kekuatan tanah terhadap tegangan bawahnya tersebut.
tarik yang dihasilkan oleh roda kendaraan. Pada jalan soil-cement, walaupun ke-
Oleh sebab itu tanah-tanah yang memiliki kuatannya pada awalnya sangat tinggi, bi-
harga CBR tinggi belum tentu tahan ter- la kena beban roda yang berat lapisan soil-
hadap “gerusan” dan perusakan oleh roda cement ini dapat retak; dan bila terjadi
kendaraan. retak maka retak tersebut permanent dan
Dari hasil uji-coba stabilisasi tanah, te- tidak dapat menjadi “sembuh” kembali.
lah dicobakan 2 jenis stabilisasi tanah : Jadi lama kelamaan akan timbul banyak
soil-coment dan C444+CX (Consolid+ keretakan pada permukaan jalan sehingga
Conservex). Tanahnya adalah tanah lem- air hujan dengan mudah masuk membasa-
pung dengan nilai PI cukup tinggi (PI = hi tanah di bawahnya. Dengan kondisi ini
45). Pada waktu pengujian di laboratorium tanah asli di bawah lapisan soil-cement
didapatkan harga-harga kekuatan “con- menjadi lebih mudah rusak yang diikuti

169
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

pula dengan kerusakan pada lapisan soil- 24 jam, barulah kemudian dilakukan
cementnya. pengujian berikutnya seperti Test At-
Jadi dari pengalaman terdahulu di la- terberg’s Limits, dan pemadatan
pangan dapat disimpulkan bahwa hasil pe- dengan Modified Proctor.
nyelidikan di laboratorium tidak dapat se- 5. Dari masing-masing kadar bahan
penuhnya dipakai sebagai pedoman untuk campuran dan tanah asli akan dilaku-
menilai ketahanan/kekuatan jangka pan- kan pengujian-pengujian sebagai be-
jang suatu jalan tanah yang distabilisasi. rikut:
Diperlukan pengujian langsung di lapa- a. Test Atterberg’s Limits : LL, PL,
ngan dan evaluasi jangka panjang untuk SL, dan PI pada campuran sebe-
memberikan penilaian yang sebenarnya. lum dipadatkan.
b. Semua campuran dipadatkan de-
METODE PENELITIAN ngan kadar air yang sama dengan
kadar air optimum tanah asli di-
Penelitian ini akan dilakukan seluruh- butir no.2 di atas.
nya di laboratorium. Adapun prosedur pe- c. Pada 2 (dua) buah benda uji de-
laksanaan penelitian yang dilakukan me- ngan kadar bahan dan kadar air
ngikuti langkah-langkah sebagai berikut : awal yang sama dilakukan Un-
1. Tanah asli diambil dari daerah confined Compression Test. Test
Pejaten, Kabupaten Tabanan, yang ini dilakukan terhadap benda uji
telah dikenal dengan sifat kembang- dengan ukuran yang sama dengan
susut yang besar dan nilai plastisitas benda uji traxial (diameter ± 1 ¼
yang tinggi. inch dan tinggi 2,5 inch).
2. Pada tanah asli tersebut dilakukan tes d. Dilakukan pengujian perendaman
pemadatan metoda Modified Proctor untuk mengetahui besarnya pe-
(ASTM D-698) untuk mengetahui ngembangan (swelling) dan tebal
kadar air optimum dan kepadatan penetrasi air untuk masa perenda-
maksimumnya, untuk 5 (lima) benda man yang berbeda yaitu : 0 jam, 3
uji. Demikian pula tanah asli tersebut jam, 12 jam, 24 jam, dan 4 hari.
dapat diuji untuk mencari besarnya e. Untuk pengujian “swelling” ini
harga Atterberg’s Limits, yaitu : dibuat total 5 x 9 = 45 buah ben-
LL = Liqued Limit, da uji.
PL = Plasticity Limit, 6. Untuk pengujian no. 5c, dilakukan
SL = Shrinkage Limit, dan lagi pengujian ulang untuk kadar air
PI = Plasticity Index. yang sama di “dry-side” dan “wet-
3. Sebagai variabel kadar bahan serbuk side” kadar air optimum, kemudian
marmer dipilih kadar bahan 3%, 6%, masing-masing 2 (dua) benda uji per
9%, dan 12% dalam campuran. Ren- kadar bahan dan kadar air yang sama
tang ini diambil karena pada stabili- dilakukan Unconfined Compression
sasi tanah dengan bahan kapur Test (UC test) untuk mendapatkan
umumnya didapatkan kadar optimum kokoh tekannya. Total uji 2 x 2 x 9 =
antara 5% s/d 10% (Sudirham (1994) 36 benda uji.
dan Ingles dan Metealf (1972)). 7. Untuk percobaan ini dibuat total 5 +
Untuk bahan stabilia dipilih kadar 18 + 45 + 36 = 104 benda uji.
bahan 0,3%, 0,5%, 1%, dan 3%. Ren-
tang kadar 0,3-1,0% adalah kadar
yang disarankan oleh pembuatnya
(PT. Olah Bumi Mandiri, 1994).
4. Semua bahan stabilisasi dicampur de-
ngan tanahnya dan diperam selama

170
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

HASIL DAN ANALISA (Batas cair), Plastic Limit, PL, (Batas


plastis); Shrinkage Limit, SL, (Batas
Pengujian Terhadap Tanah Asli Kerut); Plasticity Index, PI, (Index Plastis
Tanah asli berasal dari Pejaten, Kabu- Tanah yang merupakan harga LL-PL).
paten Tabanan dan hasil pengujian awal Untuk perubahan harga plastisitas tanah
adalah sebagai berikut : asli dicampur bahan serbuk marmer atau
1. Analisa Pembagian Butir bahan Stabilia dengan berbagai kadar ba-
- fraksi kerikil = 4% han dapat dilihat pada Tabel 1, Gambar 1
- fraksi pasir = 28% dan 2.
- fraksi lanau dan lempung = 68% Pada Table 1, Gambar 1 dan 2 dilihat be-
(fraksi lempung ≈ 43%) berapa kondisi sebagai berikut :
2. Klasifikasi Tanah : 1. Hampir tidak terjadi perubahan Liquid
Klasifikasi tanah menurut USCS adalah Limit, LL, pada campuran dengan ser-
tanah CII (lempung organik dan buk marmer, dan hanya sedikit saja
plastisitas tinggi). penurunan Liquid Limit, LL, pada
3. Parameter lain : campuran Stabilia.
Parameter Hasil Pratama 2. Demikian juga dengan harga Plastic
Penelitian (1995) Limit, PL, untuk campuran dengan
- Nilai LL (%) 58.31 63.50 serbuk marmer, dan hanya terjadi ke-
- Nilai PL (%) 24.60 23.53 naikan harga PL untuk campuran Sta-
- Nilai PI (%) 33.53 39.97 bilia.
- Nilai SL (%) 12.51 3. Sebagai hasilnya harga Plasticity
Index, PI = LL-PL juga praktis tidak
- Nilai Aktivitas A 0,88 1,05 berubah bagi campuran dengan mar-
- Swelling “high” “high” mer, tetapi terjadi sedikit perubahan
Category pada campuran dengan Stabilia, teru-
menurut Seed tama untuk kadar Stabilia > 1%.
dkk (1962)
Dari hasil diatas sepertinya campuran
Perubahan Plastisitas Tanah marmer maupun Stabilia kurang memiliki
Harga plastisitas tanah dapat dinyata- pengaruh yang berarti pada perubahan
kan dalam batas-batas Atterberg ( = Atter- harga plastisitas tanah.
berg’s Limits) yaitu Liquid Limit, LL,

Table 1. Perubahan Plastisitas Tanah


Komposisi Tanah TA + Serbuk Marmer TA + Stabilia
Asli (kadar %) (kadar %)
(= TA) 3% 6% 9% 12% 0,3% 0,5% 1,0% 3,0%
Liquid Limit,LL (%) 58.13 58.13 55.49 56.52 56.35 58.47 59.01 55.56 50.2
Plastic Limit,PL (%) 24.6 24.92 23.63 24.66 25.18 24.37 25.29 27.51 29.93
Shrinkage Limit,SL(%) 12.51 18.37 1.33 19.68 19.24 22.85 22.49 23.28 23.22
Plasticity Index,PI(%)= LL-PL 33.53 33.21 32.63 31.86 31.17 34.1 33.72 28.05 20.27
LL-SL (= Swelling Index) 45.62 39.76 36.16 36.84 37.11 35.62 36.52 32.28 26.98

Untuk campuran dengan marmer, hasil terjadi karena penurunan yang nyata dari
di atas agak berbeda dengan hasil dari Liquid Limit, LL, dan kenaikan relatif se-
Fansyuri (1995) yang mendapatkan bahwa dikit harga Plastic Limit, PL. Dari hasil
serbuk marmer dapat menurunkan harga Fansyuri (1995) tersebut juga diketahui
plastisitas tanah) yaitu seperti Tabel 2. bahwa penurunan harga PI juga tergan-
Pada Tabel 2 terlihat bahwa penurunan tung waktu pemeraman (sampai dengan 8
harga Plascity Index, PI, yang cukup besar minggu). Makin lama waktu pemeraman,

171
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana

makin kecil harga PI. Pada penelitian ini LL dan PI tanah masih akan terus
pemeraman dilakukan hanya 24 jam (= 1 berlangsung, sebagaimana hasil pengujian
hari). Jadi diharapkan walaupun setelah oleh Fansyuri (1995).
dipadatkan di lapangan, perubahan harga

70

Batas-batas Plastis Tanah


60

50
LL
40 PL
30 SL
PI
20

10

0
0% 3% 6% 9% 12%
Kadar Serbuk Marmer

Gambar 1. Perubahan Harga Plastisitas Tanah untuk Campuran dengan Serbuk Marmer

70
Batas-batas Plastisitas Tanah

60

50
LL
40 PL
30 SL
PI
20

10

0
0% 0,3% 0,5% 1,0% 3,0%
Kadar Stabila

Gambar 2. Perubahan Harga Plastisitas Tanah untuk Campuran dengan Serbuk Stabilia

KESIMPULAN na harga-harga LL, PL, dan PI untuk


suatu tanah sangat bervariasi akibat
Telah diuraikan di depan secara pan- ketidak seragaman di lapangan dan
jang lebar hasil-hasil penelitian, berikut “operator errors”.
ini kesimpulannya. 2. Kekuatan tanah yang distabilisasi pada
1. Stabilisasi dengan serbuk marmer kondisi kepadatan maximum Wcopt
maupun Stabilia hanya sedikit menu- memenuhi syarat untuk mendukung
runkan nilai Liquid Limit, dan sedikit beban roda kendaraan berat. Permasa-
mempengaruhi harga Plasticity Index lahannya ialah setelah tanah mengem-
dari tanah asli. Hasil ini agak berbeda bang, harga kepadatan γ d dan kokoh
dengan pendapat peneliti yang terda- tekan, qu, tanah mengecil sehingga di-
hulu. Tetapi pada intinya perubahan perkirakan tidak lagi memenuhi sya-
harga-harga plastisitas tanah ini lebih rat.
merupakan pedoman kasar saja, kare-

172
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

3. Tanah yang distabilisasi dengan Stabi- ma sebagai fungsi dari kadar bahan
lia memiliki kenaikan kokoh tekan stabilisasi.
yang setara dengan tanah yang distabi- 8. Kadar optimum bahan hanya didapat-
lisasi dengan kapur. Dalam hal ini sta- kan dari besarnya pengembangan ta-
bilasasi tanah yang sebuk marmer ti- nah yaitu ± 10 % untuk serbuk mar-
dak menunjukkan hasil yang memuas- mer dan 0,5% untuk Stabilia. Akan te-
kan. tapi bila ditinjau dari kekuatannya/ko-
4. Akibat adanya pengaruh air dan gena- koh tekan tanahnya, makin tinggi ka-
ngan di permukaan tanah, tanah akan dar bahan, makin besar kokoh tekan
mengembang di bagian permukaan sa- tanahnya.
ja; kemudian dengan waktu air mere- 9. Bila dilihat kinerjanya secara keselu-
sap dan mulai mempengaruhi lapisan ruhan, bahan Stabilia merupakan ba-
tanah di bawahnya. Pengaruh air ini han stabilisasi tanah yang lebih baik
sampai 4 hari perendaman masih rela- dari pada serbuk marmer.
tif kecil (pengaruh air < 8 cm lapisan 10. Masih belum dapat dibuktikan bagai-
tanah teratas), bahkan pada sebagian mana kelakuan swelling tanah bengan
tanah yang distabilisasi bahan serbuk bahan Stabilia ini bila dibandingkan
marmer ataupun Stabilia, pengaruh pe- stabilisasi dengan bahan kapur karena
rendaman ini hanya terlihat pada lapi- selama ini metoda pengukuran swel-
san tanah 5 cm teratas. ling yang dilakukan orang tidak me-
5. Lapisan tanah yang distabilisasi secara ngukur secara langsung harga swelling
teoritis hanya memerlukan tebal sebe- maksimum dari pori tanahnya, akan
sar 1 lapis pengurugan (20-30 cm). tetapi hanya swelling dari sebagian la-
Akan tetapi kondisi ini hanya untuk pisan tanah paling atas saja.
keadaan bila asal air hanya dari per- 11. Spesifikasi stabilisasi tanah yang me-
mukaan (hujan) saja. Kalau air tanah ngembang harus menyertakan besar
dapat naik sampai menggenangi per- “maximum true swelling” sedemikian
mukaan jalan, tebal teoritis ini tidak rupa sehingga kepadatan tanah setelah
memenuhi lagi dan harus dihitung ber- swelling, = γ dmax dapat ditentukan
dasarkan teori penyebaran tegangan, berdasarkan kokoh tekan tanahnya
dengan memperhitungkan pula beban yang memenuhi syarat mendukung
lapisan surcharge yang dapat mengu- beban.
rangi total swelling.
6. Untuk kasus stabilisasi tanah yang di- DAFTAR PUSTAKA
teliti, harga Shrinkage Limit > kadar
air tanah saat pemadatan, baik pada Fansyuri, D. 1995. Studi Penggunaan Ba-
kondisi kadar air dry-side maupun han Limbah Industri Marmer Untuk
wet-side optimum. Jadi diperkirakan Stabilisasi Tanah Mengembang, Studi
besar total swelling relatif sama untuk kasus Tanah Lempung Bojonegoro,
kondisi dry-side dan wet-side opti- Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil
mum (dengan kondisi kepadatan γd ≈ FTSP ITS.
95% γdmax). Demikian juga dengan Holtz, W.G. 1959. “Expansive Clays-
kokoh tekan tanahnya, praktis tidak Properties and Problems”, Quarterly
ada perubahan yang berarti antara of the Colorado School of Mines,
kondisi dry dan wet tersebut. Vol.54.NHo.4, hal 89-125.
7. Bila dilihat dari rasio kenaikan kokoh Ingles, O.G and Metealf, J.B. 1972. Soil
tekan, hasil penelitian menunjukkan Stabilization - Principal and Practice,
rasio kenaikan kokoh tekan yang sa- Butterworth.

173

Anda mungkin juga menyukai