Udayana 2009
Udayana 2009
2, Juli 2009
Penelitian mengenai efektivitas kedua bahan tersebut sebagai bahan stabilisasi ta-
nah masih sangat terbatas. Pada penelitian ini kedua bahan diujikan terhadap tanah
lempung dari Pejaten, Tabanan, untuk mengetahui perubahan plastisitas tanah,
kenaikan kekuatan tanahnya, perubahan besar “swelling” (pengembangan) tanah
saat terendam air, besarnya tebal lapisan tanah yang terpengaruh air sebagai fungsi
waktu, pengaruh kadar air awal tanah saat pemadatan terhadap swelling dan kokoh
tekannya, serta bahan optimal. Benda uji dibuat dengan kadar serbuk marmer
berkisar antara 3% s.d 12% dan kadar Stabilia berkisar antara 0,3% s.d 3,0% berat
tanah.
Abstract: Soil stabilization by adding limestone as admixture, was one of the most
popular methods of chemical stabilization in Indonesia. However, with the
development of soil stabilization method, stabilization using limestone has started
to become unfeasible due to the increase of limestone price. Cheaper methods of
chemical stabilization should be sought after. This alternative is apparent in the
use of powdered marble, a waste from marble product processing factories which
is relatively very cheap, and a new product called Stabilia as the only made-in-
161
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
Indonesia product of chemical stabilizer for soil with a price less than a third of
that of the similar imported products.
From the test it was obtained that both materials caused reduction of soil swelling
and increase of soil strength. In general, admixture with Stabilia presented better
results in terms of free swelling and compressive strength of the samples.
Apparently, Stabilia gave the performance almost similar to limestone
stabilization. This study also gives a recommendation on the thickness of the soil
layer to be stabilized and the optimum admixture content. It is also suggested that
evaluation of the performance of stabilizing agent should not be based on the
changes of soil plasticity alone, but it has to be determined according to the
amount of allowable swelling, so that after the soil expands it is still able to
support the load of foundation or vehicle tires. The influence of water submersion
on the surface of the soil sample is merely felt at the relatively thin layer on the top
of the sample.
162
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
tanah dengan serbuk marmer akan men- di pasaran (ada ± 7 jenis produk impor),
jadi salah satu alternative yang termurah, yaitu sekitar Rp.1.500,-per liter bahan Sta-
apalagi didukung dengan keberadaan se- bilia.
dikitnya 3 (tiga) pabrik pengolahan mar- Mekanisme kerja bahan Stabilia ada-
mer yang besar di Jawa Timur dan ba- lah merusak system koloid menjadi parti-
nyaknya pusat-pusat kerajinan marmer kel nonreaktif (Stabilia-01) serta mening-
rumah tangga/desa di daerah Tulung- katkan daya ikat partikel tanah dan mem-
agung. Jadi pasokan serbuk marmer rela- bebaskan air terikat sehingga butiran ta-
tive cukup banyak dari limbah tempat- nah (solid) dan air akan terpisah (Stabilia-
tempat pengolahan tersebut. 02). Partikel yang telah dirubah secara ki-
Pada dasarnya marmer mempunyai miawi menjadi tidak reaktif terhadap air
unsur dominan yang sama dengan kapur. akan mencegah terjadinya pengembangan
Batuan marmer asalnya juga adalah batu- tanah yang besar (PT. Olah Bumi Man-
an kapur yang kemudian mengalami pro- diri, 1994). Untuk mengetahui seberapa
ses metamorfosa batuan. Akan tetapi sam- jauh manfaat bahan Stabilia dalam proses
pai sekarang belum pernah dilakukan pe- stabilisasi tanah mengembang, diperlukan
nelitian tentang seberapa jauh kebaikan- suatu penelitian.
kekurangan serbuk marmer sebagai bahan Bertitik tolak dari permasalahan yang
stabilisasi tanah. Biarpun unsurnya sama, telah diuaikan diatas, maka pada peneliti-
bangun kristal marmer tidak sama dengan an ini dicoba stabilisasi tanah lempung de-
batu kapur biasa. Selain itu, setelah me- ngan menggunakan bahan serbuk marmer
ngalami proses metamorfosa batuan sela- dan bahan stabilia pada daerah-daerah de-
ma berpuluh-puluh tahun, tentunya ada ngan “problem tanah mengembang”, yaitu
beberapa perubahan sifat dari batuan mar- daerah yang banyak mengalami masalah
mer dibanding dengan batuan kapur. Jadi pada bangunannya karena tanahnya memi-
mungkin sifat reaktif marmer terhadap ta- liki sifat kembang-susut yang sangat be-
nah lempung juga berbeda. Terutama ten- sar, dengan harapan penggunaan bahan –
tang sifatnya terhadap tanah-tanah yang bahan tersebut sebagai bahan stabilisasi
mengembang, masih diperlukan studi un- dapat meningkatkan daya dukung tanah,
tuk mengetahui tingkat kegunaan serbuk serta dapat mengurangi fluktuasi kadar air
marmer ini dalam stabilisasi tanah. tanah sehingga memenuhi syarat sebagai
Dalam penelitian ini juga digunakan tanah lapis dasar (sub grade) pada kons-
bahan Stabilia untuk stabilisasi tanah. Sta- truksi jalan
bilia merupakan bahan kimia penstabil ta-
nah yang dibuat khusus untuk tanah me- TINJAUAN PUSTAKA
ngembang di daerah tropik, berbentuk cair
dan larut dalam air sehingga dapat me- Stabilisasi Tanah Dengan Serbuk Mar-
nyebar secara efektif ke dalam tanah. Pro- mer
ses stabilisasi tanah dengan menggunakan Sebuk marmer hasil pemotongan mar-
Stabilia berlangsung cepat sehingga mer dengan harga yang relative sangat
menghemat waktu dan biaya pelaksanaan. murah diperkirakan dapat menggantikan
Sistem Stabilia terdiri dari Stabilia-01 dan kapur sebagai bahan stabilisasi tanah yang
Stabilia-02. Stabilia adalah produk baru ekonomis. Akan tetapi penelitian tentang
buatan Indonesia sendiri, tetapi belum per- serbuk marmer ini sebagai stabilisasi ta-
nah diuji secara mendetail. Oleh karena nah masih sangat minim. Dharmaputra
itu perlu dilakukan pengujian. Perlu juga (1999) telah berupaya melakukan peneli-
ditambahkan disini bahwa Stabilia sebagai tian dengan serbuk marmer tersebut. Ha-
produk buatan dalam negeri Indonesia silnya pada tanah asli lempung Pejaten
merupakan bahan yang paling murah dari menunjukan adanya penurunan PI dari ta-
pada semua bahan kimia setara yang ada nah yang distabilisasi, dan diikuti dengan
163
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
kenaikan kekuatan tanah. Kekuatan tanah kembangkan untuk mengetahui hal lain-
maksimum dicapai pada kadar serbuk nya, antara lain :
marmer sekitar 10%. Pada kadar serbuk • Hubungan antara kepadatan, kadar air
marmer tersebut, harga kokoh tekan qu dan pengembangan tanah, untuk berba-
meningkat sekitar 2-2,5 kali harga qu dari gai kadar bahan serbuk marmer.
tanah asli. Kenaikan kokoh tekan ini juga • Besarnya pengaruh perubahan kadar air
tergantung pada lama waktu pemera- dengan kedalaman lapisan akibat gena-
mannya. gan air hujan dipermukaan tanah seba-
Hasil dari Dharmaputra (1999) ini me- gai fungsi dari waktu.
nyimpulkan bahwa untuk pencampuran • Berapa besar kadar bahan yang optimal
dengan serbuk marmer diperlukan peme- bila ditinjau dari segi besarnya pengem-
raman yang cukup lama untuk mendapat- bangan tanah yang masih dapat ditolerir
kan kenaikan kokoh tekan dan penurunan untuk bangunan diatasnya.
PI yang berarti. Dharmaputra melakukan Semua hal diatas sangat diperlukan dalam
pemeraman sampai 4 minggu. Juga dida- penentuan kadar bahan yang optimal, ke-
patkan bahwa sample-sampel tanah yang tebalan lapisan tanah yang perlu distabili-
dipadatkan pada kadar air wet side of opti- sasi, dan kepadatan minimal yang diperlu-
mum dan kepadatan 95% γ dmax menghasil- kan dilapangan untuk usaha stabilisasi.
kan harga kokoh tekan yang hampir sama
dengan kokoh tekan sample-sampel tanah Stabilisasi Tanah Dengan Bahan Stabi-
yang dipadatkan pada kadar air dry side of lia
optimum dan kepadatan yang sama Bahan Stabilia merupakan bahan ki-
(95% γ dmax). mia yang berbentuk cair dan larut dalam
Dari Dharmaputra ini pula didapatkan air (PT. Olah Bumi Mandiri,1994). Sabi-
bahwa harga Plasticity Index, PI, berku- lisasi tanah dengan Stabilia terdiri atas
rang dari harga tanah asli PI = 58 menjadi Stabilia-01 sebagai super Floculant dan
antara 28 sampai 37 untuk kadar serbuk Stabilia-02 yang berfungsi sebagai cross-
marmer 10%. Diatas kadar 10% ini masih link agent. Bahan Stabilia-01 berbentuk
terjadi pengurangan harga PI walaupun sangat kental seperti gel tidak berwarna,
tidak terlalu besar (PI antara 20 sampai 31 sedangkan bahan Stabilia-02 berwarna ku-
pada kadar marmer 20%). ning muda dan sedikit kental.
Untuk besar pengembangan (swelling) Fungsi dan mekanisme kerja dari Stabilia
tanah, stabilisasi serbuk marmer terhadap adalah sebagai berikut :
tanah asli memberikan penurunan besar 1. Stabilia-01 menonreakifkan partikel
swelling dari harga tanah asli sebesar tanah dan membuat jaringan untuk
± 11% menjadi sekitar 3-4 % untuk kadar mengikat partikel tanah tersebut men-
serbuk marmer sebesar 10%. jadi agregat.
Akan tetapi, penurunan PI dan kenaikan 2. Mereaktifkan agregat tanah sehingga
kekuatan tanah saja masih kurang berceri- siap diikat menjadi gumpalan yang le-
ta banyak tentang bagaimana kelakuan bih besar dan stabil.
kembang-susut tanah tersebut bila terjadi 3. Stabilia-02 mengikat air disekeliling
perubahan kadar air (karena hujan). Seba- partikel tanah mencapai kondisi ideal
gaimana diketahui, kembang-susut tanah sehingga menurunkan sensitifitasnya
sangat tergantung juga dari kadar air awal terhadap air.
dan kepadatannya. Kemudian, ketebalan 4. Secara bersamaan Stabilia-02 juga
lapisan yang terkena perubahan kadar air membenuk jala-jala tulangan yang me-
(umumnya karena air hujan) juga mempe- ngikat kuat agregat tanah pada proses
ngaruhi total pengembangan dari tanah. kompaksi.
Jadi penelitian ini masih perlu terus di- 5. Partikel yang telah distabilisasi diubah
secara kimiawi menjadi ikatan partikel
164
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
yang stabil dan kedap terhadap air, se- Dari hasil perendaman benda uji tanah
hingga akan meningkatkan daya du- di dalam air selama 24 jam oleh Pratama
kung tanah tersebut. (1995) dapat disimpulkan bahwa pencam-
Jadi bahan Stabilia ini berpotensial se- puran dengan bahan Stabilisasi dapat me-
kali sebagai bahan stabilisasi tanah yang ngurangi besar swelling secara cukup ber-
baik. Terlebih lagi bahwa bahan Stabilia arti, dan Stabilia menghasilkan nilai swel-
ini merupakan satu-satunya bahan produk ling rata-rata yang terkecil bila dibanding-
“Made in Indonesia” sendiri. Semua ba- kan dengan DUSTEX maupun BASE
han kimia lainnya untuk stabilisasi tanah SEAL. Juga lapisan tanah setelah distabi-
adalah buatan luar negeri, seperti misalnya lisasi menjadi lebih kedap terhadap air,
DUSTEX, GEOSTA, BASE SEAL, dengan tebal penetrasi/pengaruh air sete-
CONSOLID + CONVERSEX, RRP AS- lah perendaman 24 jam adalah antara 1,5
PAL, EMULSI . Jadi harga Stabilia relati- sampai 3 cm.
ve sangat murah dibandingkan dengan Tetapi hasil dari Pratama (1995) masih
produk-produk jenis lainnya. dianggap sangat kurang antara lain ten-
Akan tetapi, karena bahan Stabilia ini tang kadar bahan optimal, dan kenaikan
masih baru dipasarkan, penelitian tentang kekuatan tanah dengan adanya bahan Sta-
bahan Stabilia ini juga masih sangat ku- bilia. Masih perlu studi lanjutan dengan
rang. Pratama (1995) memberikan satu- jumlah sample yang lebih banyak agar
satunya hasil penelitian tentang Stabilia didapatkan sifat-sifat dan kriteria pencam-
ini yang intinya menunjukkan penurunan puran dengan bahan Stabilia yang perlu
harga PI dengan kenaikan kadar Stabilia, bagi perencanaan di lapangan. Suatu pene-
serta besarnya pengaruh perubahan kadar litian yang komprehensif diharapkan dapat
air dengan kedalaman lapisan akibat gena- memberikan jawaban atas masalah-masa-
ngan air (perendaman) diatas permukaan lah tersebut di atas.
benda ujinya. Pratama (1995) melakukan Telah diusahakan untuk menyelidiki di
pencampuran dengan Stabilia sampai de- Laboratorium Kimia mengenai unsur uta-
ngan kadar 0,5% dan didapatkan penu- ma apa yang terkandung dalam Stabilia-
runan LL (Liquid Limit = Batas Cair) re- 01 dan 02. Akan tetapi karena alasan
lative sedikit, yakni dari sekitar 50 menja- waktu dan biaya untuk penyelidikan yang
di sekitar 44 untuk kadar Stabilia 0,5%. relative besar, maka penyelidikan untuk
Pada kadar yang sama kadar PI (= Plasti- sementara ditunda. Penyelidikan yang
city Index) tanah berkurang dari sekitar 26 sama oleh Laboratorium Teknik Lingku-
menjadi sekitar 22, semuanya untuk masa ngan ternyata tidak dapat mendapatkan
pemeraman 28 hari. Untuk pengujian ko- unsur utama tersebut karena kesulitan da-
koh tekan pada tanah yang dipadatkan de- lam menangani sifat gel yang tidak mudah
ngan Modified Proctor, pencampuran de- diencerkan. Dari pembuatan PT. Olah Bu-
ngan bahan Stabilia memberikan kenaikan mi Mandiri diberikan keterangan secara li-
yang cukup berarti, jauh diatas harga yang san bahwa unsur utama merupakan bahan
dihasilkan oleh bahan-bahan stabilisasi ki- organik sebagai hasil limbah dari pabrik
mia lainnya, produk luar negeri, seperti pengolahan bahan untuk kertas.
DUSTEX dan BASE SEAL. Kalau bahan
kimia lain praktis tidak memberikan ke- Metode Menilai Pengembangan Tanah
naikan kokoh tekan yang berarti, tetapi Penilaian pengembangan (swelling) ta-
bahan Stabilia memberikan kenaikan an- nah yang umum dipakai ialah dengan me-
tara 2 sampai 3 kali lipat kokoh tekan ta- rendam tanah yang sudah dipadatkan da-
nah aslinya (kenaikan terbesar untuk ka- lam tabung CBR (dengan pemadatan seta-
dar Stabilia 0,5 % dan lama pemeraman ra Modified Proctor) selama 4 hari. Sela-
28 hari). ma waktu itu pula dipermukaan benda uji
dipasang arloji pengukur (dial gage) untuk
165
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
166
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
167
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
kering/tidak jenuh air, tanah tersebut nah berkohesi dengan nilai plastisitas
umumnya memiliki daya dukung yang yang tinggi, adalah penting sekali dija-
cukup besar. ga agar jangan sampai tanah dasar
Jadi jalan-jalan tanah dengan daya menjadi jenuh air. Oleh sebab itu, san-
dukung yang kecil adalah jalan-jalan gat penting bagi jalan-jalan di tanah
pada tanah didominasi tanah berkohesi seperti ini untuk memiliki sistim drai-
dan dalam kondisi jenuh air (pada mu- nase yang baik sehingga air hujan da-
sim hujan). Tanah-tanah sejenis ini pat segera dialirkan dan tidak mengge-
umumnya relatif kuat daya dukungnya nang di badan jalan.
di musim kering ( kemarau). Jadi ke- 4. Faktor kelenturan dari lapisan pendu-
rusakan jalan di tanah berkohesi kung
sebagian besar terjadi di musim hu- Lapisan yang fleksibel (lentur) umum-
jan/basah. nya lebih tahan mendukung beban
3. Faktor air roda kendaraan dari pada lapisan yang
Pada umunya tanah dibagi menjadi ta- kaku. Lapisan yang lebih kaku harus-
nah yang tidak mudah berubah kekua- lah memiliki kekuatan tekan yamg
tannya karena air dan tanah-tanah jauh lebih tinggi bila diharuskan men-
yang mudah berubah kekuatannya ka- dukung beban roda kendaraan tanpa
rena air. Sebagian besar tanah-tanah terjadi keretakan pada perkerasan ter-
yang tak berkohesi adalah termasuk sebut. Oleh sebab itu kelenturan lapi-
tanah-tanah yang tidak mudah berubah san sangat perlu untuk jalan tanah.
kekuatannya karena air. Tanah-tanah Untuk jalan-jalan dengan lapisan per-
yang berkohesi umumnya termasuk ta- kerasan (pavement), lapisan perkera-
nah yang mudah berubah kekuatannya san sudah direncanakan dengan kekua-
karena air. Tanah yang mudah dipe- tan dan ketebalan sedemikian rupa se-
ngaruhi air pada pokoknya dapat dili- hingga memenuhi syarat-syarat beri-
hat dari harga Index Plastis (Plasticity kut :
Index = PI) nya. Tanah-tanah yang a. Lapisan perkerasan sendiri kuat
berkohesi yang mudah berubah kekua- menahan gaya-gaya tekan, geser,
tannya karena air ialah tanah-tanah dan cabut dari roda kendaraan tan-
dengan nilai plastisitas tinggi. pa mengalami kerusakan selama
Oleh sebab itu, untuk menjamin tanah umur rencananya perkerasan.
yang baik sebagai material jalan, b. Tanah dasar tidak langsung mena-
AASHTO mensyaratkan harga Plasti- han gaya-gaya roda, tetapi yang
city Index, PI, tanah < 10. Bila tanah- diteruskan terutama ialah gaya/te-
tanah tersebut memiliki PI < 10, gangan tekannya. Gaya-gaya lain-
biasanya kekuatan tanah tersebut tidak nya (geser dan cabut) sebagian be-
banyak berubah, baik dalam kondisi sar dipikul oleh perkerasannya.
kering maupun basah. c. Lapisan perkerasan dapat menye-
Untuk tanah-tanah dengan harga PI barkan tegangan roda kendaraan
yang jauh lebih besar 10, biasanya bila ke lapisan tanah asli (subgrade) se-
terendam air maka tanah ini akan me- demikian sehingga daya dukung
ngalami : tanah yang terendah (saat satura-
• Tanah menjadi lunak, dan ted) masih jauh lebih besar diban-
• Tanah mengembang (swelling); ding tegangan tekan yang bekerja
Sehingga kepadatan tanah di permu- di atas lapisan tersebut.
kaan menjadi relatip rendah. Kedua d. Air hujan tidak langsung mengenai
hal di atas menyebabkan daya dukung tanah dasar, tetapi bila saluran
tanah turun drastis bila kena hujan. drainasenya tidak baik air hujan ini
Jadi untuk jalan, terutama di tanah-ta-
168
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
169
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
pula dengan kerusakan pada lapisan soil- 24 jam, barulah kemudian dilakukan
cementnya. pengujian berikutnya seperti Test At-
Jadi dari pengalaman terdahulu di la- terberg’s Limits, dan pemadatan
pangan dapat disimpulkan bahwa hasil pe- dengan Modified Proctor.
nyelidikan di laboratorium tidak dapat se- 5. Dari masing-masing kadar bahan
penuhnya dipakai sebagai pedoman untuk campuran dan tanah asli akan dilaku-
menilai ketahanan/kekuatan jangka pan- kan pengujian-pengujian sebagai be-
jang suatu jalan tanah yang distabilisasi. rikut:
Diperlukan pengujian langsung di lapa- a. Test Atterberg’s Limits : LL, PL,
ngan dan evaluasi jangka panjang untuk SL, dan PI pada campuran sebe-
memberikan penilaian yang sebenarnya. lum dipadatkan.
b. Semua campuran dipadatkan de-
METODE PENELITIAN ngan kadar air yang sama dengan
kadar air optimum tanah asli di-
Penelitian ini akan dilakukan seluruh- butir no.2 di atas.
nya di laboratorium. Adapun prosedur pe- c. Pada 2 (dua) buah benda uji de-
laksanaan penelitian yang dilakukan me- ngan kadar bahan dan kadar air
ngikuti langkah-langkah sebagai berikut : awal yang sama dilakukan Un-
1. Tanah asli diambil dari daerah confined Compression Test. Test
Pejaten, Kabupaten Tabanan, yang ini dilakukan terhadap benda uji
telah dikenal dengan sifat kembang- dengan ukuran yang sama dengan
susut yang besar dan nilai plastisitas benda uji traxial (diameter ± 1 ¼
yang tinggi. inch dan tinggi 2,5 inch).
2. Pada tanah asli tersebut dilakukan tes d. Dilakukan pengujian perendaman
pemadatan metoda Modified Proctor untuk mengetahui besarnya pe-
(ASTM D-698) untuk mengetahui ngembangan (swelling) dan tebal
kadar air optimum dan kepadatan penetrasi air untuk masa perenda-
maksimumnya, untuk 5 (lima) benda man yang berbeda yaitu : 0 jam, 3
uji. Demikian pula tanah asli tersebut jam, 12 jam, 24 jam, dan 4 hari.
dapat diuji untuk mencari besarnya e. Untuk pengujian “swelling” ini
harga Atterberg’s Limits, yaitu : dibuat total 5 x 9 = 45 buah ben-
LL = Liqued Limit, da uji.
PL = Plasticity Limit, 6. Untuk pengujian no. 5c, dilakukan
SL = Shrinkage Limit, dan lagi pengujian ulang untuk kadar air
PI = Plasticity Index. yang sama di “dry-side” dan “wet-
3. Sebagai variabel kadar bahan serbuk side” kadar air optimum, kemudian
marmer dipilih kadar bahan 3%, 6%, masing-masing 2 (dua) benda uji per
9%, dan 12% dalam campuran. Ren- kadar bahan dan kadar air yang sama
tang ini diambil karena pada stabili- dilakukan Unconfined Compression
sasi tanah dengan bahan kapur Test (UC test) untuk mendapatkan
umumnya didapatkan kadar optimum kokoh tekannya. Total uji 2 x 2 x 9 =
antara 5% s/d 10% (Sudirham (1994) 36 benda uji.
dan Ingles dan Metealf (1972)). 7. Untuk percobaan ini dibuat total 5 +
Untuk bahan stabilia dipilih kadar 18 + 45 + 36 = 104 benda uji.
bahan 0,3%, 0,5%, 1%, dan 3%. Ren-
tang kadar 0,3-1,0% adalah kadar
yang disarankan oleh pembuatnya
(PT. Olah Bumi Mandiri, 1994).
4. Semua bahan stabilisasi dicampur de-
ngan tanahnya dan diperam selama
170
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
Untuk campuran dengan marmer, hasil terjadi karena penurunan yang nyata dari
di atas agak berbeda dengan hasil dari Liquid Limit, LL, dan kenaikan relatif se-
Fansyuri (1995) yang mendapatkan bahwa dikit harga Plastic Limit, PL. Dari hasil
serbuk marmer dapat menurunkan harga Fansyuri (1995) tersebut juga diketahui
plastisitas tanah) yaitu seperti Tabel 2. bahwa penurunan harga PI juga tergan-
Pada Tabel 2 terlihat bahwa penurunan tung waktu pemeraman (sampai dengan 8
harga Plascity Index, PI, yang cukup besar minggu). Makin lama waktu pemeraman,
171
Kelakuan Tanah Dengan Sifat Susut Kembang .......................................................... Wardana
makin kecil harga PI. Pada penelitian ini LL dan PI tanah masih akan terus
pemeraman dilakukan hanya 24 jam (= 1 berlangsung, sebagaimana hasil pengujian
hari). Jadi diharapkan walaupun setelah oleh Fansyuri (1995).
dipadatkan di lapangan, perubahan harga
70
50
LL
40 PL
30 SL
PI
20
10
0
0% 3% 6% 9% 12%
Kadar Serbuk Marmer
Gambar 1. Perubahan Harga Plastisitas Tanah untuk Campuran dengan Serbuk Marmer
70
Batas-batas Plastisitas Tanah
60
50
LL
40 PL
30 SL
PI
20
10
0
0% 0,3% 0,5% 1,0% 3,0%
Kadar Stabila
Gambar 2. Perubahan Harga Plastisitas Tanah untuk Campuran dengan Serbuk Stabilia
172
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009
3. Tanah yang distabilisasi dengan Stabi- ma sebagai fungsi dari kadar bahan
lia memiliki kenaikan kokoh tekan stabilisasi.
yang setara dengan tanah yang distabi- 8. Kadar optimum bahan hanya didapat-
lisasi dengan kapur. Dalam hal ini sta- kan dari besarnya pengembangan ta-
bilasasi tanah yang sebuk marmer ti- nah yaitu ± 10 % untuk serbuk mar-
dak menunjukkan hasil yang memuas- mer dan 0,5% untuk Stabilia. Akan te-
kan. tapi bila ditinjau dari kekuatannya/ko-
4. Akibat adanya pengaruh air dan gena- koh tekan tanahnya, makin tinggi ka-
ngan di permukaan tanah, tanah akan dar bahan, makin besar kokoh tekan
mengembang di bagian permukaan sa- tanahnya.
ja; kemudian dengan waktu air mere- 9. Bila dilihat kinerjanya secara keselu-
sap dan mulai mempengaruhi lapisan ruhan, bahan Stabilia merupakan ba-
tanah di bawahnya. Pengaruh air ini han stabilisasi tanah yang lebih baik
sampai 4 hari perendaman masih rela- dari pada serbuk marmer.
tif kecil (pengaruh air < 8 cm lapisan 10. Masih belum dapat dibuktikan bagai-
tanah teratas), bahkan pada sebagian mana kelakuan swelling tanah bengan
tanah yang distabilisasi bahan serbuk bahan Stabilia ini bila dibandingkan
marmer ataupun Stabilia, pengaruh pe- stabilisasi dengan bahan kapur karena
rendaman ini hanya terlihat pada lapi- selama ini metoda pengukuran swel-
san tanah 5 cm teratas. ling yang dilakukan orang tidak me-
5. Lapisan tanah yang distabilisasi secara ngukur secara langsung harga swelling
teoritis hanya memerlukan tebal sebe- maksimum dari pori tanahnya, akan
sar 1 lapis pengurugan (20-30 cm). tetapi hanya swelling dari sebagian la-
Akan tetapi kondisi ini hanya untuk pisan tanah paling atas saja.
keadaan bila asal air hanya dari per- 11. Spesifikasi stabilisasi tanah yang me-
mukaan (hujan) saja. Kalau air tanah ngembang harus menyertakan besar
dapat naik sampai menggenangi per- “maximum true swelling” sedemikian
mukaan jalan, tebal teoritis ini tidak rupa sehingga kepadatan tanah setelah
memenuhi lagi dan harus dihitung ber- swelling, = γ dmax dapat ditentukan
dasarkan teori penyebaran tegangan, berdasarkan kokoh tekan tanahnya
dengan memperhitungkan pula beban yang memenuhi syarat mendukung
lapisan surcharge yang dapat mengu- beban.
rangi total swelling.
6. Untuk kasus stabilisasi tanah yang di- DAFTAR PUSTAKA
teliti, harga Shrinkage Limit > kadar
air tanah saat pemadatan, baik pada Fansyuri, D. 1995. Studi Penggunaan Ba-
kondisi kadar air dry-side maupun han Limbah Industri Marmer Untuk
wet-side optimum. Jadi diperkirakan Stabilisasi Tanah Mengembang, Studi
besar total swelling relatif sama untuk kasus Tanah Lempung Bojonegoro,
kondisi dry-side dan wet-side opti- Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil
mum (dengan kondisi kepadatan γd ≈ FTSP ITS.
95% γdmax). Demikian juga dengan Holtz, W.G. 1959. “Expansive Clays-
kokoh tekan tanahnya, praktis tidak Properties and Problems”, Quarterly
ada perubahan yang berarti antara of the Colorado School of Mines,
kondisi dry dan wet tersebut. Vol.54.NHo.4, hal 89-125.
7. Bila dilihat dari rasio kenaikan kokoh Ingles, O.G and Metealf, J.B. 1972. Soil
tekan, hasil penelitian menunjukkan Stabilization - Principal and Practice,
rasio kenaikan kokoh tekan yang sa- Butterworth.
173