NEVI LINDIANA
7311419149
FAKULTAS EKONOMI
2020
Nevi Lindiana
Sarjana Manajemen
Lindiananevi011@students.unnes.ac.id
Abstrak
Masa pandemi Covid-19 sudah cukup lama menyerang Indonesia. Hal ini menyebabkan
perubahan sangat besar terhadap perilaku masyarakat Indonesia. Sehingga sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia menjadi turun akibat Covid-19.
Pemerintah mulai turun tangan untuk membantu menyejahterakan masyarakat Indonesia seperti
memberi bantuan social untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun
bantuan tersebut kurang merata dan kurang untuk membangun kembali UMKM masyarakat.
Untuk mempertahankan usahanya ditengah pandemic, masyarakat mulai mencari dana. Salah
satunya dengan crowdfunding. Crowdfunding adalah sebuah bentuk pendanaan untuk mereka
yang membutuhkan dana dalam pengembangan usahanya, dimana pendanaan tersebut
terkumpul dari beberapa orang. Artikel ini dibuat untuk menggali informasi tentang potensi
crowdfunding pada masa pandemic di Indonesia khususnya pada usaha mikro kecil dan
menengah dari berbagai sumber terpercaya.
Pendahuluan
UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang
merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008. Pada Tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000
unit dan pada tahun 2017 jumlahnya diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000
unit. Dan pada Tahun 2016, Presiden RI menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi
akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Pada
November 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para pelaku bisnis ini di Istana
Merdeka untuk dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap pelaku bisnis usaha kecil, mikro
dan menengah menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi rakyat. UMKM telah
menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk
usaha di ASEAN adalah bentuk usaha mikro, kecil dan menengah dengan penyerapan tenaga
kerja mencapai 51,7-97,2%. Bisnis ini memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan
pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu, kerjasama untuk
pengembangan dan ketahanan bisnis usaha mikro, kecil dan menangah perlu diutamakan.
Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam
penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data Bank Indonesia, setiap tahunnya kredit
kepada UMKM mengalami pertumbuhan. Walaupun pada 2015, sekitar 60%-70% dari seluruh
sektor ini belum mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan.
Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan yang mewajibkan kepada perbankan untuk
mengalokasikan kredit/pembiayaan kepada UMKM mulai Tahun 2015 sebesar 5%, 2016
sebesar 10%, 2017 sebesar 15%, dan pada akhir Tahun 2018 sebesar 20%. Pada zaman
globalisasi seperti sekarang ini, semua orang harus berlomba-lomba menjalankan UMKM dan
meraih peluang bisnis yang ada.
Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia terutama bagian
perekonomian. Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian menyebut, pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah ( UMKM) menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi
Covid-19. Penurunan penjualan dirasakan hampir seluruh UMKM di Indonesia. Hal tersebut
berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Business Development Services Indonesia
(ABDSI) terhadap 6.000 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei dilakukan pada
April-Mei 2020.
menjelaskan, berdasarkan survei sebanyak 36,7 persen UMKM tidak ada penjualan akibat
pandemi. Lalu sebanyak 26,6 persen UMKM penjualannya turun lebih dari 60 persen.
Kemudian 15 persen UMKM mengaku penjualannya turun berkisar 31-60 persen. Serta 14,2
persen UMKM penjualannya turun 10-30 persen. Di sisi lain, 4,5 persen UMKM mengalami
mengalami penjualan yang stabil ditengah pandemi. Hanya 3,6 persen UMKM yang mengalami
peningkatan penjualan.
Menurut Iskandar, umumnya peningkatan penjualan dirasakan oleh pelaku UMKM yang
memproduksi alat kesehatan, seperti masker dan alat pelindung diri (APD). Lantaran, semasa
pandemi permintaan alat kesehatan sangat meningkat.
Survei juga menunjukkan, sebagian besar UMKM atau sebanyak 92,6 persen mengalami
kendala pada pembayaran kredit atau pinjaman. Bahkan 26,6 persen UMKM tidak dapat
membayar pinjaman.
Karena masalah tersebut masyarakat mulai membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah
di tengah pandemic. Salah satunya yang dilakukan yaitu dengan adanya crowdfunding.
UKM pemula.
Crowdfunding memiliki sebuah pilar yaitu adanya website atau situs untuk
di akses dan tentunya pemilik modal. Usaha atau bisnis yang dimiliki
hari, apabila dana yang sudah ditargetkan terkumpul maka dana tersebut
Selain akses kemudahan untuk memasuki jaringan para pemberi dana yang
perusahaan tersebut.
Hal tersebut agar para calon pemberi dana ini mengetahui lebih dalam
3. Melakukan Pemasaran
Kamu dapat mulai melakukan pemasaran dari penggalangan dana tersebut
pemasaran lainnya. Hal ini berguna agar penggalangan yang kamu lakukan
cepat.
4. Validasi Konsep
yang sudah kita bahas sedikit di atas adalah hal terbaik yang perlu
dijalani.
terbantu di tengah masa pandemic covid-19. Sehingga tidak heran jika situs
sebelumnya.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana penelitian ini menggunakan latar
alamian dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan metode yang ada. Agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan
fenomena yang ada maka perlu pendekatan dengan menggunakan teknik analisis yang dimana
dalam hal ini dilakukan pendekatan penalaran kritis. Berikut analisis penelitian ini melibatkan
interpretasi dengan menggunakan pendekatan kualitatis (penalaran kritis).
Pembahasan
Penggalangan dana secara online belakangan ini semakin diminati oleh masyarakat.
Selain mudah, donasi online juga dianggap telah berhasil menyebarkan kampanye
secara efektif dan efisien dengan menggunakan kemajuan teknologi saat ini. Berikut
data crowdfunding dari tahun 2015 hingga 2020.
TAHUN RUPIAH
2014 892 Juta
2015 7,2 Milliar
2016 61 Milliar
2017 193 Milliar
2018 490 Milliar
Data diatas adalah sata yang diambil dari platform crowdfunding Kitabisa.com. Dapat
dilihat bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Tahun 2015 :
7,2 Milliar/892 juta =8
Tahun 2016 :
61 Milliar/ 7,2 Milliar = 8,5
Tahun 2017 :
193 Milliar/ 61 Milliar = 3
Tahun 2018
490 Milliar/ 193 Milliar = 2,5
Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 8 kali lipat
dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan 0,5 jadi
8,5 kali lipat dari tahun 2015. Pada tahun 2017 meningkat meskipun tidak setinggi
tahun lalu yaitu 3 kali lipat. Begitu juga pada tahun 2018 mengalami peningkatan 2,5
kali lipat.
Selama pandemi Covid-19, Platform Crowdfunding tersebut mencatat peningkatan
donatur hingga 280.000 orang. Sejak Januari 2020, nilai donasi yang berhasil
dikumpulkan mencapai Rp 89 Miliar, mencakup proyek donasi untuk masyarakat.
Simpulan dan Saran
Daftar Pustakan