Askep Keluarga
Askep Keluarga
DISUSUN OLEH:
Yusuf Pardiyanto
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberi kekekalan
Pengkotbah 3:11
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
vii
3. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Sekretaris Program Studi D3
dan pendapat.
menyelesaikan pendidikan.
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
viii
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Prioritas.................................................................................. 41
Keluarga .............................................................................. 75
Halaman
xiii
LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa
anggota keluarga akan menjadi masalah bagi satu unit keluarga. Karena ada
yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya,
cita, hubungan dengan masyarakat luas dan gaya hidup yang tidak sama
dengan di kota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya
anak, memiliki anak remaja, memiliki anak dewasa, sampai keluarga yang
1
2
keluarga dengan anak usia pra-sekolah, tahap keluarga dengan anak usia
melepaskan anak usia dewasa muda, tahap keluarga yang orang tua usia
lanjut, tahap ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun berlanjut
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
mental, dan sosial secara bertahap pada masa ini (Azizah, 2011).
Pada keadaan ini lanjut usia (lansia) akan mengalami berbagai masalah
kesehatan dan penyakit yang erat kaitannya dengan proses menua, misalnya
gout arthritis, ataupun penyakit kolagen lainnya) (Aspiani, 2014). Salah satu
permasalahan yang sering dialami lansia yaitu rentannya kondisi fisik lansia
akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler
3
Indonesia mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa (Dhuha,
lansia di daerah perkotaan dan perdesaan pada tahun 2008 sampai 2012
sebesar 24,77%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia sekitar 24 orang
lansia yang mengalami sakit yang antara lain, hipertensi 57,6%, (Kemenkes
usia lanjut dibedakan menjadi dua macam yaitu hipertensi pada tekanan
sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih 90 mmHg serta hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik
lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
stroke.
dengan hipertensi.
Untuk mencegah dan mengurangi agar tidak terjadi seperti halnya yang
telah dijelaskan di atas maka dari itu perlu penanganan masalah hipertensi
tepat, dan efisien dapat membantu menekan angka kejadian dan kematian
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap
1.4 Tujuan
Kabupaten Karanganyar.
1.5.1 Teoritis
1.5.2 Praktis
komperhensif.
TINJAUAN PUSTAKA
adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan Logan, 1986
9
10
keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua
sehat.
orang tua)
anak
b. Mensosialisasikan anak
kembang anak.
yang sehat
intelektual
13
atau istri
masyarakat.
kepergian anaknya.
14
anak–anaknya.
hidup
c. Keluarga berencana
e. Imunisasi
h. Interaksi keluarga
menular yang lazim pada anak-anak, anak jatuh, luka, luka bakar,
a. Hubungan pernikahan
c. Keluarga berencana
a. Orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak mulai
ditingkatkan
17
darah tinggi)
pernikahan
lain)
lain perawatan orang tua lanjt usia atau yang tidak mampu
psikologis
ginjal)
19
a. Faktor keturunan
b. Ciri perseorangan
c. Kebiasaan Hidup
2. Hipertensi Sekunder
Hipotiroidisme
Tabel 2.1
Kreteria penyakit hipertensi menurut JNC-V USA (Dalaimartha & Wijaya,
2004 dalam Reny, 2014)
Tekanan darah
No Kriteria
Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2. Perbatasan (high normal) 130-139 85-89
3. Hipertensi
Derajat 1: ringan (mild) 140-159 90-99
Derajat 2: sedang (moderate) 160-179 100-109
Derajat 3: berat (severel) 180-209 110-119
Derajat 4: sengat berat (very severe) >209 >120
2.2.3 Etiologi
atau transpor Na
perifer.
sama pada setiap orang, bahkan kadang timbul tanpa gejala. Secara
(Aspiani, 2014):
1. Sakit kepala
5. Telinga bedenging
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain (Novianti, 2006 dalam Aspiani,
2014)
2.2.5 Patofisologi
pelepasan renin.
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
Bare, 2002).
25
2.2.6 Pathway
elastisitas, arteriosklerosis
vasokontriksi Defisiensi
pengetahuan
gangguan sirkulasi
miocard diplopia
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Pengaturan Diet
1) Rendah garam
koroner.
27
juga berkurang.
c. Olahraga
2. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Oksigen
b. Pemantauan Hemodinamik
c. Pemantauan Jantung
d. Obat-obatan:
dan TPR.
menurunkan TPR.
reaksi dan respon individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap
2.3.1 Pengkajian
Proses pengkajian:
1. Penjajakan Keluarga
2. Pengumpulan Data
yang lain).
b. Kegiatan sehari-hari
c. Faktor sosial-buaya-ekonomi
d. Faktor lingkungan
tinggal.
diantaranya:
4) struktur peran
g. Fungsi kelurga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosial
(Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
2010).
33
5) Fungsi ekonomi
i. Pemeriksaan fisik
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Respirasi
(Tamher, 2009).
4) Rambut
5) Mata
6) Hidung
Untuk menilai simetris kanan dan kiri, ada lubang kanan dan
7) Telinga
8) Mulut
(Priharjo, 2007).
9) Leher
10) Dada :
a) Paru
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
b) Jantung
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
11) Abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auskultasi
d) Perkusi
12) Ekstremitas
Pada kaki dan tangan apakah terjadi oedema, ada varices atau
13) Kulit
j. Harapan keluarga
2012).
semuanya karena ada keterbatasan. Oleh karena itu, perlu disusun skala
1. Sifat masalah
sehat, dan krisis yang dapat diketahui. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan.
Bila maslah ini dapat diatasi dengan sumber daya yang ada (tenaga,
dana, dll), masalah akan berkurang atau mencegah lebih luas. Skala
masalah
waktu
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau
b. Kerumitan masalah.
4. Menonjolnya masalah
Tabel 2.3.2
Skala Penyusunan Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Prioritas
Kriteria Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala:
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
1. Nyeri akut
5. Intoleransi aktivitas
6. Defisiensi pengetahuan
(Ali, 2010):
tujuan
1. Nyeri akut
NOC:
a. Manajemen Nyeri
Kriteria Hasil:
Intervensi NIC:
kelelahan
NOC
Kriteria Hasil:
b. Kualitas tidur 5
Intervensi NIC:
b. Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik (misalnya, apnea
NOC:
Kriteria Hasil:
Intervevsi NIC:
perawatan
ekstrem
NOC:
b. Status sirkulasi
Kriteria Hasil:
Intervensi NIC:
5. Intoleransi aktivitas
NOC:
Kriteria Hasil:
Intervensi NIC:
6. Defisiensi pengetahuan
NOC:
Kriteria Hasil:
48
karbohidrat
Intervensi NIC :
kesehatan
kebutuhan gizi
(Nursalam, 2013).
METODE PENELITIAN
Desain penelitian pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu studi
kasus. Studi kasus pada intinya adalah meneliti kehidupan satu atau
yang ada pada obyek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan
fokus atau inti yang perlu diteliti. Fokus penelitian perlu dilakukan kerena
49
50
mengingat adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu serta supaya
informasi kualitatif sebagai penciri dan batasan yang dibuat oleh penulis.
3.3. Partisipan
(Sugiyono, 2013).
Karanganyar.
1. Lokasi
merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
tidak lain adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk
Karanganyar.
2. Waktu
2013).
1. Wawancara
Hal ini digunakan untuk hal-hal dari responden secara lebih mendalam.
2. Observasi
(Hidayat, 2014).
berikut:
a. Inspeksi
pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna kulit, bentuk
b. Palpasi
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dan dapat
c. Perkusi
daerah hepar.
d. Auskultasi
(Hidayat, 2014). Ada empat ciri-ciri bunyi yang perlu dikaji dengan
auskultasi yaitu:
3. Dokumentasi
mengambil data yang berasal dari dokumen asli, dokumen asli tersebut
4. Studi Kepustakaan
untuk melihat kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-hasil
2011). Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk
apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah
benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek
kembali pada sumber data asli atau sumber lain ternyata tidak benar,
2013).
data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan
kebenarannya terjamin.
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Swarjana, 2016).
opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian data
singkat, bagan, hubungan antar kategoti dan dengan teks yang bersifat
klien.
4. Kesimpulan
ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum
sebagai hipotesis, dan data menjadi teori jika didukung oleh data-data
yang lain. Dalam penelitian ini kesimpulan dilakukan dari data yang
59
HASIL
4.1 Hasil
evaluasi.
4.1.2 Pengkajian
A. Data Umum
60
61
6. Komposisi Keluarga
Klien 2
1 Ny. P P Istri 62 th Ibu rumah SD
tangga
2 Sdr. A L Anak 38 th Swasta SMA
7. Genogram
Klien 1
Klien 2
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Menikah
: Klien
8. Tipe keluarga
1. Tahap Pada saat ini keluarga Tn. K Pada saat ini keluarga Tn. W
perkembangan berada pada tahap berada pada tahap
keluarga saat ini perkembangan lanjut usia. tn. perkembangan lanjut usia. Tn.
K dan Ny. T memiliki 4 anak W dan Ny. P memiliki 3 anak
perempuan, anak pertama laki-laki, anak pertama sudah
sudah menikah dan memiliki berkeluarga mempunyai 1
2 anak, anak kedua dan ketiga anak, anak kedua belum
akan segera menikah, dan menikah sedangkan anak
anak keempat masih duduk di ketiga sudah menikah tetapi
Sekolah Menengah Atas. Saat belum mempunyai anak. Saat
ini Tn. K sudah mulai bekerja ini Tn. W sudah tidak bekerja
tetapi tidak semaksimal dulu karena sakit dan usianya yang
sehingga pendapatan menurun semakin tua.
karena penyakitnya dan Tugas perkembangan pada
usianya yang semakin tua. tahap ini adalah penyesuaian
Tugas perkembangan pada tahap masa pensiun dengan
tahap ini adalah penyesuaian cara merubah cara hidup,
tahap masa pensiun dengan mempertahankan pengaturan
cara merubah cara hidup, hidup yang memuaskan,
mempertahankan pengaturan menyesuaikan terhadap
hidup yang memuaskan, pendapatan yang menurun,
menyesuaikan terhadap memeprtahankan hubungan
pendapatan yang menurun, perkawinan, menyesuaikan
memeprtahankan hubungan diri terhadap kehilangan
perkawinan, menyesuaikan pasangan, mempertahankan
diri terhadap kehilangan ikatan keluarga antar generasi
pasangan, mempertahankan dan melakukan life review
ikatan keluarga antar generasi masa lalu.
dan melakukan life review
masa lalu.
C. Lingkungan
E. Fungsi keluarga
G. Harapan Keluarga
H. Pemeriksaan fisik
DO:
- Terlihat Ny. T selalu
mendampingi Tn. K saat
diwawancara.
- Keluarga hanya mengerti
hipertensi sebatas tensi tinggi
- Tn. K terlihat pucat beberapa
kali memegangi kepalanya
bagian belakang
- TD Tn. K : 140/90 mmHg.
- Nadi Tn. K 88x/menit.
DO:
- Keluarga terlihat tidak mampu
memberikan perawatan
- Keluarga terlihat bingung saat
ditanya cara merawat Tn. K.
- Keluarga hanya mengerti
hipertensi sebatas tensi tinggi
Klien 2
DS: Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Tn. W mengatakan mengalami keluarga mengenal manajemen kesehatan
hipertensi sejak 1 tahun yang masalah kesehatan dalam keluarga
lalu.
- Ny. P mengatakan Tn. W pernah
masuk RS dengan stroke 6 bulan
yang lalu.
- Keluarga mengatakan kurang
mengetahui masalah hipertensi.
- Tn. W mengatakan sering pusing
di bagian kepela belakang
- Tn. W mengatakan jarang
kontrol ke pelayanan kesehatan
- Ny. P mengatakan Tn. W tidak
minum obat hipertensi
DO:
- Tn. W terlihat gelisah, meringis
dan sering memijati kepalanya.
- Keluarga terlihat bingung saat
ditanya tentang penyakit Tn. W
- TD Tn. W : 170/100 mmHg.
- Nadi Tn. W : 92x/menit.
DS: Ketidakmampuan Ketidkefektifan
- Tn. W mengatakan tidak keluarga merawat manajemen kesehatan
memeriksakan kesehatan secara anggota keluarga yang dalam keluarga
rutin karena jarak Puskesmas sakit
terlalu jauh dari rumahnya
- Ny. P mengatakan tidak
mengetahui cara merawat Tn. W
setelah pulang dari RS karena
Ny. P sibuk berjualan untuk
memenuhi kebutuhan
- Tn. W mengatakan pengelihatan
masih cukup jelas meski ada
bercak putih pada matanya
- Keluarga mengatakan
memanggil fisioterapi ke rumah
untuk memberika terapi pada
tangan dan kaki Tn. W
DO:
- Keluarga terlihat kurang
75
Total : 3 2/3
Menonjolnya masalah: ½ x 1= ½
Ada masalah, tidak Keluarga mengatakan Tn.
perlu segera ditangani K dirawat dirumah dengan
sebisa dan seadanya
Total: 2 5/6
Klien 2
Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
Sifat masalah: 3 1 3/3 x 1 = 1 Tn. W mengatakan sering
Aktual pusing. Tn. W terlihat
gelisah, meringis dan
sering memijati kepalanya.
Total : 3 2/3
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
Sifat masalah: 3 1 1/3 x 1 =1 Keluarga mengatakan
Aktual tidak megetahui cara
merawat Tn. W
4.1.6 Perencanaan
Data pendukung
masalah
kesehatan Klien 1
dengan
Hipertensi
Data pendukung
masalah
kesehatan
keluarga
Data pendukung
masalah
kesehatan dengan Klien 2
Hipertensi
ke pelayanan kesehatan
kesehatan
Keluarga mampu Keluarga mampu
5. tidak minum
merawat: merawat:
obat
hipertensi
1623 Perilaku patuh keluarga 5616 Berikan Penjelasan
6. Tn. K terlihat
dan klien terhadap program pengobatan
pucat, lemas
pengobatan 0180 Pengelolaan latihan
dan beberapa
fisik dengan senam
kali memijati
hipertensi
kepalanya
bagian Keluarga mampu Keluarga mampu
memodifikasi memodifikasi
belakang
7. Rumah cukup lingkungan: lingkungan:
gelap, lembab
karena 1910 Keluarga mampu 6480 Manajemen
menyiapkan lingkungan
kurangnya
ventilasi dan lingkungan rumah yang
aman
penerangan
kurang Keluarga mampu Keluarga mampu
8. TD Tn. W: memenfaatkan fasilitas memenfaatkan
170/100 pelayanan kesehatan: fasilitas pelayanan
mmHg. kesehatan:
Nadi Tn. W: 1806 Keluarga mengetahui 7560 Motivasi keluarga
92x/menit sumber-sumber dan klien
RR Tn. W: kesehatan memeriksakan
24x/menit kesehatan secara
teratur
Data pendukung
masalah
kesehatan
keluarga
82
83
84x/menit
Rr Tn. K
22x/menit
Ketidakefektifa 2 1. Mengkaji 2 1. Mengkaji ulang 2 1. Melakukan 2 1. Melakukan tanya 2 1. Mengkaji ulang
n pemeliharaan pengetahuan pengetahuan tanya jawab jawab kembali pengetahuan
kesehatan di keluarga tentang keluarga tentang pada Tn. K dan pada Tn. K dan keluarga tentang
keluarga hipertensi hipertensi keluarga keluarga hipertensi
2. Memberikan 2. Memberikan 2. Menjelaskan mengenai 2. Mengingatkan
penjelasan pada penyuluhan kembali kepada hipertensi kepada Tn. K
Tn. K untuk kesehatan Tn. K dan 2. Mengingatkan untuk
mengkonsumsi tentang penyakit keluarga tentang kepada Tn. K mengkonsumsi
diet hipertensi hipertensi pengertian, untuk makanan yang
3. Menjelaskan tanda dan gejala, mengkonsumsi sesuai dengan
Respon kepada Ny. J faktor makanan yang diet hipertensi
DS : dan keluarga resiko,penyebab, sesuai dengan diet 3. Mengingatkan
Tn. K dan keluarga tentang komplikasi dan hipertensi kembali Tn. K
mengatakan kurang pengertian, cara pencegahan 3. Mengingatkan dan keluarga
memahami tentang tanda dan dan perawatan kembali Tn. K betapa
hipertensi dan cara gejala, faktor hipertensi dan keluarga pentingnya
merawat hipertensi resiko, 3. Mengingatkan betapa pentingnya menjaga
penyebab, kepada Tn. K menjaga kenyamanan
DO : komplikasi dan untuk kenyamanan lingkungan
Tn. K dan keluarga cara pencegahan mengkonsumsi lingkungan
nampak bersedia dan perawatan makanan yang Respon:
diberikan hipertensi sesuai dengan Respon DS:
pendidikan diet hipertensi DS : Tn. K dan keluarga
kesehatan mengenai Respon 4. Memberikan Tn. K dan keluarga mengatakan sudah
hipertensi DS : penjelasan pada mengatakan sudah mengetahui
Tn. K dan keluarga Tn. K dan mulai mengetahui pengertian
mengatakan sedikit keluarga betapa pengertian hipertensi, hipertensi, cara
memahami pentingnya cara mengontrol, dan mengontrol, dan
mengenai hipertensi menjaga diet hipertensi diet hipertensi
kenyamanan
85
DO : lingkungan DO : DO:
a. Tn. K dan Tn. K dan keluarga Tn. K dan keluarga
keluarga Respon sudah mampu sudah mampu
kooperatif saat DS : menjelaskan menjelaskan
diberikan Tn. K dan keluarga pengertian hipertensi pengertian
pendidikan mengatakan belum walaupun dengan hipertensi walaupun
kesehatan sepenuhnya dibantu perawat, cara dengan bahasa
mengenai mengetahui mengontrol hipertensi sendiri, cara
hipertensi mengenai dan diet untuk mengontrol
b. Tn. K dan hipertensi. hipertensi hipertensi dan diet
keluarga untuk hipertensi
nampak DO :
mengetahui diet Tn. K dan keluarga
hupertensi kooperatif dalam
tanya jawab
mengenai hipertensi
Klien 2 Jumat, 2 Juni 2017 Sabtu, 3 Juni 2017 Minggu, 4 Juni 2017 Senin, 5 Juni 2017 Selasa, 6 Juni 2017
Ketidakefektifa 1 1. Membina 1 1. Mengukur TTV 1 1. Mengukur TTV 1 1. Mengukur TTV 1. 1. Mengukur TTV
n manajemen hubungan 2. Memberikan 2. Memberikan 2. Mengingatkan 2. Menganjurkan
kesehatan b.d saling percaya pengajaran penjelasan kembali Tn. W keluarga untuk
ketidakmampu 2. Mengukur TTV tentang program untuk meminum membuat
an keluarga 3. Mendiskusikan pengobatan pengobatan obat secara lingkungan
mengenal dengan Tn. W yang dianjurkan dengan teratur yang yang aman
masalah dan keluarga 3. Melatih/mengaj meminum obat diberikan dokter 3. Menganjurkan
kesehatan dalam memilih arkan senam yang diberikan saat kontrol kembali pada
tindakan non hipertensi saat kontrol 3. Menganjurkan Tn. W untuk
farmakologi 3. Menganjurkan pada keluarga melakukan
4. Menganjurkan Respon pada keluarga untuk senam hiperten
kepada keluarga DS: untuk memeriksakan
untuk a. Tn. W memeriksakan Tn. W secara Respon
memeriksakan mengatakan Tn. W secara teratur DO:
Tn. W secara akan melakukan teratur 4. Menganjurkan a. Keluarga
86
5.1.8 Evaluasi
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
sakit
P: intervensi
dilanjutkan
Klien 2 02 Juni 2017 03 Juni 2017 04 Juni 2017 05 Juni 2017 06 Juni 2017
Dx 1 1,2 S: 1,2 S: 1,2 S: 1,2 S: 1,2 S:
Dx 2 - Tn. W - Tn.W - Tn. W - Tn. W - Keluarga
mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan akan
terkadang akan melakukan akan minum pusing membuat
pusing di senam obat berkurang lingkungan yang
bagian kepala hipertensi hipertensinya - Tn. W aman
belakang - Tn. W - Tn. W mengatakan - Keluarga
- Keluarga mengatakan mengatakan senam mengatakan
mengatakan masih pusing pusing mulai hipertensi sudah mengetahui
akan - Tn. W dan berkurang bermanfaat pengertian
memeriksakan keluarga dengan senam dalam hipertensi, cara
Tn. W secara mengatakan hipertensi mengurangi mengontrol dan
rutin seikit - Keluarga pusing diet hipertensi
- Tn. W dan memahami mengatakan - Tn. W akan O:
keluarga mengenai belum rutin minum - Tn. W terlihat
mengatakan hipertensi sepenuhnya obat mempraktekkan
kurang O: mengetahui hipertensinya senam hipertensi
memahami - Keluarga tentang - Tn. W dan dengan baik
tentang terlihat hipertensi keluarga - Tn. W dan
hipertensi kooperatif saat O: mengatakan keluarga mampu
O: diberikan - Tn. W terlihat sudah mulai menjelaskan
- Perawat pendidikan memprektekkan mengetahui pengertian
memberi kesehatan senam pengertian hipertensi
anjuran latihan - Tn. W terlihat hipertensi hipertensi, cara walaupun dengan
fisik senam sedang - Tn. W terlihat mengontrol, bahasa sendiri,
hipertensi mempraktekkan rileks dan diet cara mengontrol
92
- Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
sakit
P: intervensi
dilanjutkan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Pengkajian
ini menunjukkan bahwa antara hasil studi kasus dan teori yang sudah
2 tahun yang lalu tiba-tiba Tn. K jatuh dan pingsan saat berjalan di
94
95
6 bulan lalu mengalami stroke dan kelemahan pada tangan dan kaki
kirinya.
hasil studi kasus dan teori yang sudah ada tidak terdapat kesenjangan
Priyoto, 2007).
ibu rumah tangga. Tetapi selama Tn. K sakit dan tidak dapat bekerja,
Ny. T bekerja sebagai buruh cuci dan setrika baju di tetangga sekitar
tetapi Tn. W masih aktif ikut kerja bakti. Sedangkan status ekonomi
dilakukan oleh Teti Agutin (2015) diketahui yang bekerja sebagai ibu
guru 2,6% dan petani 20,5%. Hal ini mununjukkan bahwa antara hasil
studi kasus dan teori yang sudah ada tidak terdapat kesenjangan
(Notoatmojo, 2007).
tahun) sebanyak 6,4% sedangkan yang usia middle age (57-59 tahun)
studi kasus dan teori yang sudah ada tidak terdapat kesenjangan
terakhir pada Tn. W yaitu SD dan pendidikan terakhir Ny. P yaitu SD.
Hal ini sesuai dengan Komisi Nasional Lanjut Usia (2009) yang
ini mununjukkan bahwa antara hasil studi kasus dan teori yang sudah
2010).
99
hal beribadah Tn. K sangat disiplin terhadap istri dan anaknya untuk
diketahui oleh Wulandhani, dkk (2014) dilihat dari segi agama yang
lansia.
tinggi.
pekerjaan rumah, mata Tn. W terlihat ada sedikit bercak putih dan
menunjukkan antara hasil studi kasus dan teori tidak ada kesenjangan
sakit.
mengalami hipertensi.
pemicu, tanda gejala, dan tekanan darah normal dan tidak normal
dan obesitas.
(Arifah, 2008).
2014).
kuesioner.
5.1.5 Evaluasi
Pada evaluasi penulis sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu
dilakukan setiap hari selama tiga hari yaitu keluarga Tn. K dari
106
tanggal 27 Mei-01 Juni 2017 dan klien 2 (An. D) dari tanggal 02-06
Juni 2017.
cara merawat Tn. Data objektif keluarga Tn. K yaitu keluarga terlihat
Evaluasi hari ketiga pada keluarga Tn. K dan keluarga Tn. W yaitu
tekanan darah secara rutin. Data objektif yaitu pada keluarga Tn. K
kuesioner pengetahuan.
6.1 Kesimpulan
110
6.1.3 Intervensi Keperawatan
teratur.
6.1.5 Evaluasi Keperawatan
keluarga yang sakit. Pada awal pengkajian keluarga Tn. K dan Tn.
6.2 Saran
dapat berperilaku hidup sehat, yaitu dengan pola hidup yang sehat
kesehatan.
Kabupaten Karanganyar
Riwayat pendidikan :
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat Organisasi :
I. DATA UMUM
a. Nama KK :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pekerjaan KK :
e. Pendidikan KK :
f. Komposisi Keluarga
Hubungan
Jenis
No Nama dengan Usia Pekerjaan Pendidikan
Kelamin
KK
1
2
3
4
5
...
g. Genogram :
h. Tipe Keluarga :
i. Suku Bangsa :
j. Agama :
k. Status sosial ekonomi :
l. Aktivitas rekreasi keluarga :
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
c. Riwayat keluarga inti :
d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami-istri) :
III. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah :
b. Karakteristik tetangga dan komunitas :
c. Mobilitas geografi keluarga :
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
e. Sistem pendukung keluarga :
IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga :
b. Struktur kekuatan keluarga :
c. Struktur peran :
d. Nilai dan Norma Budaya :
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
b. Fungsi Sosialisasi :
c. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah:
1. Mengenal masalah:
2. Mengambil keputusan:
3. Merawat anggota keluarga yang sakit:
4. Memelihara/memodifikasi lingkungan:
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada:
d. Fungsi reproduksi :
e. Fungsi Ekonomi :
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang:
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi:
c. Strategi koping yang digunakan:
VII. HARAPAN KELUARGA
a. Persepsi keluarga terhadap perawat :
b. Harapan keluarga terhadap perawat :
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
2014
1
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta
57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Pembimbing I
Pembimbing II
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
NIM : J210.100.043
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRAK
Kasus kejadian hipertensi pada lansia tertinggi di Desa Wironaggan tahun
2014 paling tinggi dibanding penyakit lain yang tercatat 206 penderita. Tingginya
kejadian hipertensi disebabkan masih buruknya kepatuhan diet hipertensi, dan
buruknya diet hipertensi sebagai akibat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi
masih banyak yang belum baik. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara
peningkatan pengetahuan lansia lewat metode ceramah dan media leaflet. Tujuan
penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuandan kepatuhan diet hipertensi pada lanjut usia di desa Wironanggan
Kecamatan Gatak Sukoharjo. Rancangan penelitian menggunakan “Quasi
Eksperiment, dengan rancangan penelitian Pretest - Posttest with control group
design.sampel penelitian adalah anggota posyandu lansia sebanayk 33 lansia
kelompok perlakuan dan 33 lansia kelompok control. Teknik pengambilan sampel
menggunaka proportional random sampling. Instrument penelitian menggunakan
SAP diet hipertensi, kuesioner pengetahuan, dan kepatuhan diet hipertensi. Alat
analisis data menggunakan uji komparatif. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji
wilcoxon Sign Rank test pre test post test pengetahuan kelompok perlakuan
dengan p =0,015. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Paired sample test pre
test post test kepatuhan diet hipertensi kelompok perlakuan dengan p =0,445.
Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan lanjut usia dan tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
kepatuhan diet hipertensi pada lanjut usia. Masih diperlukan perilaku disiplin dari
lansia untuk patuh melakukan diet hipertensi agar tidak terjadi kekambuhan
hipertensi.
Abstract
Analisis Univariat
Pengetahuan tentang diit hipertensi
Kelompok perlakuan
Kelompok kontrol
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pre test post pengetahuan kelompok
kontrol
Tabel 3 memperlihatkan pengetahuan responden baik pada pre test maupun pada
post test dalam kategori kurang.
Kelompok kontrol
Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan pre test post diit hipertensi kelompok
kontrol
Pre test Post test
Kepatuhan
Jumlah % Jumlah %
Baik 13 39.4 16 48.5
Buruk 20 60.6 17 51.5
Jumlah 33 100.0 33 100.0
Tabel 5 memperlihatkan data kepatuhan responden baik pada pre test maupun
post test banyak dalam kategori kurang masing-masing 60,6% dan 51,5%.
digunakan oleh lansia dengan bertanya kesehatan, oleh karena itu hasil
mengenai akibat dari pola makan penelitian menunjukkan bahwa pada
yang selama ini dilakukan. Jawaban post test pengetahuan 60,6%
yang diterima oleh responden dari responden masih kurang.
petugas kesehatan juga dengan mudah
dipahami dan dimengerti sehingga Pre test Kepatuhan Diit Hipertensi
responden mempunyai niat yang kuat
untuk melakuan kepatuhan diit secara Berdasarkan hasil penelitian
baik. Notoatmodjo (2007) menyatakan kepatuhan diit hipertensi kelompok
Pendidikan kesehatan adalah suatu perlakuan pada pre test 63,6% masih
kegiatan atau usaha menyampaikan buruk dalam melakukan diit
pesan kesehatan kepada masyarakat, hiipertensi. Buruknya kepatuhan diit
Dengan harapan masyarakat, tidak terlepas dari masih kurangnya
kelompok atau individu dapat pemahaman tentang jenis makanan
memperoleh pengetahuan tentang yang dianjurkan, dibatasi ataupu
kesehatan yang lebih baik. Hasil dihindari. Buruknya kepatunhan diit
penelitian Afrianti (2014) hipertensi pada responden terbentuk
menyimpulkan bahwa dengan dari kebiasaan responden selama ini
pengetahuan yang baik pasien mengkonsumsi makanan seperti sayur
hipertensi dapat menjadi lebih baik bersantan, mengkonsumsi makanan
dalam melakukan diit hipertensi. berminyak seperti pisang goreng.
Berbeda halnya dengan Kebiasaan makanan bersantan yang
kelompok kontrol yang tidak hampir tiap hari dilakukan
mendapatkan pendidikan kesehatan. mengakibatkan buruknya pelaksanaan
Hasil post test pengetahuan diketahui diit hipertensi.
banyak dalam kategori kurang. Tidak Pada kelompok kelompok kontrol
adanya peningkatan pengetahuan dari hasil pre test 60,6 % masih buruk
tentang diit hipertensi menjadikan dalam kepatuhan diit hipertensi.
responden terhambat untuk Ketidak patuhan diit hipertensi sama
mendapatkan informasi secara baik dengan kelompok perlakuan, bahwa
dari kegiatan pendidikan kesehatan, responden dalam kesehariannya
meskipun sebelumnya dalam kegiatan mengkonsumsi makanan yang
posyandu lansia petugas pernah sebenarnya harus dibatasi maupun
memberikan informasi tentang diit dihindari seperti makanan rasa asin,
hipertensi. Responden yang tidak minum kopi. Oleh karena itu pada pre
menerima pendidikan kesehatan test kepatuhan diit diketahui masih
tentunya akan lebih tertinggal banyak yang buruk dalam penerapan
mengenai pengetahuan baru berkaitan diit hipertensi. Menurut Wong (2004),
dengan diit hipertensi. Notoadmojo kepatuhan adalah segala sesuatu
(2010) bahwa pengetahuan seseorang dimana perilaku klien/ keluarga sesuai
dapat dipengaruhi oleh faktor dengan program yang ditentukan
informasi. Seseorang yang mempunyai (misalnya meminum obat, mengikuti
sumber informasi yang lebih banyak diit, dan mengikuti perubahan gaya
akan memberikan pengetahuan yang hidup). Hasil penelitian Manan (2012)
lebih jelas termasuk menerima menyimpulkan bahwa perilaku tidak
informasi dari kegiatan pendidikan sehat seperti merokok, kurangnya
aktivitas fisik, masih mengkonsumsi
12
garam dalam jumlah yang banyak meningkat menjadi 48,5%. Pre test diit
menyebabkan terjadikan hipertensi di hipertensi peningkatan jumlah
wilayah kerja Puskesmas Bangkala responden dalam melakukan diit
Kabupaten Jeneponto. hipertensi ini dapat dipengaruhi oleh
adanya informasi dari peneliti
Post test Kepatuhan Diit Hipertensi mengenai penerapan diit hipertensi
yang baik. Informasi ini dijadikan
Berdasarkan hasil penelitan
sumber pengetahuan untuk melakukan
diketahui kelompok perlakuan 57,6%
diit hipertensi, meskipun penilaian
kepatuhan diit hipertensi sudah baik.
post test hanya berjarak 2 hari. Oleh
Hal ini dapat disebabkan proses dari
karena itu kemauan untuk
menerima informasi kesehatan setelah
menjalankan diit hipertensi dapat
mengikuti pendidikan kesehatan.
dilakukan secara baik sebanyak 2
Responden mulai mengerti bahwa apa
orang responden. Perilaku kepatuhan
yang selama ini dilakukan dalam
diit hipertensi ini sejalan dengan
mengkonsumsi makanan masih salah.
pendapat Notoadmojo (2010) bahwa
Salah dalam penerapan jenis makanan
perilaku seseorang dalam hal
yang dikonsumsi, seperti tetap makan
kesehatan dapat dipengaruhi oleh
bersantan, asin, mengkonsumsi telur
pengetahuan yang kemudian merubah
ayam dengan jumlah yang tidak sesuai
sikap menjadi lebih baik dan
dengan takaran diit hipertensi.
berpengaruh pada perilaku dalam
Menurut Notoadmojo (2007) bahwa
hidup sehat secara baik juga. Selain
pengetahuan mempunyai 6 tingakatan,
informasi dari peneliti pada saat pre
yaitu tahu, memahami,
test, Factor lain adalah karena
mangaplikasikan, menganalisis,
penyakit hipertensi yang sudah lama
sinstesis dan evaluasi. Responden
diderita dan setidaknya sudah
setelah tahu apa yang salah pada
mengetahuai jenis makanan yang
dirinya dalam diit hipertensi kemudian
dibatasi ataupun menjadi pantangan
memahami akibat yang terjadi apabila
dalam diit hipertensi, maka responden
tetap mengkonsumsi makanan yang
kelompok kontrol untuk mencoba
dihindari dan mengaplikasikan dalam
kembali melakukan diit hipertensi.
kehidupan sehari-hari. Bentuk
Secara keseluruhan data post test
kepatuhan diit dapat dilihat dari jenis
perilaku diit hipertensi masih dalam
makanan seperti konsumsi sayur dan
kategori buruk. Responden yang tidak
tidak bersantan, mengurangi rasa asin,
mendapat pendidikan kesehatan
dan tetap menjaga kesehatan.
menyebabkan kurangnya pemahaman
Kelompok kontrol pada post test
tentang makanan yang seharusnya
diketahui 51,5% masih tetap buruk
dihindari dan berdampak pada
meskipun pada pre test kepatuhan diit
kepatuhan diit hipertensi. Asupan gizi
hipertensi sebanyak 60,6%. Penurunan
yang terima oleh responden disajikan
nilai presentese tersebut
oleh anggota keluargapun tidak seusai
menggambarkan bahwa dalam rentang
dengan saran petugas kesehatan yang
waktu pre test dan post test
pernah diterima pada saat pemeriksaan
menjadikan sebagian responden lebih
kesehatan seperti puskesmas ataupun
patuh dalam menjalani diit hipertensi,
rumah sakit. Penelitian Agrina (2010)
hal ini terlihat dari pre test diit
menyimpulkan sebanyak 34 orang
hipertensi yang baik sebesar 39,4%
13
Beck, Mary E. (2011). Ilmu Gizi dan Notoatmojo. 2007. Promosi Kesehatan
Diet: Hubungannya Dengan Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Penyakit-penyakit Rineka Cipta
Untu
2007 Metodologi
k
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Perawat dan Dokter. Rineka Cipta
Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Tamher, S. & Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Wawan dan Dewi, A, (2010) Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Media
Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric, Alih Bahasa. Jakarta: EGC
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Health Education in the Improvement of Knowledge , Attitude and Practice in the Family with
Hypertension – a Pilot Study
Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat saat ini, prevalensi di Indonesia mencapai
31,7% tahun 2007 dan 25,8% pada tahun 2013, namun angka ini masih dalam kategori tinggi. Bila tidak ditangani
dengan baik sedini mungkin bisa menjadi the silent killer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
nonfarmakologis termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib pada penanganan hipertensi. Disamping tenaga medis, keluarga juga berperan penting,
namun pengaruh intervensi pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
keluarga dengan hipertensi masih kurang evidence terutama di Aceh. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dengan hipertensi di
Kemukiman Bluek Grong- Grong Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Intervensi Pendidikan kesehatan tentang
hipertensi dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi menggunakan media power point dan booklets. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain pre experimental berupa the one group pretest-posttest design terhadap 37
responden yang diperoleh secara simple random sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Teknik analisa data
menggunakan uji statistik parametrik Paired T-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan (p = 0,0001), sikap (p = 0,0001) dan keterampilan (p = 0,0001).
Diharapkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dapat dijadikan salah satu tindakan keperawatan pada keluarga
dengan hipertensi di komunitas.
Abstract
Hypertension is one of the major public health problem today, prevalence in Indonesia reached 31.7 % in 2007 and to
25.8 % in 2013, but this figure is still in the high category. If not handled properly as early as possible it can be “the
silent killer”. Some research suggests that non-pharmacological approaches include weight loss , alcohol restrictions ,
sodium and tobacco , exercise and relaxation are compulsory intervention on hypertension management. Other than
111
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
medical personnel, the family also plays an important role. However , the effect of health education interventions to
increase knowledge, attitudes and practice of families with hypertension still less evidence , especially in Aceh. This
study aims to determine the effect of health education to increase knowledge , attitude and practice of families with
hypertension in Bluek Grong-Grong Sub-Subdistrict Indrajaya Subdistrict Pidie District. Health education intervention
on hypertension with lectures, discussions and demonstrations using media power point and booklets. This research is
a quantitative research design pre experiment with the one group pretest-posttest design of the 37 respondents were
obtained through simple random sampling. The research instrument was a questionnaire. Data analysis techniques
using parametric statistical tests Paired t-test . The results showed there are significant health education to increase
knowledge (p = 0,0001), attitude (p = 0,0001), and practice (p = 0,0001). Expected health education about
hypertension can be one nursing actions on families with hypertension in the community.
112
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Latar Belakang dari 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai pengobatan secara adekuat (Rahajeng &
tekanan darah persisten dengan tekanan Tuminah, 2009). Jumlah penderita hipertensi
sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan di Indonesia pada tahun 1995 baru sekitar 5
diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi sering persen dari populasi. Survei tahun 2008 yang
disebut the silent killer atau “pembunuh diam- dilakukan WHO menjadi 32 persen (Widiani,
diam”, karena orang dengan hipertensi sering 2013).
tidak menampakkan gejala. Institut Nasional
Tahun 2007, prevalensi hipertensi di
Jantung, Paru dan Darah U.S.A.
Indonesia mencapai 31,7%. Prevalensi
memperkirakan sepuluh orang yang
menjadi 25,8% pada tahun 2013, namun
menderita hipertensi tidak sadar akan
angka ini masih dalam kategori tinggi bahkan
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita,
sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di
tekanan darah pasien harus dipantau dengan
masyarakat tidak terdiagnosis (Kemenkes,
interval teratur mengingat hipertensi
2013). Di Provinsi Aceh diketahui prevalensi
merupakan kondisi seumur hidup (Smeltzer
hipertensi mencapai 30.2%, paling tinggi di
& Barre, 2002).
Indonesia (Kemenkes, 2007).
Apabila hipertensi tidak terkontrol, akan
Di Kabupaten Pidie, kasus hipertensi yang
menyerang target organ, dan dapat
dirawat di puskesmas tahun 2012 berjumlah
menyebabkan serangan jantung, stroke,
1.590 kasus dan 919 kasus baru. Tahun 2013
gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari
jumlah kasus baru sudah mencapai 15.245
beberapa penelitian dilaporkan bahwa
kasus (Dinkes Pidie, 2014).
penyakit hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih Peningkatan kasus hipertensi terjadi di
besar terkena stroke, 6 kali lebih besar hampir semua Puskesmas. Di Puskesmas
terkena congestive heart failure, dan 3 kali Indrajaya misalnya pada tahun 2013 telah
lebih besar terkena serangan jantung merawat rata-rata 65 kasus hipertensi
(Rahajeng & Tuminah, 2009; Lu, et al. perbulan dan periode Januari sampai dengan
2015). Juni 2014 sebanyak 466 kasus atau 143 kasus
perbulan (Puskesmas Indrajaya, 2014). Ini
Data dari World Heath Organization (WHO)
merupakan peningkatan jumlah kasus yang
dan the International Society of Hypertension
sangat signifikan. Sedangkan jumlah
(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita
penderita hipertensi di Kemukiman Bluek
hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta
Grong-Grong Kecamatan Indrajaya
diantaranya meninggal setiap tahunnya,
Kabupaten Pidie sebanyak 114 orang yang
7
113
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
tersebar di 16 desa. tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemahaman yang benar mengenai
Menurut Friedman (2010) salah satu fungsi
hipertensi. Namun demikian, efektifitas
keluarga adalah fungsi perawatan atau
pendidikan kesehatan belum sepenuhnya
pemeliharaan kesehatan yaitu keluarga
diketahui pengaruh pendidikan kesehatan
berfungsi untuk mempertahankan keadaan
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan
kesehatan anggota keluarga, namun
keterampilan keluarga terutama dalam
kenyataannya banyak keluarga yang tidak
merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
memiliki kemampuan merawat anggota
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keluarga dengan hipertensi sehingga
apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan
diperlukan intervensi pendidikan kesehatan
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan
bagi keluarga. Masyarakat tidak sepenuhnya
keterampilan keluarga dengan hipertensi
memahami hipertensi dan manfaat early
diagnosis dan early prevention, terutama Metode
masyarakat berpendidikan rendah dan Desain penelitian adalah pre experimental
kelompok tidak bekerja. dengan rancangan the one group pretest-
posttest. Penelitian dilakukan di Kemukiman
Pendidikan kesehatan sebagai intervensi
Bluek Grong-Grong wilayah kerja Puskesmas
keperawatan mandiri dapat direncanakan
Indrajaya kabupaten Pidie pada tanggal 16
untuk meningkatkan kemampuan keluarga
Maret sampai dengan 25 April 2015. Populasi
dalam merawat anggota keluarga yang
dalam penelitian ini adalah semua keluarga
mengalami hipertensi. Keluarga merupakan
yang anggota keluarganya menderita
sumber daya penting pemberian layanan
hipertensi yang tinggal di Kemukiman Bluek
kesehatan, baik bagi individu maupun
Grong-grong Kecamatan Indrajaya
keluarga. Saat perawatan difokuskan pada
Kabupaten Pidie sebanyak 114 keluarga.
keluarga, efektifitas perawatan terbukti
Teknik sampel dengan simple random
meningkat. Pengkajian dan pemberian
sampling berjumlah 37 orang. Instrumen
layanan kesehatan keluarga adalah hal yang
penelitian menggunakan kuesioner yang
penting dalam membantu tiap anggota
dirancang oleh peneliti yang telah diuji
keluarga mencapai tingkat kesejahteraan yang
validitas dan reliabilitas.
optimum (Gilliss & Davis, 1993 dalam
Friedman, 2010). Metode pengumpulan data dilakukan dalam
beberapa tahapan. Pretest satu kali pada setiap
Pendidikan kesehatan merupakan prioritas
responden. Satu minggu setelah pretest
utama dan merupakan salah satu intervensi
dilanjutkan dengan kegiatan intervensi berupa
keperawatan yang efektif untuk meningkatkan
114
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
pendidikan kesehatan 4 (empat) kali Hasil
pertemuan dengan interval waktu 1 (satu) Data karakteristik responden dapat terlihat
minggu. Intervensi pertama sampai dengan pada Tabel 1.
ketiga dilakukan secara kelompok di Aula
Tabel 1. Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin
Puskesmas Indrajaya dengan metode ceramah dan Pendidikan (n = 37)
menggunakan media power point dan booklets
selama 60 menit dengan materi pendidikan No Karakteristik f %
1 Umur
kesehatan tentang perawatan hipertensi
Remaja Akhir (17 – 25
meliputi pengertian tekanan darah tinggi, Tahun) 11 29,7
Dewasa Awal (26 – 35
penyebab, gejala, komplikasi, ketaatan pada Tahun) 14 37,8
pengobatan, manajemen berat badan, nutrisi Dewasa Akhir (36 – 45
Tahun) 9 24,3
dan aktivitas fisik. Nutrisi atau diet pada Lansia Awal (46 – 55 Tahun) 3 8,1
hipertensi terdiri dari rendah lemak, rendah 2 Jenis Kelamin
4 10,8
Laki-laki
garam, tinggi buah-buahan, sayuran dan ikan. 33 89,2
Perempuan
dengan metode demontrasi dan redemonstrasi Berdasarkan tabel 1 di atas sebagian besar
selama 30 – 40 menit dengan materi cara responden dengan kelompok umur dewasa
mengukur tekanan darah di rumah. Tahapan dengan dewasa awal dan dewasa akhir 62,1%,
terakhir dilakukan posttest 1 kali pada setiap jenis kelamin perempuan 89,2% dan tingkat
responden. pendidikan menengah dan tinggi 72,9%.
115
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Tabel 2. Perbedaan Nilai Rata-Rata ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
Pengetahuan, Sikap dan
(Purwati, et al., 2014) terdapat pengaruh
Keterampilan Responden Pretest
dan Posttest
6 07 95
manajemen diri, dan mengendalikan kebiasaan
Sikap
5 5 98
bahwa program pendidikan hipertensi dapat
Keterampilan
Nilai rata-rata (mean) pengetahuan responden (mean) sikap responden pretest 80,16 dan
pretest 46,62 dan posttest 69,86 (0,0001) posttest 88,05 (0,0001) menunjukkan ada
menunjukkan ada pengaruh pendidikan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan peningkatan sikap keluarga dengan hipertensi.
keluarga dengan hipertensi. Nilai rata-rata Nilai rata-rata (mean) keterampilan responden
116
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN:
pretest2338-6371
20,72 dan posttest 86,49 (0,0001)
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
menunjukkan ada pengaruh pendidikan
pemberian pendidikan tentang hipertensi
kesehatan terhadap peningkatan keterampilan
terhadap peningkatan pengetahuan mengelola
keluarga dengan hipertensi.
hipertensi. Hasil penelitian Bayo (2008) bahwa
ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
Pembahasan
pengetahuan klien tentang cara pencegahan
Penelitian ini menemukan ada pengaruh
hipertensi.
pendidikan kesehatan terhadap peningkatan
pengetahuan keluarga dengan hipertensi. Hal
Proses belajar dalam pendidikan kesehatan
merupakan proses terjadinya perubahan
kemampuan pada subjek belajar dengan
keluaran yang diharapkan adalah kemampuan
sebagai hasil perubahan perilaku dari sasaran
didik (Notoatmodjo, 2010). Peningkatan
pegetahuan yang terjadi setelah diberikan
pendidikan kesehatan merupakan salah satu
aspek kemampuan yang dicapai oleh sasaran
didik sebagai akibat adanya proses belajar.
117
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Pendidikan kesehatan merupakan aktifitas Ali (2000) bahwa penyuluhan kesehatan
pembelajaran yang dirancang oleh perawat adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
sesuai kebutuhan klien. Pencapaian tujuan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
pendidikan kesehatan akan lebih mudah keyakinan, sehingga orang tidak saja sadar,
dengan penggunaan media pembelajaran yang tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
sesuai dan dapat meningkatkan kemudahan melakukan suatu anjuran yang ada
penerimaan informasi. Menurut Nies dan hubunganya dengan kesehatan.
McEwen (2001) penggunaan alat bantu berupa Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa
tulisan akan lebih menghasilkan peningkatan pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan
pengetahuan daripada dengan kata-kata. ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pendidikan kesehatan tentang perawatan
Penginderaan terjadi melalui pancaindera
hipertensi dilakukan dengan menggunakan
seseorang. Pengetahuan merupakan domain
media berupa power point dan booklet.
yang sangat penting untuk terbentuknya
Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa
tindakan seseorang.
kurang lebih 75% dari pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata, sedang sisanya Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian
melalui indera yang lain. Dengan dan teori-teori terkait tersebut di atas, maka
menggunakan power point dan booklet, dapat diasumsikan bahwa pendidikan
informasi yang disampaikan melalui mata kesehatan tentang perawatan hipertensi pada
lebih banyak, sehingga informasi akan lebih keluarga dengan hipertensi memiliki pengaruh
mudah diterima oleh keluarga. yang positif terhadap peningkatan pengetahuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga
Berdasarkan hasil penelitian ini pendiddikan
yang menderita hipertensi di rumah.
kesehatan efektif untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang perawatan Namun demikian diketahui bahwa sebelum
hipertensi di Kemukiman Bluek Grong-grong diberikan pendidikan kesehatan tentang
Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Hal ini hipertensi, responden telah memiliki
dimungkinkan karena responden juga sudah pengetahuan tentang hipertensi yang dapat
merawat keluarganya yang menderita dilihat dari mean skor pretest pengetahuan
hipertensi dan materi pendidikan kesehatan yaitu 46,62 artinya bahwa responden sudah
diberikan dengan metode ceramah dan pernah memperoleh informasi tentang
menggunakan media power point dan booklets hipertensi dari petugas kesehatan, televisi,
sehingga responden dapat memahami pesan surat kabar ataupun buku bacaan.
dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
118
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Selanjutnya, penelitian ini menemukan ada atau evaluasi terhadap suatu objek; dan
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kecenderungan untuk bertindak.
peningkatan sikap keluarga dengan hipertensi.
Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian di
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
atas, maka dapat diasumsikan bahwa sikap
(Susanti, et al., 2012) bahwa ada pengaruh
keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang signifikan antara pemberian pendidikan
yang menderita hipertensi sangat dipengaruhi
kesehatan dan sikap baik sebelum dan sesudah
oleh pemahaman keluarga tersebut tentang
diberikan pendidikan kesehatan tentang
tatacara perawatan hipertensi di rumah yang
hipertensi terhadap sikap dalam mengelola
dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan.
hipertensi.
Pendidikan kesehatan tentang perawatan
Penelitian Ludianita, 2013 menunjukkan hipertensi pada anggota keluarga dapat
terdapat interaksi pengaruh pendidikan memberikan informasi yang dibutuhkan
kesehatan dan sikap terhadap perilaku keluarga yang dapat meningkatkan
penderita hipertensi. Penelitian Widyasari, et pengetahuan keluarga sehingga keluarga dapat
al., (2010) menunjukkan peningkatan yang menentukan sikap yang lebih baik dalam
signifikan secara statistik dalam pengetahuan perawatan hipertensi anggota keluarga.
dan sikap sebelum dan sesudah pendidikan.
Namun demikian diketahui bahwa sebelum
Hasil penelitian Songjanan, et al., (2013)
diberikan pendidikan kesehatan tentang
bahwa ada perbedaan sikap yang bermakna
hipertensi, responden telah memiliki sikap
antara sebelum dan setelah diberikan
yang baik tentang hipertensi yang dapat
pendidikan kesehatan.
dilihat dari mean skor pretest sikap yaitu
Menurut Notoatmodjo (2010) sikap adalah 80,16 artinya bahwa responden sudah pernah
respon tertutup seseorang terhadap stimulus memperoleh informasi tentang hipertensi dari
atau objek tertentu yang sudah melibatkan petugas kesehatan, televisi, surat kabar
faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan ataupun buku bacaan.
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik dan sebagainya). Dalam Selanjutnya, penelitian ini menemukan ada
menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pikiran, keyakinan dan emosi memegang peningkatan keterampilan keluarga dengan
peranan penting. Menurut Notoatmodjo (2010) hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh
sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu Ludianita (2013) menunjukkan terdapat
kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
terhadap suatu objek; kehidupan emosional perilaku penderita hipertensi. Hasil penelitian
119
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
Baghianimoghadam, et al., (2009) bahwa Penelitian Jafar, et al., (2010) menunjukkan
program pendidikan kesehatan dapat hasil bahwa keluarga berdasarkan pendidikan
membantu dan diperlukan untuk meningkatkan kesehatan di rumah secara signifikan
perilaku monitoring tekanan darah sendiri memperbaiki peningkatan tenanan darah. Hasil
pada pasien dengan hipertensi. Hasil penelitian penelitian Park, et al., (2010) menunjukkan
Foroushani, et al., (2014), bahwa terdapat setelah intervensi tekanan darah pada
pengaruh yang signifikan antara promosi kelompok eksperimen menurun secara
kesehatan terhadap perubahan gaya hidup signifikan dibandingkan kelompok kontrol.
Lansia dengan penyakit kronis.
Hasil penelitian Saldana, et al., (2013) bahwa
Penelitian Oliveria, et al., (2005) menunjukkan intervensi pendidikan terstruktur berdasarkan
bahwa, meskipun pengetahuan umum dan kebutuhan individu diidentifikasi, ditambah
kesadaran hipertensi memadai, pasien tidak dengan pemberdayaan individu dan
memiliki pemahaman yang komprehensif pemantauan dilakukan oleh para profesional
tentang kondisi ini. sehingga diperlukan keperawatan, memungkinkan untuk mencapai
program pendidikan pasien dan intervensi perilaku permanen sehubungan dengan
pada risiko kardiovaskular yang terkait dengan perawatan diri, memfasilitasi pengetahuan diri
hipertensi tidak terkendali, terutama dan perubahan pola perilaku, selain
peningkatan kadar tekanan darah sistolik. penguasaan keterampilan dan pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2010) hasil pendidikan
Penelitian Xue & Lewin (2008) menunjukkan
orang dewasa adalah perubahan kemampuan,
ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
penampilan atau perilakunya, perubahan
manajemen diri pasien dimana terjadi
perilaku didasari adanya perubahan atau
perubahan yang singnifikan pada gaya hidup
penambahan pengetahuan, sikap, atau
pasien setelah menjalani 4 kali pendidikan
keterampilannya.
selama 5 minggu. Hasil penelitian Wang &
Abbott (2001) menunjukkan bahwa program- Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian
program pendidikan, dukungan keluarga dan dan teori-teori terkait tersebut di atas, maka
layanan kesehatan telah dapat menurunkan dapat diasumsikan bahwa pendidikan
tekanan darah pada 80% dari peserta dengan kesehatan tentang perawatan hipertensi pada
hipertensi dan dapat menurunkan kadar keluarga memiliki pengaruh yang positif
glukosa darah sampai dengan rata-rata 57,86 terhadap peningkatan keterampilan keluarga
gr/dl pada 80% dari peserta dengan diabetes dalam merawat anggota keluarga yang
mellitus dalam waktu satu tahun menderita hipertensi di rumah khususnya
keterampilan tentang cara mengukur tekanan
120
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
darah. Pendidikan kesehatan tentang cara Referensi
mengukur tekanan darah yang dilakukan Ali Z., (2000). Dasar-dasar keperawatan
dengan metode demonstrasi dan redemonstrasi profesional, Jakarta: Widya Medika.
yang dapat diamati dengan mata dapat
meningkatkan kemampuan atau keterampilan Baghianimoghadam, M.H., Rahaee, Z.,
keluarga dalam mengukur tekanan darah Morowatisharifabad, M.A., Sharifirad,
G., Andishmand, A., & Azadbakht, L.
anggota keluarga sehingga keluarga dapat (2009). Effect of education on self-
memantau tekanan darah anggota keluarga monitoring of blood pressure based on
BASNEF model in hypertensive
yang mengalami hipertensi setiap hari. patients. Journal of Research in
Medical Sciences, 15(2), 70-77.
Disamping itu juga dengan memiliki
keterampilan mengukur tekanan darah, Bayo, M.B., (2008). Pengaruh pendidikan
seseorang juga sudah memahami tentang kesehatan terhadap pengetahuan klien
tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga tentang cara pencegahan hipertensi di
kelurahan tijomoyo semarang.
akan termotivasi untuk memeriksa tekanan
darah anggota keluarga yang mengalami
hipertensi secara rutin dan menggunakan Beigi, M.A., Zibaeenezad M.J., Aghasadeghi
K., Aghasadeghi, K., Jokar, A.,
fasilitas pelayanan kesehatan. Shekarforoush, S., & Khazraei, H.
(2014). The effect of educational
Kesimpulan program on hypertension management.
International Cardiovascular Research
Berdasarkan hasil penelitian dapat Journal, 8(3) 94-98.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap peningkatan Branch, W.T., Alexander R.W., Schlanta R.C., &
Hurst J.W. (2000). Cardiology in
pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga
primary care. New York: McGraw-Hill
dengan hipertensi.
Companies.
dan 2013
122
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
R, Bowden, Elaine G. Jones; Jakarta: Pharm, C.D & Hill, M.N. (2005).
EGC Hypertension knowledge, awareness, and
attitudes in a hypertensive population,
Journal of General Internal Medicine, 20
Jafar, T.H., Islam, M., Hatcher, J., Hashmi, S.,
(3).
Bux, R., Khan, A., et al, (2010).
Community based lifestyle intervention
for blood pressure reduction in children
and young adults in developing
country, BioMedical Journal, 340.
124
Jurnal Ilmu Keperawatan
Mardhiah
ISSN: 2338-6371
hipertensi kehamilan terhadap sikap
pemeliharaan tekanan darah ibu hamil
di puskesmas debut kabupaten maluku
tenggara, e-library
stikes
nanihasanuddin-merlinelis-212-1-
artikel, 9(2), 2302-1721.
http://health.kompas.com/read/2013/04/
04/15544899 diakses tanggal 5 Mei
2014
125