Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PANCASILA PADA MASA ORDE LAMA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA


DOSEN PENGAMPU : DONIE

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

ALIFIA IRANY DAMAYANTHY : 1118210175


AFRIANSA SETYA PUTRA : 1118210186
RUDI : 1118210257
YOSSI : 1118210188

UNIVERSITAS PANCASILA
JL. LentengAgungTimur No.56-80 SerengsengSawah, Jagakarsa
2018-2019

Kata Pengantar
Assalamualaikum.Wr.Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila pada masa Orde

Lama. Dapat kami selesaikan dengan cermat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tanpa pertolonganya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk menyerahkan hasil tentang pembelajaran Pendidikan

Pancasila sebagai tugas di semester ini.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Harapan

kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga

kedepannya dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun, sehingga berguna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi

kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum.

Jakarta, 26 September 2018


BAB I

A. Latar Belakang

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati diri dan
nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dan Pancasila menjadi
landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa serta
mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila merupakan ideologi bagi negara Indonesia dan
menjadi satu-satunya ideologi yang dipakai oleh Indonesia pada masa itu. Pancasila yang
lahir pada tanggal 1 Juni 1945 digunakan sebagai dasar negara resmi yang digunakan untuk
mengatur Indonesia. Pancasila merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
mementingkan semua komponen dari Sabang sampai Merauke.

Di setiap masa, Pancasila mengalami perkembangan terutama dalam mengartikan dan


mengimplementasikan Pancasila itu sendiri. Dalam pemahaman paradigma Pancasila yang
berbeda-beda menimbulkan perbedaan pengimplemantasian yang sangat berpengaruh
terhadap kebijakan dan keputusan yang telah dibuat untuk kepentingan rakyat. Dan kelompok
ini akan menjelaskan mengenai Pancasila pada masa Orde lama. Pada masa ini, pancasila
dipahami berdasarkan sosial-budaya yang ada di Indonesia saat masih dalam masa penjajahan
hingga kemerdekaan.

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai pada masa orde lama,
tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia baru memproklamirkan diri
kemerdekaannya. Apalagi Soekarno akhirnya menjadi presiden yang pertama Republik
Indonesia.

Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang


terkandung di dalam Pancasila disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang telah ada
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pencetus dan penggali Pancasila yang pertama
adalah Soekarno sendiri. Sebagai tokoh nasional yang paling berpengaruh pada saat itu,
memilih sila-sila yang berjumlah 5 (lima) yang kemudian dinamakan Pancasila dengan
pertimbangan utama demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari Sabang sampai
Merauke.

Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa wajib
diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila
melalui kebijakan ternyata tidaklah mulus, karena sangat dipengaruhi oleh pimpinan yang
menguasai negara, sehingga pengisian kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila
menampilkan bentuk dan diri tertentu.
B. Rumusan Masalah

1. Apa makna ideologi bagi suatu negara ?


2. Kenapa bisa terjadi implementasi pada era Orde Lama dan penyimpangannya ?
3. Bagaimana terjadinya pelaksanaan ideologi Pancasila pada era Orde Lama ?
4. Bagaimana sejarah Pancasila pada era Orde Lama ?
5. Bagaimana berakhir nya Orde Lama ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna Ideologi bagi suatu Negara

Pentingnya ideologi dilihat dari fungsi dan peranannya. Makna dan arti ideologi bagi
suatu negara/bangsa adalah sesuatu memiliki fungsi sebagai pandangan hidup dan sebagai
petunjuk arah semua dalam kehidupan hidup serta penghidupan bangsa di berbagai aspek-
aspek atau bidang dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat
dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin
realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi
mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk
masyarakat menuju cita-citanya.

Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara untuk
mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam
ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.

 Ideologi Terbuka
        Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik
seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali
kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka.
Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi
masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsadah itu.
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai
latar belakang budaya dan agama.

 Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah
kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan
diubah sesuai dengan ideologi tersebut Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua
bidang kehidupan. Ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang
informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi
ideologi tersebut.
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

 Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu system pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.

 Ideologi Partikular
Ideologi Partikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.

2. Implementasi pada Era Orde Lama dan Penyimpangannya

a. Implementasi pada Era Orde Lama

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950,
periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

 Pada periode 1945-1950


Implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada
upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis
oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan
mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan
masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan
penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan
mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan politik, sila keempat yang
mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi
yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya berfungsi
sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya
walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang
presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system presidensiil tak dapat
diwujudkan.
 Pada periode 1950-1959
Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan
berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada
periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya
pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI.
Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu
1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu
tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis
politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit
Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan
kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak
menjamin stabilitas pemerintahan.

 Pada periode 1959-1965


Dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada pada
kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada
pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter,
diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan
Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti
adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan
nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi
lain. Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan pemahaman
Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan
bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala
Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional.
Hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun
posisi Indonesia tetap dihormati di dunia internasional dan integritas wilayah serta
semangat kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik adalah Pancasila
telah diarahkan sebagai ideologi otoriter, konfrotatif dan tidak memberi ruang pada
demokrasi bagi rakyat. kesimpulan orde lama periode 1959-1965

b. Penyimpangan implementasi Pancasila pada Era Orde Lama

Adanya penyelewengan pada sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat
tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan pada tahun 1945-1950 adalah
demokrasi parlementer, dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala, sedangkan kepala
pemerintahan dipegang oleh Perdana Mentri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya
stabilitasbpemerintah.
 Sistem pemerintah tahun 1950-1959 yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak
individual.
 Anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang
diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan.
 Pada periode 1959-1965 menerapkan demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila, tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno.
 Presiden Soekarna melakukan pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut
dengan USDEK (U.U.D. '45 Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi
Terpimpin dan Kepribadian Indonesia.) dan meyebarkan Nasionalis, Agama, dan
Komunis.
 Adanya upaya-upaya yang mengganti Pancasila sebagai dasar negara faham komunis
oleh PKI melalui pembentrokan Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang ingin
mendirikan negara dengan dasar Islam.

3. Pelaksanaan Ideologi Pancasila pada Era Orde Lama

Anda mungkin juga menyukai