Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
(Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa
menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut,
agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan
manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai
masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
2. Pertukaran gas alveolar Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan
berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi
adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran
kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
3. Transpor oksigen dan karbon dioksida Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah
tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan
dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
b. Pernapasan internal Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses
metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen
dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses
ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan
sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif
mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih ( obesitas ) dapat menghambat ekspansi paru, sedangkan
malnutrisi berat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang akan mengurangi
kerja otot pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolic.
c. Merokok
Merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah perifer.
4. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu ( panas & dingin ) dapat berpengaruh terhadap afinitas / ketuaan ikatan
Hb & oksigen
b. Kegiatan
Pada dataran tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga tekanan
oksigen juga ikut turun, Akibatnya orang akan mengalami peningkatan frekuensi
pernapasan dan denyut jantung.
c. Polusi
Asap dan debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing dan berbagai gangguan
pernafasan lain.
Wartonah, Tarwoto. 2006
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas
II.3.1 Tujuan Kriteria Hasil
Menujukkan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan oleh satatus pernafasan:
status ventilasi dan pernafasan yang tidak terganggu: kepatenan jalan nafas; dan
tidak ada penyimpangan tanda vital dari rentang normal
Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak terganggu, yang dibuktikan
oleh indicator gangguan sebagai berikut *(sebutkan 1-5: gangguan ekstrem,
berat sedang, ringan, tidak ada gangguan):
Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas
Ekspansi dada simetris
Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernafasan: ventilasi, yang
dibuktikan oleh indicator berikut (sebutkan 1-5:gangguan ekstrim, berat sedang
ringan, tidak ada gangguan
Penggunaan otot aksesorius
Suara nafas tambahan
Pendek nafas
Aktivitas kolaboratif
Laporkan segala perubahan pada warna secret paru yang menyerupai makanan atau
asupan makanan
Konsultasikan kepada ahli terapi okupasi
Lakukan perujukan kea gen perawatan dirumah untuk mendapat bantuan perawatan
dirumah
Kewaspadaan aspirasi (NIC): sarankan konsultasi pada ahli patologi bicara, jika
perlu
Aktivitas lain
Berikan waktu kepada pasien untuk menelan
Sediakan kateter pengisap disamping tempat tidur pasien dan lakukan pengisapan
selama makan jika perlu
Libatkan keluarga selama pasien makan
Berikan dukungan dan penenangan
Tempatkan pasien pada posisi semifowler atau fowler saat makan, jika
dikontraindikasikan gunakan posisi berbaring miring
Gunakan spuit jika perlu saat memberikan makan
Variasikan konsistensi makan untuk mengidentifikasi jenis makanan yang lebih
mudah ditoleransi pasien
Untuk pasien yang terpasang slang trakeostomi atau endotrakeal kembangkan
manset selama dan setelah makan
Kewaspadaan aspirasi (NIC):
Tinggikan bagian kepala tempat tidur selama 30-45 menit setelah makan
Potong makanan kecil-kecil
Berikan makanan dlam jumlah sedikit
Hindari cairan atau penggunaan agen pengental
Patahkan atau haluskan tablet obat sebelum digunakan
Minta obat dalam bentuk eliksir
Perawatan dirumah
Ajarkan pemberi asuhan keluarga bagaimana menggunakan mesin pengisap secret
Untuk bayi dan anak-anak
Pilih mainan yang sesuai dengan usia tanpa bagian-bagian mainan yang kecil dan
dapat dibongkar pasang, jangan berikan balon kepada anak yang masih kecil
Hindari makanan seperti kacang, permen karet, anggur dan permen kecil
Ajarkan orangtua untuk tidak menopang botol
Untuk bayi baru lahir dengan sumbing bibir atau sumbing palatum rujuk kestaf
perawatan pediatric untuk teknik pemberian makan
Untuk bayi baru lahir yang normal, selalu ingat bahwa bayi sangat mudah
mengalami regurgitasi saat diberikan makanan, pastikan bayi tegak dan sendawakan
dengan sering selama makan, posisikan bayi berbaring miring
Untuk lansia
Individu lansia yang rapuh mugkin memerlukan penatalaksanaan kasus untuk
mempertahankan hidup yang mandiri, lakukan perujukan sesuai kebutuhan dan jika
tersedia
Mungkin memerlukan pemeriksaan menelan yang dimodifikasi untuk memastikan
kemampuan menelan secara aman, terutama pasca CVA.
III. Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGC
NANDA. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi
3. Salemba:Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta
Buku Ajar Biologi, Hal : 21, Penerbit : Citra Pustaka, Penulis : Ikhsan Hanafi, S.Pd.
Banjarmasin………………….2016
(………………………………………) (……………………………………..)