Anda di halaman 1dari 5

Kamis, 11/02/21

TAMPILAN DATA HUJAN


Data hujan dapat di presentasikan dalam grafik

1. Mass Curve of Rainfall: cumulative rainfall vs time


 Data hujan di tampilkan berdasarkan sumbu-X sebagai waktu dan sumbu-Y merupakan
akumulasi kedalaman hujan tersebut.
 Fungsi: untuk melihat potensi banjir. Ketika dalam suatu wilayah tidak memliki darinase yg
cukup baik, hal ini menyebabkan dataran dapat penuh. Atau dapat mengetahui ketika
membuat penampungan air hujan/resevoir pada hari keberapa tangki tersebut akan penuh
dengan air hujan.
2. Hyetograph: rainfall intensity vs time
 Data ditampilkan dengan sumbu-X sebagai waktu dan sumbu-Y intensitas hujan (cm/h).
Selama perjam berapa kedalaman hujan yg jatuh kemuka bumi.
 Fungsi: untuk melihat di rentang waktu berapap hujan tersebut turun sangat deras/besar.
3. Point Rainfall
 Data hujan yg ditampilkan berdasarkan persebarannya.
 Fungsi:
4. Moving average
 Melihat curah hujan ditiap tahun.
 Forecasting time series
 Smooth the serial of data

PERHITUNGAN PRESIPITASI
 Ketika hasil pengukuran presipitasi akan tinggi dengan meningkatnya jumlah alat ukur
hujan yg digunakan, namun hal tersebut sulit diperoleh karena kebutuhan biaya yang
tinggi. Oleh sebab itu, metode statistic yg sering digunakan dalam perhitungan curah
hujan
 Tahap perhitungan curah hujan;
1. Analisis curah hujan
2. Melengkapi data hujan
3. Uji konsistensi
4. Uji homogenistas
5. Analisis curah hujan harian maksimum
6. Analisis intensitas hujan

1. ANALISIS CURHA HUJAN


 Untuk menghitung curah hujan rata – rata harian, bulanan, dan tahunan di suatu Sub-DAS
atau DAS, umumnya digunakan tig acara perhitungan, yaitu:
1. Rata – rata aritmatik
2. Teknik polygon (Thiessen Polygon)
3. Metode Isohiet

METODE RATA – RATA ARITMATIK


 Metode ini adalah metode yg paling sederhana
 Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan merata – ratakan hujan di seluruh DAS.
 Metode aljabar ini memberikan hasil yg kurang teliti, namun metode ini memberikan hasil yg
cukup baik jika penyebaran hujan merata, serta hujan tidak terlalu bervariasi.
 Hujan DAS dengan cara ini dapat di peroleh dengan persamaan:

METODE THIESSEN POLYGON


 Teknik polygon dilakukan dengan cara menghubungkan satu pos hujan dengan yg lainnya
menggunakan garis lurus.
 Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing – masing stasiun yg mewakili luasan
disekitarnya. Metode ini digunakan bila penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak
merata.

Prosedur Hitungan Metode Thiessen:


a) Stasium hujan Digambar pada peta daerah yg ditinjau.
b) Stasiun -stasiun tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga akan didapatkan bentuk
segitiga.
c) Tiap – tiap sisi segitiga dibat garis berat sehingga saling bertemu dan membentuk suatu
polygon yang mengelilingi tiap – tiap statius. Tiap stasiun mewakilkan luasan yg dibentuk
oleh polygon, sedangkan untuk statisun yg berada di dekat batas daerah, garis batas daerah
membentuk batas tertutup dari polygon
d) Luasan tiap polygon diukur, kemudian dikalikan dengan kedalaman hujan di tiap polygon.
Hasil jumlah hitungan tersebut dibagi dengan total luasan daerah yg ditinjau.
METODE ISHOIET

Metode pembuatab garis Isohiet:

 Pada peta yg ditinjau, digambarkan lokasi daerah hujan dan kedalaman hujan
 Di stasiun hujan yg saling berdampingan dinilai kedalaman hujannya dan dibuat
interpolasinya. Kemudian hasil interpolasinya yg mewakili kedalaman hujan yg sama
dihubungkan satu sama lain
 Luas daerah diantara 2 garis ishoiet diukur luasnya, dan dikalikan dengan nilai rerata di
kedua garis isohyet. Kemudian jumlah dari hasil hitungan tersebut dibagi dengan total
luas daerah yg dituju.

MELENGKAPI DATA HUJAN


 Data presipitasi sering ditemukan dalam keadaan terputus/ tidak tersambung,
penyebabnya diantaranya:
o Alat pencatat hujan tidak berfungsi untuk periode waktu tertentu
o Kelalaian petugas dalam menvcatat data hujan
 Jika terdapat data hujan yg hilang dari salah satu pos hujan, kita dapat memanfaatkan
data hujan dari pos hujan lain yg bedekatan untuk melengkapi data yg hilang tsb
 Ada 2 cara untuk melengkapi data hujan yg hilang:
o Metode prakiraan
o Metode perbandingan normal
 Kedua metode diatas memerlukan data curah hujan paling tidak dari ¾ pos hujan yg
lokasinya tidak berjauhan dengan pos hujan yg sedang diamati.

1. Metode Prakiraan
Digunakan saat perbedaan anatar curah hujan rata – rata tahunan dari masing –
masing pos hujan acuan hujan dengan curah hujanrata – rata tahunan dari pos
hujan yg sedang diamati, kurang dari atau sama dengan 10%

2. Metode Perbandingan Normal


Digunakan saat perbedaan anatar curah hujan rata – rata tahunan dari masing –
masing pos hujan acuan dengan curah hujan rata – rata tahunan dari pos hujan
yg sedang diamati, lebih dari 10%

Anda mungkin juga menyukai

  • Kamis
    Kamis
    Dokumen3 halaman
    Kamis
    syabil fraditya
    Belum ada peringkat
  • Identitasnasional
    Identitasnasional
    Dokumen1 halaman
    Identitasnasional
    syabil fraditya
    Belum ada peringkat
  • Negara
    Negara
    Dokumen3 halaman
    Negara
    syabil fraditya
    Belum ada peringkat
  • To Do List
    To Do List
    Dokumen2 halaman
    To Do List
    syabil fraditya
    Belum ada peringkat
  • Hidro
    Hidro
    Dokumen6 halaman
    Hidro
    syabil fraditya
    Belum ada peringkat