Anda di halaman 1dari 14

A.

PERAWATAN VULVA DAN PERINEUM


1. Pengertian Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah merupakan tindakan membersihkan daerah kewanitaan yaitu,
bagian vulva dan daerah sekitarnya, yang mana adalah untuk pemenuhan kebutuhan yang
bertujuan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh vulva dan anus pada ibu
yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ generik seperti
pada waktu sebelum hamil.
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap terjadinya infeksi. Oleh
karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi, anjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya. Sering
melakukan vulva hygiene akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan
yang paling sering dilakukan adalah menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat ditambah
larutan anti septik) atas vulva setelah berkemih atau defikasi, hindari penyemprotan langsung,
ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri.
Pasien atau ibu yang harus istirahat ditempat tidur (misalnya ibu postseksio sesaria)
harus dibantu dalam mandi setiap hari dan mencuci daerah perineum nya dua kali sehari dan
setiap eliminasi. Setelah ibu mampu sendiri biasanya daerah perineum dicuci sendiri.
Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan
perineum atau setelah berkemih atau defikasi. Sebelum dan sesudah dan sesudah
membersihkan genitalia, ia harus mencuci tangan sampai bersih. Pada waktu mencuci luka
(episiotomi), ia harus mencucinya dari arah depan ke belakang, dan mencuci daerah anusnya
yang terakhir. Ibu harus mengganti pembalut sedikitnya dua kali sehari
Alat kelamin wanita ada 2, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Vulva adalah alat
kelamin luar wanita yang terdiri dari berbagai bagian, yaitu kommissura anterior,
kommissura interior, labia mayora, labia minora, klitoris, prepusium klitoris, orifisium
uretra, orifisium vagina, perineum anterior, dan perineum posterior
Manfaat Vulva Hygiene
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam
memelihara kesehatan reproduksi. Manfaat perawatan vulva
dan vagina, antara lain:
1). Menjaga vulva dan daerah sekitar agar tetap bersih
2). Mencegah infeksi
3). Memberikan rasa nyaman pada ibu
Peranan vulva hygiene yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan, hal berikut:
a). Infeksi: kondisi alat genitelia yang terkena lochea dan menjadi lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada alat
genitelia.
b). Komplikasi : munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kencing
atau pada saluran kandung kemih ataupun jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya
komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
c). Kematian ibu postpartum : penanganan komplikasi yang lambat dapat
menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum, mengingat kondisi fisik ibu post
partum yang rentan terhadap infeksi.

Cara perawatan alat reproduksi eksternal :


1). Menjaga kebersihan usahakan agar vagina kering dan tidak lembap, karena keadaan basah
mudah terjangkit infeksi yang berasal dari luar.
2). Cara menyeka yang benar adalah dari arah depan kebelakang, agar bibit penyakit yang
kemungkinan bersarang di anus tidak terbawa ke vagina yang dapat menimbulkan infeksi
peradangan dan gatal-gatal.
3). Memakai pakaian dalam yang berbahan katún agar keringat lebih mudah terserap.

4). Larangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak kadar
keasaman vagina yang berfungsi menyebabkan bakteri atau kuman masuk.
5). Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. posisikan pembalut dengan baik
sehingga tidak bergeser.
6). Menghindari pemakaian celana dalam yang ketat
7). Secara teratur membasuh bagian antara vulva dengan hati-hati dengan membilas dengan
air hangat /cairan antiseptik pada daerah perineum setelah setiap buang air kecil, buang air
besar, dan ketika mandi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara ditepuk-
tepuk, dan dari arah depan ke belakang.
2. Perineum
Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak
antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma
pelvis. Terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4 cm.

Luka Perineum
Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan rahim maupun
karena episotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi secara spontan
maupun robekan melalui tindakan episiotomi. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya (Wiknjosastro,
2006). Mansjoer (2002) mendefinisikan luka sebagai keadaan hilang/terputusnya kontinuitas
jaringan.
Menurut Wiknjosastro (2006), pada proses persalinan sering terjadi rupturperineum
yang disebabkan antara lain: kepala janin lahir terlalu cepat, persalinan tidak dipimpin
sebagaimana mestinya, riwayat jahitan perineum, pada persalinan dengan distosia bahu.
Berdasarkan pernyataan Mochtar (2005), bahwa penyebab terjadinya robekan jalan lahir
adalah kepala janin besar, presentasi defleksi, primipara, letak sunsang, pimpinan persalinan
yang salah, dan pada tindakan ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, dan embriotomi.

Perawatan Luka Perineum


Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta
sampai dengan kembalinya organ membran seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar,
2002). Menurut Ismail, 2002 dalam Suparyanto (2009), bahwa perawatan luka merupakan
suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain
yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan
kulit.
Luka perineum yang bengkak, merah dan mengeluarkan pus (nanah) dapat
disebabkan karena faktor ketidaktahuan dalam perawatan perineum, juga kecerobohan
tindakan episiotomi dapat mengakibatkan infeksi dan berakibat besar meningkatkan angka
kematian ibu.
Waktu Perawatan Perineum Adalah :

1) Saat mandi

Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut setelah terbuka maka ada

kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk

itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada perineum ibu untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi

air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

3) Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus untuk

mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan

maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Tujuan Perawatan Luka Perineum


1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
Pelaksanaan Perawatan Perineum
a. Alat-alat yang digunakan untuk perawatan luka perineum
1) Kapas.
2) Air Dekonstaminasi Tingkat Tinggi
3) Betadine
4) Kassa steril
5) Pembalut bersih
6) Celana dalam yang bersih
7) Air cebok dan septik / rebusan daun sirih.

b. Cara kerja
1) Melakukan cuci tangan.
2) Mengatur posisi ibu yang nyaman jika di tempat tidur posisi semi fowler / fowler, lutut
ditekuk.
3) Membuka baju bagian bawah.
4) Membersihkan paha bagian atas dan keringkan (kiri dan kanan).
5) Bersihkan lipatan bagian atas (labia mayora) dengan tangan kiri menarik lipatan ke
atas, tangan kanan membersihkan dengan hati- hati lipatan vulva. Usap dari perineum ke
arah atas, ulangi pada sisi yang berlawanan.
6) Regangkan lipatan bagian atas (labia mayora) dengan tangan kiri. Tangan kanan yang
lain membersihkan dari area bagian atas lipatan (pubis) ke lubang tempat buang air besar
(anus) dengan satu kali usapan gunakan kapas yang berbeda. Area yang dibersihkan yaitu
lipatan bagian dalam (labia minora, kriteria dan oripicium vagina).
7) Tuangkan air hangat ke area perineum dan keringkan.
8) Merubah posisi dengan posisi miring.
9) Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada bersihkan dari arah depan
(vagina) ke belakang (anus) dengan satu ucapan ulangi dengan kapas yang berbeda
sampai bersih.
10) Keringkan dengan handuk. Pasang pembalut pada celana dalam
11) Celupkan pada kasa steril ke dalam larutan betadine, peras dan tempelkan di
daerah perineum (bila ada jahitan) atau bila ada salep dioleskan.
12) Pasang celana dalam yang sudah dipasang pembalut, kemudian dirapikan.
13) Pakai pakaian dalam.
14) Cuci tangan.
B. PERAWATAN PAYUDARA DAN PIJAT OKSITOSIN

1. Perawatan Payudara

Perawatan payudara (breast care) adalah suatu tindakan atau pengurutan pemberian
rangsangan secara teratur pada otot-otot payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah,
merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, serta mempelancar produksi
ASI. Dengan perawatan payudara yang benar, akan dihasilkan produksi ASI yang baik, selain
itu bentuk payudara pun akan tetap baik selama menyusui. Perawatan payudara pasca
persalinan merupakan perawatan payudara semasa hamil.
(S. Astuti, Tina, Lina dan Ari, 2015:52)

Tujuan
a) Menjaga kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.

b) Mengenyalkan puting susu supaya tidak mudah lecet.

c) Menjaga puting susu agar tetap menonjol.

d) Menjaga bentuk payudara tetap baik.

e) Mencegah terjadinya Penyumbatan.

f) Memperbanyak prokduksi ASI.

g) Melancarkan air susu ibu.

h) Mencegah bendungan ASI.

i) Mengetahui adanya kelainan pada payudara.

Jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini mungkin, maka berbagai dampak
negatif dapak timbul, yaitu:
a) Puting susu datar atau tenggelam

b) Anak sulit menyusui

c) Waktu keluar ASI sedikit atau terbatas

d) Pembengkakan pada payudara

e) Payudara meradang

f) Payudara kotor
g) Ibu belum siap menyusui

h) Puting akan mudah lecet

Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perawatan payudara postnatal dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah
bayi dilahirkan dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Pada saat akan mandi, daerah areola
jangan dibasuh dengan sabun karena dapat menyebabkan kering pada bagian areola. (S.
Astuti, Tina, Lina dan Ari, 2015:53).

Persiapan Alat

1. Baby oil secukupnya

2. Kapas secukupnya

3. Waslap 2 buah

4. Handuk bersih 2 buah

5. Bengkok

6. 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)

7. Bra yang bersih dan terbuat dari katun.

Persiapan Ibu

1. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk
2. Ibu duduk tegak

3. Baju ibu bagian depan dibuka

4. Handuk dipasang dan ditempatkan dibawah payudara


Cara perawatan Payudara pada Masa Menyusui

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca
persalinan, yaitu:
 Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian dibersihkan
dengan kapas minyak tadi.
 Pengenyalan, yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuknya, diputar
kedalam sebanyak 5-10 kali dan diputar dan diputar keluar sebanyak 5-10 kali.
 Pengurutan payudara, yang terdiri dari pengurutan pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.

Pengurutan pertama

- Licinkan telapak tangan dengan menggunakan sedikit minyak atau baby oil
- Letakkan kedua tangan di antara kedua payudara menghadap ke bawah. Mulai dari tengah
telapak tangan melingkar payudara dari bagian tengah ke arah atas, ke samping kanan- kiri
selanjutnya menuju ke arah bawah, lalu ke arah atas dan angkat. Kemudian, lepaskan tangan
dengan cepat kearah depan sehingga tangan menyangga payudara. Perhatikan gambar berikut
ini.

- Lakukan sebanyak 20 kali selama 5 menit.

Pengurutan kedua

- Gunakan kembali baby oil untuk melicinkan telapak tangan

- Topang payudara kiri oleh telapak tangan kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan,
lalu buat gerakan memutar dengan dua atau tiga jari tangan kanan sambil menekan mulai dari
pangkal payudara dan berakhir pada puting susu.
- Lakukan hal yang sma pada payudara kanan dengan gerakan yang sama.

Pengurutan ketiga

- Licinkan telapak tangan dengan baby oil.

- Topang payudara kiri dengan telapak tangan kiri.

- Kepalkan jari-jari tangan kanan seperti menggenggam, kemudian dengan buku-buku jari
(tulang kepalan), tangan kanan mengurut payudara kiri dari pangkal ke arah puting susu.
Untuk payudara kanan, lakukan, gerakan yang sama
- Lakukan sebanyak 20 kali selama 5 menit.

Penguratan keempat

- Berikan rangsangan payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin. Lakukan secara
bergantian selama 5 menit.
Menyelesaikan Breast Care

- Bersihkan dan keringkan payudara. Kenakan bra yang menyangga payudara

2. Pijat Oksitosin

1) Pengertian Pijat Oksitosin

Pijat stimulasi oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormone
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Pijat ini berfungsi untuk meningkatkan hormone
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI otomatis keluar (Astutik, 2014).
Pemijatan pada tulang belakang costae kelima-keenam yang dilakukan pada ibu setelah
melahirkan untuk membantu kerja hormone oksitosin dalam pengeluaran ASI, mempercepat
syaraf parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja
oksitosin dan mengalirkan ASI agar keluar (Desmawati 2013).
Tindakan pijat pada sepanjang tulang belakang dapat mempengaruhi hormone
prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus produksi ASI pada ibu selama menyusui.
Tindakan ini dapat membuat ibu merasa rileks dan melancarkan aliran syaraf serta saluran
ASI pada kedua payudara (Amin, 2011).
2) Langkah - langkah pijat stimulasi oksitosin (Astutik, 2014)

a) Ibu duduk bersandar kedepan, lipat lengan di atas meja dan meletakkan kepala diatas
lengannya
b) Payudara tergantung lepas tanpa pakaian

c) Seseorang memijat disepanjang kedua sisi tulang belakang ibu, menggunakan ibu jari atau
kepalan tangan
d) Tekan kuat membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jari, pijat mulai dari leher,
turun kebawah kearah tulang belikat selama 2 – 3 menit
3) Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat stimulasi oksitosin
Ibu harus memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat
stimulasi oksitosin yaitu mendengarkan suara bayi yang dapat memicu aliran yang
memperlihatkan bagaimana produksi susu dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi.
Teori yang diungkapkan oleh pilitery (2003) dalam penelitian leli (2012) bahwa pijatan
oksitosin dapat merangsang hipofisis anterior dan posterior untuk mengeluarkan hormone
oksitosin. lingkungan saat menyusui, rasa percaya diri sehingga tidak muncul persepsi
tentang ketidakcukupan suplai ASI, mendekatkan diri dengan bayi, relaksasi yaitu latihan
yang bersifat merilekskan maupun menenangkan seperti meditasi, yoga, dan relaksasi
progresif dapat membantu memulihkan ketidakseimbangan saraf dan hormone serta
memberikan ketenangan alami, sentuhan dan pijatan ketika menyusui, dukungan suami, dan
keluarga, minum minuman hangat yang menenangkan dan tidak dianjurkan ibu minum kopi
karena mengandung kafein, menghangatkan payudara, merangsang putting susu yaitu
menarik dan memutar putting secara perlahan dengan jari – jari ibu (Astutik, 2014).

C. NUTRISI IBU MENYUSUI

Gizi seimbang pada ibu menyusui dapat diartikan bahwa konsumsi makanan ibu
menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan untuk pertumbuhan serta
pekembangan bayinya.

Gizi seimbang pada saat menyusui merupakan seuatu yang penting bagi ibu menyusui
karena sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, Oleh karena itu, pemenuhan gizi yang
baik bagi ibu menyusui akan berpengaruh terhadap status gizi ibu menyusui dan juga tumbuh
kembang bayinya.

Komponen-komponen di dalam ASI diambil dari tubuh ibu sehingga harus digantikan
oleh makan makanan yang cukup pada ibu menyusui tersebut. Oleh karena itu, ibu
menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak  dibandingkan dengan keadaan tidak
menyusui dan masa kehamilan,  tetapi konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan
jumlah serta poposinya sesuai. 
Manfaat Gizi Seimbang Pada Ibu Menyusui

1. Untuk melakukan aktivitas.


2. Melakukan berbagai proses di dalam tubuh.
3. Mengembalikan alat-alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.
4. Sebagai cadangan dalam tubuh.
5. Sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi

Kebutuhan Gizi Seimbang Saat Menyusui

 Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan


masa kehamilan.

 Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan energi


sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal.

 Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal
per hari yang akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu
sendiri8 yang dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan
utama dan 3x makan selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang yang
dianjukan.

Kebutuhan Zat Gizi Lain Juga Akan Meningkat Selama Menyusui, Yaitu:

1. Karbohidrat

Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau
setara dengan 1 ½ porsi nasi.

2. Protein

Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan
tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).
3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta pembawa
vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi seimbang
sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan
untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 dan omega-6.8

4. Vitamin dan mineral

 Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil. 8 Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan  menaikkan kadar vitamin ASI.

 Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin
A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari
dari sayuran dan buah-buahan.

 ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya, Anda


memerlukan suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral
khususnya vitamin A dan zat besi.

5. Cairan

 Ibu menyusui  sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13
gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam sangat
dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.

 Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui atau
sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti.   Kebutuhan cairan
dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang tersedia di dalam
makanan.

Anda mungkin juga menyukai