Anda di halaman 1dari 23

TUGAS FARMAKOLOGI

DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:
Nova Nastika

STIKES INDONESIA
PADANG
2019/2020
1.Definisi

Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan
pengaturan gula darah. Itu kenapa diabetes juga sering disebut sebagai penyakit gula atau
kencing manis.

Gangguan gula darah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang meliputi:

 Kurangnya produksi insulin oleh pancreas


 Kurangnya respon tubuh terhadap insulin
 Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin

Jika penyakit ini tidak diobati dengan perawatan yang tepat, maka dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.

2.Jenis-jenis diabetes melitus

a. Diabetes tipe 1
adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem ketahanan menyerang dan
merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin, sehingga pankreas tidak dapat
memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan insulin dan
meningkatkan kadar glukosa darah.
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama pada
masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada usia yang lebih
muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa penyebab penyakit gula tipe
2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Namun, Anda mungkin
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kondisi ini jika:

 Orang tua atau saudara kandung Anda yang mengidap kondisi ini
 dalam keadaan paparan penyakit virus
 munculnya autoantibody
 kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula, dan sereal sebelum
usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung menyebabkan kondisi ini terjadi, tapi masih
berisiko.

b. Diabetes tipe 2
adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Angka kejadiannya
mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di dunia. Kondisi ini disebut
dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin tapi tidak
mencukupi. Penyebab persis mengapa muncul tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya
bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu terjadinya
penyakit gula ini.
Kelebihan berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua
pasien diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.

c. Diabetes gestasional
 adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada wanita hamil. Penyakit ini
dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani
cepat dengan baik, kondisi ini biasanya sembuh total setelah melahirkan.

d. Diabetes insipidus
adalah kondisi berbeda yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk
menyimpan air.
Penyakit ini biasanya diakibatkan hasil dari sindrom genetik, operasi, efek
samping obat-obatan, kekurangan gizi, infeksi, dan penyakit lainnya. Kondisi ini
jarang terjadi dan dapat diobati.

3.Tanda & Gejala


Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada
awalnya. Bahkan, banyak orang yang tidak pernah sadar sudah sakit diabetes sejak lama
karena tidak pernah mengalami gejala berarti.

 Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang
perlu Anda ketahui:
 Sering merasa haus
 Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
 Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih

Gejala yang lebih jarang terjadi:

 Mual atau muntah


 Pada wanita sering terjadi infeksi vagina
 Infeksi jamur atau sariawan
 Mulut kering
 Luka sulit sembuh
 Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina

Gejala diabetes lainnya yang harus sadari :


a. Kaki sakit dan mati rasa

Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf
tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini.

Namun orang yang mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa
sakit pada tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang yang
sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.

b. Pandangan kabur

Pandangan kabur pada diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) biasanya berasal
dari gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum).

Kondisi gula darah yang cukup tinggi dapat memicu penumpukan protein di dalam
lensa mata sehingga terjadinya proses katarak. Gula darah yang tidak terkontrol juga
dapat menyebabkan pembuluh darah kecil di mata terganggu bahkan pecah sehingga saraf
mata (retina) tidak dapat bekerja dengan baik.

c. Masalah kulit

Kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak hitam pada
kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi tanda awal Anda
memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa saja ditandai dengan kulit
yang menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput dini.

d. Rentan terhadap infeksi atau penyakit

Seseorang dengan gejala awal kencing manis ini cenderung lebih rentan terhadap
infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang
menurun.

Mikroorganisme tersebut membutuhkan glukosa sebagai sumber energinya. Infeksi


dapat tumbuh dalam lipatan kulit yang hangat dan lembab, seperti antara jari tangan dan
kaki, di bawah payudara, atau di dalam atau di sekitar alat kelamin.

e. Gusi merah dan bengkak

Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan kemampuan
Anda untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan rahang
gigi Anda. Gusi Anda dapat bengkak atau mungkin mengalami luka.

f. Luka lama sembuh

Gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan
saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh Anda.
Jadi, jika Anda memiliki luka yang tak kunjung sembuh atau justru semakin
memburuk, segera periksa ke dokter.

g. Cepat lapar

Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ
melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena
kurang makan, sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
mengirimkan sinyal lapar.

h. Berat badan turun tiba-tiba

Walau nafsu makan meningkat, para diabetesi dapat mengalami penurunan berat
badan, bahkan sangat drastis.  Berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5 persen dari
berat badan.

Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan


apapun lain sebagai ‘bahan bakar’, misalnya otot dan lemak sehingga orang akan
tampak kurus.

Mengetahui gejalanya lebih awal akan memudahkan Anda untuk mengatasi gejala
tersebut dan bahkan dapat mencegahnya.

4.penyebab

Sebelum mengetahui penyebab penyakit gula, Anda perlu tahu bagaimana glukosa
diproses oleh tubuh. Glukosa sangat penting untuk tubuh, karena bekerja sebagai sebagai
sumber energi bagi sel-sel dan jaringan tubuh, terutama otak.

Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang Anda makan dan dari disimpan
sebagai cadangan di dalam hati (liver). Jenis glukosa yang disimpan di hati disebut dengan
glikogen.

Jika Anda belum makan otomatis kadar gula darah akan rendah. Guna mencegah hal
tersebut, liver akan memecah glikogen menjadi glukosa dan menyeimbangkan kadar gula
darah Anda.

a. Penyebab diabetes tipe 1


Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa
kondisi ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas untuk menghasilkan hormon insulin.

Hormon insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-sel tubuh
sehingga menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika Anda mengalami
gangguan fungsi pankreas, maka produksi insulin juga akan terganggu.

Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan cukup, sehingga
kadar gula dalam darah akan terus meningkat.

b. Penyebab diabetes tipe 2

Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh
Anda tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut
dengan resistensi insulin.

Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak bisa menrima gula darah untuk
kemudian diolah menjadi energi. Hal ini kemudian membuat tubuh menganggap bahwa ia
sedang kekurangan gula sehingga memecah glikogen kembali.

Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar gula
darah tinggi yang disebut dengan hiperglikemia.

c. Penyebab diabetes gestasional

Selama kehamilan, plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon untuk mendukung


kehamilan Anda. Sayangnya, hormon-hormon yang dihasilkan akan membuat sel-sel di
dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin.

Sayangnya, pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk mengatasi
resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam darah dan menyebabkan
diabetes gestasional.

5.faktor dan resiko


Penyakit diabetes tipe 1
 Riwayat keluarga
 Terkena infeksi virus tertentu
 Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (autoantibodi)
 Kekurangan vitamin D

Penyakit diabetes tipe 2


 Usia di atas 45 tahun
 Obesitas alias kegemukan
 Malas gerak
 Riwayat medis keluarga
 Prediabetes

Penyakit diabetes gestasional


 Usia
 Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini
 Memiliki riwayat penyakit PCOS
 Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
 Mengidap diabetes sebelum masa hamil
 Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui
penyebabnya
 Obesitas sebelum kehamilan
 Hamil di usia lebih dari 30 tahun

6.Obat dan cara pengobatan

Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun bukan
berarti Anda jadi merasa putus asa.

Penyakit gula atau kencing manis ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah
satunya, dengan minum obat diabetes melitus. Tergantung jenisnya, berikut beberapa
pilihan obat penyakit gula:

a. Obat diabetes tipe 1

Ketika Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel
yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka
dari itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa insulin yang akan
disuntikkan pada tubuh pasien setiap hari

Beberapa jenis insulin tersebut antara lain:


 Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat Anda hanya
memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin, seperti saat kadar gula melebihi
target.
 Insulin dengan aksi lambat. Kebalikan dari insulin dengan aksi cepat, insulin dengan
aksi lambat biasa digunakan saat Anda memiliki waktu yang lebih lama dalam
menyuntikkan insulin. Tapi dibandingkan dengan insulin aksi cepat, insulin aksi
lambat lebih jarang digunakan.
 Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu penyuntikkan insulin jenis
ini relatif panjang, namun insulin aksi intermediate biasanya dikombinasikan dengan
aksi yang lebih cepat, sehingga mampu memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.

1. Insulin Suntik

Insulin suntik adalah jenis obat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pasokan insulin yang dibutuhkan oleh penderita diabetes. Insulin merupakan hormon
yang bertugas membantu mengolah gula yang telah diserap tubuh agar menjadi energi.
Insulin juga berperan dalam menyimpan cadangan energi yang nantinya bisa digunakan
jika suatu saat dibutuhkan oleh tubuh.

Akan tetapi, pada orang yang menderita diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi
insulin yang cukup, sehingga gula akan banyak menumpuk di aliran darah yang berisiko
mengakibatkan stroke atau serangan jantung. Ketidakmampuan tubuh dalam
memproduksi insulin ini, membuat penderita diabetes memerlukan pasokan insulin dari
luar, yaitu melalui suntikan. Cara kerja insulin suntik sama dengan insulin alami, yaitu
membuat gula dapat diserap oleh sel dan dipecah menjadi energy

Merek dagang: Apidra, Insulatard HM, Insuman Basal, Insuman Comb 25, Insuman
Comb 30, Insuman Rapid, Lantus, Mixtard 30 HM, Sansulin Log-G, Sansulin-N,
Sansulin-R

Tentang Insulin Suntik

Golongan Preparat insulin


Kategori Obat resep
Manfaat Memenuhi kebutuhan pasokan insulin pada
penderita diabetes
Diberikan untuk Anak-anak dan dewasa
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori kehamilan dan menyusui Kategori
B: Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.Insulin diketahui bisa diserap ke
dalam ASI. Bagi ibu menyusui disarankan
untuk berkonsultasi kepada dokter jika ingin
mendapatkan insulin suntik.
Bentuk Suntik

Peringatan Insulin Suntik:

 Diabetes bisa diperburuk oleh kondisi kehamilan. Oleh sebab itu, segera informasikan
kepada dokter jika sedang hamil sekaligus menderita diabetes, agar bisa direncanakan
pengaturan kadar gula darah yang tepat.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan insulin suntik, jika sedang mengalami
gangguan fungsi ginjal, penyakit tiroid, penyakit liver, hipoglikemia (kondisi di mana
kadar gula darah berada di bawah batas normal), hipokalemia (kondisi di mana kadar
kalium berada di bawah batas normal), lipoatrophy (berkurangnya jaringan lemak di
daerah tubuh tertentu), atau gangguan penglihatan.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol, karena dapat memengaruhi kadar gula darah.
 Rutin memeriksakan kadar gula darah kepada dokter.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lainnya, termasuk herba atau
suplemen yang dapat menimbulkan interaksi obat tidak diinginkan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Insulin Suntik

Bentuk obat Kondisi Dosis


nsulin suntik subkutan Diabetes Dewasa: Dosis akan
(suntikan melalui bawah disesuaikan oleh sesuai
kulit) kebutuhan dan kadar gula
darah pasien.
Insulin suntik intravena Ketoasidosis diabetik Ketoasidosis diabetik
(suntikan melalui pembuluh (komplikasi diabetes yang (komplikasi diabetes yang
darah vena) sangat berbahaya, yang sangat berbahaya, yang
disebabkan produksi kadar disebabkan produksi kadar
asam darah tubuh (keton) asam darah tubuh (keton)
yang sangat tinggi). yang sangat tinggi).
Dewasa: Dosis suntik
diberikan rata-rata 6 Unit per
jam, dosis digandakan dua
atau empat kali lipat jika
kadar gula darah tidak juga
turun ke angka 180
mg/dL.Anak-anak: Infus awal
yang diberikan rata-rata 0,1
unit/kgBB per jam hingga
gula darah turun ke angka
180 mg/dL

Menggunakan Insulin Suntik dengan Benar

Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan insulin suntik.


Suntik insulin biasanya dilakukan di daerah perut, tetapi bisa juga dilakukan di lengan
bagian atas, paha, atau bokong.

Diskusikan bersama dokter agar insulin disuntikkan pada bagian tubuh yang
berbeda dan jangan menyuntikkan pada otot, luka atau jaringan parut, ataupun tahi lalat.
Hindari mengocok botol insulin, karena gelembung akan muncul yang bisa menyebabkan
pengukuran dosis menjadi tidak tepat.

Pemberian suntikan insulin akan diberikan melalui jaringan subkutan, yaitu


prosedur penyuntikan ke dalam lapisan jaringan yang terletak di antara kulit dan otot atau
jaringan lemak yang tepat berada di bawah kulit. Dokter akan menentukan kapan waktu
yang tepat untuk menyuntikkan dosis insulin yang sesuai. Dosis biasanya ditentukan
berdasarkan kecepatan kerja jenis insulin yang digunakan dan kadar gula darah penderita.
Berbagai jenis insulin diberikan pada waktu yang berbeda-beda terkait dengan jenis
makanan yang dikonsumsi. Dan ada beberapa jenis insulin yang perlu digabungkan
dengan jenis lainnya.

Interaksi Obat

Beri tahu dokter jika ingin menggunakan insulin suntik bersama dengan obat-obat
berikut ini, karena dapat menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan:

 Obat diabetes lainnya (misalnya metformin), ACE inhibitor, penghambat beta obat
trigliserida tinggi golongan fibrat (misalnya fenofibrat), fluoxetine, pentoxifylline, atau
antibiotik sulfonamida: meningkatkan efek hipoglikemik atau gula darah turun di
bawah normal.
 Danazol, diuretik, glukagon, isoniazid, kortikosteroid, chlorpromazine, hormone tiroid,
estrogen, progestin (misalnya: pil KB), antipsikotik: mengurangi efek insulin dalam
menurunkan gula darah.
 Pioglitazone: meningkatkan risiko bertambahnya berat badan dan penumpukan cairan
di bagian tubuh tertentu (seperti tungkai).

Efek Samping dan Bahaya Insulin Suntik

Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Efek samping insulin suntik
yang umumnya terjadi adalah:

 Kadar kalium di dalam darah menurun, yang ditandai dengan berkeringat, pucat,
merasa lapar, jantung berdebar, dan pusing.
 Pembengkakan, kemerahan, dan gatal di bagian tubuh yang disuntikkan.

Segera periksakan ke dokter bila mengalami efek samping atau reaksi alergi yang
berupa sesak napas, mengi (napas berbunyi), pandangan kabur, kesulitan menelan, dan
pembengkakan pada lengan atau tungkai.

b. Obat diabetes tipe 2

Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu


menggunakan insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak semua orang dengan penyakit
kencing manis memerlukan obat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya meminta
pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti rutin olahraga
dan menjalani diat khusus. 

Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan
sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat
diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah
metformin, pioglitazone, sulfonilurea, agonis, repaglinide, acarbose,  gliptin,
dan nateglinide.

Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat menyebabkan
sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar baiknya, efek samping ini tidak
selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan dengan dokter Anda bila Anda mengalami
efek samping obat tersebut.

7. Pengobatan rumahan
1. Menjaga pola makan dan asupan gizi
Sebenarnya, makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama dengan
orang yang sehat-sehat saja. Bedanya, makanan Anda lebih diatur dari mereka. Dokter
biasanya akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah
lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darah.

 Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks seperti nasi
merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian utuh.
 Ganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk
meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh, sehingga bisa membantu mengontrol gula
darah.
 Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang, dan dibakar.
 Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau
dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita, seperti brokoli
dan bayam.
 Buah-buahan segar. Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah
gula.
 Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak
untuk sup dan ditumis.
 Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
 Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel.

Jika Anda menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan tetap ideal,
kadar gula darah stabil, dan terhindar dari risiko penyakit jantung. 

2. Olahraga teratur

Manfaat olahraga teratur untuk diabetesi adalah membantu menjaga berat badan
turun, insulin bisa lebih mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan paru-paru
bekerja lebih baik dan memberi Anda lebih banyak energi.

Tidak usah yang terlalu berat Anda bisa mulai berjalan, berenang, bersepeda di
dekat rumah Anda, beraktivitas membersihkan rumah, atau mulai hobi berkebun adalah
ide bagus supaya Anda tetap aktif bergerak.

Cobalah berolahraga minimal tiga kali seminggu selama sekitar 30 sampai 45


menit. Jika Anda adalah tipe orang yang jarang olahraga, cobalah 5 sampai 10 menit pada
awal olahraga, dari sini nanti Anda bisa meningkatkan waktunya.

Jika kadar gula darah Anda kurang dari 100-120, makanlah apel atau segelas susu
sebelum Anda berolahraga. Saat Anda sedang berolahraga, bawalah makanan ringan agar
gula darah Anda tidak turun.

Tips menggunakan insulin

 Berolahraga setelah makan, bukan sebelum makan.


 Tes gula darah Anda sebelum, selama, dan sesudah olahraga. Jangan berolahraga bila
kadar gula darah Anda rendah, kurang dari 70.
 Hindari berolahraga sebelum tidur karena bisa menyebabkan gula darah Anda turun di
malam hari.

Tips tidak menggunakan insulin

 Temui dokter Anda, jika Anda berniat untuk ikut kelas fitness atau program latihan
olahraga.
 Tes gula darah Anda sebelum dan sesudah berolahraga jika Anda mengonsumsi obat
diabetes melitus. Pastikan Anda gula darah tidak lebih rendah dari 70.

3. Rajin cek gula darah Anda setiap hari

Kadar gula darah harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna
mengatasi serta menjaga kadar gula darah Anda tetap normal. Cek gula darah juga bisa
memberikan informasi mengenai kadar glukosa darah Anda pada saat itu juga. Anda bisa
menggunakan alat tes gula darah yang disebut glukometer. Dengan petunjuk pemakaian
sebagai berikut:

1. Pastikan tangan Anda telah dicuci, masukkan kertas test strip ke alat ukur gula darah.
2. Perlahan, tusuk ujung jari dengan jarum steril hingga darah keluar
3. Bila darah yang keluar sedikit, perlahan pijat jari hingga darah keluar cukup
4. Pegang dan tahan ujung test strip sampai darah menetes pada test strip, dan tunggu
hasilnya.
5. Kadar glukosa darah Anda akan muncul di layar alat

Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan setelah Anda makan. Untuk
tingkat gula darah normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130 mg/dL. Kemudian,
tingkat gula darah dua jam setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL dan
menjelang tidur berkisar 100-140 mg/dL.

Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda. Kadar
gula darah tinggi dianggap sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh Anda sedang tidak
sehat. Catat kadar gula darah setiap kali Anda memeriksa kadar gula darah.

4. Pastikan Anda selalu minum obat atau suntik insulin

Keseimbangan kadar gula darah pada diabetesi terkadang tidak bisa terjaga dengan
baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda juga mungkin
membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya.

Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang dapat digunakan untuk
kondisi ini (obat hipoglikemik oral). Anda juga mungkin diberikan kombinasi dari dua
jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah Anda. Obat yang biasa
diberikan adalah metformin, sulfonilurea, pioglitazone, gliptin,
agonis, acarbose, nateglinide dan repaglinide. 

Dalam kasus tertentu, obat-obatan dalam bentuk tablet mungkin akan kurang efektif
untuk mengobati penyakit gula atau kencing manis ini, sehingga Anda
membutuhkan terapi insulin.

Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini dapat diberikan untuk
menggantikan atau diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti yang telah disebutkan
di atas tadi.

8. Pencegahan

Penyakit gula atau kencing manis ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga
teratur, menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.

1. Raih berat badan sehat

Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori dan
rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan
mencegah diabetes.

2. Banyak makan buah dan sayur

Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi
risiko diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian
tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.

Penurunan risiko secara langsung berhubungan dengan berapa banyak buah-buahan


dan sayuran yang Anda konsumsi.

3. Kurangi gula

Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula,
tapi bukan berarti Anda jadi anti gula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis
rendah kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan
kalori.

4. Aktif berolahraga

Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk


memaksimalkan pencapaian target berat badan idea sekalus juga untuk mengurangi risiko
Anda terkena diabetes.

Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan
kadar insulin.
9. Aturan Minum Obat Diabetes yang Perlu Dipahami

a. Diabetes tipe 1

Jika mengalami efek samping tersebut setelah penyuntikan insulin, segeralah pergi
ke dokter.

Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana pankreas tidak dapat
memproduksi insulin, sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah. Oleh karena itu,
pengobatan yang tepat dalam menangani diabetes tipe ini adalah pemberian insulin suntik
setiap hari, untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.

Dokter akan menentukan dosis insulin yang tepat, serta mengajarkan cara
melakukan suntikan insulin. Meski demikian, pemberian insulin suntik berpotensi
menimbulkan beberapa efek samping, seperti sakit kepala, lemas, gatal-gatal,
berkurangnya kalium, dan dalam beberapa kasus, alergi terhadap insulin.

Berbeda dengan penderita diabetes tipe 1, hanya sebagian pasien diabetes tipe 2
yang memerlukan insulin untuk mengontrol gula darahnya.

b.Diabetes tipe 2

1.Metformin

Metformin adalah obat antidiabetes yang dapat menurunkan kadar gula darah
pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini dapat dikonsumsi secara tunggal, dikombinasikan
dengan obat antidiabetes lain, atau diberikan bersama insulin. Guna mendapat hasil
maksimal, dosis metformin harus diseimbangkan dengan jumlah atau jenis makanan yang
dikonsumsi, serta intensitas olahraga dan aktivitas yang dilakukan.

Dalam menurunkan kadar gula darah yang tinggi, metformin bekerja dengan cara
menghambat proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, memperlambat penyerapan
glukosa pada usus, serta meningkatkan sensitifitas insulin dalam tubuh. Kendati
demikian, obat ini tidak dapat diberikan pada penderita diabetes tipe 1 yang masih
tergantung pada suntikan insulin sepenuhnya.

Merek Dagang: Diaformin XR, Efomet, Forbetes, Fordica 50 XR, Glucophage,


Glucophage XR, Glucotika. Gludepatic, Glufor, Gradiab, Nevox/Nevox XR

a.Tentang Metformin

Jenis obat Obat antidiabetes biguanid

Golongan Obat resep

Manfaat Menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada


pengidap diabetes tipe 2

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak berusia 10 tahun keatas

Bentuk obat Tablet dan cairan yang diminum

Kategori kehamilan Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan


adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil

b.Peringatan:

 Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat ini, obat lain, atau bahan tertentu.
 Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu jika memiliki riwayat gangguan pernapasan
(misalnya asma), kekurangan darah, serta gangguan ginjal dan hati.
 Bicarakan pada dokter jika akan melakukan prosedur medis tertentu, terutama
pemeriksaan radiologi dengan menggunakan zat pewarna iodin.
 nformasikan pada dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk obat bebas,
suplemen, atau herbal.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

c.Dosis Metformin

1. Dosis penggunaan metformin berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan


menyesuaikan takaran penggunaan metformin sesuai tingkat keparahan diabetes,
riwayat kesehatan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat.
2. Dosis awal untuk orang dewasa adalah 500-850 mg yang diminum 1-2 kali sehari.
Dosis ini dapat ditingkatkan hingga 2-3 gram/hari dengan interval waktu1 minggu dari
dosis awal.
3. Dosis awal untuk anak-anak di atas 10 tahun adalah 500 mg yang diminum 1-2 kali
sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 2 gram setiap hari yang terbagi
dalam 2-3 dosis pemakaian. Interval waktu antara dosis awal dengan dosis lanjutan
minimal adalah 1 minggu.

Berhati-hati saat mengonsumsi metformin dengan:

 Alkohol dan bahan pewarna iodin, karena dapat meningkatkan risiko asidosis laktik.
 Diuretik thiazide, obatan-obatan golongan phenothiazine (seperti chlorpromazine),
kontrasepsi oral, vitamin B3, penghambat kanal kalsium, kostikosteroid, atau
isoniazid, karena dapat mempersulit pengendalian kadar gula darah.
 Obatan-obatan golongan sulfonylurea, karena dapat menimbulkan efek tambahan.
 Cimetidine dapat meningkatkan kadar metformin di dalam darah
 ACE inhibitor, karena dapat menurunkan kadar gula darah puasa, yaitu kadar gula
darah setelah pasien dipuasakan selama 8 jam.
d.Efek Samping dan Bahaya Metformin

Sama seperti obat lain, metformin juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi saat mengonsumsi metformin adalah:

 Mual dan muntah.


 Penurunan nafsu makan
 Rasa logam dalam mulut
 Sakit perut
 Batuk dan suara serak.
 Diare.
 Nyeri otot dan kram
 Lemas dan mengantuk

2. Sulfonilurea

Obat diabetes ini bekerja dengan cara meningkatkan produksi insulin di


pankreas. Contoh obat golongan ini adalah glibenclamide, gliclazide, dan glimepiride.
Obat diabetes jenis ini dikonsumsi sebelum makan.

Glimepiride

Glimepiride adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan kadar gula


darah tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan cara mendorong
pankreas untuk memproduksi insulin dalam tubuh dan membantu tubuh menggunakan
insulin secara lebih efisien. Glimepiride tidak dapat digunakan untuk mengobati penderita
diabetes tipe 1, karena obat ini hanya dapat membantu menurunkan gula darah pada
penderita yang mampu memproduksi insulin secara alami dalam tubuhnya.

Merek dagang: Amadiab, Amaryl, Anpiride, Gliariade, Glucokaf, Gluvas,


Mapryl, Metrix, Pimaryl, Relide, Velacom, Versibet, Actaryl, Diaglime, Friladar,
Glamarol, Glimepiride, Glimetic, Glucoryl, Mepirilid, Norizec, Simryl, Pridiab, Paride,
Solosa, Diaversa

a.Tentang glimeperide

Golongan Antidiabetes sulfonylurea

Kategori Obat resep

Manfaat Mengendalikan kadar gula darah pada penderita


diabetes tipe 2

Dikonsumsi oleh Dewasa


Kategori kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.Belum diketahui
apakah glimepiride diserap ke dalam ASI atau
tidak. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat ini, agar dokter dapat
mempertimbangkan antara manfaat dengan
risikonya.

Bentuk obat Tablet

b.Peringatan:

 Hindari mengonsumsi glimepiride jika memiliki alergi terhadap obat ini atau antibiotik
golongan sulfonamida.
 Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika sedang atau
berencana mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
 Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika menderita atau
memiliki riwayat kondisi berikut ini:
 Defisiensi G6PD, yaitu kondisi rusaknya sel darah merah akibat kelainan genetik.
 Gangguan hormon yang melibatkan kelenjar adrenal, hipofisis (pituitari), atau tiroid]
 Penyakit jantung.
 Penyakit ginjal.
 Penyakit liver
 Beri tahu dokter bahwa sedang mengonsumsi glimepiride jika akan menjalani tindakan
operasi, termasuk operasi gigi.
 Hindari konsumsi alkohol ketika sedang menjalani pengobatan dengan glimepiride.
Alkohol dapat menyebabkan efek samping glimepiride semakin memburuk.
 Hindari berada terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari karena glimepiride
dapat menyebabkan kulit sensitif terhadap sinar matahari. Gunakan pakaian yang
menutup seluruh lengan, kacamata, dan tabir surya.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi glimepiride, segera temui
dokter.

c.Dosis Glimepiride

Kondisi Usia Dosis


Diabetes melitus tipe 2 Dewasa Dewasa Dosis awal: 1-
2 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan dengan
penambahan 1-2 mg setiap 1-
2 minggu.Dosis lanjutan: 4
mg per hari.Dosis maksimum:
6 mg per hari.

Lansia Dosis awal: 1 mg, sekali


sehari.

d.Interaksi Obat

Ada beberapa risiko yang dapat terjadi ketika glimepiride dikonsumsi bersama
dengan obat lainnya, yaitu:

 Glimepiride dapat menyebabkan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah jika
dikonsumsi bersama dengan obat-obatan berikut ini:
1. Aspirin
2. Sulfonamida
3. Chloramphenicol
4. Clarithromycin
5. Warfarin
6. ACE inhibitor
7. Fluoxetine
8. Quinolone
9. Beta blocker
 Efektivitas glimepiride untuk menurunkan kadar gula darah akan berkurang jika
dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat berikut ini:
1. Diuretik
2. Kortikosteroid
3. Phenytoin
 Kombinasi glimepiride dengan insulin pada pasien gagal jantung akan meningkatkan
risiko efek samping yang berkaitan dengan jantung.

e.Efek Samping Glimepiride

 Pusing dan sakit kepala


 Mual
 Muntah
 Ruam

Selain itu, ada efek samping lain yang mungkin terjadi dan bersifat serius, antara lain:

 Anemia
 Trombositopenia
 Penurunan fungsi hati
 Kadar natrium dalam darah rendah (hiponatremia)
 Reaksi alergi yang bersifat serius

Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia juga dapat terjadi selama pasien
mengosumsi glimepiride. Gejala kadar gula darah rendah, di antaranya adalah:

 Jantung berdebar
 Area di sekitar mulut mati rasa
 Jari mengalami kesemutan
 Otot melemah
 Penglihatan kabur
 Tremor
 Disorientasi atau bingung
 Hilang kesadaran

3. Penghambat DPP-4

Obat ini berfungsi untuk menghambat penyerapan glukosa kembali pada ginjal,
dan meningkatkan hormon insulin. Contoh obatnya adalah sitagliptin, vildagliptin, dan
linagliptin. Obat ini dikonsumsi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter (tidak
bergantung pada jadwal makan).

4. Tiazolidindion

Obat diabetes ini berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas sel tubuh dalam
menggunakan insulin, sehingga glukosa dapat digunakan lebih efektif. Jenis obat
golongan ini adalah pioglitazone. Sama dengan obat diabetes jenis penghambat DPP-4,
konsumsi obat ini tidak bergantung pada jadwal makan dan mengikuti jadwal pemberian
dari dokter.

 Pioglitazone

Pioglitazone adalah obat yang digunakan untuk menangani penyakit diabetes


tipe 2. Diabetes tipe 2 merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin
secara efektif, sehingga kadar gula di dalam darah meningkat dan tidak terkontrol. Obat
ini diperlukan jika metode penanganan awal, seperti olahraga dan memperbaiki pola
makan yang sehat, tidak dapat menormalkan gula darah. Pioglitazone bisa
dikombinasikan bersama obat antidiabetes lain, misalnya metformin atau obat
sulfonilurea, seperti glimepirid.

Pioglitazone bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas sel tubuh untuk


menggunakan insulin secara efektif, sehingga menurunkan kadar gula darah. Obat ini
tidak efektif untuk digunakan dalam pengobatan penyakit diabetes tipe 1.

Merek dagang: Actos, Deculin, Gliabetes, Pionix

a.Tentang Pioglitazone

Golongan Antidiabetes

Kategori Obat resep

Manfaat Menangani penyakit diabetes mellitus tipe 2

Dikonsumsi oleh Dewasa

Kategori kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan


memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Belum diketahui apakah pioglitazone
bisa diserap ke dalam ASI atau tidak. Bagi
ibu menyusui, konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter sebelum mengonsumsi obat
ini.

Bentuk Tablet atau kaplet

b.Peringatan:

 Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak.


 Harap berhati-hati dalam menggunakan pioglitazone bila menderita diabetes tipe 1,
penyakit jantung, gagal jantung, gangguan pembuluh darah, penyakit hati, perdarahan
pada urine, kanker kandung kemih, dan porfiria.
 Hentikan konsumsi minuman beralkohol selama mengonsumsi obat ini, untuk
menghindari penurunan gula darah secara drastis.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan
produk herba.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi pioglitazone, segera
temui dokter.
c.Dosis Pioglitazone

Pioglitazone umumnya dikombinasikan bersama metformin atau sulfonilurea, yang


diberikan dalam ukuran dosis yang berbeda, tergantung kepada kondisi penyakit dan
respons tubuh pasien terhadap obat.

Untuk menangani diabetes tipe 2, dosis pioglitazone yang umumnya diberikan adalah
sebanyak 15-30 miligram, sekali sehari. Dosis bisa dinaikkan jika dibutuhkan. Dosis
maksimal adalah 45 miligram per hari.

Mengonsumsi Pioglitazone dengan Benar

Gunakan pioglitazone sesuai anjuran dokter dan bacalah keterangan pada kemasan.

Tablet pioglitazone bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Pastikan ada jarak
waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih
efektif.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi pioglitazone, disarankan untuk segera


melakukannya begitu ingat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu
dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

d.Interaksi Obat

Hindari penggunaan obat-obat berikut ini bersama dengan pioglitazone untuk


menghindari efek interaksi obat, seperti:

 Mengurangi kadar pioglitazone dalam darah, jika dikonsumsi bersama rifampicin.


 Meningkatkan kadar pioglitazone dalam darah, jika dikonsumsi bersama gemfibrozil
dan ketoconazole.
 Meningkatkan risiko edema atau pembengkakan akibat penumpukan cairan pada
jaringan tubuh, jika digunakan bersama dengan insulin, metformin, dan sulfonilurea.

e.Efek Samping dan Bahaya Pioglitazone

 Nyeri dada
 Sesak napas
 Kelelahan
 Gangguan pada gigi
 Berat badan bertambah
 Napas berbunyi atau mengi
 Pelebaran pembuluh darah leher
 Gangguan irama jantung
 Jumlah urine yang dikeluarkan sedikit
 Bengkak pada wajah, jari tangan, jari kaki, atau betis hingga telapak kaki.

5. Acarbose

Obat diabetes ini diberikan untuk menghambat penyerapan glukosa dari saluran
pencernaan. Obat ini dikonsumsi bersamaan dengan suapan pertama saat makan.

6. Obat diabetes kombinasi

jenis obat ini terdiri dari campuran dua golongan obat diabetes. Obat diabetes
kombinasi ini ada yang dikonsumsi sebelum makan, namun ada juga yang dikonsumsi
setelah makan.

Saat menggunakan obat-obatan tersebut, perhatikan apakah terdapat efek


samping berupa hipoglikemia (ditandai dengan lemas, pusing, dan sakit kepala), sakit
perut, mual, muntah, tinja menjadi lebih lembek, kembung, dan dehidrasi. Apabila muncul
efek samping tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

c. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional merupakan diabetes yang hanya muncul pada masa


kehamilan dan perlu ditangani segera karena dapat membahayakan ibu dan bayi.
Pengobatan diabetes gestasional bisa dilakukan dengan suntikan insulin atau
mengonsumsi obat-obatan, misalnya metformin, sesuai anjuran dokter.

Selain mengonsumsi obat diabetes, penderita diabetes juga perlu menerapkan


pola makan sehat, mencakup jenis dan porsi makanan, serta waktu makan. Penderita
diabetes juga dianjurkan melakukan olahraga rutin dan menjaga berat badan ideal untuk
mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal.

Penting untuk selalu memerhatikan aturan minum obat diabetes yang diberikan
oleh dokter. Jika terjadi komplikasi atau efek samping setelah mengonsumsi obat
diabetes, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai