DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Nova Nastika
STIKES INDONESIA
PADANG
2019/2020
1.Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan
pengaturan gula darah. Itu kenapa diabetes juga sering disebut sebagai penyakit gula atau
kencing manis.
Gangguan gula darah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang meliputi:
Jika penyakit ini tidak diobati dengan perawatan yang tepat, maka dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.
a. Diabetes tipe 1
adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem ketahanan menyerang dan
merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin, sehingga pankreas tidak dapat
memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan insulin dan
meningkatkan kadar glukosa darah.
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama pada
masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada usia yang lebih
muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa penyebab penyakit gula tipe
2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Namun, Anda mungkin
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kondisi ini jika:
Orang tua atau saudara kandung Anda yang mengidap kondisi ini
dalam keadaan paparan penyakit virus
munculnya autoantibody
kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula, dan sereal sebelum
usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung menyebabkan kondisi ini terjadi, tapi masih
berisiko.
b. Diabetes tipe 2
adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Angka kejadiannya
mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di dunia. Kondisi ini disebut
dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin tapi tidak
mencukupi. Penyebab persis mengapa muncul tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya
bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu terjadinya
penyakit gula ini.
Kelebihan berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua
pasien diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.
c. Diabetes gestasional
adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada wanita hamil. Penyakit ini
dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani
cepat dengan baik, kondisi ini biasanya sembuh total setelah melahirkan.
d. Diabetes insipidus
adalah kondisi berbeda yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk
menyimpan air.
Penyakit ini biasanya diakibatkan hasil dari sindrom genetik, operasi, efek
samping obat-obatan, kekurangan gizi, infeksi, dan penyakit lainnya. Kondisi ini
jarang terjadi dan dapat diobati.
Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang
perlu Anda ketahui:
Sering merasa haus
Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih
Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf
tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini.
Namun orang yang mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa
sakit pada tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang yang
sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.
b. Pandangan kabur
Pandangan kabur pada diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) biasanya berasal
dari gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum).
Kondisi gula darah yang cukup tinggi dapat memicu penumpukan protein di dalam
lensa mata sehingga terjadinya proses katarak. Gula darah yang tidak terkontrol juga
dapat menyebabkan pembuluh darah kecil di mata terganggu bahkan pecah sehingga saraf
mata (retina) tidak dapat bekerja dengan baik.
c. Masalah kulit
Kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak hitam pada
kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi tanda awal Anda
memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa saja ditandai dengan kulit
yang menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput dini.
Seseorang dengan gejala awal kencing manis ini cenderung lebih rentan terhadap
infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang
menurun.
Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan kemampuan
Anda untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan rahang
gigi Anda. Gusi Anda dapat bengkak atau mungkin mengalami luka.
Gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan
saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh Anda.
Jadi, jika Anda memiliki luka yang tak kunjung sembuh atau justru semakin
memburuk, segera periksa ke dokter.
g. Cepat lapar
Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ
melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena
kurang makan, sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
mengirimkan sinyal lapar.
Walau nafsu makan meningkat, para diabetesi dapat mengalami penurunan berat
badan, bahkan sangat drastis. Berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5 persen dari
berat badan.
Mengetahui gejalanya lebih awal akan memudahkan Anda untuk mengatasi gejala
tersebut dan bahkan dapat mencegahnya.
4.penyebab
Sebelum mengetahui penyebab penyakit gula, Anda perlu tahu bagaimana glukosa
diproses oleh tubuh. Glukosa sangat penting untuk tubuh, karena bekerja sebagai sebagai
sumber energi bagi sel-sel dan jaringan tubuh, terutama otak.
Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang Anda makan dan dari disimpan
sebagai cadangan di dalam hati (liver). Jenis glukosa yang disimpan di hati disebut dengan
glikogen.
Jika Anda belum makan otomatis kadar gula darah akan rendah. Guna mencegah hal
tersebut, liver akan memecah glikogen menjadi glukosa dan menyeimbangkan kadar gula
darah Anda.
Hormon insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-sel tubuh
sehingga menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika Anda mengalami
gangguan fungsi pankreas, maka produksi insulin juga akan terganggu.
Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan cukup, sehingga
kadar gula dalam darah akan terus meningkat.
Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh
Anda tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut
dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak bisa menrima gula darah untuk
kemudian diolah menjadi energi. Hal ini kemudian membuat tubuh menganggap bahwa ia
sedang kekurangan gula sehingga memecah glikogen kembali.
Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar gula
darah tinggi yang disebut dengan hiperglikemia.
Sayangnya, pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk mengatasi
resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam darah dan menyebabkan
diabetes gestasional.
Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun bukan
berarti Anda jadi merasa putus asa.
Penyakit gula atau kencing manis ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah
satunya, dengan minum obat diabetes melitus. Tergantung jenisnya, berikut beberapa
pilihan obat penyakit gula:
Ketika Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel
yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka
dari itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa insulin yang akan
disuntikkan pada tubuh pasien setiap hari
1. Insulin Suntik
Insulin suntik adalah jenis obat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pasokan insulin yang dibutuhkan oleh penderita diabetes. Insulin merupakan hormon
yang bertugas membantu mengolah gula yang telah diserap tubuh agar menjadi energi.
Insulin juga berperan dalam menyimpan cadangan energi yang nantinya bisa digunakan
jika suatu saat dibutuhkan oleh tubuh.
Akan tetapi, pada orang yang menderita diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi
insulin yang cukup, sehingga gula akan banyak menumpuk di aliran darah yang berisiko
mengakibatkan stroke atau serangan jantung. Ketidakmampuan tubuh dalam
memproduksi insulin ini, membuat penderita diabetes memerlukan pasokan insulin dari
luar, yaitu melalui suntikan. Cara kerja insulin suntik sama dengan insulin alami, yaitu
membuat gula dapat diserap oleh sel dan dipecah menjadi energy
Merek dagang: Apidra, Insulatard HM, Insuman Basal, Insuman Comb 25, Insuman
Comb 30, Insuman Rapid, Lantus, Mixtard 30 HM, Sansulin Log-G, Sansulin-N,
Sansulin-R
Diabetes bisa diperburuk oleh kondisi kehamilan. Oleh sebab itu, segera informasikan
kepada dokter jika sedang hamil sekaligus menderita diabetes, agar bisa direncanakan
pengaturan kadar gula darah yang tepat.
Harap berhati-hati dalam menggunakan insulin suntik, jika sedang mengalami
gangguan fungsi ginjal, penyakit tiroid, penyakit liver, hipoglikemia (kondisi di mana
kadar gula darah berada di bawah batas normal), hipokalemia (kondisi di mana kadar
kalium berada di bawah batas normal), lipoatrophy (berkurangnya jaringan lemak di
daerah tubuh tertentu), atau gangguan penglihatan.
Hindari konsumsi minuman beralkohol, karena dapat memengaruhi kadar gula darah.
Rutin memeriksakan kadar gula darah kepada dokter.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lainnya, termasuk herba atau
suplemen yang dapat menimbulkan interaksi obat tidak diinginkan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Diskusikan bersama dokter agar insulin disuntikkan pada bagian tubuh yang
berbeda dan jangan menyuntikkan pada otot, luka atau jaringan parut, ataupun tahi lalat.
Hindari mengocok botol insulin, karena gelembung akan muncul yang bisa menyebabkan
pengukuran dosis menjadi tidak tepat.
Interaksi Obat
Beri tahu dokter jika ingin menggunakan insulin suntik bersama dengan obat-obat
berikut ini, karena dapat menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan:
Obat diabetes lainnya (misalnya metformin), ACE inhibitor, penghambat beta obat
trigliserida tinggi golongan fibrat (misalnya fenofibrat), fluoxetine, pentoxifylline, atau
antibiotik sulfonamida: meningkatkan efek hipoglikemik atau gula darah turun di
bawah normal.
Danazol, diuretik, glukagon, isoniazid, kortikosteroid, chlorpromazine, hormone tiroid,
estrogen, progestin (misalnya: pil KB), antipsikotik: mengurangi efek insulin dalam
menurunkan gula darah.
Pioglitazone: meningkatkan risiko bertambahnya berat badan dan penumpukan cairan
di bagian tubuh tertentu (seperti tungkai).
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Efek samping insulin suntik
yang umumnya terjadi adalah:
Kadar kalium di dalam darah menurun, yang ditandai dengan berkeringat, pucat,
merasa lapar, jantung berdebar, dan pusing.
Pembengkakan, kemerahan, dan gatal di bagian tubuh yang disuntikkan.
Segera periksakan ke dokter bila mengalami efek samping atau reaksi alergi yang
berupa sesak napas, mengi (napas berbunyi), pandangan kabur, kesulitan menelan, dan
pembengkakan pada lengan atau tungkai.
Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan
sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat
diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah
metformin, pioglitazone, sulfonilurea, agonis, repaglinide, acarbose, gliptin,
dan nateglinide.
Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat menyebabkan
sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar baiknya, efek samping ini tidak
selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan dengan dokter Anda bila Anda mengalami
efek samping obat tersebut.
7. Pengobatan rumahan
1. Menjaga pola makan dan asupan gizi
Sebenarnya, makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama dengan
orang yang sehat-sehat saja. Bedanya, makanan Anda lebih diatur dari mereka. Dokter
biasanya akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah
lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darah.
Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks seperti nasi
merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian utuh.
Ganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk
meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh, sehingga bisa membantu mengontrol gula
darah.
Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang, dan dibakar.
Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau
dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita, seperti brokoli
dan bayam.
Buah-buahan segar. Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah
gula.
Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak
untuk sup dan ditumis.
Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel.
Jika Anda menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan tetap ideal,
kadar gula darah stabil, dan terhindar dari risiko penyakit jantung.
2. Olahraga teratur
Manfaat olahraga teratur untuk diabetesi adalah membantu menjaga berat badan
turun, insulin bisa lebih mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan paru-paru
bekerja lebih baik dan memberi Anda lebih banyak energi.
Tidak usah yang terlalu berat Anda bisa mulai berjalan, berenang, bersepeda di
dekat rumah Anda, beraktivitas membersihkan rumah, atau mulai hobi berkebun adalah
ide bagus supaya Anda tetap aktif bergerak.
Jika kadar gula darah Anda kurang dari 100-120, makanlah apel atau segelas susu
sebelum Anda berolahraga. Saat Anda sedang berolahraga, bawalah makanan ringan agar
gula darah Anda tidak turun.
Temui dokter Anda, jika Anda berniat untuk ikut kelas fitness atau program latihan
olahraga.
Tes gula darah Anda sebelum dan sesudah berolahraga jika Anda mengonsumsi obat
diabetes melitus. Pastikan Anda gula darah tidak lebih rendah dari 70.
Kadar gula darah harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna
mengatasi serta menjaga kadar gula darah Anda tetap normal. Cek gula darah juga bisa
memberikan informasi mengenai kadar glukosa darah Anda pada saat itu juga. Anda bisa
menggunakan alat tes gula darah yang disebut glukometer. Dengan petunjuk pemakaian
sebagai berikut:
1. Pastikan tangan Anda telah dicuci, masukkan kertas test strip ke alat ukur gula darah.
2. Perlahan, tusuk ujung jari dengan jarum steril hingga darah keluar
3. Bila darah yang keluar sedikit, perlahan pijat jari hingga darah keluar cukup
4. Pegang dan tahan ujung test strip sampai darah menetes pada test strip, dan tunggu
hasilnya.
5. Kadar glukosa darah Anda akan muncul di layar alat
Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan setelah Anda makan. Untuk
tingkat gula darah normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130 mg/dL. Kemudian,
tingkat gula darah dua jam setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL dan
menjelang tidur berkisar 100-140 mg/dL.
Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda. Kadar
gula darah tinggi dianggap sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh Anda sedang tidak
sehat. Catat kadar gula darah setiap kali Anda memeriksa kadar gula darah.
Keseimbangan kadar gula darah pada diabetesi terkadang tidak bisa terjaga dengan
baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda juga mungkin
membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya.
Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang dapat digunakan untuk
kondisi ini (obat hipoglikemik oral). Anda juga mungkin diberikan kombinasi dari dua
jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah Anda. Obat yang biasa
diberikan adalah metformin, sulfonilurea, pioglitazone, gliptin,
agonis, acarbose, nateglinide dan repaglinide.
Dalam kasus tertentu, obat-obatan dalam bentuk tablet mungkin akan kurang efektif
untuk mengobati penyakit gula atau kencing manis ini, sehingga Anda
membutuhkan terapi insulin.
Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini dapat diberikan untuk
menggantikan atau diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti yang telah disebutkan
di atas tadi.
8. Pencegahan
Penyakit gula atau kencing manis ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga
teratur, menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori dan
rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan
mencegah diabetes.
Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi
risiko diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian
tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.
3. Kurangi gula
Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula,
tapi bukan berarti Anda jadi anti gula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis
rendah kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan
kalori.
4. Aktif berolahraga
Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan
kadar insulin.
9. Aturan Minum Obat Diabetes yang Perlu Dipahami
a. Diabetes tipe 1
Jika mengalami efek samping tersebut setelah penyuntikan insulin, segeralah pergi
ke dokter.
Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana pankreas tidak dapat
memproduksi insulin, sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah. Oleh karena itu,
pengobatan yang tepat dalam menangani diabetes tipe ini adalah pemberian insulin suntik
setiap hari, untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
Dokter akan menentukan dosis insulin yang tepat, serta mengajarkan cara
melakukan suntikan insulin. Meski demikian, pemberian insulin suntik berpotensi
menimbulkan beberapa efek samping, seperti sakit kepala, lemas, gatal-gatal,
berkurangnya kalium, dan dalam beberapa kasus, alergi terhadap insulin.
Berbeda dengan penderita diabetes tipe 1, hanya sebagian pasien diabetes tipe 2
yang memerlukan insulin untuk mengontrol gula darahnya.
b.Diabetes tipe 2
1.Metformin
Metformin adalah obat antidiabetes yang dapat menurunkan kadar gula darah
pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini dapat dikonsumsi secara tunggal, dikombinasikan
dengan obat antidiabetes lain, atau diberikan bersama insulin. Guna mendapat hasil
maksimal, dosis metformin harus diseimbangkan dengan jumlah atau jenis makanan yang
dikonsumsi, serta intensitas olahraga dan aktivitas yang dilakukan.
Dalam menurunkan kadar gula darah yang tinggi, metformin bekerja dengan cara
menghambat proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, memperlambat penyerapan
glukosa pada usus, serta meningkatkan sensitifitas insulin dalam tubuh. Kendati
demikian, obat ini tidak dapat diberikan pada penderita diabetes tipe 1 yang masih
tergantung pada suntikan insulin sepenuhnya.
a.Tentang Metformin
b.Peringatan:
Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat ini, obat lain, atau bahan tertentu.
Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu jika memiliki riwayat gangguan pernapasan
(misalnya asma), kekurangan darah, serta gangguan ginjal dan hati.
Bicarakan pada dokter jika akan melakukan prosedur medis tertentu, terutama
pemeriksaan radiologi dengan menggunakan zat pewarna iodin.
nformasikan pada dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk obat bebas,
suplemen, atau herbal.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
c.Dosis Metformin
Alkohol dan bahan pewarna iodin, karena dapat meningkatkan risiko asidosis laktik.
Diuretik thiazide, obatan-obatan golongan phenothiazine (seperti chlorpromazine),
kontrasepsi oral, vitamin B3, penghambat kanal kalsium, kostikosteroid, atau
isoniazid, karena dapat mempersulit pengendalian kadar gula darah.
Obatan-obatan golongan sulfonylurea, karena dapat menimbulkan efek tambahan.
Cimetidine dapat meningkatkan kadar metformin di dalam darah
ACE inhibitor, karena dapat menurunkan kadar gula darah puasa, yaitu kadar gula
darah setelah pasien dipuasakan selama 8 jam.
d.Efek Samping dan Bahaya Metformin
Sama seperti obat lain, metformin juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi saat mengonsumsi metformin adalah:
2. Sulfonilurea
Glimepiride
a.Tentang glimeperide
b.Peringatan:
Hindari mengonsumsi glimepiride jika memiliki alergi terhadap obat ini atau antibiotik
golongan sulfonamida.
Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika sedang atau
berencana mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika menderita atau
memiliki riwayat kondisi berikut ini:
Defisiensi G6PD, yaitu kondisi rusaknya sel darah merah akibat kelainan genetik.
Gangguan hormon yang melibatkan kelenjar adrenal, hipofisis (pituitari), atau tiroid]
Penyakit jantung.
Penyakit ginjal.
Penyakit liver
Beri tahu dokter bahwa sedang mengonsumsi glimepiride jika akan menjalani tindakan
operasi, termasuk operasi gigi.
Hindari konsumsi alkohol ketika sedang menjalani pengobatan dengan glimepiride.
Alkohol dapat menyebabkan efek samping glimepiride semakin memburuk.
Hindari berada terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari karena glimepiride
dapat menyebabkan kulit sensitif terhadap sinar matahari. Gunakan pakaian yang
menutup seluruh lengan, kacamata, dan tabir surya.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi glimepiride, segera temui
dokter.
c.Dosis Glimepiride
d.Interaksi Obat
Ada beberapa risiko yang dapat terjadi ketika glimepiride dikonsumsi bersama
dengan obat lainnya, yaitu:
Glimepiride dapat menyebabkan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah jika
dikonsumsi bersama dengan obat-obatan berikut ini:
1. Aspirin
2. Sulfonamida
3. Chloramphenicol
4. Clarithromycin
5. Warfarin
6. ACE inhibitor
7. Fluoxetine
8. Quinolone
9. Beta blocker
Efektivitas glimepiride untuk menurunkan kadar gula darah akan berkurang jika
dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat berikut ini:
1. Diuretik
2. Kortikosteroid
3. Phenytoin
Kombinasi glimepiride dengan insulin pada pasien gagal jantung akan meningkatkan
risiko efek samping yang berkaitan dengan jantung.
Selain itu, ada efek samping lain yang mungkin terjadi dan bersifat serius, antara lain:
Anemia
Trombositopenia
Penurunan fungsi hati
Kadar natrium dalam darah rendah (hiponatremia)
Reaksi alergi yang bersifat serius
Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia juga dapat terjadi selama pasien
mengosumsi glimepiride. Gejala kadar gula darah rendah, di antaranya adalah:
Jantung berdebar
Area di sekitar mulut mati rasa
Jari mengalami kesemutan
Otot melemah
Penglihatan kabur
Tremor
Disorientasi atau bingung
Hilang kesadaran
3. Penghambat DPP-4
Obat ini berfungsi untuk menghambat penyerapan glukosa kembali pada ginjal,
dan meningkatkan hormon insulin. Contoh obatnya adalah sitagliptin, vildagliptin, dan
linagliptin. Obat ini dikonsumsi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter (tidak
bergantung pada jadwal makan).
4. Tiazolidindion
Obat diabetes ini berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas sel tubuh dalam
menggunakan insulin, sehingga glukosa dapat digunakan lebih efektif. Jenis obat
golongan ini adalah pioglitazone. Sama dengan obat diabetes jenis penghambat DPP-4,
konsumsi obat ini tidak bergantung pada jadwal makan dan mengikuti jadwal pemberian
dari dokter.
Pioglitazone
a.Tentang Pioglitazone
Golongan Antidiabetes
b.Peringatan:
Untuk menangani diabetes tipe 2, dosis pioglitazone yang umumnya diberikan adalah
sebanyak 15-30 miligram, sekali sehari. Dosis bisa dinaikkan jika dibutuhkan. Dosis
maksimal adalah 45 miligram per hari.
Gunakan pioglitazone sesuai anjuran dokter dan bacalah keterangan pada kemasan.
Tablet pioglitazone bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Pastikan ada jarak
waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih
efektif.
d.Interaksi Obat
Nyeri dada
Sesak napas
Kelelahan
Gangguan pada gigi
Berat badan bertambah
Napas berbunyi atau mengi
Pelebaran pembuluh darah leher
Gangguan irama jantung
Jumlah urine yang dikeluarkan sedikit
Bengkak pada wajah, jari tangan, jari kaki, atau betis hingga telapak kaki.
5. Acarbose
Obat diabetes ini diberikan untuk menghambat penyerapan glukosa dari saluran
pencernaan. Obat ini dikonsumsi bersamaan dengan suapan pertama saat makan.
jenis obat ini terdiri dari campuran dua golongan obat diabetes. Obat diabetes
kombinasi ini ada yang dikonsumsi sebelum makan, namun ada juga yang dikonsumsi
setelah makan.
c. Diabetes gestasional
Penting untuk selalu memerhatikan aturan minum obat diabetes yang diberikan
oleh dokter. Jika terjadi komplikasi atau efek samping setelah mengonsumsi obat
diabetes, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.