DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii
Program Pamsimas bertujuan untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi yang aman kepada
masyarakat. Salah satu upaya untuk mendukung pencapaian target ini adalah dengan memberikan
panduan teknis kepada para pelaku pembangunan di lapangan, agar dapat bekerja dengan tepat dan
maksimal.
Panduan Perencanaan SPAM Perdesaan ini sangat penting mengingat pelaksanaan Program
Pamsimas dikerjakan dengan pendekatan berbasis masyarakat. Dengan dijadikannya masyarakat
sebagai pemeran utama dalam pembangunan, program harus mampu membuat konsep
pemberdayaan dan materi pendukung yang sesuai. Panduan ini dibuat untuk memudahkan masyarakat
dan Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) dalam memahami teknis perencanaan SPAM.
Panduan Perencanaan SPAM Perdesaan ini juga menjadi instrumen penting untuk menjamin kualitas
perencanaan dan memudahkan proses pelaksanaan konstruksi. Tahapan perencanaan dalam POB ini
akan menentukan keberfungsian SPAM dalam jangka panjang dan menjamin keberlanjutannya. SPAM
yang berfungsi secara optimal dapat mempermudah upaya pengembangan guna menambah penerima
manfaat.
1.2. TUJUAN
Penjelasan pilihan teknologi air minum yang tepat guna dapat membantu masyarakat dan TFM dalam
menentukan pilihan teknologi SPAM. Berikut adalah diagram alir System Penyediaan Air Minum
(SPAM) bedasarkan sumber air baku :
ya
Berkualitas air minum
tidak
Pelayanan
Mata air adalah air yang terperangkap/ tersimpan dalam batuan yang mengalami penambahan atau
pengisian air secara alami dan terus menerus. Adapun kelebihan dan kekurangan mata air adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Kualitas air pada umumnya baik karena berasal dari dalam tanah yang telah tersaring secara
alami.
b. Risiko terjadinya pencemaran kecil karena berada jauh dari permukiman.
2. Kekurangan
a. Kuantitas air umumnya fluktuatif dan dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau.
b. Mata air umumnya berada di daerah pegunungan.
Memenuhi Kualitas
Air Minum
Desinfeksi
Air tanah adalah air yang berasal dari dalam tanah yang tidak terapit oleh lapisan penyekap atau
berasal dari dua lapisan kedap air di dalam tanah. Kedalaman air tanah dibagi dua yaitu air tanah yang
berada pada kedalaman kurang atau sama dengan 40 meter dan air tanah yang berada pada
Air permukaan adalah air yang memiliki daerah aliran dan mengalir pada bagian permukaan daratan.
Air permukaan berupa sungai, danau, waduk, embung dan/atau saluran irigasi. Adapun kelebihan dan
kekurangan air permukaan adalah sebagai berikut
1. Kelebihan
a. Kuantitas atau debit air umumnya besar.
b. Kontinuitas atau kesinambungan pasokan air cukup terjamin, karena terhubung dengan
bendungan atau waduk di daerah hulu.
2. Kelemahan
a. Air Permukaan mudah tercemar oleh aktivitas domestik maupun pembuangan limbah.
b. Membutuhkan biaya untuk pengolahan air baku menjadi air bersih atau air minum.
c. Operasional membutuhkan keahlian khusus.
Air hujan adalah air yang dihasilkan dari peristiwa sampainya air dalam bentuk cair yang dicurahkan
dari atmosfer ke permukaan bumi. Jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu
disebut sebagai curah hujan. Adapun kekurangan air hujan adalah sebagai berikut:
a. Debit bervariasi di lokasi yang berbeda dan tergantung dengan curah hujan.
b. Tergantung pada musim.
c. Perlu area tangkapan dan penampungan yang besar.
d. Kualitas air hujan bersifat asam mudah tercemar.
Air PDAM adalah air yang diambil atau tapping dari jaringan air minum PDAM karena tidak ada alternatif
sumber air baku lainnya. Adapun kelebihan dan kekurangan air PDAM adalah sebagai berikut
1. Kelebihan:
a. Kuantitas air terjamin oleh PDAM.
b. Kualitas air telah memenuhi syarat sebagai air minum.
c. Kontinuitas air terjamin karena umumnya PDAM beroperasi selama 24 jam.
2. Kelemahan :
a. Sangat bergantung kepada operasional PDAM.
b. Besaran harga air bedasarkan kesepakatan antara KPSPAMS dengan PDAM.
Tekanan air
mencukupi
Pompa Distribusi
𝑃𝑎 − 𝑃1
𝐾𝑎 =
𝑇2 − 𝑇1
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
b. Metode Geometrik :
Pn = P0 (1+r)n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
Dimana :
Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linear
𝑛. ∑ 𝑋. 𝑌 − ∑ 𝑋 . ∑ 𝑌
𝑏=
𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat ditentukan
dengan persamaan lain, yaitu:
a = Ȳ - bẌ
dimana Ȳ dan Ẍ masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.
Sumber perhitungan proyeksi jumlah penduduk Permen PU No. 18 Tahun 2007
Rata-rata penambahan penduduk dari tahun 2006 sampai 2015 adalah selisih jumlah = 20/9 ka = 2
jiwa/tahun. Dimana pertumbuhan penduduk negatif dianggap sebagai tidak ada pertumbuhan atau
negatif.
Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun:
r = 2,68% / 9
r = 0,30%
Pilih metode proyeksi penduduk desa dalam 20 tahun mendatang dengan tata cara sebagai berikut :
Dengan bertolak dari data penduduk Tahun 2015 hitung kembali jumlah penduduk per tahun dari Tahun
2006 sampai dengan 2014 dengan menggunakan metode aritmatik dan geometrik.
1) Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka (Ta-To)
Ka = (Pn – Po)/(Ta-To)
Ka =2
Po = (Pn-Ka (Ta-To)
P2006 = 2070 – 2(2005- 2006)
= 2052
X Y Aritmatik Geometrik
2006 2050 2052 2016
2007 2061 2054 2021
2008 2080 2056 2027
2009 2106 2058 2033
2010 2100 2060 2039
2011 2095 2062 2045
2012 2085 2064 2052
2013 2080 2066 2057
2014 2076 2068 2064
2015 2070 2070 2070
5) Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil
perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan menghitung
standar deviasi atau koefisien korelasi. Rumus standar deviasi dan koefisien korelasi adalah
sebagai berikut:
(1) Standar Deviasi :
∑(𝑋𝑖 − 𝑋¯)2
𝑠= √ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 > 20
𝑛−1
dimana:
s = standar deviasi
Xi = variabel independen X (jumlah penduduk)
X¯ = rata-rata X
n = jumlah data;
Metode perhitungan proyeksi penduduk yang paling tepat adalah metoda yang
memberikan harga standar deviasi terkecil.
Contoh perhitungan Kebutuhan Air dapat dilihat di bawah ini dengan jumlah penduduk dan asumsi
pertumbuhan 0,03% pertahun dengan metode aritmatik sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk dengan kebutuhan air 1 lt/detik
2. Jumlah penduduk dengan kebutuhan air 2 lt/detik
3. Jumlah penduduk dengan kebutuhan air 3 lt/detik
Survey perencanaan air baku adalah kegiatan kunjungan lapangan dalam rangka mendapatkan
informasi mengenai alternatif sumber air baku yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Ketentuan Teknis dalam survey perencanaan air baku adalah sebagai berikut:
1. Peta lokasi.
2. Sumber air baku harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Debit minimum dari sumber air baku.
b. Kuantitas sumber air baku terjamin kontinuitas.
c. Kualitas air baku harus memenuhi baku mutu air untuk air minum.
d. Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan.
3. Ketersediaan sumber air: 1,3 dari kebutuhan air rata – rata.
1 Mata Air 1. Lokasi dan ketinggian 1. Sumber layak dipilih jika tidak ada
2. Kualitas air (visual dan pemeriksaan konflik kepentingan (musyawarah)
laboratorium) 2. Kualitas dan kuantitas memenuhi
3. Kuantitas dan kontinuitas air (hasil ketentuan yang berlaku
pengamatan dan pengukuran pada
musim kemarau)
4. Peruntukan saat ini
5. Kepemilikan lahan di sekitar mata air
6. Jarak ke daerah pelayanan
7. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas
8. Jalan masuk ke mata air
2 Air Permukaan 1. Lokasi dan ketinggian Sumber ini dipilih jika sumber 1 tidak ada
2. Kualitas air (visual dan pemeriksaan
laboratorium)
3. Kuantitas dan kontinuitas air (hasil
pengamatan dan pengukuran pada
musim kemarau)
4. Peruntukan saat ini
5. Jarak ke unit pengolahan dan ke
daerah pelayanan
6. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas
3 Air Tanah 1. Lokasi 1. Masuk dalam wilayah Cekungan Air
2. Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas Tanah (CAT)
3. Peruntukan saat ini 2. Untuk mengetahui kondisi air tanah
4. Kepemilikan di lokasi, perlu dilakukan
5. Jarak ke daerah pelayanan pemeriksaan geolistrik.
6. Jalan untuk masuk ke lokasi 3. Sumber ini dipilih jika sumber 1 dan 2
tidak ada
4 Air Hujan 1. Curah hujan Sumber ini dipilih jika sumber 1, 2 dan 3
2. Kualitas dan kuantitas air hujan tidak ada
1. METODE TAMPUNG
Metode tampung adalah metode pengukuran debit dengan cara menampung air dalam suatu
wadah. Metoda ini dapat digunakan bila seluruh aliran bisa ditampung dalam wadah, misalnya air
yang keluar dari mata air melalui sebuah pipa. Peralatan yang dibutuhkan adalah:
1) Wadah yang volumenya diketahui.
2) Pengukur waktu (stop watch).
Cara pengukuran:
1) Hidupkan stop watch tepat pada saat ember atau wadah mulai menampung aliran air.
2) Matikan stop watch tepat pada saat ember satu wadah sudah penuh.
Perhitungan debit:
𝑉
𝑄=
𝑇
Dimana:
Q = Debit air (l/detik)
T = Waktu saat stop watch dihidupkan dan dimatikan, dalam detik
V = Volume ember atau wadah
Contoh Perhitungan, diketahui wadah dengan isi 40 l dalam waktu 8 detik, maka debitnya adalah:
40
𝑄= = 5 𝑙/𝑑𝑡
8
1 Jam = 60 Menit
1 Menit = 60 Detik
1 Jam = 3600 Detik
Cara pengukuran
1) Perhatikan agar tidak ada rintangan, halangan atau gangguan lainnya sampai tempat
pengamatan di hilir.
2) Jatuhkan daun ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu hidupkan stop
watch.
3) Hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan di hilir, jarak antara bagian
hulu dan bagian hilir juga harus diukur (katakan Lm).
4) Ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar penampang itu
2. INTAKE
Intake adalah bangunan penangkap air permukaan, dimana air baku tersebut kemudian ditampung
sebelum dibawa atau dipompa menuju bangunan pengolahan air minum.
Prinsip Perencanaan:
Prinsip perencanaan pada pengambilan air baku dari air permukaan (intake) adalah menghitung debit
air baku sebagai berikut:
1. Perhitungan debit sungai
a. Dilakukan dengan mengukur luas potongan melintang penampang basah sungai dan
kecepatan rata-rata aliran air.
b. Mengumpulkan data debit, pemanfaatan sungai, tinggi muka air maksimum dan minimum.
2. Perhitungan debit danau
a. Pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air minimal 1 tahun dengan cara mengalikan
perbedaan tinggi air maksimum dan minimum dengan luas muka air danau.
b. Data diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi air pernah terjadi (muka air terendah).
3. Perhitungan debit embung
a. Pengukuran debit pada saat musim hujan dengan mengukur luas penampang basah sungai
yang bermuara di embung dan dikalikan dengan kecepatan aliran. Volume tampungan dihitung
dengan melihat volume cekungan pada setiap ketinggian air.
b. Volume cekungan dibuat pada musim kemarau (embung tidak terisi air).
3. SUMUR BOR
Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan melakukan pengeboran tanah dengan menggunakan
teknik tertentu agar memperoleh air baku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Prinsip Perencanaan
Prinsip perencanaan dalam pembuatan sumur bor antara lain:
a. Besarnya diameter casing disesuaikan dengan keperluan.
b. Jenis casing digunakan berbahan metal, plastik dan serat gelas sesuai dengan kualitas air baku
yang diperoleh.
c. Kedalaman sumur sesuai dengan potensi akuifer dan debit rencana.
d. Penggunaan screen memiliki pertimbangan sama dengan pemilihan casing.
e. Gravel pack adalah lapisan gravel yang dipasang antara dinding sumur dengan casing berfungsi
untuk memperkuat dinding sumur agar tidak runtuh dan menyaring lapisan pasir atau lumpur halus
dari akuifer.
Prinsip perencanaan
Lokasi bangunan PAH harus memenuhi persyaratan teknis antara lain:
1. Lokasi di daerah kritis air dan memiliki curah hujan 1300 mm/tahun.
2. Kapasitas bak Penampung Air Hujan ditentukan berdasarkan:
a. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah).
b. Kebutuhan pokok pemakaian air (10–15) L/orang/hari.
c. Jumlah hari kemarau.
d. Jumlah penduduk terlayani.
3. Konstruksi PAH harus kedap air, spesifikasi bahan bak penampung air hujan (PAH) dapat terbuat
dari ferro semen, pasangan bata dan fiber glass reinforced plastic (FRP). Kriteria PAH kapasitas 4
m3. Spesifikasi FRP adalah sebagai berikut:
a. Ketebalan minimum 8 mm
b. Tinggi 1,8 m
c. Diameter cetakan luar 1,96 m
d. Diameter cetakan dalam 1,80 m
5. TAPPING PDAM
Air PDAM ini diperoleh dengan cara menyambungkan (tapping) jaringan SPAM perdesaan ke jaringan
SPAM PDAM, kegiatan ini dilakukan dengan syarat telah mendapatkan izin dari PDAM setempat yang
dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara KPSPAMS dengan PDAM. Pelaksanaan
penyambungan atau tapping harus dilakukan oleh tenaga teknis dari PDAM. Tapping PDAM dengan
sambungan komunal menjadi pilihan bagi masyarakat kurang mampu dan dapat dikembangkan melalui
kerjasama antara PDAM dengan KPSPAMS. PDAM menyediakan air sampai ke meter induk,
sedangkan pengelolaan dilakukan oleh masyarakat melalui KPSPAMS.
Tapping PDAM dengan sambungan komunal perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kapasitas produksi PDAM terbatas yang meliputi sumber air baku dan kapasitas instalasi produksi
air.
2) Ketiadaan jaringan distribusi air minum PDAM.
3) Masyarakat harus aktif dalam mengambil keputusan pengembangan dan pengelolaan layanan
tapping PDAM termasuk menentukan pengelola.
4) PDAM perlu memeriksa kawasan dimana layanan sambungan komunal akan dikembangkan agar
tidak terjadi penyalahgunaan layanan.
Pada perencanaan layanan dengan tapping PDAM yang harus diperhatikan antara lain:
4. Unit Sedimentasi
Unit sedimentasi adalah bangunan yang berfungsi untuk mengendapkan partikel
tersuspensi/koloid atau partikel yang mengami perubahan bentuk, ukuran maupun berat saat
mengendap pada kekeruhan tinggi, dengan kondisi aliran yang relative tenang. Partikel ini
berupa material tersuspensi/koloid dan lumpur halus yang telah mengalami proses kimiawi
dengan penambahan kimia koagulan kemudian di aduk dengan proses koagulasi-flokulasi dan
diendapkan dengan cara gravitasi.
2. Bentuk tabung pengendap (tube settler) selain bentuk pelat, pengendap pada unit
sedimentasi dapat juga digunakan tube settler dengan ketentuan lebar tube disesuaikan
dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat dan kemiringan sesuai dengan Revisi SNI
19-6774-2002, tentang tata cara perencanaan paket unit IPA. Bentuk tube settler yang
bisa digunakan antara lain berbentuk bundar, segi empat segi-enam, atau segi-delapan.
1 1-10 4
2 20 5
3 50 5-6
Sumber: SNI 6773 tahun 2008
6. Reservoir
Definisi
Reservoir adalah unit bangunan akhir dari instalasi pengolahan air (IPA) yang
berfungsi untuk menampung air dari hasil proses pengolahan.
Reservoir terbagi atas dua jenis yaitu:
Reservoir bawah atau ground reservoir adalah bangunan dipermukaan tanah yang
berfungsi untuk menampung air hasil olahan dari IPA.
Menara air atau elevated reservoir adalah bangunan di atas tanah
yang berfungsi untuk
menampung air hasil olahan dari IPA agar dapat mengalir secara gravitasi.
Volume Reservoir
Volume reservoir ditentukan berdasarkan jumlah volume air maksimum yang harus ditampung
pada saat pemakaian air minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat
pengaliran jam puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan
periode pengisian reservoir.
7. Unit Desinfeksi
Desinfeksi adalah unit pembubuh larutan desinfektan yang berfungsi untuk membunuh bakteri
patogen, alga dan mikroorganisme yang masih ada setelah proses pengolahan.
Kriteria Desinfektan
a. Jenis densifektan yang digunakan
1) Gas klor (Cl2), kandungan klor aktif minimal 99%;
2) Kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCL2) x H2O kandungan klor aktif (60 — 70)%;
3) Sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan klor aktif 15%;
4) Ozon O3;
5) Ultraviolet.
b. Dosis klor ditentukan berdasarkan Daya Pengikut Chlor (DPC) yaitu jumlah klor yang
dikonsumsi air, besarnya tergantung dari kualitas air bersih yang di produksi serta
ditentukan dari sisa klor di instalasi (0,25 – 0,35) mg/l.
Pembubuhan Desinfektan
Kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke instalasi pengolahan air bersih secara gravitasi
atau mekanis.
Debit L/d Kecepatan Luas Penampang (m) Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)
2. AERASI
Aerasi adalah proses oksidasi besi (Fe) dan mangan (Mn) sehingga konsentrasinya dapat berkurang.
Aplikasi aerasi dalam proses ini dapat memberikan cukup banyak oksigen untuk berlangsungnya
reaksi. Proses ini biasanya digunakan pada air tanah yang umumnya mempunyai kandungan oksigen
terlarut yang rendah.
Fungsi Aerasi:
1. Penyisihan senyawa organik volatile
Senyawa organik yang bersifat mudah menguap (volatile) dapat disisihkan dengan cara aerasi.
2. Penyisihan karbondioksida
Karbondioksida dapat cepat dihilangkan dengan cara aerasi. Karbondioksida mempunyai
kelarutan yang rendah dalam air, sehingga aerasi sangat efisien dalam penyisihannya. Proses
ini biasanya diterapkan pada pelunakan air tanah yang umumnya mempunyai kandungan
karbondioksida yang tinggi. Tingginya konsentrasi karbondioksida dalam air dapat meningkatkan
pemakaian bahan kimia untuk keperluan pelunakan.
3. Penyisihan hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida adalah senyawa utama penyebab rasa dan bau yang dapat diolah cukup efektif
dengan aerasi. Mekanisme pengolahannya adalah terjadi oksidasi hidrogen sulfida
menghasilkan air dan belerang bebas
Aerator Gravitasi :
1. Cascade 20-45 % CO2 Tinggi : 1,0-3,0 m
Luas : 85-105 m2/m2.det
Kecepatan aliran : 0,3 m/det
Prinsip Perencanaan
Tray Aerator tidak membutuhkan lahan yang luas seperti jenis aerator yang lain.
Tidak membutuhkan tenaga penggerak tambahan seperti spray atau sprinkler (penyemprot
oksigen), cukup mengandalkan lubang-lubang pada tray untuk memperbesar luas permukaan
partikel air yang berkontak dengan udara.
Perlu diperhatikan kecepatan angin di lokasi unit tray aerator, jika kecepatan
terlalu tinggi
maka proses jatuhnya air akan terganggu dan proses oksidasi (aerasi) tidak bekerja maksimal.
𝟏,𝟑𝟖 𝒎𝒈
Perkalian Sebanding ( Fe = Cn x )
𝟕 𝒎𝒈
Fe (mg) 7 7 7 7 7 7 7
CO2 (mg) 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38
2,42141 1,67521 1,15896 0,80180 0,55471 0,38377 0,26550
Konsentrasi Fe yang
memenuhi baku mutu
Tabel 4.18 Hubungan Karakteristik Air Gambut, Dampak Proses Pengolahan dan Opsi Pengolahan
Karakteristik Air Proses Metoda yang Opsi
Dampak
Baku Pengolahan Disarankan Pengolahan
Iritasi kulit, racun dari Penyaringan
Pembubuhan kapur
pH rendah logam berat yang larut Netralisasi berupa saringan
(lime) dan soda ash
dari pipa (korosi) kasar horizontal
Warna (true color) Estetika, bau, penyakit Pembubuhan soda (juga berfungsi
Penghilangan sebagai
tinggi, kekeruhan kulit dan perut apabila api (caustic soda /
warna pengolahan
rendah tercemar limbah domestic NaOH)
pendahuluan),
saringan pasir
Estetika, penyakit kulit Saringan pasir cepat / lambat,
Kekeruhan tinggi dan perut apabila Penyaringan cepat/lambat, pembubuhan
tercemar limbah domestik saringan kasar soda api dan
arang aktif
Prinsip Perencanaan:
Sama dengan IPA lengkap dan hanya berbeda pada karakteristik air baku yang memiliki pH
rendah dan kandungan organik tinggi.
Unit pengolahan terdiri dari:
1) Koagulasi (Netralisasi soda ash & PAC) + Flokulasi
2) Sedimentasi
3) Filter 1 (Pasir Silika)
4) Filter 2 (Batu Zeolit)
5) Filter 3 (Manganese Green Sand)
6) Filter 4 (Carbon Aktif)
7) Reservoir + pembubuhan chlorin
NETRALISASI
KOAGULASI-FLOKULASI
SEDIMENTASI
FILTRASI
DESINFEKSI
RESERVOIR
Pipa transmisi adalah pipa yang menyalurkan air baku dari mata air, atau air tanah atau air permukaan
menuju unit pengolahan air sebelum ditampung di dalam bak reservoir.
1. Aksesoris Pipa Transmisi:
a. Air Valve adalah valve yang dipasang pada pipa dan berfungsi untuk mengeluarkan udara
dari dalam pipa agar air dapat mengalir dengan lancar.
b. Wash Out adalah aksesoris yang dipasang pada pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan
endapan di dalam pipa.
c. Elbow adalah aksesoris pipa yang dipasang pada kondisi belokan pipa pada sudut 45
derajat dan 90 derajat.
d. Jembatan pipa adalah pemasangan rangkaian pipa diatas lokasi sungai atau saluran yang
dilengkapi dengan elbow, air valve dan wash out.
e. Siphon adalah pemasangan pipa dibawah saluran air yang dilengkapi dengan elbow.
2. Prinsip Perencanaan:
Prinsip perencanaan pipa transmisi antara lain:
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC V max 3,0-4,5 m/det
Pipa baja atau DCIP V max 6,0 m/det
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min 1 atm,
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC h max 6-8 atm
Pipa baja atau DCIP h max 10 atm
Pipa PE 100 h max 12,4 MPa
Pipa PE 80 h max 9,0 Mpa
Pipa Distribusi adalah pipa yang mengalirkan air minum hasil dari unit pengolahan yang dialirkan ke
sambungan rumah, kran umum, atau hidran umum.
1. Aksesoris dan bangunan pelengkap pipa distribusi:
a. Air Valve adalah valve yang dipasang pada pipa dan berfungsi untuk mengeluarkan udara
dari dalam pipa agar air dapat mengalir dengan lancar.
b. Wash Out adalah asesories yang dipasang pada pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan
endapan di dalam pipa.
c. Elbow adalah asesories pipa yang dipasang pada kondisi belokan pipa pada sudut 45
derajat dan 90 derajat.
d. Jembatan pipa adalah pemasangan rangkaian pipa diatas lokasi sungai atau saluran yang
dilengkapi dengan elbow, air valve dan wash out.
e. Siphon adalah pemasangan pipa di bawah saluran air yang dilengkapi dengan elbow.
f. Bak pelepas tekan adalah bak air yang dibangun pada titik lokasi tertentu pada saat terjadi
tekanan maksimum air di dalam pipa sehingga pipa tidak pecah.
g. Trustblock adalah penyokong untuk mencegah pergeseran/pergerakan pipa saat air mengalir
dalam pipa.
h. Gate valve / stop kran pembagi, untuk membagi distribusi disaat debit berkurang atau penutup
sebagian jaringan disaat ada perawatan.
2. Pipa Distribusi
Pipa distribusi terdiri dari:
a. Pipa primer adalah pipa yang berfungsi membawa air dari instalasi pengolahan atau
reservoir distribusi dengan diameter yang relatif besar.
b. Pipa sekunder adalah pipa yang disambungkan pada pipa primer dengan diameter kurang
dari diameter pipa primer.
c. Pipa tersier adalah pipa yang menghubungkan pipa sekunder ke pipa service dengan
diameter kurang dari diameter pipa sekunder;
d. Pipa service adalah pipa yang berfungsi untuk menghubungkan ke pipa pengguna atau
sambungan rumah dengan diameter kurang dari diameter pipa tersier.
3. Prinsip Perencanaan:
a. Dalam perencanaan pipa distribusi terdapat ketentuan teknis yang harus diikuti yaitu:
1) Sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi dan lokasi instalasi
pengolahan air.
2) Tipe system distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan.
3) Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk system gravitasi seluruhnya, diusulkan
kombinasi sistem gravitasi dan pompa.
4) Jika semua wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan
langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa penguat (booster
pump).
5) Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,
maka wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan tekanan minimum.
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC atau ACP V max 3,0-4,5 m/det
Pipa baja atau DCIP V max 6,0 m/det
4 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min 0,5-1,0 atm,
pada titik jangkauan pelayanan terjauh
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC atau ACP h max 6-8 atm
Pipa baja atau DCIP h max 10 atm
Pipa PE 100 h max 12,4 MPa
Pipa PE 80 h max 9,0 Mpa
Sumber: Permen PU No. 18 Tahun 2007
b. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan formula:
Q=VxA
A= 0,785 D2
Dengan pengertian:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m 2)
D : diameter pipa (m)
c. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan. Untuk pipa bertekanan tinggi dapat
menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain
yang telah memiliki SNI atau setara standar internasional.
d. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona pelayan yang
di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani. Penggambaran dilakukan skala maksimal
1:5.000
Bak pelepas tekan (BPT) berfungsi untuk menghilangkan tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa
Jembatan pipa adalah pipa yang melintasi saluran, sungai, atau lainnya, yang tidak memungkinan pipa
ditanam di dalam tanah. Jembatan pipa harus mempunyai pondasi/penyokong yang kokoh di kedua
ujungnya untuk perkuatan.
Konstruksi jembatan pipa dapat berupa pipa yang melintang dengan atau tanpa besi penyokong di
bawahnya. Besi penyokong terpasang sepanjang kedua pondasi di kedua belah sisi untuk meletakkan
pipa di atasnya. Pipa diklem di beberapa titik (maksimal jarak 3 meter dengan klem lainya) sepanjang
besi penyokong untuk penguatan. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan pipa baja atau
Ductile Cast Iron Pipe (DCIP). Pondasi penyokong di kedua sisinya harus kuat dan kokoh untuk
menyangga berat pipa dan besi penyokongnya.
Di jembatan pipa perlu dilengkapi katup pelepas udara pada jarak 1⁄4 bentang dari jembatan pipa.
Kelengkapan lainnya adalah pemasangan katup penguras (wash out) untuk membuang air yang
mengendap di dalam pipa di saluran/sungai di bawahnya.
Sambungan rumah adalah sambungan perpipaan yang berasal dari pipa distribusi yang disalurkan ke
rumah – rumah. Perpipaan SR hanya menyediakan sambungan pipa sampai depan rumah yang
dilengkapi dengan clamp saddle, meter air, stop kran, plug kran, dan katup searah. Sedangkan
pemasangan di dalam rumah menjadi tanggung jawab pemilik rumah.
1. Prinsip Perencanaan
a. Rata-rata konsumsi air minum minimal untuk keperluan minum, masak, cuci dan mandi
adalah 60 liter/orang/hari
b. Sambungan rumah dapat digunakan untuk keperluan maksimum 1-2 KK.
c. Jika disekitar SR tidak terdapat saluran drainase, maka diperlukan pembangunan SPAL
kurang lebih 10 m terhadap sumber air bersih yang terdekat.
d. Penempatan sambungan rumah harus ditempat yang aman, dan diberi pengaman.
2. Penggunaan dan Pemeliharaan
a. Tidak membiarkan kran dalam keadaan terbuka sehingga tidak membuang air dengan
percuma.
b. Menggunakan air secukupnya untuk keperluan yang sangat minimal.
c. Hindari terjadinya kebocoran air walau sekecil apapun.
d. Pembayaran iuran sesuai dengan penggunaan, yang tarifnya telah disepakati bersama.
3. Kelebihan
a. Merupakan milik pribadi sehingga tidak bergantung dengan anggota pemakai lainnya
seperti HU/KU.
b. Dekat dengan rumah, sehingga mudah dijangkau.
c. Kran akan lebih terpelihara, karena digunakan hanya 1-2 keluarga saja.
d. Penggunaan air lebih terukur.
Pompa adalah alat dengan bantuan motor yang berfungsi untuk mengalirkan air dengan debit dan tinggi
tekan (head) yang telah ditentukan ke posisi/lokasi permukaan air yang akan dipompa. Secara umum
kriteria perencanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penentuan daerah pelayanan disesuaikan dengan kondisi setempat berdasarkan kepadatan
penduduk.
2. Cakupan pelayanan atau banyaknya penduduk di daerah perencanaan yang dilayani sistem air
minum.
3. Tingkat pelayanan atau cara penyampaian air ke konsumen.
𝑉 = 𝑄⁄𝐴 ………………. 𝐴 = ∏𝐷 2
1
4
2. Head kecepatan (hv) :
ℎ𝑣 = 𝑉 2 /2𝑔
3. Head karena gesekan (hf) :
L V2
hf f x x
D 2g
Untuk menghitung kebutuhan tenaga/daya listrik yang dibutuhkan pompa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
𝑄𝑥𝜌𝑥𝐻
𝑃= . 𝐻𝑃
75 𝑥 η
Dimana :
P = daya pompa (watt)
𝜌 = densitas atau kepadatan (1000 kg/cm3)
Q = debit air (m 3/detik)
H = head total pompa (m)
η = effisiensi pompa (60-75%)
HP = daya kuda (horse power)
Jenis Pompa :
1. Pompa basah (submersible) adalah pompa yang dipasang di dalam air. Pada sistem penyediaan
air minum, pompa ini digunakan untuk membawa air menuju instalasi pengolahan air (IPA) maupun
reservoir, dimana sumber air baku berasal dari mata air, air permukaan, maupun dari sumur bor.
2. Pompa kering adalah pompa yang dipasang di atas permukaan air, dimana mesinnya mengubah
energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya centrifugal.
Pompa hidram adalah pompa yang bekerja menggunakan hentakan hidrolik air. Biasanya digunakan
untuk sistem penyediaan air minum di daerah terpencil dan belum memiliki sumber energi listrik dari
PLN, panel surya, atau sumber tenaga lain.
Prinsip Perencanaan:
Dalam pompa hydram terdapat bagian – bagian penting berikut ini.
a) Inlet Drive Pipe, bagian yang berupa saluran pipa untuk memasukan air menuju bagian badan
pompa.
b) Body pompa atau badan pompa, adalah bagian yang biasanya dijadikan tempat dari terjadinya
Kelebihan:
a. Hidram tidak bermesin,
b. Tidak memerlukan tenaga listrik, bahan bakar, dan pelumas.
c. Tidak perlu tenaga operator yang terampil,
d. Bentuknya sederhana, mudah dibuat dari bahan yang mudah didapat,
e. Biaya pembuatan, operasi dan pemeliharaannya murah,
f. Hidram dapat bekerja dua puluh empat jam perhari.
Kekurangan:
a. Hidram tidak dapat dioperasikan didaerah datar, harus ada energi jatuh serbagai tenaga
penggeraknya.
b. Tidak dapat dipergunakan untuk memompa/menaikkan air dari sumur/sumur gali.
PLTS adalah pembangkit listrik yang menggunakan panel surya untuk mengubah panas matahari
menjadi energi listrik. PLTS ini berfungsi untuk menyalurkan daya listrik yang dapat menggerakkan
pompa, yang akan membawa air naik ke unit reservoir.
Kelebihan:
a. Dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat di daerah-daereah yang belum tersentuh oleh
listrik dari PLN.
b. Menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil.
c. Tidak adanya pencemaran lingkungan atau sangat ramah lingkungan.
d. Lebih ekonomis dalam hal pengoperasian dan perawatan maupun dalam hal biaya produksi listrik
atau cost of energy per tahun.
Kekurangan:
a. Biaya investasi awal yang relatif mahal.
b. Sangat tergantung pada keadaan alam.
c. Sulit dalam menangani ketika terjadi beban puncak tanpa menyimpan listrik.