Anda di halaman 1dari 3

.

Reverse Link Power Control


Reverse Link Power Control merupakan kontrol daya dari arah MS ke BTS. Pada lintasan balik
ini, sinyal akses jamak menduduki spektral frekuensi yang sama tetapi jarak dari masing-masing
MS dalam satu BS tidak sama. Inilah yang mengakibatkan interferensi pada arah balik lebih
dominan terjadi karena aktifitas mobility (pergerakan) MS dalam sel akan mempengaruhi besar
kecilnya redaman propagasi dan level daya terima di BS. Penerimaan sinyal dari MS terdekat
(near-in) akan menghalangi penerimaan sinyal yang lebih lemah dari MS lebih jauh (far-end).
Pergerakan MS akan mengakibatkan perubahan loss tetapi di lain hal pergerakan MS akan
mengakibatkan slow fading atau fast fading yang mengakibatkan level daya terima berflaktuasi
terus menerus. Untuk mengatasi problem tersebut, skema kontrol daya reverse link dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Reverse Link Open Loop Power Control (RLOLPC)
Algoritma proses RLOLPC adalah jika MS menerima sinyal pilot dengan daya tinggi maka MS
akan menurunkan daya pancarnya, begitu juga sebaliknya. Jadi sebenarnya pengontrollan daya
dilakukan berdasarkan informasi hasil pengukuran sinyal pilot dari BS pada lintasan maju
(forward link). RLOLPC merupakan kontrol daya untuk mengestimasi perubahan (fluktuasi)
level daya yang lambat yang diakibatkan slow fading effect, RLOLPC terlalu lambat untuk
mengestimasi fluktuasi daya yang cepat akibat fast fading.
b. Reverse Link Close Loop Power Control (RLCLPC)
Penggunaan teknik direct sequence spread spectrum untuk sistem seluler CDMA memerlukan
penggunaan beberapa bentuk dari adaptive power control.Power control menyediakan cara untuk
menyamakan level daya yang diterima pada BS untuk semua MS yang berada di coverage BS
tersebut. Tanpa power control, near-far effect dapat secara drastis menurunkan kinerja sistem.
Algoritma CLPC menggunakan estimasi daya yang diterima pada BS untuk menginstruksikan
setiap MS untuk mengurangi level daya pancarnya.Mekanisme CLPC dapat secara efektif
mengkompensasi variasi kanal yang cepat akibat multipath fading dalam sistem teresterial,
dimana delay propagasi dan proses lebih kecil dibandingkan waktu korelasi dari kanal
SUMBER: http://vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/8124/mod_assignment/submission/2739/Tugas
%201.docx

Jarak minumum frekuensi reuse yang diperbolehkan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
jumlah sel yang melakukan frekuensi reuse, bentuk geografis suatu wilayah, tinggi antena, dan
besarnya daya pemancar pada masing masing base station.
Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel
hexsagonal, yaitu :

dimana :

 D = Jarak minimum sel yang menggunakan kanal frekuensi yang sama.


 R = Radius sel, dihitung dari pusat sel ke titik terjauh dalam sel.
 K = Banyaknya sel per kelompok / pola sel / pola frequency reuse.
Pola frequency reuse pada sistem selular diperlihatkan gambar. Pengaturan pola tersebut harus
sebaik mungkin, hal ini untuk menghindari interferensi akibat adanya penggunaan kanal yang
berdekatan (Interferensi Adjacent Channel) dan interferensi co-channel.\

Besaran D/K disebut sebagai faktor reduksi kanal dengan frekuensi yang sama. Besaran tersebut
menentukan kualitas transmisi dalam perencanaan sistem selular agar tidak terjadi interferensi
co-channel. Dari persamaan juga terlihat bahwa, jika jarak D semakin besar, maka jumlah
kelompok sel akan bertambah, sehingga interferensi co-channel akan berkurang, dengan catatan
daya pemancar pada BS tidak terlalu besar. Tetapi untuk pita frekuensi yang sama, jumlah
kanal/sel akan berkurang yang berarti kapasitas trafik per sel akan lebih kecil
Handoff

Anda mungkin juga menyukai