KEJANG DEMAM
Kelompok 8 :
2019/2020
2
KEJANG DEMAM
Kelompok 8 :
2019/2020
3
BAB I
KONSEP DASAR MEDIK
1.3.2 Angkat kejadian adanya latar belakang kelainan masa prenatal dan
perinatal tinggi.
1.3.3 Angka kejadian adanya kelainan neurologis
1.3.4 Faktor presipitasi kejang demam, cenderung timbul dalam 24 jam
pertama pada waktu sakit dengan demam, atau pada waktu demam
mendadak tinggi. Infeksi saluran pernafasan bagian atas oleh virus lebih
sering sebagai penyebab demamnya dari pada oleh infeksi bilateral.
1.4 Tanda gejala
1.4.1 Timbul kekakuan disertai gerakan kejut dan kuat, bisa berlangsung
beberapa detik sampai menit. Serangan kejang biasanya terjadi dalam
24jam pertama sewaktu demam.
1.4.2 Kadang disertai muntah atau keluar cairan
1.4.3 Bola mata berbalik ke atas, gigi tertutup rapat
1.4.4 Napas berhenti sejenak, kemudian berlanjut
1.4.5 Pingsan (pada kasus berat)
1.4.6 Usai kejang, anak lemas, mengantuk lalu tertidur. Setelah beberapa
detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali
1.4.7 kulit pucat dan mungkin menjadi biru
1.5 Patofisiologi
Kejang demam adalah bangkitan yang terjadi pada kenaikan suhu (suhu
rektal lebih 38˚C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium .penyebab
dari kejang demam yaitu factor genetic,proses penyakit, demam itu sendiri,
neoplasma, toksin dan penyakit infeksi sepertitonsilitis, otitis media akut,
bronkitis penyebab terbanyaknya adalah bakteri yang bersifat toksik. Toksik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat menyebar ke sluruh tubuh melalui
hematogen maupun limfogen.
Penyebaran toksik ke seluruh tubuh akan direspon oleh hippotalamus
dengan menaikkan pengaturan suhu hipotalamus sebagai tanda kalau tubuh
mengalami bahaya secara sistemik. Naiknya pengaturan suhu di hipotalamus
akan meramgsang kenaikkan tubuh di bagian tubuh yang lain seperti otot,
kulit sehingga terjadi peningkatan kontraksi otot.
5
Naiknya suhu dihipotalamus, otot, kulit, dan jaringan tubuh yang lain akan
disertai pengeluaran mediator kimia seperti epinefrin dan prostaglandin.
Pengeluaran mediator kimia ini dapat merangsang peningkatan potensial aksi
pada neuron. Peningkatan potensial inilah yang merangsang perpindahan ion
natrium, ion kalium dengan cepat dari luar sel menuju kedalam sel peristiwa
inilah yang diduga dapat menaikan fase depolarisasi neuro dengan cepat
sehingga timbul kejang.
Serangan yang cepat itulah yang dapat menjadikan anak mengalami
penurunan respon kesadaran, otot ekstremitas maupun bronkus juga
mengalami spasma sehingga anak beresiko terhadap injuri dan kelangsungan
jalan nafas oleh penutupan lidah dan spasma bronkus. Setelah itu dapat
menyebabkan beberapa komplikaasi pada tubuh yaitu kerusakan otak karena
mekanisme eksitotosit neuro saraf yang aktif suatu kejang melepaskan
glumate yang mengikat reseptor MMDA (MMetyl D Asparate) yang
mengakibat ion kalsium dapat masuk ke sel otak merusak sel neuron secara
irreversible, retardasi metal dapat terjadi karena deficit neurologis pada
demam neonates, epilepsi karena terjadi kerusakan pada daerah media lobus
temporalis setelah mendapatkan serangan kejang demam yang berlangsung
lama dapat menjadi matang dikemudian hari hingga terjadi serangan elilepsy
yang spontan dan kelainan otak karena serangan kejang demam yang
berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan diotak yang lebih banyak
terjadi pada anak berumur 4 bulan sampai 5 tahun.
1.6 Pathway
Faktor genetic, demam, neoplsma, toksin dan penyakit infeksi
(bronkus tonsil, telinga)
Demam hipotermi
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas
Identitas anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Identitas orang tua
perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi
nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2.3 Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Hipertermi setelah dilakukan 1. Monitor suhu 1. mengetahui
berhubungan tindakan paling tidak setiap perubahan suhu,
dengan keperawatan 2 jam, sesuai suhu 38,9-41,1C
peningkatan laju pengaturan suhu kebutuhan menunjukan
metabolisme selama 3X40 2. Monitor proses inflamasi
menit, status tekanan darah, 2. Untuk acuan
termoregulasi nadi dan respirasi mengetahui
pasien menurun sesuai kebutuhan perkembangan
dengan kriteria 3. Diskusikan klien
hasil : pentingnya 3.untuk
1. suhu tubuh termoregulasi dan menengetahui
dalam rentang kemungkinna perkembangan
normal efek negative dari tubuh secara
2. nadi dan demam yang konstan
pernafasan dalam berlebihan menyangkut
rentang normal 4.Informasikan keseimbangan
3. tidak ada pada pasien suhu tubuh
perubahan warna mengenai indikasi 4.untuk
kulit akibat kelelahan menghindari
akibat panas dan terjadinya resiko
penanganna jatuh
emergensi yang 5.untuk
tepat sesuai menurunkan suhu
kebutuhan tubuh
5.Gunakan matras
pendingin, mandi
air hangat
ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda 1.Untuk
perfusi jaringan tindakan –tanda vital memantau
12
BAB III
13
KESIMPULAN
Kejang demam adalah suatu kejang yang terjadi pada anak usia antara 3
bulaan hingga 5 tahun kejang yang dihubungkan dengan suatu penyakit yang
dicirikan dengan demam tinggi (suhu 38,90 – 40,00C). Jika kejang tidak ditangani
dengan benar maka bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti
kerusakan otak, epilepsi, kelainan anatomi otak.
14
DAFTAR PUSTAKA