Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ILMA ALVIANI

NIM : 195090301111005
KELAS :A

RADIOBIOLOGI
 Radiobiologi adalah ilmu yang mempelajari radiasi dengan sistem atau materi
biologis, mencakup interaksi serta efek yang ditimbulkan.
 Ilmu radiobiologi memiliki manfaat salah satunya untuk kaitan proteksi radiasi, yakni
upaya meminimalisir efek negatif atau merugikan dari radiasi.
 Radiasi sendiri sama layaknya dengan dua sisi mata pisau yang mana radiasi
memberikan manfaat sekaligus dapat membahayakan, sehingga diperlukan adanya
proteksi radiasi tersebut.
 Radiasi dimanfaatkan di berbagai bidang antara lain, untuk skrining yang ada di
bandara – bandara atau di bidang industri lainnya. Di bidang medis radiasi
dimanfaatkan untuk diagnosis dan terapi. Selain itu, radiasi juga dapat dimanfaatkan
dalam bidang energi hingga rekayasa pangan serta untuk keperluan Geologi.
 Dalam pemanfaatan radiasi pada bidang medis dapat kita ketahui bahwa dampak
positif yang dihasilkan dari radiasi adalah dapat digunakan untuk pengobatan, namun
dampak positif yang diberikan sekaligus membawa dampak negatif yang akan terlihat
yang mana bergantung pada besar dosis yang akan diberikan. Dampak negatif yang
ditimbulkan diantaranya adalah mual, muntah, pusing, rambut rontok, menyebabkan
kanker, diturunkan secara genetik, dan yang paling berbahaya adalah kematian.
 Maka dari itu, radiasi proteksi diperlukan agar dampak negatif tersebut dapat
diminimalisir serta dengan cara penggunaan dosis yang tidak melebihi batas sehingga
bagi para pekerja radiasi dan masyarakat umum termasuk pasien tetap merasa aman.
 Radiasi menjadi berbahaya ketika radiasi pengion berinteraksi dengan material
biologis. Dinamakan radiasi pengion karena radiasi ini mampu mengionisasi materi
yang dilaluinya.
 Interaksi radiasi dengan sebuah materi pada dasarnya merupakan interaksi yang
terjadi dengan elektron di dalam orbital atom.
 Interaksi radiasi dengan materi menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi,
sedangkan apabila interaksi radiasi dengan inti atom hanya terjadi dengan neutron
yang tidak bermuatan sehingga tidak terjadi adanya ionisasi.
 Berbicara tentang material biologis, maka akan ada hubungannya dengan sel biologis.
Beberapa unsur penyusun sel dan organel beserta fungsinya antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Dinding sel : Melindungi organ dan sel yang ada di dalamnya.


2. Membran sel : Menyaring / memilah zat yang masuk ke dalam sel.
3. Mitokondria : Sebagai penghasil energi ATP.
4. Lisosom : Digunakan dalam proses lisis / menghancurkan sel dan

organel.
5. Retikulum Endoplasma (RE) : Sebagai tempat sintesis lemak dan protein.
6. Badan golgi : Sebagai saluran untuk sekresi.
7. Inti sel (Nukleus) : Sebagai pengatur segala aktivitas sel.
8. Sitoplasma : Sebagai tempat penyimpanan bahan bahan kimia yang
penting bagi metabolisme sel , seperti enzim - enzim,
ion - ion, gula, lemak dan protein.
9. Vakuola : Sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.
10.  Kromosom : Berfungsi untuk menyintesis materi genetika.

PROLIFERASI SEL
 Proliferasi sel adalah fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan,
dimana sebuah sel dapat menghasilkan dua buah sel baru.
 Proliferasi sel membutuhkan pertumbuhan sel yang kemudian diikuti oleh
pembelahan sel (divisi sel).
 Pertumbuhan sel yang tidak terkendali dapat mengakibatkan terbentuknya sel kanker.
 Pada jaringan yang normal, proliferasi sel mengarah kepada penambahan jaringan,
dimana jumlah sel tidak hanya bergantung kepada proliferasi sel tetapi juga
dipengaruhi oleh kematian sel. Kematian sel yang terprogram (apoptosis) adalah
proses dikeluarkannya sel – sel yang rusak.
 Divisi sel sendiri terdiri dari dua proses yang berurutan, terutama ditandai dengan
replikasi DNA dan segregasi kromosom yang bereplikasi menjadi dua sel yang
terpisah.
 Secara umum sel divisi terbagi menjadi dua tahap yaitu, Mitosis (M) dan Interfase.
Mitosis ini merupakan proses divisi inti dan Interfase merupakan fase selingan
diantara dua fase Mitosis.
 Tahap Mitosis dibagi menjadi Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase, sedangkan
tahap Interfase dibagi menjadi Fase G1, S, dan G2.
 Tahap – tahap fase Interfase :

1. G0 = Fase sel normal, tidak ada sintesis DNA, tidak terjadi mitosis, dan tidak ada
proliferasi.
2. G1 = Sel bersiap untuk sintesis DNA dan menduplikasikan kromosom.
3. S = Replikasi DNA terjadi.
4. G2 = Kondensasi duplikat kromosom.
5. M = Kromosom membelah.

 Pada siklus sel terdapat aktivasi enzim Cyclin Dependen Kinose (CDKs). Enzim ini di
sintesis saat fase G1. CDKs terdapat pada sel eukariotik, jamur, tumbuhan, dan sel
mamalia.
 Fase – fase di siklus sel dari G1, S, G2, dan M di kontrol oleh CDKs dan
pasangannya.
 Fase G1 di kontrol oleh Cyclin D–CDK4/6 dan Cyclin E-CDK2 yang disebut sebagai
G1S Transition.
 Replikasi DNA pada fase S dan diikuti oleh fase G2 selanjutnya Cyclin B-CDK,
mengkontrol untuk masuk ke fase Mitosis.
 Ketika sel membelah, sel dapat keluar dari siklus sel pada fase G1 dan masuk ke fase
G0 (quesence). Pada beberapa kasus mereka dapat masuk kembali ke siklus sel dan
mulai membelah lagi.
 Pembelahan Mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru
melalui tahap – tahap tertentu yang menghasilkan sel anak dengan jumlah dan jenis
kromosom yang sama dengan sel induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom,
tiap sel anak juga akan memiliki 2n kromosom.
 Tahap – tahap Mitosis :

1. Profase : Fase pertama pembelahan, kromosom memendek dan menebal serta


saling berpasangan (2n) yang terdiri dari 2 benang.
2. Metafase : Fase dimana membran inti melebur, kromosom berkumpul di bidang
ekuator yang ada di tengah. Tiap kromosom memperbanyak diri
menjadi 2 kromatid (4n).
3. Anafase : Tiap kromosom memisahkan diri menjadi 2 menuju kutub yang
saling berlawanan (2n) ke kutub satu dan (2n) yang lainnya ke kutub
lain.
4. Telofase : Kromosom sampai di kutub masing – masing dan membentuk
membran inti yang mengelilingi kromosom, dan mulai terbentuk
adanya sekat pemisah dan menjadi dua sel anak.

 Setelah tahap Telofase, benang benang spindle akan hilang dan kromosom tidak
terlihat lagi membentuk kromatin (Interfase), kemudian akan muncul lekukan
membran sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel induk menjadi
dua sel anak (Sitokinesis).
 Pembelahan Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk. Pembelahan jumlah
kromosom diploid (2n) menjadi haploid (n).
 Pada pembelahan Meiosis memiliki 2 tahapan yakni, Meiosis I dan Meiosis II.
 Tahap – tahap Meiosis I :

1. Profase I : Lebih kompleks dan lebih lama dari Profase pada Mitosis, dalam
Profase I sel melalui tahap lagi seperti, Leptonema (Mulai terbentuk
kromosom), Zigonema (Kromosom homolog berpasangan dan
membentuk 4 kromatid kembar),Pakinema (Terjadi pindah
silang/crossing over), Diplonema (Kromosom homolog memisahkan
diri), Diakinesis(Tiap kromatid memendek, menebal, dan juga
bergerak ke arah bidang ekuator sel).
2. Metafase I : Nukleolus menghilang, terbentuk benang-benang spindle, dan
kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator dengan sentromer
mengarah ke kutub.
3. Anafase I : Kromosom homolog terpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
4. Telofase I : Membran inti serta anak inti membentuk 2 sel anakan haploid (n).

 Tahap – tahap Meiosis II :


1. Profase II : Pembelahan dua buah sentriol menjadi 2 pasang sentriol baru.
Nukleus
hilang, kromosom berubah menjadi kromatid.
2. Metafase II : Spindle menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan
sehingga kromatid akan tertarik ke bidang ekuator.
3. Anafase II : Kromatid yang berpasangan saling berpisah serta masing-masing
kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
4. Telofase II : Benang-benang kromatid yang sudah sampai di kutub itu akan
berubah
menjadi benang-benang kromatin, serta nukleus akan terbentuk
kembali menjadi 4 sel baru dengan jumlah kromosom 1/2.

Anda mungkin juga menyukai