Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pasien
Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pasien
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
RIZKA RISMALIA
NIM : 105104003481
NIM : 105104003481
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang
berjudul :
TAHUN 2009
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
(Rizka Rismalia)
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
ii
PERSEMBAHAN
Dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita
(Kahlil Gibran)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Rizka Rismalia
ABSTRAK
Mobilisasi dini merupakan salah satu program yang dibuat untuk mendukung
penyembuhan kondisi pasien. Pelaksanaan mobilisasi dini dapat dilakukan segera setelah pasien
sadar atau setelah dianjurkan oleh dokter atau perawat. Akan tetapi, kebanyakan pasien pasca
operasi appendectomy lebih sering berbaring di tempat tidur. Hal tersebut dikarenakan pasien
merasa takut jahitan pada luka operasi akan robek dan tidak sembuh. Selain itu, adanya pengaruh
dari orang-orang sekitar seperti keluarga dan kerabat untuk tidak melakukan banyak pergerakan
setelah operasi mengakibatkan pasien malas untuk mobilisasi dini, biasanya kepercayaan atau
anggapan tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
manfaat melakukan mobilisasi dini setelah operasi. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki pasien
pasca operasi appendectomy dapat berpengaruh pada perilaku untuk melakukan mobilisasi dini.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
perilaku pasien pasca operasi appendectomy tentang mobilisasi dini di RSUP Fatmawati Jakarta.
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam
tentang pengetahuan pasien mengenai pengertian, tujuan, tahap-tahap, dan manfaat mobilisasi
dini serta mengetahui perilaku pasien dalam melaksanakan mobilisasi dini. Penelitian ini
dilaksanakan di IRNA B Lt. 4 Bedah Utara RSUP Fatmawati dengan menggunakan metode
kualitatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 4 orang informan kunci yaitu
pasien yang telah menjalani operasi appendectomy, dan informan pendukung yang terdiri dari 4
orang keluarga pasien, 1 orang perawat, dan 1 orang dokter spesialis bedah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketakutan akan lepasnya atau robeknya jahitan pada
luka operasi menyebabkan informan malas untuk melakukan mobilisasi dini. Ditemukan juga
bahwa pengetahuan informan yang kurang akan manfaat mobilisasi dini menjadi sebab informan
enggan melakukan mobilisasi dini. Kurangnya pengetahuan informan dikarenakan informan
belum pernah mendapatkan informasi mengenai mobilisasi dini. Umumnya, perilaku informan
iv
untuk melakukan mobilisasi dini karena mengikuti anjuran perawat atau dokter, jika dokter atau
perawat telah menganjurkan untuk melakukan mobilisasi dini maka informan itu mau untuk
melakukan mobilisasi dini. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan kurang
mengetahui tentang mobilisasi dini sehingga mengakibatkan informan malas untuk mobilisasi
dini. Dengan demikian disarankan untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang mobilisasi dini sebelum pasien itu menjalani operasi agar setelah operasi pasien telah
mengetahui manfaat mobilisasi dini dan mendapatkan gambaran tentang cara-cara mobilisasi
dini sehingga pasien tidak merasa takut dan mau melakukan mobilisasi dini. Selain untuk
memotivasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini, hal ini juga dianjurkan untuk penyediaan
pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan mobilisasi dini yang dilakukan mulai dari
kamar operasi sebelum tindakan sampai tindakan setelah operasi.
v
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
Rizka Rismalia
ABSTRACT
Early mobilization is one of the programs created to support the healing of the patient's
condition. The implementation of early mobilization can be done immediately after the patient
was conscious or when recommended by a doctor or nurse. However, most patients after
appendectomy surgery more often lie in bed. That is because the patient was afraid the stitches
on the wound will tear and not recovered. In addition, the influence of the people around like
family and relatives usually instinct the patients doing much motion after surgery. These
conditions affected the patients becoming hesitant to do early mobilization, generally beliefs or
assumptions due to lack of knowledge of patients and families about the benefits of early
mobilization after surgery. Lack of knowledge of post-operative patients with appendectomy
could affect the patient’s behaviour in carrying out early mobilization.
The general objective of this study was to determine the description of knowledge and
behaviour post-operative patients on appendectomy about early mobilization in Fatmawati
Hospital Jakarta . The purpose of this study was to obtain in-depth information about the
patient's knowledge about the meaning, purpose, stages, and the benefits of early mobilization
and knowing the patient's behaviour in carrying out early mobilization. This research was carried
out in IRNA B fl. 4 North Surgical Fatmawati Hospital by using qualitative methods, where data
collection is done by using in-depth interviews and observation. Informants in this study
consisted of 4 people as the key informants. They were the patients who had undergone
appendectomy surgery, and 4 supporting informants consisted of 4 people of the patient’s family,
1 of nurse, and 1 surgeon.
The results showed that the fear of loss or tearing of the stitches on the wound causing
informants hesitate to do the early mobilization. Also found that lack of knowledge of informants
about benefit of early mobilization cause informants reluctant to mobilize early. Lack of
knowledge of the informant because the informant had never received information about early
mobilization. Generally, the behavior of informants for doing early mobilization depends on how
vi
effective health education related to early mobilization conducting by nurses or doctors. It can be
concluded that most of the informants not aware of early mobilization resulting informants to
hesitate to do early mobilization. Thus encouraging to provide health education to patients and
families about early mobilization before the patient undergo sugery is important so that after
surgery the patient has known the benefit of early mobilization and gain insight about the ways
of early mobilization so that patients do not feel scared and want to mobilize early. In order to
motivate patients for doing early mobilization, it is recommended to provide health education
related to early mobilization being done started from surgical ward before surgery as well as post
surgical intervention.
vii
viii
ix
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim...
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku
Pasien Pasca Operasi Appendectomy tentang Mobilisasi Dini di RSUP Fatmawati Tahun 2009”.
Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Adapun penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Kritik dan saran yang diberikan dari semua pihak akan sangat membantu untuk
menyempurnakan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. DR. dr (hc). MK Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
2. Drs. H. Achmad Gholib selaku Pembantu dekan II dan Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku
Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
3. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan juga sebagai
Pembimbing I yang selalu meluangkan waktunya dan membimbing saya dengan sangat
baik
4. Bpk Bambang P. Cadrana, S.KM, M.KM selaku Pembimbing II yang selalu menyediakan
waktunya dan tiada henti untuk memberikan semangat serta masukan sehingga menjadi
motivator bagi saya untuk mengerjakan skripsi ini
xi
5. Terima kasihku kepada seluruh dosen keperawatan yang telah memberikan ilmunya dan
selalu membimbing kami dalam segala hal
6. Terima kasihku kepada ibu Rita Herawaty, S.Kp, M.Kep selaku Kepala IRNA B Lt. 4
Bedah RSUP Fatmawati dan juga selaku Pembimbing Lapangan yang telah menyediakan
waktu dan memberikan masukan untuk skripsi ini
7. Terima kasih kepada ibu Iip Samikem selaku kepala ruangan IRNA B Lt. 4 Bedah Utara
8. Terima kasih kepada Ns. Sariaman selaku wakil kepala ruangan IRNA B Lt. 4 Bedah
Utara yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan informasi mengenai
mobilisasi dini
9. Terima kasih kepada dr. Wita, Sp. B yang telah meluangkan waktunya dan banyak
memberikan informasi tentang mobilisasi dini
10. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya yang tiada henti
mendoakan saya
11. Terima kasihku untuk para informan kunci Ny. I, Tn. R, Tn. T, dan Ny. W dan juga
informan pendukung Nn. S, An. H, Tn. I, dan Tn. J yang memberikan waktunya dan
bersedia untuk diwawancara demi kelangsungan skripsi ini
12. Kedua adik dan kakak saya, Restu Maulunida, Riyadul Asri, dan Riki Hardiansyah
13. Teman-teman angkatan 2005 yang memberikan semangat dan mewarnai hidup
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya khususnya bagi penulis sendiri.
Peneliti
Rizka Rismalia
xii
DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................................... iv
Abstract .......................................................................................................... vi
xiii
B. Konsep Perilaku ........................................................................ 15
D. Appendicitis ............................................................................... 22
3. Patofisiologi ........................................................................... 24
5.Komplikasi .............................................................................. 26
6. Prognosis ................................................................................ 27
7. Appendectomy ....................................................................... 27
xiv
7. Mobilisasi Dini pada Pasien dengan Anestesi Spinal
D. Populasi ...................................................................................... 57
E. Sampel ......................................................................................... 57
xv
2. Pengetahuan tentang Tujuan Mobilisasi Dini .......................... 70
xvi
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................... 100
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR SINGKATAN
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
xxi
xxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmu sosial dan
fisik dasar, etika dan isu-isu yang beredar serta bidang lain (Potter, 2005).
Florence Nightingale, yang telah menulis pada tahun 1858 bahwa tujuan
2
data yang diperoleh dari Depkes (2008), kasus appendicitis pada tahun 2005
sebanyak 65.755 orang dan pada tahun 2007 jumlah pasien appendicitis
pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke
luar kamar (Smeltzer, 2001 ). Mobilisasi dini pada pasien pasca bedah dapat
berbaring di tempat tidur karena pasien masih mempunyai rasa takut untuk
pergerakan pasca operasi. Pada pasien pasca operasi seperti operasi usus
mobilisasi. Banyak masalah yang akan timbul jika pasien pasca operasi tidak
3
(retensi urin), perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan otot,
didapatkan data bahwa dari 11 orang pasien pasca operasi yang melakukan
ambulasi dini ditemukan ada 2 orang pasien (18,2%) yang mengalami retensi
urin dan 9 orang (81,8%) lainnya dapat berkemih secara spontan, sedangkan
pada 5 orang pasien yang tidak melakukan ambulasi dini pasca operasi, 4
orang (80%) diantaranya mengalami retensi urin dan 1 orang (20%) dapat
yang terjadi.
yang terletak di Jakarta Selatan. Rumah Sakit ini menerima berbagai macam
4
2009) terdapat 475 pasien yang menjalani appendectomy dengan lama hari
rawat rata-rata 3 hari. Salah satu program perawatan yang penting untuk
orang pasien pasca operasi appendectomy diperoleh data bahwa pasien hanya
terlentang di tempat tidur, terkadang mengubah posisi miring kanan dan kiri
dengan wajah tampak meringis dan takut untuk melakukan pergerakan. Salah
kondisinya lemah dan khawatir jahitan pada luka operasinya terlepas, pasien
5
membantu untuk mobilisasi, tetapi pada akhirnya pasien menyadari dan mau
untuk melakukan mobilisasi pada hari keempat pasca operasi dengan berjalan-
untuk melakukan pergerakan karena takut luka jahitannya terlepas. Selain itu
mobilisasi dini pasca operasi sehingga pasien masih enggan dan khawatir
B. Masalah Penelitian
Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran pasien akan terlepasnya jahitan luka
6
C. Pertanyaan Penelitian
penelitian adalah :
appendectomy?
7
D. Tujuan Penelitian
berikut :
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
appendectomy mengenai :
8
E. Manfaat Penelitian
Bedah.
operasi appendectomy.
9
Informan dalam penelitian ini adalah pasien yang telah menjalani operasi
pasien, perawat dan dokter spesialis bedah. Penelitian ini dilakukan pada
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai penelaahan kepustakaan, hal ini
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).
11
ketahui tentang suatu objek. Tujuan akhir dari pengetahuan adalah suatu
afektif.
12
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
b. Memahami (comprehension)
yang dipelajari.
c. Menerapkan (application)
13
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
14
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan di atas.
a. Pengalaman
lain.
b. Tingkat Pendidikan
1997).
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa
15
d. Fasilitas
e. Penghasilan
sumber informasi.
f. Sosial Budaya
sesuatu.
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
16
respons, yaitu :
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
17
dari penyakit
maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya
18
kesehatan, salah satunya yaitu teori menurut tim kerja WHO. Menurut
tim kerja WHO (1980), ada empat alasan pokok yang menyebabkan
1) Pengetahuan
perilaku yang nyata perlu motivasi yang kuat dalam diri orang
itu sendiri.
19
2) Kepercayaan
pasien dan keluarga) dan tenaga atau energi yang dimiliki oleh
20
luka operasi robek atau lepas dan juga karena kondisi pasien
belum pulih.
1. Anatomi Apendiks
Menurut Smeltzer (2001) apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil
21
sekum di ujung tenia (pita otot). Panjang pendeknya usus buntu itu tidak
sakrum atau melilit ke usus halus. Letak yang paling banyak ditemui
2. Fisiologi
22
D. Appendicitis
1. Definisi
penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari
a. Appendicitis Akut
kuadran abdomen kanan bawah dan dengan nyeri tekan lokal dan alih,
bakteria.
b. Appendicitis Kronik
semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu,
appendectomy.
2. Etiologi
23
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering
kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap ke saluran appendiks sebagai
dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk ke
24
3. Patofisiologi
pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang menyebabkan nyeri
epigastrium.
aliran arteri terganggu, akan terjadi infark dinding appendiks yang diikuti
Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang
lebih pendek dan appendiks lebih panjang, dinding appendiks lebih tipis.
25
Keadaan ini ditambah daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan
4. Manifestasi Klinis
spina anterior dari ileum) nyeri tekan setempat karena tekanan dan
nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare tidak tergantung
kanan bawah.
Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi,
seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.
26
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag
5. Komplikasi
Infeksi luka terjadi pada 10% atau lebih penderita apendicitis yang
27
6. Prognosis
lebih pada kasus yang sudah mengalami perforasi. Pada anak kecil dan
7. Appendectomy
kecil, lama hari rawat lebih cepat, proses pemulihan lebih cepat, dan
28
E. Konsep Operasi/Pembedahan
1. Pengertian Operasi/Pembedahan
2. Fase Operasi/Pembedahan
a. Fase Praoperatif
29
b. Fase Intraoperatif
c. Fase Pascaoperatif
efek dari agens anestesia, dan memantau fungsi vital serta mencegah
30
3. Anestesi Spinal
Anestesi spinal merupakan tipe blok konduksi saraf yang luas dengan
faktor terlibat dalam insiden sakit kepala, seperti ukuran jarum spinal
menggerakkan anggota tubuh secara bebas dan normal sebagai hasil dari
31
(Lee, 1988). Mobilisasi dini yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca
dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
kemih agar tetap berfungsi secara baik dan pasien dapat beraktivitas.
32
berkomunikasi.
dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
2009) :
ke kanan.
33
dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang
c. Pada hari kedua pasca operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat
di kamar atau bangsal dan tidak ada hambatan fisik untuk berjalan,
mungkin, hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien pasca
4. Manfaat Mobilisasi
keuntungan yang dapat diperoleh dari mobilisasi bagi sistem tubuh adalah
sebagai berikut :
a. Sistem Muskuloskeletal
Ukuran, bentuk, tonus, dan kekuatan rangka dan otot jantung dapat
34
b. Sistem Kardiovaskular
jantung, dan menyuplai darah ke jantung dan otot. Jumlah darah yang
dari aliran darah. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiac
c. Sistem Respirasi
pernapasan.
d. Sistem Gastrointestinal
abdomen.
35
e. Sistem Metabolik
f. Sistem Urinary
yaitu :
pasien.
36
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
a. Pengetahuan
2007).
37
pasien telah mengetahui manfaat dari mobilisasi dan hal itu dapat
rasa takut.
b. Emosi
emosinya tersebut pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga dapat
38
afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang
berbicara.
39
melakukan mobilisasi.
c. Sosial
menurut Nurdin (2006) adalah adanya hubungan dua orang atau lebih
40
d. Fisik
e. Stimulus Lingkungan
pasien.
41
Sarana atau fasilitas ruang rawat, peran serta perawat, peran serta
dilakukan.
f. Gaya Hidup
42
dan pendapat orang tersebut. Gaya hidup adalah cara hidup yang
mereka, dari minat mereka yaitu apa yang mereka anggap penting di
sehat.
43
tertentu. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik pasien yang lemah dan
h. Kebudayaan
kehidupan lingkungannya.
44
bisa dilihat dari cara hidupnya atau ‘way of life’nya yaitu dengan
sembuh.
i. Tingkat Energi
sehat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi
orang yang sedang sakit apalagi orang yang baru menjalani tindakan
operasi agar energi atau tenaga orang tersebut dapat kembali optimal
45
aktif maka akan berakibat robeknya luka operasi yang masih belum
perkembangan.
46
Umum
ekstremitas bawah
2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur dan duduk
kaki
2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur ambil makan,
47
ke kamar mandi
8. Intervensi Keperawatan
48
(Smeltzer, 2001).
G. Penelitian Terkait
operasi yang belum sembuh. Menurut hasil penelitian Sudrajat pada tahun
49
sebanyak 26% karena faktor stimulus lingkungan, 20% karena faktor sosial,
emosi, dan faktor fisik sebanyak 17%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riswanto pada tahun 2004, didapatkan data bahwa dari 11 orang pasien pasca
operasi yang melakukan ambulasi dini ditemukan ada 2 orang pasien (18,2%)
mengalami retensi urin dan 1 orang (20%) dapat berkemih secara spontan.
50
BAB III
A. Kerangka Konsep
diketahui dan diteliti dengan baik sehingga dapat meminimalkan komplikasi yang
Jakarta Selatan
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Tahap-Tahap
d. Manfaat
pasien pasca operasi appendectomy tentang mobilisasi dini dilihat dari pengertian,
51
manfaat, tujuan, dan tahap-tahap mobilisasi serta perilaku pasien pasca operasi
B. Definisi Istilah
1996 ).
52
53
(Kozier, 2004).
54
(Notoatmodjo, 2007).
55
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dan kokoh, dan memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam
lingkup setempat. Penelitian kualitatif ini dapat memahami alur peristiwa secara
isinya adalah narasi kata-kata. Menurut Bachtiar (2005) bahwa desain kualitatif
kontekstual yang spesifik. Dan tujuan utama adalah untuk menjelaskan dan
bukan angka.
56
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba
memahami mengenai mobilisasi dini dan juga Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah telah menjalin kerja sama dengan RSUP Fatmawati. Penelitian ini
IRNA B Lt. 4 Bedah Utara dimana pasien yang dirawat di IRNA B Lt. 4 Bedah
Utara saat itu merawat pasien bedah dan penyakit dalam kelas III.
C. Instrumen Penelitian
2. Observasi
57
perasaan atau emosi yang dirasakan pasien, dan peristiwa yang mungkin
D. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien
E. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam
purposive sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
tersebut, maka sumber informasi atau informan dalam penelitian ini adalah:
58
1. Informan Kunci
Informan kunci ini terdiri dari pasien yang telah dilakukan tindakan
dengan kriteria:
komplikasi
d. Bersedia diwawancarai
2. Informan Pendukung
59
di RSUD Tangerang
Informan
1. Pasien yang telah Wawancara 1 1. Pasien yang telah
RSUD
menjalani operasi Mendalam menjalani operasi
Tangerang
appendectomy dan Observasi appendectomy 6 jam
setelah operasi baik laki-
laki maupun perempuan
2. Dapat berkomunikasi
dengan baik
2. Perawat Wawancara 1 1. Perawat yang bertugas di
Mendalam ruang perawatan bedah
60
61
1. Pengumpulan Data
dilakukan uji validitas untuk uji coba pedoman wawancara pada tanggal
dan informan pendukung (keluarga pasien) pada tanggal 19, 20, 21, 23,
25, 26, 28, 29, dan 30 November 2009. Keempat, melakukan wawancara
62
laporan penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode yang dilakukan
a) Wawancara
b) Observasi
63
2) Data Sekunder
G. Validasi Data
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Data
Analisis data bisa dilakukan oleh peneliti dan orang lain yang ahli
Umpan balik tersebut berguna bukan saja untuk alasan etik atau
64
mengumpulkan pasien pasca operasi appendectomy dalam satu waktu. Hal itu
dikarenakan dalam satu waktu belum tentu ada sejumlah pasien yang
dibutuhkan dalam penelitian ini berkumpul. Apalagi lama hari rawat bagi
pasien pasca operasi appendectomy, yaitu sekitar 2-3 hari jadi kemungkinan
untuk berkumpul dalam satu waktu sangat kecil. Selain itu, kondisi pasien
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilahan data kasar, mencari hal-hal yang
pokok dan membuat transkrip data hasil wawancara seperti apa adanya.
Adapun tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran yang lebih
selanjutnya.
65
2. Display Data
Display data adalah teknik penyajian data dalam bentuk uraian singkat,
3. Analisis Isi
4. Pengambilan Keputusan
I. Sarana Penelitian
Sarana yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat tulis, lembar
observasi, dan tape recorder untuk merekam. Selain itu diperlukan juga surat izin
J. Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Direktur Utama RSUP
Fatmawati melalui surat pengantar dari Bagian Diklit RSUP Fatmawati. Sebelum
66
berlangsung dan Kepala Ruangan Lt. 4 Bedah Utara untuk menjelaskan tujuan
67
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Informan
dari 4 orang pasien sebagai informan kunci, 4 orang keluarga pasien sebagai
Utara sebagai informan pendukung, dan 1 orang dokter spesialis bedah yang
Kelamin Terakhir
68
tahun
2. dr. W 33 P Dokter S2
tahun
1. Nn. S 25 P - SMK
tahun
tahun
tahun SPBU
tahun
69
Informan 1 :
“Saya nggak tahu tuh mba apa yang dimaksud dengan pergerakan
setelah operasi soalnya belum dikasih tahu jadi saya nggak tahu.”
Informan 2 :
“apa ya...saya kurang tahu mba soalnya ini baru pertama kali,
sebelumnya nggak pernah ada yang dioperasi jadi nggak ada yang
tahu juga.”
Informan 3 :
Informan 4 :
“Kalo itu apa ya...saya nggak ngerti mba, namanya baru pertama kali
jadi nggak tahu dan nggak pernah ada pengalaman sebelumnya, di
keluarga juga nggak ada yang pernah operasi usus buntu.”
70
“Kalo disuruh ngejelasin saya bingung mba, nggak tahu mau jelasin
apa soalnya saya kurang tahu apa itu pergerakan setelah
operasi...paling kalo ngelakuin pergerakan setelah operasi bisa bikin
badan nggak pada kaku,,,itu kali ya mba.”
71
berikut :
“....ya tujuannya biar saya cepat sembuh, biar kondisi saya pulih
kaya sebelum sakit, biar bisa kerja lagi...”
dini dilakukan jika sudah ada instruksi dari perawat atau dokter. Ada
“...saya kan tadi malam operasi sekitar jam 10, trus paginya pas
dokter datang katanya jangan banyak gerak dulu jadi saya belum
melakukan pergerakan paling cuma gerak-gerakin kaki aja, trus
tadi pas jam 12 sama perawat katanya ‘silahkan boleh makan trus
digerakin, miring kanan miring kiri biar bisa buang gas’ gitu
katanya...saya nggak tahu kapan sebenernya harus gerak-gerakin
badan, saya mah tunggu dibolehin sama dokternya aja baru saya
berani gerak-gerak...”
72
“tadi sih ada yang bilang coba miring ke kiri dan miring ke kanan
trus duduk...tapi ada juga yang bilang jangan digerakin dulu
katanya tunggu 24 jam dulu baru boleh duduk, jadi bingung mau
ikutin saran yang mana.”
berikut ini :
Mereka mengatakan bahwa diberi tahu oleh dokter sudah boleh miring
73
Informan 1 :
Informan 2 :
Informan 3 :
Informan 4 :
juga mengatakan bahwa pada hari pertama setelah operasi sudah boleh
Informan 1 :
“kata dokternya sih kalau ntar sudah nggak pusing atau mual ntar
siang (hari pertama setelah operasi) juga boleh jalan-jalan...”
Informan 2 :
74
Informan 3 :
Informan 4 :
Informan 1 :
“mungkin duduk sama jalan, tapi kalau jalan saya kayanya belum
berani soalnya nggak berani turun dari tempat tidur, soalnya
tempat tidurnya tinggi banget jadi takut kalau jahitannya
robek...tapi kata dokter saya besok sudah boleh pulang.”
Informan 2 :
Informan 3 :
Informan 4 :
gerakan pada hari kedua. Akan tetapi ada seorang informan yang
75
Informan 1 :
“ya...nggak tahu juga sih mba kan saya belum dikasih tahu lagi
sama dokter sama perawatnya boleh ngapain aja...orang besok aja
saya katanya sudah boleh pulang jadi nggak sampe 3 hari saya
dirawat di sini...”
Informan 2 :
Informan 3 :
Informan 4 :
tubuh jadi lancar sehingga badan tidak terasa pegal, untuk pemulihan
kondisi tubuh misalnya angin yang ada dalam perut dapat keluar dan
76
bisa memperlancar buang air kecil, kemudian agar kaki tidak terasa
kaku sehingga dapat cepat pulang dan tidak terlalu lama dirawat di
Informan 1 :
Informan 2 :
“nggak tahu juga sih mba...tapi mungkin biar kaki nggak pada
kaku, biar cepat sembuh, trus biar bisa cepat pulang...”
Informan 3 :
Informan 4 :
darahnya tidak beku, melancarkan aliran darah, dan agar badan tidak
77
apa lagi ya mba saya lupa tapi yang saya ingat dari baca di
mading ya untuk itu...ya tahunya juga waktu itu dari teman juga
pas lagi jenguk ibu katanya kalau nanti sudah enakan miring kiri
miring kanan, saya tanya tahunya dari mana katanya itu ada di
mading depan.”
“biar nggak kaku aja...ehm,,,itu kali mba tapi saya nggak tahu
lagi”
78
Informan 1 :
Informan 2 :
Informan 3 :
Informan 4 :
keluarga dan pasien menyangkut hal-hal apa saja yang harus dilakukan
Tn. S (perawat)
79
seperti :
“apa ya...saya kurang tahu mba soalnya ini baru pertama kali...”
didapat dari teman bahwa jika melakukan banyak pergerakan itu dapat
“...kata teman saya yang sama dengan saya dioperasi usus buntu
katanya jangan banyak bergerak dulu sedangkan saya sudah
banyak gerak malah sudah jalan, saya kan awam baru ngerasain
kaya gini dioperasi kalau teman saya itu kan diam aja mungkin
karena dia pernah ngerasain operasi cesar jadinya tahu mungkin
makanya kondisinya makin hari makin tambah enak, nah kalau
saya malah kaya orang payah begini malah jadi lemah....”
80
berani untuk melakukan mobilisasi dini kurang lebih 10-12 jam setelah
operasi dan jika sudah diperbolehkan oleh dokter atau perawat untuk
kutipan berikut :
“tadi sekitar jam 9an atau ½ 10an saya sudah bisa gerak-gerakin kaki
sama miring ke kiri miring ke kanan, soalnya tadi perawatnya bilang
suruh miring-miring...jadi ya kalau dihitung-hitung sekitar 10 jam
abis operasi saya baru bisa gerak-gerakin kaki.”
“tadi seh sekitar jam 8an saya mulai gerak-gerakin kaki padahal saya
operasi jam ½ 9 malam tapi saya baru bisa gerak-gerakin tadi pagi
jam 8, saya disuruh juga miring kiri dan miring kanan terus saya
ikutin juga jadi saya sudah berani miring kiri miring kanan...”
pada hari pertama adalah miring kanan miring kiri, mengangkat tangan,
“nggak begitu sering seh mba, baru 2 kali saya miring ke kiri dan
miring ke kanan..”
“ya sekitar jam 10an saya sudah mulai angkat kaki atau saya gerak-
gerakin...”
kedua setelah operasi, mereka sudah mulai berani untuk duduk dan
81
berjalan. Akan tetapi, ada juga seorang informan yang belum berani untuk
jalan karena takut untuk turun dari tempat tidur yang agak tinggi
“hari ini saya sudah bisa duduk, tadi juga sudah duduk pas makan,
hanya saja saya belum berani ke kamar mandi karena saya belum
berani turun soalnya tempat tidurnya tinggi....”
sama seperti dengan pergerakan pada hari kedua, yaitu duduk, berjalan di
informan harus ditemani keluarga, akan tetapi ada informan yang sudah
“hari ini saya tadi udah jalan ke kamar mandi tapi kalau sendiri
belum berani kan nggak ada yang pegangin infus, tadi ditemani sama
keponakan saya, jadi saya masih ditemani...”
82
tidak. Mereka mengatakan bahwa jika banyak bergerak takut jahitan pada
“iya mba, ada rasa takut waktu saya coba buat gerak-gerak...ya yang
saya takutin ya itu takut luka operasinya nggak sembuh, kan baru
banget dioperasi jadi takut jahitannya lepas...”
mobilisasi dini dikarenakan pasien takut dan tidak paham. Hal ini
83
Selain rasa takut, rasa nyeri yang dialami juga menyebabkan informan
“...kalau lagi duduk atau gerak-gerakin badan ada terasa nyeri ya saya
nggak lanjutin paling saya iduran atau istirahat dulu sampai nyerinya
hilang..”
“kalau nyeri atau ngerasa sakit kepala paling saya tiduran doang...kan
sakit kepalanya atau nyerinya kalau abis ngelakuin gerakan kaya berdiri,
abis jalan, lama kelamaan jadi sakit...terus kalau pusing gitu paling saya
duduk tapi tempat tidurnya agak ditinggiin...”
“kalau nyeri saya nggak berani buat jalan mba, paling ya buru-buru
duduk aja, duduk juga kalau kelamaan masih ada rasa ngilu ya kaya ada
rasa bengkak atau memar aja gitu mba, kalau nggak duduk ya saya
tiduran aja di tempat tidur...”
“ya kaya tadi aja mba, saya kalau nyeri pegangan buat bergerak ya
miring kanan miring kiri sambil nahan sakit (menunjukkan wajah
meringis) kalau sakit ya pokoknya saya cari posisi enak aja deh,,,biar
nggak tegang gitu...jadi walaupun masih nyeri saya tahan aja tapi pelan-
pelan bergeraknya...”
“...kalau dia nggak bisa untuk duduk ata saat miring ke kiri miring ke
kanan ibu merasakan nyeri kita juga nggak makasain, pokoknya sesuai
kondisi ibu..jadi mendingan tunggu sampai nyerinya hilan baru boleh
gerak-gerak lagi, jadi kalau pasiennya kuat kita dukung tapi kalau nggak
kuat ya udah biarin aja istirahat...”
84
Dini
dini atau pergerakan setelah operasi adalah karena adanya orang yang
mobilisasi dini karena sudah dibolehkan untuk bergerak oleh dokter atau
“...tadi saya sudah jalan-jalan, ini juga sudah duduk soalnya tadi
dokternya bilang jangan tiduran mulu, jalan aja sambil jalan-jalan
dikit...”
“...perawatnya baru ngasih tahu baru tadi sekitar jam ½ 10an, terus
dokternya juga nyaranin harus gerak-gerak kiri kanan, duduk, kalau bisa
jalan...tapi saya belum berani, saya baru miring ke kiri aja...”
tempat tidur, seperti menggerakkan kaki, miring kanan miring kiri atau
85
“...kalau nggak ada yang bantuin ya saya tiduran aja paling miring-
miring aja di tempat tidur,,,kalau ke kamar mandi nggak berani
sendiri soalnya masih ada rasa takut juga...”
Ada juga seorang informan yang aktif dan mau melakukan secara
“saya sih nggak masalah, orang jalan aja sendiri ke kamar mandi
juga nggak apa-apa...”
berikut :
“...saya paling bantu kasih dukungan supaya dia lebih kuat lagi, kasih
support aja supaya dia cepat sembuh...”
86
bergerak karena takut luka jahitan robek atau lama untuk sembuh. Seperti
ungkapan berikut :
dini, kemudian ada juga keluarga atau kerabat pasien yang bilang untuk
jangan banyak bergerak dulu karena takut jahitannya robek, seperti yang
diungkapkan berikut :
“biasanya karena pasien itu takut atau tidak paham, kebanyakan kan
pasien dan keluarganya masih awam tentang mobilisasi dini, ada juga
keluarga atau kerabat bilang ke pasiennya jangan banyak atau nggak
87
boleh bergerak dulu ntar takut jahitannya lepas, jadi karena pengaruh
orang lain juga makanya pasien malas melakukan mobilisasi dini...”
makanan yang amis seperti ikan, telur, dll karena dapat menyebabkan
berikut :
“...kalau kata orang tua dulu ya mba katanya kalau abis operasi
jangan makan yang amis kaya ikan soalnya bisa bikin gatal di tempat
yang abis dioperasi jadi kan kita garuk-garuk kalau gatal jadi ya
nggak sembuh lukanya, katanya sih gitu ya saya mah ikutin aja...”
operasi boleh makan apa saja tetapi menurut keluarga tidak boleh makan
ungkapan :
“kalau kata dokternya sih boleh makan apa aja, tapi kalau kata yang
lain katanya nggak boleh makan ikan bandeng dan udang soalnya
takut gatal di luka operasinya terus nanti jadi digaruk-garuk jadi nanti
takut sakit lagi...”
Menurut dokter makanan seperti ikan dan telur justru baik untuk
88
berikut :
“ya, ikutin anjuran dokter aja untuk gerak, kata dokter kan kalau
kitanya rajin buat gerak-gerakin badan katanya badannya enakan,
sudah ngerasa pulih jadi biar sembuh dan bisa cepet pulang, terus
saya bisa dagang lagi mba...”
89
jam setelah operasi sedangkan Ny. I mulai miring kiri miring kanan
agak takut untuk miring ke kiri, Ny. I juga terlihat meringis saat
hari ketiga Ny. I belum juga BAB atau bisa juga dikatakan Ny. I
wajah Ny. I. Setelah 6-8 jam setelah operasi, Ny. I tidak melakukan
kamar mandi. Pada hari kedua setelah operasi, Ny. I sudah mulai
duduk saat makan. Ny. I tidak BAB dan BAK di kamar mandi tetapi
pertama setelah operasi Tn. R baru mulai untuk miring kiri dan miring
kanan. Saat ingin duduk, pasien terlihat meringis dikarenakan ada rasa
nyeri pada luka operasi. Tn. R tampak menahan rasa sakit akan tetapi
tetap berusaha untuk bergerak. Pada hari kedua atau ketiga pasca
hari kedua setelah operasi pun Tn. R sudah BAB di kamar mandi. Tn.
90
kamar mandi, Tn. R masih dibantu dengan keluarga. Tn. R duduk saat
jika makan. Akan tetapi pada hari kedua dan ketiga Tn. R sudah mulai
duduk jika akan makan. Pada hari kedua dan ketiga Tn. R BAB dan
6 jam setelah operasi. Pada hari pertama setelah operasi Tn. T sudah
mulai untuk miring kiri dan miring kanan. Wajah Tn. T tidak tampak
meringis saat miring kiri miring kanan ataupun untuk duduk di tempat
tidur. Luka operasi Tn. T belum tampak mengering pada hari kedua
atau ketiga setelah operasi. Tn. T tidak mengalami konstipasi pada hari
ketiga setelah operasi karena pada hari kedua setelah operasi Tn. T
6-8 jam pasca operasi, Tn. T tidak berbaring saja di tempat tidur tetapi
91
masih disuapi oleh keluarga. Pada hari kedua dan ketiga Tn. T sudah
keluarganya.
pergerakan seperti miring kiri miring kanan. Pada hari pertama setelah
Tetapi pada hari kedua setelah operasi, untuk menggerakkan kaki dan
operasi Ny. W belum tampak mengering pada hari kedua atau ketiga
sampai hari ketiga setelah operasi Ny. W belum BAB. Rasa takut
Pada hari pertama setelah operasi saja Ny. W sudah berani untuk ke
kamar mandi seorang diri tanpa dibantu oleh keluarga. Ny. W tidak
berbaring saja di tempat tidur setelah 6-8 jam pasca operasi, tetapi ia
makan, pada hari pertama pun ia sudah mulai duduk. Untuk BAK di
92
kamar mandi, sejak hari pertama sudah BAK di kamar mandi tetapi
93
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Penelitian
antara lain :
94
mobilisasi dini.
gerakan seperti duduk, miring kiri miring kanan, dan berjalan tanpa
95
dalam tubuh menjadi lancar sehingga badan tidak terasa pegal, untuk
pemulihan kondisi tubuh misalnya angin yang ada dalam perut dapat
keluar dan bisa memperlancar buang air kecil, kemudian agar kaki tidak
dapat diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
96
memiliki perilaku yang baik terhadap mobilisasi dini. Hal ini tampak dari
yang penting sehingga apa yang dikatakan oleh orang tersebut cenderung
untuk dicontoh atau diikuti oleh informan seperti yang terdapat pada teori
WHO dalam Notoatmodjo (2007). Menurut Teori WHO, salah satu yang
referensi dari seseorang yang dipercayai, dalam penelitian ini dokter atau
mobilissai dini. Hal ini sesuai dengan Handoko (1992) bahwa motivasi
97
sehingga ada tujuan yang ingin dicapai. Pengaruh tingkah laku tersebut
merupakan bagaimana motivasi yang sudah ada dalam diri informan yang
Di samping motivasi yang ada dalam diri informan, motivasi yang ada
Dorongan dari luar yaitu berupa dukungan dari keluarga ataupun perawat.
membuat informan tersebut malas untuk mobilissai dini. Hal ini seperti
98
mobilissai dini.
Di samping itu, adanya rasa takut dalam diri informan jika melakukan
maka pergerakan itu dihentikan dan baru dilanjutkan jika nyeri sudah
hilang. Sesuatu yang dirasakan informan, seperti rasa takut dan nyeri
dini. Hal itu sama seperti yang dikemukakan Teori WHO dalam
merasa takut sehingga malas untuk mobilisasi dini, hal ini juga sesuai
99
hari kedua karena informan merasa kondisi tubuhnya lemah maka ia tidak
informan, ini seperti yang terdapat dalam Teori WHO, energi yang
informan menjadi lemah. Hal ini seperti yang terdapat dalam Kozier
pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau dari orang lain. Jika
100
jenjang sarjana.
yang diinginkan.
101
perawat.
5. Sumber daya yang tersedia, maksud sumber daya yang tersedia disini
102
103
BAB VII
A. Kesimpulan
dini untuk memperlancar aliran darah agar darah tidak beku, dan juga
mempercepat penyembuhan.
distensi abdomen, kaki tidak terasa kaku dan pegal, serta mempercepat
penyembuhan.
104
dini, sedangkan karena motivasi yang tinggi untuk sembuh dari dalam diri
B. Saran
ajar keperawatan
dini yang sudah ada dengan leaflet, poster, tidak hanya pada papan
105
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M & Esther M. Medical – Surgical Nursing : Clinical Management for
Continuity of Care 5th ed. Philadelphia : W.B Saunders. 1997
Craven, R.F & Constance J.H. Fundamentals of Nursing : Human Health and
Function 3rd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2000
Depkes RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Statistik Rumah Sakit Indonesia seri
3; Morbiditas/Mortalitas Edisi 3. 2008
Hall, C.S dan G.Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Jakarta : Kanisius. 1993
Hanum, A.P. Kecerdasan Emosi dan Percaya Diri Relawan NAD yang Berstatus
Mahasiswa. Jakarta : Skripsi Psikologi UIN. 2006
Lauro, S & Martin, G. Medical Rehabilitation. New York : Raven Press. 1985
Long, C.B. Perawatan Medikal Bedah ; Suatu Proses Keperawatan Alih Bahasa
Karnaen dkk. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan. 1989
106
Mubarak, dkk. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.
2009
Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. 2007
Sjamsuhidajat, R. & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.
2004
Smeltzer, S.C & Brenda G.B. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol.1. Jakarta : EGC. 2001
Smeltzer, S.C & Brenda G.B. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol.2. Jakarta : EGC. 2001
107
Lampiran 1
(OBSERVASI)
NO VARIABEL YA TIDAK
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 19 dan 20 November 2009
3. Waktu Wawancara : 10.00-10.15 dan 10.30-11.00
4. Tempat Wawancara : Ruang 405
B. Identitas
1. Nama : Ny. I
2. Umur : 49 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : SD
C. Tingkat Pengetahuan
Probing :
4. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang diperoleh dari melakukan mobilisasi dini
setelah operasi?
5. Menurut Bapak/Ibu, kapan pasien setelah operasi diperbolehkan untuk bergerak?
6. Menurut Bapak/Ibu, gerakan pertama apa yang boleh dilakukan setelah pasien
menjalani operasi?
8. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari kedua setelah
operasi?
9. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari ketiga setelah
operasi?
D. Perilaku
1. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
3. Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
Probing :
mendampingi anda?
8. Ketika Bapak/Ibu melakukan mobilisasi dini, adakah perawat yang
mendampingi/membantu?
9. Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
10. Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
11. Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
Probing :
14. Hambatan apa yang Bapak/Ibu alami saat melakukan mobilisasi dini?
Probing :
a. Jika ada,
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 21 dan 23 November 2009
3. Waktu Wawancara : 10.15-10.45 dan 10.30-10.50
4. Tempat Wawancara : Ruang 403
B. Identitas
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SD
C. Tingkat Pengetahuan
Probing :
4. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang diperoleh dari melakukan mobilisasi dini
setelah operasi?
menjalani operasi?
8. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari kedua setelah
operasi?
9. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari ketiga setelah
operasi?
D. Perilaku
1. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
3. Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
Probing :
mendampingi anda?
mendampingi/membantu?
9. Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
10. Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
11. Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
Probing :
14. Hambatan apa yang Bapak/Ibu alami saat melakukan mobilisasi dini?
Probing :
a. Jika ada,
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 25 dan 26 November 2009
3. Waktu Wawancara : 14.00-14.25 dan 10.15-11.00
4. Tempat Wawancara : Ruang 403
B. Identitas
1. Nama : Tn. T
2. Umur : 39 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SD
C. Tingkat Pengetahuan
Probing :
4. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang diperoleh dari melakukan mobilisasi dini
setelah operasi?
menjalani operasi?
8. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari kedua setelah
operasi?
9. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari ketiga setelah
operasi?
D. Perilaku
1. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
3. Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
Probing :
mendampingi anda?
mendampingi/membantu?
9. Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
10. Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
11. Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
Probing :
14. Hambatan apa yang Bapak/Ibu alami saat melakukan mobilisasi dini?
Probing :
a. Jika ada,
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 28, 29, dan 30 November 2009
3. Waktu Wawancara : 10.20-10.45, 10.30-11.00, 12.30-13.10
4. Tempat Wawancara : Ruang 402
B. Identitas
1. Nama : Ny. W
2. Umur : 27 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : SMA
C. Tingkat Pengetahuan
Probing :
4. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang diperoleh dari melakukan mobilisasi dini setelah
operasi?
menjalani operasi?
8. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari kedua setelah
operasi?
9. Menurut Bapak/Ibu, gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari ketiga setelah
operasi?
D. Perilaku
1. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
3. Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
Probing :
mendampingi anda?
mendampingi/membantu?
9. Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
10. Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
11. Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
Probing :
14. Hambatan apa yang Bapak/Ibu alami saat melakukan mobilisasi dini?
Probing :
a. Jika ada,
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 19 November 2009
3. Waktu Wawancara : 13.35-14.05 WIB
4. Tempat Wawancara : Ruang 405
B. Identitas
1. Nama : Nn. S
2. Umur : 25 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : SMK
Probing :
3. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini?
7. Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
Probing :
9. Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
10. Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga lakukan?
12. Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
13. Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa sebabnya?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 21 November 2009
3. Waktu Wawancara : 11.30-12.05 WIB
4. Tempat Wawancara : Ruang Tunggu Pasien
B. Identitas
1. Nama : An. H
2. Umur : 16 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMA
Probing :
3. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini?
7. Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
Probing :
9. Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
10. Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga lakukan?
12. Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
13. Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa sebabnya?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 26 November 2009
3. Waktu Wawancara : 12.15-13.00 WIB
4. Tempat Wawancara : Ruang Tunggu Pasien
B. Identitas
1. Nama : Tn. I
2. Umur : 22 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMK
Probing :
3. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini?
7. Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
Probing :
9. Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
10. Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga lakukan?
12. Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
13. Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa sebabnya?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 29 November 2009
3. Waktu Wawancara : 13.05-14.10 WIB
4. Tempat Wawancara : Ruang 402
B. Identitas
1. Nama : Tn. J
2. Umur : 29 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMA
Probing :
3. Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini?
7. Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
Probing :
9. Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
10. Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga lakukan?
12. Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
13. Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa sebabnya?
Lampiran 4
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 19 November 2009
3. Waktu Wawancara : 12.30-12.50 WIB
4. Tempat Wawancara : Ruang Konsultasi
B. Identitas
1. Nama : Ns. S
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : S1 Keperawatan
2. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien mengenai mobilisasi dini?
4. Menurut Bapak/Ibu apa manfaat yang diperoleh pasien dari melakukan mobilisasi
dini?
5. Komplikasi apa saja yang mungkin timbul pada pasien pasca operasi appendectomy
6. Komplikasi apa yang sering/paling banyak terjadi akibat tidak melakukan mobilisasi
8. Mobilisasi dini seperti apa yang dianjurkan untuk pasien pasca operasi appendectomy?
9. Apa yang dilakukan perawat untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini?
11. Tindakan apa yang dilakukan perawat jika ada pasien yang tidak melakukan mobilisasi
dini?
13. Apa yang menyebabkan pasien merasa takut untuk melakukan mobilisasi dini?
15. Kapan pasien pasca bedah appendectomy diperbolehkan untuk mulai melakukan
mobilisasi dini?
Lampiran 5
A. Identitas Pewawancara
1. Nama Pewawancara : Rizka Rismalia
2. Tanggal Wawancara : 4 Desember 2009
3. Waktu Wawancara : 11.30-13.00 WIB
4. Tempat Wawancara : Poli Bedah Minor
B. Identitas
1. Nama : dr. W
2. Umur : 33 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : S2
3. Manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini setelah operasi
appendectomy?
4. Dampak apa yang diperoleh jika pasien tidak melakukan mobilisasi dini setelah
operasi appendectomy?
5. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi jika pasien pasca operasi appendectomy
6. Pasien seperti apa yang diperbolehkan untuk melakukan mobilisasi dini setelah
operasi?
8. Mobilisasi dini seperti apa yang dianjurkan untuk dilakukan pasien pasca operasi
appendectomy?
9. Adakah makanan atau minuman yang dilarang untuk dikonsumsi pasien pasca operasi
appendectomy?
a. Jika ada,
10. Apakah ada diet khusus bagi pasien pasca operasi appendectomy?
a. Jika ada,
appendectomy?
11. Adakah perbedaan mobilisasi dini yang dilakukan pada pasien pasca operasi
Selamat pagi/siang/sore Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Rizka Rismalia mahasiswa Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang sedang melakukan penelitian di RSUP Fatmawati dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
atas kesediaan Bapak/Ibu.
Selama wawancara berlangsung, saya akan mencatat dan merekam apa yang Bapak/Ibu
katakan. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada penjelasan yang terlewat. Proses
wawancara ini berlangsung kurang lebih selama 1 jam. Data dan Identitas Bapak/Ibu akan
dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Bila Bapak/Ibu bersedia, saya mohon Bapak/Ibu menandatangani surat pernyataan ini dan
akan dilanjutkan dengan wawancara.
Setelah membaca surat pernyataan ini, saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
tanpa dipaksa dari pihak manapun.
Informan
Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
“ya...saya seh ikutin aja apa kata dokter, kalau dokternya nyuruh saya untuk
makan ya saya makan terus kalau disuruh minum obat ini ya saya minum terus
kalau disuruh gerak-gerak ya saya ikutin, tadi dokternya sudah datang katanya
sudah boleh gerak-gerakin kaki sama miring ke kiri miring ke kanan...ya saya
ikutin buat coba miring-miring ke kiri sama ke kanan,,,kan dokter yang lebih tahu
kondisi saya jadi ya saya nurut aja apa kata dokter...”
Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
“saya takut...karena kan luka operasinya masih baru jadi takut robek lagi, takut
ada yang lepas...”
Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
“iya mba ada rasa takut waktu saya coba buat gerak-gerak...ya yang saya takutin
ya itu takut luka operasinya nggak sembuh, kan baru banget dioperasi jadi takut
jahitannya lepas..”
“tadi sekitar jam 9an atau ½ 10an saya sudah bisa gerak-gerakin kaki sama
miring ke kiri miring ke kanan, soalnya tadi perawatnya bilang suruh miring-
miring...jadi ya kalau dihitung-hitung sekitar 10 jam abis operasi saya baru bisa
gerak-gerakin kaki.”
“pas tadi dokter datang kan sudah dibolehin buat gerak-gerakin kaki sama
miring ke kiri miring ke kanan, nah saya coba ikutin tapi baru bisa miring ke kiri
aja kalau miring ke kanan belum berani kan jahitannya di kanan...sampe
sekarang seh baru 3 kali miringnya..”
Siapa yang menemani Bapak/Ibu untuk melakukan mobilisasi dini?
“paling ditemenin sama anak saya yang besar soalnya dari kemarin kan dia yang
nganter dan nungguin saya tapi nggak terus-terusan sama dia kan dia juga harus
ngurus administrasi, kadang-kadang sama kakak saya...jadi kalau saya mau
miring ke kiri kalau nggak kuat atau mau muntah anak saya atau kakak saya
yang bantuin..tapi kadang-kadang saya sendiri juga bisa”
mendampingi anda?
“yang saya lakuin paling cuma gerakain kepala (menggeser kepala), jadi cuma
kepalanya aja yang digeser...”
mendampingi/membantu?
“nggak ya...perawat cuma datang dan nganjurin buat gerak-gerak aja, lagian
kan disini ada kakak saya dan anak saya yang nunggu jadi mereka yang
bantuin..”
Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
“ya...kalau saya paling minta bantuin sama anak saya atau kakak saya buat
miring-miring, tapi nggak selalu minta bantuin kalau saya bisa sendiri ya saya
gerakin aja sendiri..”
Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
“saya kan operasi jam 11 malam terus baru mulai gerakin kaki ya tadi sekitar
jam 9an..”
Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
“kalau nyeri ada seh tapi nggak begitu nyeri...cuma kalau mau duduk masih
kurang nyaman aja kaya ada yang ganjel gitu, terus agak ngeri juga
jahitannya...paling terasa pusing aja kalau duduk. Tapi kalau lagi duduk atau
gerak-gerakin badan ada terasa nyeri ya saya nggak lanjutin paling saya tiduran
lagi atau istirahat dulu sampe nyerinya hilang..”
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu saat melakukan mobilisasi dini?
“perasaan saya...ya ada rasa takut dan ngeri juga karena kan jahitannya masih
baru jadi kalau kebanyakan gerak takut lepas, terus ada juga senangnya soalnya
badan sudah bisa digerakin kan kata dokter kalau sudah bisa digerakin berarti
sudah mulai pulih dan bisa pulang...”
Merasa senangkah Bapak/Ibu saat melakukan mobilisasi dini? (Probing : Apa yang
“iya senang mba,,,ya kaya tadi yang saya bilang, kata dokter kalau saya sudah
bisa gerakin badan berarti saya sudah mulai pulih dan bisa cepat pulang soalnya
saya nggak betah disini lama-lama, kepikiran anak saya yang masih sekolah di
rumah...”
Probing :
a. Jika ada, apa yang dilakukan? Apa tetap melakukan mobilisasi dini?
“sebenarnya nggak ada seh mba, cuma takut dan ngeri aja jadi kalau sudah
nggak takut baru digerak-gerakin lagi tapi kalau ngerasa nyeri dan takut ya
tiduran lagi...”
“ya, biar saya cepat sembuh aja jadi biar cepat pulang...”
Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
“kalau saya ikutin aja aturan dokter, kalau disuruh minum obat ya saya
minum...”
Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
“waktu itu yang saya rasain masih sakit perut saya, mungkin karena baru aja
dioperasi, terus kepala saya juga sakit waktu mulai gerak-gerakin kaki dan
miring kiri miring kanan...”
Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
“nggak ada mba, saya nggak ngerasa takut buat bergerak soalnya kalau saya
bakal ngelakuin apa aja untuk sembuh..”
“tadi seh sekitar jam 8an saya mulai gerak-gerakin kaki padahal saya operasi
jam ½ 9 malam tapi saya baru bisa gerak-gerakin tadi pagi jam 8, saya disuruh
juga miring kiri dan miring kanan terus saya ikutin juga jadi saya sudah berani
miring kiri miring kanan...”
“nggak begitu sering seh mba, baru 2 kali saya miring ke kiri dan miring ke
kanan..”
“saya di sini ditemani sama adik dan bapak saya, kalu mau miring ke kiri ke
kanan seh sendiri juga saya bisa tapi kalau duduk atau ke kamar mandi saya
ditemanin sama bapak...”
mendampingi anda?
“saya paling cuma tiduran aja atau miring-miring aja tapi kalau ke kamar mandi
kalau nggak ditemani saya nggak berani soalnya masih ngerasa pusing jadi takut
jatuh...kalau jalan aja masih belum tegak masih agak bungkuk karena kan masih
sakit”
mendampingi/membantu?
“nggak ada, nggak dibantu sama perawatnya tapi dibantu sama bapak atau adik,
kalau ibu yang jaga ya dibantu sama ibu”
Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
“kan saya baru mulai gerak-gerakin kaki sama miring-miring jam 8an, tadi
malam operasi jam ½ 9 berarti kurang lebih 11 jam abis operasi saya baru mulai
gerak-gerak..”
Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
“kalau nyeri atau ngerasa sakit kepala paling saya tiduran doang, kan sakit
kepalanya atau nyerinya kalau abis ngelakuin gerakan kaya berdiri, abis jalan,
lama kelamaan jadi sakit..kan kalau kelamaan juga sakit..terus kalau pusing gitu
paling saya duduk tapi tempat tidurnya agak ditinggiin...”
“ya senang aja mba udah bisa gerak-gerakin badan, paling kadang-kadang suka
ngerasa sakit aja di luka operasinya ya kaya nyeri gitu...”
Merasa senangkah Bapak/Ibu saat melakukan mobilisasi dini? (Probing : Apa yang
“ya, senang banget karena udah bisa digerak-gerakin dan udah bisa pulang,
kalau saya kan kalau untuk sembuh apa aja saya lakuin apalagi kalau kata dokter
disuruh gerak-gerakin terus duduk biar cepet sembuh ya saya ikutin jadi biar
saya bisa cepat pulang...”
Probing :
a. Jika ada, apa yang dilakukan? Apa tetap melakukan mobilisasi dini?
“biar cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah terus biar bisa kerja lagi...”
Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
“ya, kalau saya mah gimana yang ngerawat di sini aja, ikutin aja apa petunjuk
dokter di sini kalau di suruh minum obat ya saya minum obat terus kalau disuruh
gerak-gerak ya saya ikutin untuk gerak-gerak...”
Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
“waktu pertama kali saya gerakin kaki yang saya rasain masih agak kaku aja
belum bisa angkat kaya gini (menunjukkan sambil mengangkat dan menekuk kaki)
jadi masih kaya patung...tapi udah ngerasa senang juga udah bisa digerakin
soalnya tadi malam kan belum bisa digerakin sama sekali”
Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
“ya ada, agak takut-takut juga, karena kalau banyak gerak takut ininya (sambil
menunjuk ke luka operasi) jahitannya berubah jadi takut jahitannya robek..”
“ya sekitar jam 10an saya sudah mulai angkat kaki atau saya gerak-gerakin...”
“udah sering seh mba, tapi saya nggak tahu sudah berapa sering soalnya nggak
saya itungin..”
Siapa yang menemani Bapak/Ibu untuk melakukan mobilisasi dini?
“dari pertama saya masuk ke rumah sakit sih ditungguin sama keponakan saya,
tapi sekarang lagi gantian sama istri saya, keponakan saya juga bantu kalau-
kalau saya mau miring atau mau ke kamar mandi, dia bantu pegangin infus...”
mendampingi anda?
“kalau nggak ada yang bantuin ya saya tiduran aja paling miring-miring aja di
tempat tidur, kalau ke kamar mandi nggak berani sendiri soalnya masih ada rasa
takut juga...”
mendampingi/membantu?
Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
“ya saya istirahat aja, tiduran, makan, kalau nggak betah saya miring-miring
aja...”
Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
“jam 10an saya mulai berani gerakin kaki jadi sekitar 12 jam abis operasi saya
baru berani..”
Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
“kalau nyeri saya nggak berani buat jalan mba, paling ya buru-buru duduk aja,
duduk juga kalau kelamaan masih ada rasa ngilu ya kaya ada rasa bengkak atau
memar aja gitu mba, kalau nggak duduk ya saya tiduran aja di tempat tidur...”
“rasanya ya agak kaku aja mba waktu pertama gerakin kaki tapi senang juga
sudah bisa gerak tapi belum berani buat banyak gerak mba takut jahitannya lepas
kan masih baru...”
Merasa senangkah Bapak/Ibu saat melakukan mobilisasi dini? (Probing : Apa yang
“ya senang sih mba karena ya ada perubahan soalnya tadinya nyeri banget
waktu sebelum operasi gimana nantinya, ada rasa takut juga, nggak tahu dibius
kaya gimana semalam aja nggak ngerasa apa-apa terus kedinginan juga di ruang
operasi...jadi nggak tahu juga di dalam kamar operasi kaya gimana, niy aja baru
bisa angkat kakinya ya senang bisa angkat kaki jadi nggak kaku dan nggak pegel
mba, kalau diem aja kan pegel...”
Hambatan apa yang Bapak/Ibu alami saat melakukan mobilisasi dini?
Probing :
c. Jika ada, apa yang dilakukan? Apa tetap melakukan mobilisasi dini?
“nggak ada sih mba, paling kadang-kadang kerasa nyeri atau takut tapi ya
saya tetap gerakin kaki atau miring-miring abisnya nggak betah juga mba
kalau di tempat tidur aja...”
“ya ikutin anjuran dokter aja untuk gerak, kata dokter kan kalau kitanya rajin
buat gerak-gerakin badan katanya badannya enakan, dah ngerasa pulih jadi biar
sembuh dan bisa cepet pulang, biar saya bisa dagang lagi mba...”
Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
“saya ikutin instruksi dokter aja, kalau disuruh makan ya makan, minum obat ya
saya minum ya bagaimana baiknya aja lah...”
Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
“ya saya pikir saya sudah sehat aja gitu jadi tinggal nunggu luka kering aja
cuma tinggal nunggu kencing aja gitu jadi ya saya pikir sudah nggak ada lagi
keluhan gitu eh nggak tahunya malah bikin saya lemah kaya gini, saya mah
lemahnya tuh sekarang tapi setiap saya tanya jawabnya itu katanya proses, saya
juga kan mau berbuat apa, sakit kaya gini kan juga saya nggak tahan...”
Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Bapak/Ibu?
“ya pasti takut ya mba, pertama yang saya takutin itu karena ini baru dioperasi
ya mba jadi takut robek gitu, selain itu ditakut-takutin juga sama teman-teman
juga ya kan, katanya jangan banyak bergerak ntar kan itu kan jahitannya masih
basah walaupun kamu ngerasa sehat tapi jahitan kamu kan belum kering, cuma
karena luka itu nggak sakit makanya saya berani gerak gitu, saya kan orang
awam baru ngerasain kaya gini jadi bener-bener awam...”
“kan ini belum pulih ya kakinya, pagi juga belum bereaksi terus siang-siangnya
jam berapa tuh ya sekitar jam 10an atau jam 11an udah mulai bisa bergerak,
diperiksa kan yang datang lain-lain ya, yang satu nyuruh miring kanan miring
kiri ya udah saya ikutin aja...”
“ya, sudah sering mba...nggak tahu juga sudah berapa kali, pokoknya sudah
sering..”
“suami, tapi saya untuk gerak-gerak gitu sendiri juga saya berani, kuat saya mah
sendiri..makan aja orang-orang mah pada disuapin tapi kalau saya makan
sendiri aja orang nggak ada rasa apa-apa...”
mendampingi anda?
“saya sih nggak masalah, orang jalan aja sendiri ke kamar mandi juga nggak
apa-apa...”
mendampingi/membantu?
“nggak ada mba, paling cuma periksa atau nganjurin kita untuk gerak-gerak
aja...”
Jika perawat tidak mendampingi Bapak/Ibu dalam melakukan mobilisasi dini, apa
“kalau saya mau ke kamar mandi ya saya jalan aja sendiri walau nggak dibantu
sama perawat atau suami saya, terus kalau mau istirahat ya saya tiduran aja di
tempat tidur...”
Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
“berapa jam ya mba,,,kira-kira 12 jam setelah operasi lah saya baru mulai
bergerak...”
Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
“ya kaya tadi aja mba saya kalau nyeri pegangan buat bergerak ya miring kanan
miring kiri sambil nahan sakit (menunjukkan wajah meringis) kalau sakit ya
pokoknya saya cari posisi enak aja deh...biar nggak tegang gitu...jadi walaupun
nyeri masih saya tahan aja tapi pelan-pelan bergeraknya...”
“ya begitu mba, ngerasa enakan aja gitu karena kalau diam aja kayanya badan
pada tegang, jadi saya suka cari posisi enak aja mba biar nyaman...”
Merasa senangkah Bapak/Ibu saat melakukan mobilisasi dini? (Probing : Apa yang
“ya mba pasti ada rasa senang, soalnya saya merasa sudah pulih mba, ngerasa
enakan aja gitu, itu yang bikin saya ngerasa senang...”
Probing :
c. Jika ada, apa yang dilakukan? Apa tetap melakukan mobilisasi dini?
“ya ada, paling hambatannya di rasa nyeri mba...kalau lagi datang nyerinya
ya kaya tadi mba saya pegangan dulu sambil saya tahan aja terus bergeraknya
pelan-pelan...”
Apa motivasi Bapak/Ibu melakukan mobilisasi dini?
“motivasi saya ya saya ingin pingin banget bisa bergerak tapi bergeraknya
jangan nimbulin rasa sakit, saya pengen cepet pulang juga pingin istirahat di
rumah gitu jadi pengen banget cepet sembuh biar bisa pulang...”
Hasil Wawancara dengan Informan Pendukung (Keluarga Pasien)
“kalau sebelumnya nggak pernah, cuma waktu teman saya jenguk ibu dia ngasih
tahu kalau nanti udah enakan miring kiri, miring kanan, saya tanya tahunya dari
mana katanya ada di mading depan, ya sudah saya lihat ke mading depan ternyata
ada, di situ di kasih tahu jika sudah enakan lakukan gerakan miring kiri miring
kanan terus coba buat duduk sama jalan, soalnya buat melancarkan aliran darah
biar darahnya nggak beku...itu aja mba”
Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini itu?
“jujur ya mba karena ini pengalaman pertama nganter ibu ke rumah
sakit...sekalinya nganter tau-tau ibu disuruh operasi, jadi nggak tahu apa itu
pergerakan setelah operasi karena ini pengalaman pertama banget...”
Menurut Bapak/Ibu manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini?
“ya...itu seperti yang saya baca di mading depan manfaatnya untuk ya biar darah
nggak beku, melancarkan peredaran darah, untuk apa lagi ya mba saya lupa tapi
yang saya ingat dari baca di mading ya untuk itu...”
Siapa yang menemani/membantu pasien saat melakukan mobilisasi dini?
“saya yang nemenin...jadi gini saya memang dari awal belum pulang-pulang ke
rumah tapi kadang kalau saya harus ngurus-ngurus administrasi jadi saya harus
ninggalin ibu saya untuk beli makanan, jadi saya nggak tahu pasti ibu saya
melakukan pergerakan itu dengan siapa tapi saya pernah bantu ibu juga, saya
pernah lihat ibu saya itu miring kanan miring kiri terus gerak-gerakin kaki
juga...”
Kapan pasien pertama kali miring kanan dan miring kiri?
“mungkin sekitar jam ½ 11an, itu pertama kali...”
Kapan pasien mulai berani untuk berjalan?
“sampai saat ini sih ibu saya cuma gerak-gerakin kaki aja sama miring kanan
miring kiri jadi belum berani jalan katanya tempat tidurnya ketinggian, ngeri
turunnya katanya...”
Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
“kira-kira 11 jam yang lalu ibu saya mulai gerak-gerak...”
Bagaimana perasaan pasien saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
Probing :
“nggak ada keluhan apa-apa, mungkin yang dikeluhin mual tapi kata perawatnya
dijelasin itu efek dari pembiusan...”
c. Apakah pasien merasa takut?
“ya, ibu bilang masih takut-takut buat bergerak soalnya kalau banyak
bergerak takut jahitannya robek, gitu katanya...”
“kalau dibilang senang sih gimana ya kalau soal perasaan mah, agak-agak
sedikit takut ya kan karena baru dioperasi tapi harus mencoba untuk miring
kanan miring kiri karena kan takut jahitannya lepas ata karena takutnya gitu,
perasaan itu seh mungkin bukan karena senangnya tapi karena lahamdulillah
sudah dioperasi...”
Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
“ya...kita sih nggak maksain ibu harus gerak terus kalau emang ibunya lagi
nggak mau ya biarin aja istirahat dulu...”
Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga lakukan?
“kalau ibu ngerasain nyeri waktu gerak, ya paling kita bilangin ‘kalau emang
nyeri istirahat aja dulu nggak usah gerak-gerak dulu, tunggu nyerinya sampe
hilang’...”
Dukungan seperti apa yang diberikan keluarga kepada pasien?
“ya...paling saya dan keluarga yang lainnya cuma ngingetin, ‘Ma, kalau makan
tuh makannya harus rutin’, terus sama ikutin saran dokter aja jangan sampe
makannya udah dikasih tapi nggak dihabiskan padahal makan itu bagus untuk
tubuh biar nggak lemas, dan yang pasti kita selalu berdoa...”
Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
“yang saya baca di mading depan sih penting soalnya untuk melancarkan
peredaran darah biar darahnya nggak beku lagi, saya juga cuma tahu itu aja sih
belum tahu yang detailnya, tahunya juga pas disini...”
Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa sebabnya?
“kalau kata dokternya sih boleh makan apa aja, tapi kalau kata yang lainnya
katanya nggak boleh makan ikan bandeng sama udang soalnya takut gatal di luka
operasinya terus nanti takut digaruk-garuk jadi nanti takut sakit lagi...”
“biar nggak kaku aja, ehm...itu kali mba, tapi saya nggak tahu lagi...”
“kadang-kadang saya yang bantuin kalau saya lagi nunggu abang, tapi kalau
nggak ya paling dibantuin sama bapak soalnya bapa juga gantian nunggu...”
Kapan pasien pertama kali miring kanan dan miring kiri?
“kira-kira tadi sekitar jam 9 udah mulai gerak-gerakin...”
Kapan pasien mulai berani untuk berjalan?
“kalau kemarin (hari pertama) belum berani, tapi hari ini (hari kedua) abang
dah jalan ke kamar mandi...”
Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
“kalau nggak salah 10 jam setelah operasi...eh, 11 jam deh kan dioperasi jam ½
9 terus baru mulai gerak jam 9 berarti 11 ½ jam...”
Bagaimana perasaan pasien saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
Probing :
“abang sih nggak bilang apa-apa waktu itu paling nyeri dikit...”
a. Apakah pasien merasa takut?
“kalau senang ya paling ada soalnya kan udah bisa gerakin jadi nggak
kaku lagi...”
Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
“ya dibiarin aja nggak usah dipaksain, biar aja tiduran dulu sambil saya seka
keringatnya...”
Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga
lakukan?
“ya...ngeliatin aja, pingin bantuin takut repot kan lagi sakit, takut salah
pegang...”
Dukungan seperti apa yang diberikan keluarga kepada pasien?
“ya berdoa sama kasih semangat biar dia cepet sembuh...”
Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
“apa ya...nggak ada sih mba tapi paling katanya nggak boleh makan yang pedes
soalnya kan ususnya baru dioperasi takut belum pulih banget takut kambuh
lagi...”
“kalau nggak saya, tante (istri om), soalnya kalau nggak dibantuin ke kamar
mandi soalnya takut jatuh kan di kamar mandi licin jadi sambil bantu pegangin
infus...”
Kapan pasien pertama kali miring kanan dan miring kiri?
“om kan sadar kira-kira jam 2 malam itu udah mulai mau bicara terus paginya
sekitar jam 10an baru gerakin tangan terus agak siangan sekitar jam 11an udah
bisa miring tapi masih sakit...”
Kapan pasien mulai berani untuk berjalan?
“baru hari ini (hari kedua post op) om berani jalan, tapi jalannya ke kamar
mandi aja...”
Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
“ya jam 10 pagi abis operasi baru berani gerak-gerak...ya sekitar 12 jam setelah
operasi lah...”
Bagaimana perasaan pasien saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
Probing :
“ya,,,dia sih agak takut buat gerakin...”
a. Apakah pasien merasa takut?
“ya, dari awal sih emang agak takut soalnya kan dia elum dikasih tahu
sama dokternya, pertama dia mau miring emang agak takut pas dokternya
bilang udah miringin aja ke kanan terus dia miring, kalau takut sih mungkin
jahitannya atau dadanya sakit, mungkin takut sakit itu...”
“ya...ada soalnya udah nggak kaku atau pegal lagi badannya katanya dah
gitu hari ini juga udah boleh pulang jadi dah agak baikan...”
Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
“ya saya nggak bisa maksain buat gerak terus kan kasihan sapa tau mau istirahat
kan kecapean, ya biarin aja lah...paling cuma bilang ya sabar aja ya om...”
Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga
lakukan?
“ya dielus-elus aja sambil dipijetin kakinya terus sambil bilang sabar aja ya
om...”
Dukungan seperti apa yang diberikan keluarga kepada pasien?
“ya...paling kita ngedoain aja...”
Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
“ya penting juga kan kalau dia diam aja trus badannya kaku kan dia mungkin
jadi agak lebih lama lagi tinggal di sini, jadi biar cepet sembuh...”
Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa
sebabnya?
“nggak ada sih...kayanya kalau itu nggak ada larangan, jadi ngikutin dokter aja
jadi kalau dokternya nyuruh makan ini atau nggak boleh makan itu ya...diikutin
aja...”
“ya...menurut saya sih ada manfaatnya juga, untuk apa ya...supaya dia nggak
kaku aja badannya...apa lagi sih saya bingung juga...”
Siapa yang menemani/membantu pasien saat melakukan mobilisasi dini?
“ya...kadang-kadang saya yang nemenin atau bantuin dia kalau mau ke kamar
mandi, takut dia jatuh...tapi dia kadang nggak mau malah dia ke kamar mandi
sendiri...”
Kapan pasien pertama kali miring kanan dan miring kiri?
“pas disuruh miring kanan miring kiri sama perawatnya waktu itu pagi juga
sekitar jam 10an,,,dia miring kanan miring kiri pas disuruh...”
Kapan pasien mulai berani untuk berjalan?
“dia mah waktu hari pertama juga udah jalan sendiri ke kamar mandi, agak
siang sekitar jam 2an...”
Berapa jam setelah operasi pasien mulai berani untuk mobilisasi dini?
“berapa ya...pokoknya waktu itu pagi-pagi deh dia udah mulai gerak-
gerak,,,sekitar jam 10an gitu deh mba sedangkan dia operasi jam 10 malam...”
Bagaimana perasaan pasien saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
Probing :
“ya,,dia katanya ngerasa dah sehatan, ya senang lah soalnya dah bisa
digerakin...”
a. Apakah pasien merasa takut?
“nggak, nggak ada kayanya justru dianya ini bandel pengen banyak
bergerak-gerak, kalau ini udah baikan dia jalan deh...”
“ya, dia bilang udah ngerasa enakan, udah sembuh apalagi udah bisa
gerak jadi nggak kaku lagi badannya...”
Jika pasien tidak mau melakukan mobilisasi dini, apa yang dilakukan Bapak/Ibu
(keluarga)?
“ya...biarin aja nggak usah dipaksa, paling saya sambil kipasin terus bilang
sabar aja...”
Ketika pasien merasa nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang keluarga
lakukan?
“ya,,,saya paling cuma pegangin aja, kadang saya kipas-kipas, bilangin buat
sabar, tahan aja...”
Dukungan seperti apa yang diberikan keluarga kepada pasien?
“bantu kasih dukungan supaya dia lebih kuat lagi, kasih support aja supaya dia
cepet sembuh aja sama bantu doa...”
Menurut Bapak/Ibu apakah mobilisasi dini penting untuk dilakukan pada pasien pasca
operasi?
“kurang tahu juga ya...penting nggak penting mungkin ya, takutnya kalau banyak
bergerak takut ada perubahan sama jahitannya takutnya lama sembuhnya jadi
yang saya takutin seperti itu, mungkin butuh beberapa waktu aja kali ya...”
Apakah ada makanan atau hal yang dilarang pada pasien pasca operasi? Apa
sebabnya?
“ya ada,,,mungkin kalau kata orang tua dulu kalau abis operasi nggak boleh
makan yang amis-amis atau asem soalnya takut bikin gatal atau takut lukanya
nggak kering...”
Hasil Wawancara dengan Informan Pendukung (Perawat)
“biasanya informasi itu diberikan sebelum operasi itu jarang diberikan, yang
biasanya dilakukan adalah setelah operasi itu pasien keluar dari kamar operasi
kita jemput baru keluarga dan pasien diberikan informasi mengenai mobilisasi
dini...”
Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien mengenai mobilisasi dini?
“informasi yang biasa diberikan kepada pasien dan keluarganya yaitu tentang
hal-hal apa yang harus dilakukan mengenai mobilisasi dini pada pasien,
misalnya setelah 24 jam pertama pasien kita anjurkan untuk pertama miring
kanan miring kiri kemudian pada hari berikutnya pasien sudah bisa duduk,
setelah itu kalau tidak ada keluhan apa-apa baru pasien boleh berdiri di samping
tempat tidur kemudian sorenya sudah bisa jalan sudah bisa aktif...”
Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan mobilisasi dini?
“menurut saya yang dimaksud dengan mobilisasi dini adalah suatu tindakan
yang diberikan kepada pasien pasca operasi mulai dari pasien boleh miring kiri
miring kanan, duduk jika sudah tidak pusing kemudian duduk dengan kaki
menjuntai, berdiri di samping tempat tidur, dan kemudian pasien dapat berjalan,
yang mana tindakan tersebut bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka
dan pasien dapat pulang ke rumah tanpa efek samping dari rumah sakit...”
Menurut Bapak/Ibu apa tujuan dari mobilisasi dini?
“menurut saya tujuan melakukan mobilisasi dini ya untuk itu memperlancar
sirkulasi darah dalam tubuh kemudian di area lukanya tersebut juga sehingga
luka tersebut memperoleh suplai nutrisi yang cukup ke luka sehingga luka
tersebut dengan normal dapat pulih kembali...”
Menurut Bapak/Ibu apa manfaat yang diperoleh pasien dari melakukan mobilisasi
dini?
“manfaatnya itu salah satunya luka itu akan cepat sembuh karena sirkulasinya
akan lancar disitu kemudian tidak akan menimbulkan atau lukanya akan sembuh
dengan sempurna tidak menimbulkan misalnya luka dengan jaringan parut atau
luka yang basah juga akan cepat sembuh kemudian juga mengurangi rasa mual,
kembung akibat mobilisasi dini karena mungkin efek samping dari anestesi,
biasanya peristaltik ususnya juga akan cepat kembali...”
Perlukah mobilisasi dini dilakukan untuk pasien pasca operasi appendectomy?
“ya, mobilisasi dini perlu dilakukan karena dengan melakukan mobilisasi dini
akan melancarkan sirkulasi darah sehingga luka operasi akan cepat sembuh dan
pasien dapat cepat pulang ke rumah...”
Komplikasi apa saja yang mungkin timbul pada pasien pasca operasi appendectomy
akibat tidak melakukan mobilisasi dini?
“kalau untuk komplikasi kalau untuk yang parah banget sih tidak akan terjadi
apa-apa paling hanya pada luka itu ya akan lama kering atau sembuhnya maka
itu setiap ganti perban dilihat lukanya ada nanah atau pus tidak, merah atau
bengkak tidak...”
Komplikasi apa yang sering/paling banyak terjadi akibat tidak melakukan mobilisasi
dini pada pasien pasca operasi appendectomy?
“kalau di ruangan ini sendiri pasiennya kan paling lama 3 hari udah boleh
pulang, biasanya tuh dari rumah komplikasinya, nah setelah di rumah, sekian
hari ada di rumah karena tidak melakukan mobilisasi sendiri dia akan datang
lagi dengan keluhan luka itu basah berair gitu jadi harus tetap dirawat lukanya
di sini...”
Berapa lama rata-rata hari rawat pasien pasca operasi appendectomy?
“hari rawat pasien post op appendectomy rata-rata 2-3 hari udah boleh pulang,
hari ini masuk untuk operasi, besoknya di sini lusa udah boleh pulang...”
Pasien seperti apa yang diperbolehkan melakukan mobilisasi dini setelah operasi?
“semua pasien yang baru menjalani operasi biasanya kita anjurkan untuk
melakukan mobilisasi dini karena kan untuk penyembuhan dirinya, jika pasien itu
sudah tidak merasa pusing biasanya kita bolehkan untuk melakukan mobilisasi
dini,,”
Mobilisasi dini seperti apa yang dianjurkan untuk pasien pasca operasi appendectomy?
“pertama-tama setelah 24 jam pasien kita anjurkan untuk bergerak misalnya bila
dia tidak pusing untuk miring kanan miring kiri di tempat tidur, terus duduk,
besoknya pasien kita anjurkan untuk berdiri di sisi tempat tidur kalau udah kuat
baru jalan...”
Apa yang dilakukan perawat untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini?
“sebetulnya kalau untuk membantu pasien itu miring kanan miring kiri di tempat
tidur atau berjalan ke kamar mandi biasanya tidak, paling kita membantunya
hanya memberikan penkes...”
“ya kita memberikan pendidikan kesehatan mengenai apa saja damapk atau efek
dari tidak melakukan mobilisasi dini sehingga pasien itu merasa perlu melakukan
mobilisasi dini...”
Apa yang menyebabkan pasien tidak melakukan mobilisasi dini?
“biasanya karena pasien itu takut atau tidak paham, kebanyakan pasien dan
keluarganya masih awam tentang mobilisasi dini, ada juga keluarga atau kerabat
bilang ke pasiennya jangan banyak atau nggak boleh gerak dulu ntar takut
jahitannya lepas jadi karena pengaruh orang lain juga makanya jadi malas
mobilisasi dini, selain tidak mengerti mengenai manfaat, takut jahitan lepas juga
menjadi sebab pasien itu tidak mobilisasi dini...”
Apa yang menyebabkan pasien merasa takut untuk melakukan mobilisasi dini?
“mungkin pasien itu tidak mengerti mengenai manfaat atau tujuan mobilisasi dini
itu untuk apa kemudian takut jahitannya lepas juga, kurangnya motivasi yang
diberikan oleh perawat di sini agar dia mau melakukan mobilisasi dini, agar ke
depannya itu lebih baik, sebelumnya kan sudah ada itu penelitian atau Problem
Solving for Better Healthcare (PSBH) yang diadakan ruangan ini mengenai
mobilisasi dini, sebelumnya sih sudah berjalan dengan baik cuma kayanya akhir-
akhir ini antara belum tau bagaimana lagi memberikan informasi kepada
pasien...”
Apa yang perawat lakukan untuk menenangkan pasien tersebut?
“ya dengan memberikan informasi tadi mengenai mobilisasi dini apa tujuannya
apa manfaatnya sehingga pasien tersebut mau kita bantu untuk melakukan
mobilisasi dini dengan tahapan-tahapan seperti yang disampaikan tadi sehingga
dia mau melakukan mobilisasi dini, memang seh awalnya pasti sakit ya, pasti
nyeri karena yang namanya operasi awalnya memang pasti sakit kemudian kita
ajarkan teknik relaksasi ke pasiennya sehingga pasien itu mau mobilisasi dini...”
Kapan pasien pasca bedah appendectomy diperbolehkan untuk mulai melakukan
mobilisasi dini?
“biasanya kalau disini pasien yang telah menjalani operasi diperbolehkan untuk
melakukan mobilisasi dini yaitu 24 jam setelah operasi itu untuk pasien yang
dengan anestesi spinal baru boleh melakukan pergerakan, walaupun ada yang
menyebutkan 6-8 jam setelah operasi sudah boleh melakukan
pergerakan...karena ditakutkan ya efek dari anestesinya itu, apalagi kalau pasien
dengan anestesi spinal ditakutkan kalau terlalu dini mobilisasinya nanti terjadi
kelumpuhan atau mungkin pasien itu merasa pusing, mual...tetapi kalau pasien
yang dianestesi umum itu biasanya seh 12 jam setelah operasi sudah boleh
melakukan pergerakan...”
Apakah ada diet khusus bagi pasien pasca operasi appendectomy?
b. Jika ada,
- Diet yang seperti apa yang harus diikuti?
- Mengapa diet itu penting untuk dilakukan pasien pasca operasi
appendectomy?
“ya, mobilisasi dini perlu dilakukan karena dengan mobilisasi dini dapat
mengembalikan kondisi pasien ke dalam keadaan yang lebih baik...”
Apa yang dimaksud dengan mobilisasi dini?
“menurut saya yang dimaksud dengan mobilisasi dini yaitu suatu aktivitas yang
dilakukan oleh pasien yang baru menjalani operasi, yang dilakukan secara
bertahap mulai dari melakukan pergerakan yang ringan di atas tempat tidur
kemudian duduk, dan besoknya jika pasien itu tidak merasa pusing atau tidak ada
keluhan pasien itu dapat berjalan...biasanya mobilisasi dini itu dilakukan 12-24
jam pertama setelah operasi itu untuk pasien dengan anestesi spinal kalau pasien
dengan anestesi umum biasanya saat pasien itu sadar dia sudah boleh mobilisasi
tapi ada juga yang mengatakan 6-8 jam setelah operasi baru boleh melakukan
mobilisasi dini...”
Manfaat apa yang dapat diperoleh dari melakukan mobilisasi dini setelah operasi
appendectomy?
“dampaknya yaitu sirkulasi darah pasien kurang lancar karena kan tidak
melakukan mobilisasi sehingga luka operasi itu lama keringnya dan akan basah
terus dan akan lama juga sembuhnya...”
Menurut Bapak/Ibu apa tujuan dari mobilisasi dini?
“tujuan melakukan mobilisasi dini yaitu agar sirkulasi darah lancar, seperti yang
sudah saya jelaskan tadi, luka operasi mendapatkan suplai yang cukup maka luka
tersebut akan cepat sembuh, selain itu dapat juga membantu kondisi pasien
menjadi pulih sehingga pasien dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa saat
sebelum sakit...”
Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi jika pasien pasca operasi appendectomy
tidak melakukan mobilisasi dini?
“biasanya pasien post op appendectomy itu tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk dirawat, biasanya sekitar 2-3 hari pasien itu dirawat di rumah sakit, tetapi
kadang-kadang ada juga yang lebih lama dari itu, ya tergantung dari kondisi
pasien itu sendiri...”
Pasien seperti apa yang diperbolehkan untuk melakukan mobilisasi dini setelah
operasi?
b. Jika ada,
- Makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi?
- Mengapa makanan itu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi?
“sebenarnya tidak ada, pasien itu dapat mengkonsumsi makanan apa saja
tetapi ada beberapa pasien apalagi di Indonesia yang banyak budayanya
dan kebanyakan pasien masih mengikuti budaya tersebut. Ada pasien yang
berpendapat tidak boleh makan ini atau makan itu padahal siapa tahu
makanan itu justru baik untuk kondisi tubuhnya...”
Apakah ada diet khusus bagi pasien pasca operasi appendectomy?
c. Jika ada,
- Diet yang seperti apa yang harus diikuti?
- Mengapa diet itu penting untuk dilakukan pasien pasca operasi
appendectomy?
“tidak ada, jadi kita melihat bukan dari jenis operasinya tapi dari jenis
anestesinya...”
Lampiran 7
1. Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini, seluruh informan berjumlah 2 orang yang terdiri dari 1 orang
pasien post appendectomy sebagai informan kunci dan 1 orang perawat yang bertugas di
1.1 Umur
Umur pasien post appendectomy (informan kunci) yaitu 17 tahun sedangkan umur
1.2 Pendidikan
Saat ini informan kunci masih duduk di bangku SMA kelas 2, sedangkan
1.3 Pekerjaan
perawat juga menjabat sebagai Wakil Kepala Ruangan di Paviliun Mawar RSUD
Tangerang.
hasil bahwa pasien post operasi appendectomy (informan kunci) tidak tahu apa itu
mobilisasi dini setelah operasi. Berikut adalah ungkapan yang diucapkan informan
tersebut :
Nn. R (pasien)
“ga tau juga sih soalnya baru pertama ini dioperasi, jadi ga tau kalo gerak-gerak
itu penting, taunya juga pas di sini jadi kaget juga. Tapi dikasih tau kalo abis operasi
ga boleh banyak minum dulu trus ga boleh terlalu banyak gerak banget kata
Pada dasarnya pasien baru mengetahui tentang mobilisasi dini, seperti manfaat
melakukan mobilisasi dini setelah diberikan informasi tentang mobilisasi dini setelah
kepada pasien yang menjalani operasi hanya seputar jenis penyakit yang diderita
pasien, apa yang akan dilakukan terhadap pasien, dll. Seperti ungkapan di bawah ini :
“ya, kita memberikan penkes kepada pasien sebelum pasien menjalani operasi.
Kalo pasien yang elektif secara otomatis kita ngasih tau jenis penyakit dan apa yang
akan dilakukan sekaligus menerangkan bahwa dia ntar akan dilakukan ini dan
terjadi begini artinya bila pasien kesakitan pasien dianjurkan tarik napas dalam trus
untuk mobilisasinya biasanya kita tergantung dari jenis anestesinya, kalo dia
anestesi spinal itu biasanya dia bedrest 1x24 jam dan kalo pasien bius umum dan
jenis penyakitnya tidak terlalu berat kita hanya menganjurkan bisa mobilisasi secara
dini dalam arti pasien boleh mobilisasi dini yaitu mika miki dan bila pasien tidak
“tapi kalo pasien itu dari OK cyto yang tidak terencana biasanya kita setelah
pasien sampe ruangan juga akan dikasih tahu ‘ibu akan bedrest dalam 1x24 jam
setelah itu ibu boleh gerak’ tapi kita juga dikasih tau kenapa pasien itu tidak boleh
gerak dalam waktu 1x24 jam pertama karena dia biusnya spinal gitu tapi kalo
pasiennya dibius umum biasanya sih boleh mobilisasi sedini mungkin sesuai
Nn. R (pasien)
“sebelum operasi dikasih tau kalo ga boleh makan selama 6 jam, dipasang alat-
alat persiapan untuk operasi itu aja. Perawat juga ngasih tau kalo abis operasi
manfaat, tujuan melakukan mobilisasi dini dan tahap-tahap apa saja yang dilakukan
tidak diberitahukan kepada pasien sebelum pasien dioperasi. Pasien baru dianjurkan
“biasanya pasien app dan kalo pasien itu secara elektif akan lebih terarah lagi
mobilisasinya artinya pasien itu akan kita anjurkan, ‘ibu bergerak dalam waktu 24
Menurut perawat tujuan melakukan mobilisasi dini itu untuk memberikan rasa
”mobilisasi dini itu selain memberikan rasa nyaman ke pasien itu akan
berpengaruh jugamisalkan pasien yang suka mobilisasi itu dia akan merasa rileks
dalam arti yang tadinya otot-otot yang tadinya kaku kemudian digerakkan pelan-
menjawab bahwa dia tidak tahu pasti manfaat melakukan pergerakan setelah operasi
hanya saja biar tidak kram kalau melakukan pergerakan. Berikut ini adalah ungkapan
yang dinyatakan pasien saat ditanya mengenai manfaat melakukan pergerakan setelah
operasi :
“ya ga tau juga sih, tapi biar ga kram banget biar kramnya kurang, ya
mobilisasi dini. Menurutnya pasien yang melakukan mobilisasi dini akan terlihat
tampak lebih segar wajahnya dan bisa mendapatkan izin untuk pulang dari dokter
“kita akan tahu bila pasien sudah melakukan mobilisasi itu akan terlihat dari
mukanya, dia akan terlihat segeran sedangkan pasien yang tidak melakukan
mobilisasi dia terlihat agak kesakitan kemudian dokter juga akan menanyakan pasien
ini melakukan mobilisasi atau ga, kalo dia melakukan mobilisasi kan ketahuan juga
dari wajahnya kelihatan segeran dan dokter akan mengizinkan pasien untuk pulang
dan kita akan membuat perencanaan pulang, kalo yang tidak mobilisasi kita tidak
akan membuatkan perencanaan pulang. Kita juga akan menganjurkan kepada pasien
mobilisasi apa yang bisa dilakukan di rumah tergantung dari jenis operasinya.
Misalnya, untuk operasi hernia itu kan sampai 3 bulan ga boleh angkat beban yang
berat-berat lebih dari 5 kg. Tapi saya rasa untuk pasien app tidak ada masalah
Pada dasarnya pasien cukup tahu mengenai gerakan-gerakan apa yang boleh
dilakukan pada hari pertama, kedua, dan ketiga setelah operasi. Misalnya saat pasien
ditanya “Menurut Mba, gerakan pertama apa yang boleh dilakukan setelah pasien
menjalani operasi?”. Pasien menjawab, “Saya cuma ngerasain sakit kan kaki juga
susah digerakin jadi paling kaki dan tangan aja.” Sedangkan saat ditanya kapan
pasien diperbolehkan berjalan, pasien menjawab, “paling 2 atau 3 hari lagi, besok
kan baru belajar duduk-duduk, tadi kan baru belajar kalo makan baru ntar sore
Pasien juga mengatakan, “Kata dokter ntar sore boleh belajar makan sedikit-
sedikit trus duduk.” Kalimat tersebut merupakan jawaban pasien saat ditanyakan
gerakan apa yang boleh dilakukan pada hari kedua. Dan saat ditanyakan gerakan apa
yang boleh dilakukan pada hari ketiga setelah operasi, pasien menjawab “Ya paling
terlihat sudah cukup baik. Hanya saja terkadang masih ada rasa takut untuk melakukan
mobilisasi dini sehingga perlu dibantu oleh keluarga dan pasien baru berani untuk
Usaha apa yang Mbak lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka setelah
operasi?
“ini aja biasa aja, paling cuma gerak-gerakin kaki..tapi blm berani bwt
yang lain-lain.”
Apa yang Mbak rasakan saat pertama kali melakukan mobilisasi dini?
“ngrasa kram kakinya trus takut, ada rasa perih sama sakit aja di luka
operasi, ya ga terlalu gimana ya...sakitnya ga terlalu parah waktu pagi
pas biusannya abis.”
Saat melakukan mobilisasi dini, adakah rasa takut pada diri Mbak?
Probing : (Jika Ya, apa yang menyebabkan Bapak/Ibu merasa takut? Jika Tidak, apa
“pertama kali gerakin kaki tadi baru jam 06.30, itu juga baru bisa jempol
kaki aja.”
“kalo miring kanan masih takut, kalo tidur miring ke kiri nanti kalo udah
pegel baru telentang. Kalo miring kanan belum tapi kalo miring kiri
sering banget, paling sekitar 5 menit sekali, kalo miring kiri masih takut
karena luka operasinya di kanan, takut jadinya takut bahaya lagi, ntar aja
deh..tapi paling dipelan-pelanin semua.”
Bagaimana cara Mbak melakukan mobilisasi dini jika keluarga tidak mendampingi
anda?
“ga berani, sulit soalnya tadi aja pas mau angkat gayung susah, sama
mama dibantu ke dalam kan, ya belum berani sendiri gitu, masih takut,
tadi juga di closet gimana ya takut nyeri, tapi kata mama pelan-pelan
dulu.”
mendampingi/membantu?
“perawatnya tadi doang pagi bantuin bangun, pake baju juga dibantuin
sama perawatnya.”
Jika perawat tidak mendampingi Mbak dalam melakukan mobilisasi dini, apa yang
anda lakukan?
“ya saya tetep gerakin badan, daripada kaku semuanya tapi paling mama
yang bantuin.”
Berapa jam setelah operasi Bapak/Ibu mulai berani untuk melakukan mobilisasi dini?
“tadi kan saya mulai gerak-gerakin kaki jam 06.30 trus saya dioperasi
jam 11 malam jadi kira-kira 7 jam baru saya mulai berani bwt gerak-
gerak.”
Jika anda merasakan nyeri saat melakukan mobilisasi dini, apa yang anda lakukan?
“ya merasa seneng juga karena bisa...seneng karena tadinya kan berat
banget buat gerakin kaki, pegel banget kan gini aja (berbaring saja di
tempat tidur tanpa menggerakkan anggota badan) sekarang digerakin
udah bisa, seneng banget.”
Probing : (Jika ada, Apa yang dilakukan? Apa tetap melakukan mobilisasi dini? Jika
“mama, kata mama ga boleh gerak-gerak dulu kata mama gitu takut kena
pengaruh sama jahitannya, mama dari tadi ngomel aja, tapi masih tetep
ngelakuin walopun mama marah-marah sampe keluar ya tetep gimana ya
kalo gini aja (diem aja) kan ga enak ya pegel, sakit, kalo digerakin kan ga
terlalu kram, kalo tadi kramnya parah banget sampe ga bisa digerakin.”
“supaya cepet sembuh aja gitu, supaya cepet pulang udah ga betah
banget di sini, dari tadi udah minta pulang, tadinya minta dirawat di
rumah aja tapi kata susternya ga boleh masih basah banget lukanya, kalo
bisa 4-5 hari lagi di sini.”
Dalam penyembuhan pasien, perawat juga mempunyai peran yang cukup penting
bagi pasien agar melaksanakan mobilisasi dini. Adanya informasi atau anjuran dari
perawat dapat mempengaruhi pasien tersebut untuk bergerak setelah operasi. Tetapi
ada juga pasien yang menurut perawat agak manja dan susah juga untuk mobilisasi
dini. Untuk itu perawat memberikan suatu pengertian agar pasien tersebut mau untuk
mobilisasi dini.
“Kalo pasien yang elektif secara otomatis kita ngasih tau jenis penyakit
dan apa yang akan dilakukan sekaligus menerangkan bahwa dia ntar
akan dilakukan ini dan terjadi begini artinya bila pasien kesakitan pasien
dianjurkan tarik napas dalam trus untuk mobilisasinya biasanya kita
tergantung dari jenis anestesinya, kalo dia anestesi spinal itu biasanya dia
bedrest 1x24 jam dan kalo pasien bius umum dan jenis penyakitnya tidak
terlalu berat kita hanya menganjurkan bisa mobilisasi secara dini dalam
arti pasien boleh mobilisasi dini yaitu mika miki dan bila pasien tidak
pusing pasien boleh duduk.”
“tapi kalo pasien itu dari OK cyto yang tidak terencana biasanya kita
setelah pasien sampe ruangan juga akan dikasih tahu ‘ibu akan bedrest
dalam 1x24 jam setelah itu ibu boleh gerak’ tapi kita juga dikasih tau
kenapa pasien itu tidak boleh gerak dalam waktu 1x24 jam pertama
karena dia biusnya spinal gitu tapi kalo pasiennya dibius umum biasanya
sih boleh mobilisasi sedini mungkin sesuai keadaan umum pasiennya.”
Komplikasi apa saja yang mungkin timbul pada pasien pasca operasi appendectomy
“kalo untuk app murni 2-3 hari, kecuali pasien app dengan perforasi yang
dilakukan laparatomy biasanya minimal 5 hari baru boleh pulang.”
Mobilisasi dini seperti apa yang dianjurkan untuk pasien pasca operasi appendectomy?
“saya rasa untuk pasien app tidak ada masalah dengan mobilisasi,
asalkan orangnya kuat dia sudah boleh gerak, artiannya dalam waktu 24
jam pertama biasanya pasien apalagi yang spinal paling boleh mika-miki
dulu, setelah pasiennya kuat boleh duduk.”
Apa yang dilakukan perawat untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini?
“biasanya kita mengatur posisi tempat tidurnya, di sisni kan kita udah
ada yang elektrik ataupun manual jadi kita mengatur posisi kepala dari
yang 30º, 45º sampai 60º. Selain itu perawat juga akan memberitahu
tentang mobilisasi artiannya jika pasien itu tidak tahu kan biasanya
karena pasien itu tidak tahu makanya dia akan diam saja trus kalo dia
tidak tahu trus ga dikasih tahu sama perawatnya dia akan berpengaruh
sama hasil operasinya.”
Apakah perawat membantu pasien untuk melakukan mobilisasi dini?
dini?
“kita kasih pengertian mobilisasi itu gunanya untuk apa. Nah, dari situ
biasanya pasien akan mengerti kalo memang pasien itu misalkan
operasinya berat misalnya lukanya jelek itu akan mempengaruhi proses
penyembuahannya juga artinya kalo pasien tidak mau mobilisasi apa
yang dioperasi itu kita tidak akan tahu. ‘Oh, ini pasien ini belum
mobilisasi jadi apa yang di dalam setelah operasi itu tidak keluar’,
misalnya kalo pasien tidak mobilisasi pusnya tidak akan keluar trus yang
lainnya juga tidak akan ketahuan, dia sudah bisa duduk atau belum trus
apa yang dirasakan pasien juga tidak ketahuan.”
Apa yang menyebabkan pasien tidak melakukan mobilisasi dini?
“ya seperti yang sudah saya jelaskan tadi, pasien biasanya takut untuk
bergerak karena ada pengaruh dari orang lain, katanya kalo abis operasi
ga boleh gerak takut jebol jahitannya.”
Apa yang perawat lakukan untuk menenangkan pasien tersebut?
“kita bisa membandingkan satu pasien dengan pasien yang lain biasanya
kalo pasien dikasih contoh real akan cepat paham misalkan ada pasien
baru trus yang sebelahnya pasien sesudah operasi. Nah, kita bandingkan,
‘Bu, liat yang sebelahnya aja ga papa, dengan gerak ibu akan lebih enak
ntarnya jadi ‘ketahuan ada keluhan atau tidak.’ Jadi kita akan
membandingkan dengan pasien sebelahnya apalagi kalo jenis operasinya
sama itu akan lebih gampang istilahnya akan cepat mengerti dan akan
melakukan apa yang kita instruksikan.”
Kapan pasien pasca bedah appendectomy diperbolehkan untuk mulai melakukan
mobilisasi dini?
“sebenarnya dalam waktu 6-8 jam sudah bisa mobilisasi karena pengaruh
obat biusnya kata anestesi, dari anestesi itu minimal 6-8 jam sudah boleh
mobilisasi dalam arti mika-miki itu udah boleh apalagi kalo ada pasien
yang manja biasanya dia akan lebih susah makanya kita kasih tenggang
waktu dalam 1x24 jam itu dia istilahnya bolehlah kalo nekuk-nekuk kaki,
mika-miki itu maksimal 24 jam tapi kalo pasiennya kadang kan ada pasien
yang istilahnya gagah gitu belum apa-apa mau gerak, udah duduk kita
harus kasih tahu juga bahay kalo dengan spinal cepat-cepat duduk dia
akan mempengaruhi dengan pusing dan rembesan dari liquor yang ada di
dalam.”
Lampiran 8 : Matriks mengenai Pengetahuan
7. Memunculkan
peristaltik usus
Tn. R Kurang tahu Biar cepat sembuh, bisa cepat Tidak tahu juga, mungkin biar
pulang kaki tidak kaku, cepat sembuh,
bisa cepat pulang
Tn. T Tidak tahu Biar cepat sembuh. Bisa cepat Aliran darah lancar, tidak pegal
pulang
Ny. W Tidak mengerti Biar cepat sembuh, bisa cepat Kondisi pulih, bisa buang gas,
pulang BAK lancar
Lampiran 8 : Pengetahuan Informan Pendukung (Keluarga Pasien) Menegenai Mobilisasi Dini
Nn. S Pengalaman pertama, tidak Melancarkan peredaran darah, Biar darah tidak beku,
tahu biar darah tidak beku melancarkan peredaran darah
Tn. I Bingung, tidak tahu Badan tidak kaku Badan tidak kaku
Ny. I Hari ini (hari pertama post op) Nanti siang (hari pertama
post op)
Tn. R Hari ini (hari pertama post op) Besok (hari kedua post op)
Tn. T Pagi ini (hari pertama post op) Besok (hari kedua post op)
Ny. W Hari ini (hari pertama post op) Hari ini (hari pertama post
op)
Lampiran 8 : Pengetahuan Informan Pendukung (Petugas Kesehatan) mengenai Tahap-Tahap
Mobilisasi Dini
Perawat Ruangan 24 jam setelah operasi untuk pasien dengan anestesi spinal, 12 jam
setelah operasi untuk pasien dengan anestesi umum
Dokter Segera setelah pasien sadar atau 6-8 jam setelah operasi untuk pasien
dengan anestesi umum, 12-24 jam setelah operasi untuk pasien
dengan anestesi spinal
Lampiran 8 : Pengetahuan Informan
Umur < 30 tahun Tidak tahu 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama tidak 1. Tidak tahu juga
tahu, mungkin
2. Bisa cepat pulang gerak-gerakin kaki 2. Mungkin biar kaki
sama miring- tidak kaku
miring 3. Cepat sembuh
2. Hari kedua boleh 4. Bisa cepat pulang
duduk
5. Kondisi pulih
3. Hari ketiga boleh
duduk, jalan 6. Bisa buang gas
4. Hari pertama
miring kanan
miring kiri
Jenis Perempuan Tidak tahu dan tidak 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama tidak 1. Tidak tahu
Kelamin mengerti tahu
2. Bisa cepat pulang 2. Kondisi pulih
2. Hari kedua boleh
duduk, jalan 3. Bisa buang gas
4. Hari pertama
gerakin kaki sama
miring kanan
miring kiri
Laki-Laki Kurang tahu dan tidak 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama tidak 1. Tidak tahu juga
tahu tahu, mungkin
2. Bisa cepat pulang gerak-gerakin kaki 2. Mungkin biar kaki
sama miring- tidak kaku
miring 3. Cepat sembuh
2. Hari kedua boleh 4. Bisa cepat pulang
duduk
5. Aliran darah lancar
3. Hari ketiga boleh
duduk, jalan 6. Tidak pegal
4. Hari pertama
miring kanan
miring kiri
Pekerjaan Buruh (IRT, Tidak tahu dan kurang 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama tidak 1. Tidak tahu
Pedagang, tahu tahu
Sopir) 2. Bisa cepat pulang 2. Mungkin biar kaki
2. Hari kedua boleh
duduk, jalan tidak kaku
7. Hari pertama
miring kanan
miring kiri
Karyawan Tidak mengerti 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama 1. Kondisi pulih
gerakin kaki sama
2. Bisa cepat pulang miring kanan 2. Bisa buang gas
miring kiri 3. BAK lancar
2. Hari kedua boleh
jalan
3. Hari ketiga boleh
jalan-jalan ke
kamar mandi di
sekitar kamar
Pendidikan SD Tidak tahu dan kurang 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama tidak 1. Tidak tahu
tahu tahu
2. Bisa cepat pulang 2. Mungkin biar kaki
2. Hari kedua boleh tidak kaku
duduk, jalan
3. Cepat sembuh
3. Hari ketiga tidak
tahu 4. Bisa cepat pulang
7. Hari pertama
miring kanan
miring kiri
SMA Tidak mengerti 1. Biar cepat sembuh 1. Hari pertama 1. Kondisi pulih
gerakin kaki sama
2. Bisa cepat pulang miring kanan 2. Bisa buang gas
miring kiri 3. BAK lancar
2. Hari kedua boleh
jalan
Perguruan Tindakan yang diberikan 1. Memperlancar 1. 24 jam post op 1. Luka akan cepat
Tinggi pada pasien post op, sirkulasi dalam tubuh miring kanan sembuh
(Perawat dan mulai dari mika miki, miring kiri
Dokter) duduk, duduk dengan 2. Suplai nutrisi ke luka 2. Sirkulasi lancar
kaki menjuntai, berdiri baik 2. Bila tidak pusing
duduk 3. Mengurangi rasa
di samping TT, berjalan, 3. Luka dapat pulih mual
untuk mempercepat dengan normal 3. Hari kedua berdiri
penyembuhan luka, di sisi TT 4. Mengurangi
pulang tanpa efek 4. Mempertahankan kembung
samping sirkulasi darah 4. Berjalan
5. Peristaltik usus
Aktivitas yang dijalani 5. Luka operasi dapat 5. Miring kiri miring cepat kembali
oleh pasien post op, cepat sembuh kanan atau duduk
dilakukan secara pada hari pertama 6. Memperlancar
6. Mengembalikan sirkulasi darah
bertahap, melakukan
kondisi pasien seperti 6. Hari kedua boleh
pergerakan di atas TT, 7. Luka operasi dapat
sebelum sakit berjalan
duduk, besok berjalan suplai yang cukup
jika tidak pusing,
dilakukan 12-24 jam 8. Luka operasi cepat
pertama (pasien dengan sembuh
anestesi spinal), 6-8 jam
pertama (pasien dengan 9. Mengembalikan
anestesi umum) kondisi seperti
sebelum sakit
10. Mengurangi
distensi abdomen
12. Memunculkan
peristaltik usus
Lampiran 8 : Matriks Pengetahuan : Pemberian Informasi Sebelum Operasi/Sebelumnya Pernah
Mendapatkan Informasi
Nn. S Pernah, dari teman dan mading, melakukan pergerakan biar darah
tidak beku dan melancarkan peredaran darah
Nn. S Penting, untuk melancarkan peredaran darah, agar darah tidak beku
Tn. J Kurang tahu, penting nggak penting, jika banyak gerak ada
perubahan pada jahitan (jahitan lepas)
Perawat Ruangan Perlu, luka operasi cepat sembuh, agar sirkulasi darahnya lancar
Ny. I Takut Ya, takut luka operasi Agak takut dan Ya, sedikit..berhenti Ya..agar cepat
tidak sembuh dan ngeri bergerak, istirahat sembuh, boleh
jahitan lepas menunggu nyeri pulang
hilang
Tn. R Sakit/Nyeri di perut Tidak, ingin cepat Senang, merasa Ya..tiduran Ya..agar cepat
sembuh sakit pada luka sembuh, cepat
operasi, nyeri pulang, bisa kerja
lagi
Tn. T Kaku pada kaki, senang Ya, takut jahitan robek Agak kaku dan Ya...berhenti dulu, Ya..tidak nyeri
takut cepat-cepat duduk, lagi, kaki tidak
tiduran kaku dan pegal
Ny. W Merasa sehat Ya, ditakuti teman Merasa enakan, Ya..menahan sambil Ya..sudah merasa
nanti luka jahitan nyaman bergerak perlahan, pulih, merasa
robek pegangan, dan enakan
mencari posisi enak
Kelompok Informan Pertanyaan : Bagaimana Perasaan saat Mobilisasi Dini...
Pendukung (Keluarga
Informan) Yang dirasakan saat Adakah Rasa Perasaan saat Adakah Rasa Merasa
Pertama Kali Takut, Mengapa Mobilisasi Dini Nyeri, Apa yang Senangkah, Apa
Mobilisasi Dini Takut, dan Alasan dilakukan yang Membuat
Melakukan Keluarga senang
Mobilisasi Dini
Tn. I Agak takut Ya..takut sakit pada Agak takut Ya...mengelus- Ya...badan tidak
jahitan, dada sesak elus, memijat kaku dan pegal,
kaki, menasehati merasa baikan
untuk sabar
Umur < 30 tahun 1. Sakit/nyeri di 1. Tidak, ingin 1. Senang 1. Ya..tiduran 1. Ya, agar cepat
perut cepat sembuh sembuh, cepat
2. Merasa sakit 2. Ya, menahan pulang, bisa
2. Merasa sehat 2. Ya, ditakuti pada luka sambil kerja lagi
teman nanti luka operasi bergerak
jahitan robek perlahan, 2. Ya, sudah
3. Nyeri pegangan, dan merasa pulih,
4. Merasa enakan mencari posisi merasa enakan
enak
5. Nyaman
> 30 tahun 1. Takut 1. Ya, takut luka 1. Agak takut 1. Ya, 1. Ya, agar cepat
operasi tidak sedikit..berhenti sembuh, boleh
2. Kaku pada kaki sembuh dan 2. Ngeri bergerak, pulang
dan senang jahitan lepas istirahat
3. Agak kaku 2. Ya, tidak nyeri
menunggu
2. Ya, takut jahitan 4. Takut nyeri hilang lagi, kaki tidak
robek kaku dan pegal
2. Ya, berhenti
dulu, cepat-
cepat duduk,
tiduran
Jenis Perempuan 1. Takut 1. Ya, takut luka 1. Agak takut 1. Ya, 1. Ya, agar cepat
Kelamin operasi tidak sedikit..berhenti sembuh, boleh
2. Merasa sehat sembuh dan 2. Ngeri bergerak, pulang
jahitan lepas 3. Merasa enakan istirahat
menunggu 2. Ya, sudah
2. Ya, ditakuti 4. Nyaman nyeri hilang merasa pulih,
teman nanti luka merasa enakan
jahitan robek 2. Ya, menahan
sambil bergerak
perlahan,
pegangan, dan
mencari posisi
enak
5. Takut
Pekerjaan Buruh (IRT, 1. Takut 1. Ya, takut luka 1. Agak takut 1. Ya, 1. Ya, agar cepat
Pedagang, operasi tidak sedikit..berhent sembuh, boleh
Sopir) 2. Kaku pada kaki sembuh dan 2. Ngeri i bergerak, pulang
3. Sakit/nyeri di jahitan lepas 3. Senang istirahat
menunggu 2. Ya, agar cepat
perut 2. Tidak, ingin 4. Merasa sembuh, cepat
sakit
cepat sembuh pada luka nyeri hilang pulang, bisa
operasi kerja lagi
3. Ya, takut jahitan 2. Ya..tiduran
robek 5. Nyeri 3. Ya, tidak nyeri
3. Ya, berhenti lagi, kaki tidak
6. Agak kaku dulu, cepat- kaku dan pegal
cepat duduk,
7. Takut tiduran
Karyawan 1. Merasa sehat 1. Ya, ditakuti 1. Merasa enakan 1. Ya, menahan 1. Ya, sudah
teman nanti luka sambil bergerak merasa pulih,
jahitan robek 2. Nyaman perlahan, merasa enakan
pegangan, dan
mencari posisi
enak
Pendidikan SD 1. Takut 1. Ya, takut luka 1. Agak takut 1. Ya, 1. Ya, agar cepat
operasi tidak sedikit..berhenti sembuh, boleh
2. Kaku pada kaki sembuh dan 2. Ngeri bergerak, pulang
3. Sakit/nyeri di jahitan lepas 3. Senang istirahat
menunggu 2. Ya, agar cepat
perut 2. Tidak, ingin 4. Merasa sakit sembuh, cepat
nyeri hilang
cepat sembuh pada luka pulang, bisa
operasi 2. Ya..tiduran kerja lagi
3. Ya, takut jahitan
robek 5. Nyeri 3. Ya, berhenti 3. Ya, tidak nyeri
dulu, cepat- lagi, kaki tidak
6. Agak kaku cepat duduk, kaku dan pegal
tiduran
7. Takut
SMA 1. Merasa sehat 1. Ya, ditakuti 1. Merasa enakan 1. Ya, menahan 1. Ya, sudah
teman nanti luka sambil bergerak merasa pulih,
jahitan robek 2. Nyaman perlahan, merasa enakan
pegangan, dan
mencari posisi
enak
Lampiran : Matriks mengenai Perilaku Informan : Dukungan Keluarga
Ny. I Ya ada..anak dan kakak Gerakin kepala saja Tidak ada Minta bantuan anak atau
(menggeser kepala) kakak untuk bergerak
Tn. R Ya..adik dan bapak Tiduran, miring-miring Tidak ada Bergerak sendiri saja
Tn. T Ya..keponakan dan istri Tiduran, miring-miring Tidak ada Istirahat, tiduran, makan,
di tempat tidur miring-miring
Ny. W Ya..suami, kadang Berani untuk bergerak Tidak ada Jalan sendiri kalau mau
sendiri/tidak dibantu untuk sendiri ke kamar mandi, istirahat,
bergerak tidur
Lampiran 9 : Matriks Perilaku : Dukungan Keluarga
Tn. I Berdoa
Matriks : Komplikasi atau Dampak yang Mungkin Muncul Akibat Tidak Mobilisasi Dini
Kelompok Informan Pertanyaan : apa akibat jika pasien tidak melakukan mobilisasi dini...
Pendukung
Komplikasi yang mungkin Komplikasi yang sering Dampak/efek samping
terjadi.. terjadi di ruangan.. yang terjadi...
Perawat Ruangan Tidak ada, mungkin infeksi Tidak ada Luka operasi susah
luka operasi di rumah sembuh, sirkulasi tidak
lancar
Tn. J Ada..makanan amis dan asam..takut lukanya gatal dan tidak kering
Perawat Ruangan Takut, tidak paham/tidak tahu tentang Tidak mengerti manfaat/tujuan mobilisasi
mobilisasi dini, pengaruh keluarga dini, takut jahitan lepas, kurang motivasi
dari perawat dalam pemberian informasi
Lampiran 9 : Matriks Perilaku : Perilaku Informan Mengenai Usaha yang dilakukan untuk Mempercepat
Penyembuhan Luka
Matriks : Mobilisasi Dini yang dapat dilakukan oleh pasien post operasi appendectomy
Kelompok Informan Pertanyaan : Mobilisasi dini seperti apa yang boleh dilakukan
Pendukung oleh pasien post op appendectomy...
Perawat Ruangan 24 jam post op miring kanan miring kiri di tempat tidur (bila tidak
pusing), duduk, besok boleh berdiri di sisi tempat tidur dan boleh
berjalan
Dokter Melakukan mobilisasi secara bertahap, miring kanan miring kiri atau
duduk pada hari pertama post op, besoknya berjalan
Perawat Ruangan Jika pasien itu sudah tidak merasa pusing, tidak ada keluhan
Dokter Semua pasien yang baru operasi, merasa enakan, jika sudah tidak
pusing
Matriks : Diet untuk Pasien Post Operasi
Kelompok Informan Pertanyaan : apakah ada diet khusus, diet seperti apa,
Pendukung mengapa..
Perawat Ruangan Tidak ada, makan secara bertahap mulai makan lunak dulu (bubur)
kemudian makan seperti biasa, minum secara bertahap (pertama 3
sendok makan) kemudian ½ cc per jam (jika tidak ada keluhan baru
dan tidak kembung)
Dokter Tidak ada, makanan tinggi protein seperti ikan dan telur
Matriks : Perbedaan Mobilisasi Dini anatara Pasien Post Op Appendectomy dengan Pasien Post Op
Lainnya
Kelompok Informan Pertanyaan : adakah perbedaan mobilisasi dini pada pasien post
Pendukung op app dengan post op lainnya...