Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menjaga jarak antarindividu minimal 1,5 meter dan menjauhi orang yang batuk
atau bersin
Pemakaian masker bedah disarankan pada orang dengan gejala batuk pilek dan
tenaga kesehatan melakukan kontak dengan pasien
Keluar rumah apabila terdapat keperluan penting. Apabila perlu keluar rumah,
disarankan menggunakan masker, tidak memakai aksesoris, rajin mencuci tangan
dengan sabun dan air atau hand sanitizer setelah menyentuh benda atau permukaan
apapun, dan hindari penggunaan transportasi umum.
Lakukan disinfeksi pada barang atau permukaan yang sering disentuh
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mengenai cara pencegahan COVID-19 sangat penting diberikan
kepada masyarakat. Selain itu, pemberian informasi mengenai cara transmisi dan
tingkat keparahan penyakit juga dapat diberikan untuk meningkatkan kewaspadaan
masyarakat. Pemberian informasi dapat diberikan melalui media sosial dan media
cetak, seperti poster dan pamflet.
Selama 3 bulan kita hidup penuh dengan berita tentang Covid-19, di TV, radio,
media sosial atau media digital, obrolan di rumah, di kantor, dan di telepon
juga bicara tentang Covid-19. Berbagai respon dan reaksi ditunjukkan oleh
masyarakat, ada yang sedih, cemas, takut, gemas, khawatir, marah-marah,
tetapi ada juga yang tenang atau tetap percaya diri.
Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan
napas orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga
dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar
virus akibat percikan atau sentuhan tangan yang tercemar virus. Virus bisa
tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama beberapa jam hingga
beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat membunuhnya.
Penyakit ini belum ada obat/vaksinnya dan sudah menjadi pandemi yang
menyebabkan banyak kematian di dunia maupun di Indonesia dan sampai
saat ini kasusnya masih terus meningkat.
Untuk melawan virus hal utama yang perlu kita lakukan adalah melakukan
tindakan pencegahan seperti: sering cuci tangan pakai sabun, menerapkan
etika batuk/pakai masker, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga jarak dan
hindari kerumunan.
Cukup mudah, bukan? Intinya harus selalu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Kelihatannya hal ini sepele, tetapi kenyataannya masih cukup banyak
yang tidak melakukan hal tersebut.
Presiden RI Joko Widodo dalam pidato resminya di Istana Merdeka (15 Mei
2020) menyatakan bahwa: “Kehidupan Kita sudah pasti berubah untuk
mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang
disebut sebagai New Normal atau tatanan kehidupan baru. ” .
Apakah kita mau terus hidup dengan pembatasan? Tinggal di rumah terus?
Sudah pasti jawabannya: Tidak. Tentunya, kita ingin kembali bisa bekerja,
belajar, dan bersosialisasi atau aktivitas lainnya agar dapat produktif di era
pandemi. Hal ini bisa dilakukan kalau kita beradaptasi dengan kebiasaan baru
yaitu disiplin hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan secara
ketat.
Kebiasaan baru untuk hidup lebih sehat harus terus menerus dilakukan di
masyarakat dan setiap individu, sehingga menjadi norma sosial dan norma
individu baru dalam kehidupan sehari hari.
Bila kebiasaan baru tidak dilakukan secara disiplin atau hanya dilakukan oleh
sekelompok orang saja, maka hal ini bisa menjadi ancaman wabah gelombang
kedua. Kebiasaan lama yang sering dilakukan, seperti bersalaman, cipika-cipiki,
cium tangan, berkerumun/ bergerombol, malas cuci tangan harus mulai
ditinggalkan karena mendukung penularan Covid-19.
Dengan demikian, kita bisa bekerja, belajar, beribadah dan beraktivitas lainnya
dengan aman, sehat dan produktif. Adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud
adalah:
Inilah pesan kunci yang perlu dilakukan secara disiplin, baik secara individu
maupun kolektif agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai.