Anda di halaman 1dari 13

PROFIL KANTOR

2.1. ORGANISASI
VISI
Menjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Unggul di Tingkat Regional
MISI
1. Mewujudkan Pengelolaan Kas dan Investasi yang Pruden, Efisien, dan Optimal
2. Mendukung Kinerja Pelaksanaan Anggaran yang Tepat Waktu, Efektif, dan Akuntabel
3. Mewujudkan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara yang Akuntabel, Transparan,
dan Tepat Waktu
4. Mewujudkan Pembinaan yang Berkesinambungan

JANJI LAYANAN
Bersih Hati, Tegak Integritas, Kerja Professional

TUGAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tugas Kanwil DJPb
Provinsi Kalimantan Barat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan,
supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisis,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

FUNGSI
1. Penelaahan dan pengesahan atas revisi dokumen pelaksanaan anggaran.
2. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan anggaran.
3. Penyusunan reviu belanja pemerintah (spending review) dan reviu pelaksanaan anggaran.
4. Pembinaan teknis sistem akuntansi.
5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dana transfer.
6. Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah.
7. Pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum (BLU).
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
9. Pembinaan dan monitoring atas investasi
10. Pelaksanaan dukungan penyelenggaraan sertifikasi bendahara.
11. Pelaksanaan layanan bersama Kementerian Keuangan di daerah.
12. Pemberian pembinaan terkait dengan kewenangan dan pelaksanaan teknis
perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara (BUN).
13. Pelaksanaan manajemen mutu layanan dan koordinasi inovasi layanan.
14. Pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer relationship)
15. Pelaksanaan kehumasan dan layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
16. Pelaksanaan konsolidasi data Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).
17. Pelaksanaan sistem akuntabilitas dan kinerja.
18. Pelaksanaan kepatuhan internal.
19. Pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
Struktur Organisasi

Bagian Umum

Tugas
Melaksanakan pengelolaan organisasi, dukungan sarana dan prasarana kerja,
melaksanakan urusan kepegawaian dan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM),
keuangan, tata usaha, rumah tangga, kehumasan dan Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), protokoler pimpinan, dan pengelolaan kinerja.

Fungsi
1. Pengelolaan organisasi, administrasi kepegawaian, pembinaan Sumber Daya
2. Manusia (SDM), budaya organisasi dan pengelolaan kinerja.
3. Pengelolaan urusan keuangan.
4. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
5. Pengelolaan urusan dukungan sarana dan prasarana kerja.
6. pengelolaan urusan kehumasan dan layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), serta
protokoler pimpinan.
7. Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja, program dan laporan kegiatan.
8. Penyiapan bahan penyusunan dan pelaporan analisis beban kerja.

Bidang PPA I

Tugas
Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang
pelaksanaan anggaran pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP), serta melaksanakan penyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis
kinerja anggaran belanja pemerintah pusat.

Fungsi
1. Penyiapan bahan pengesahan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
2. Penyiapan bahan sumbangan penyusunan reviu standar biaya.
3. Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis bidang penganggaran dan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
4. Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran pemerintah
pusat.
5. Penyiapan bahan pembinaan, dan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi
pengelolaan kas
6. Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU).
7. Pengoordinasian pelaksanaan reviu atas Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU).
8. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
9. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran belanja pemerintah
pusat dalam rangka reviu belanja pemerintah (spending review).
10. Penyiapan bahan penyusunan reviu pelaksanaan anggaran dan analisis kinerja anggaran
belanja pemerintah pusat
11. Pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury management
representative)
12. Penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola
Perbendaharaan (treasury management representative)

Bidang PPA II
Tugas
Melaksanakan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran daerah, investasi
pemerintah, pinjaman, kredit program, dana transfer, dan pelaksanaan anggaran daerah,
serta melaksanakan Kajian Fiskal Regional, analisis kinerja anggaran belanja daerah,
koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah, serta layanan bersama
Kementerian Keuangan di daerah.
Fungsi
1. Penyiapan bahan penyusunan Kajian Fiskal Regional.
2. Penyiapan bahan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran daerah.
3. Penyiapan bahan asistensi dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).
4. Penyiapan bahan pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi atas investasi
pemerintah, pinjaman, dan kredit program di daerah.
5. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi dana transfer di daerah.
6. Pelaksanaan fasilitasi penyampaian informasi keuangan daerah.
7. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi dan analisis kinerja anggaran daerah.
8. Pengoordinasian Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah.
9. Pengoordinasian pelaksanaan layanan Kementerian Keuangan di daerah.

Bidang PAPK
Tugas
Melaksanakan pembinaan dan bimtek sistem akuntansi pemerintahan pada pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, melaksanakan monev, dan konsolidasi penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tingkat Kuasa BUN, melaksanakan penyusunan
konsolidasi LKPP dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Pedoman
Umum Sistem Akuntansi Pemerintah (PUSAP), melaksanakan penyusunan statistik
keuangan sesuai dengan Government Finance Statistics (GFS), serta melaksanakan
analisis atas laporan keuangan.
Fungsi
1. Penyiapan bahan pembinaan dan bimtek sistem akuntansi pemerintah pusat.
2. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan implementasi standar akuntansi
pemerintahan pada instansi pemerintah pusat.
3. Pelaksanaan koordinasi dan kompilasi data APBD, Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah dan dokumen pendukung lainnya.
4. Penyiapan bahan pembinaan dan bimtek sistem akuntansi pemerintah daerah.
5. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan implementasi standar akuntansi
pemerintahan pada instansi pemerintah daerah.
6. Pelaksanaan konsolidasi LKPP tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA) dalam wilayah kerja Kantor Wilayah.
7. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penyusunan LKPP tingkat Kuasa BUN.
8. Penyiapan bahan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian Tingkat
Wilayah (LKPK TW) sesuai PUSAP.
9. Penyiapan bahan penyusunan laporan Gabungan Kuasa BUN tingkat Unit Akuntansi
Koordinator Kuasa BUN tingkat Kantor Wilayah (UAKKBUN-Kanwil).
10. Penyiapan bahan penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah sesuai dengan
manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics).
11. Penyiapan bahan penilaian kualitas Laporan Keuangan Kuasa BUN Daerah.
12. Penyiapan bahan pembinaan Akuntansi Pusat kepada KPPN selaku Unit Akuntansi
Kuasa Bendahara Umum Negara (UAKBUN) Daerah.
13. Penyiapan bahan penyusunan kertas kerja konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat Tingkat Wilayah (LKPP-TW).
14. Penyiapan bahan analisis laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
15. Penyiapan bahan analisis atas laporan keuangan.
16. Pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury management
representative).
17. Penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola
Perbendaharaan (treasury management representative).

Bidang SKKI
Tugas
Melaksanakan pembinaan proses bisnis, supervisi, implementasi, dan bimtek operasional
aplikasi pada KPPN, melaksanakan koordinasi mutu layanan dan inovasi, penilaian
kinerja dan pemenuhan standar tata kelola KPPN, melaksanakan pemantauan
pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan
tindak lanjut hasil pemeriksaan, melaksanakan perumusan rekomendasi perbaikan
proses bisnis, pembinaan pertanggungjawaban bendahara dan pengelolaan rekening
pemerintah, monev pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer
relationship management) serta pelaporan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola
Perbendaharaan (treasury management representative).

Fungsi
1. Penyiapan bahan pembinaan proses bisnis tugas kuasa BUN pada KPPN.
2. Penyiapan bahan pembinaan proses bisnis pelayanan perbendaharaan Penyiapan bahan
pembinaan pertanggungjawaban bendahara.
3. Penyiapan bahan penilaian kinerja KPPN.
4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemenuhan standar tata kelola KPPN.
5. Penyiapan bahan supervisi dan implementasi standar prosedur operasi aplikasi SPAN dan
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).
6. Monitoring standardisasi infrastruktur dan SDM pendukung SPAN dan SAKTI.
7. Penyiapan bahan bimbingan teknis operasionalisasi aplikasi SPAN dan SAKTI.
8. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern,
pengelolaan risiko, dan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan
Kantor Wilayah dan KPPN.
9. Penyiapan bahan koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan
perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di lingkungan Kantor Wilayah.
10. Penyiapan bahan koordinasi inovasi layanan dan manajemen mutu layanan.
11. Penyiapan bahan supervisi layanan dan teknologi informasi.
12. Penyiapan bahan pembinaan pertanggungjawaban bendahara.
13. Penyiapan bahan pembinaan pengelolaan rekening pemerintah.
14. Penyiapan bahan kompilasi dan rekapitulasi laporan pelaksanaan pembinaan dan bimtek
Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury management representative).
15. Pelaksanaan koordinasi pemberian keterangan saksi/ahli keuangan Negara kepada
institusi penegak hukum lingkup Kantor Wilayah.
16. Pelaksanaan dukungan penyelenggaraan sertifikasi bendahara.
17. Pengoordinasian pelaksanaan Program Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).
B. KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN)

VISI
Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan
akuntabel.

MISI
1. Mewujudkan pengelolaan kas dan investasi yang pruden, efisien, dan optimal.

2. Mendukung kinerja pelaksanaan anggaran yang tepat waktu, efektif, dan akuntabel.

3. Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel, transparan, dan
tepat waktu.

4. Mengembangkan kapasitas pendukung sistem perbendaharaan yang andal, profesional, dan


modern.

TUGAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tugas KPPN adalah melaksanakan
kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas
beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari
kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

10
KPPN PONTIANAK (Tipe A1) Jalan
K.S. Tubun No.36 Pontianak
Wilayah Pelayanan:
- Provinsi Kalimantan Barat
- Kota Pontianak
- Kabupaten Kubu Raya
- Kabupaten Mempawah
Jumlah Satker yang dilayani:
269 Satker
Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:
Rp.8.660.908.592.000,-
Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:
Rp.2.691.248.689.036,- (31,1%)

KPPN SINGKAWANG (Tipe A1)

Jalan Firdaus H. Rais No.65 Singkawang


Wilayah Pelayanan:
- Kota Singkawang
- Kabupaten Sambas
- Kabupaten Bengkayang
Jumlah Satker yang dilayani:
93 Satker
Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:
Rp.1.486.015.330.000,-
Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:
Rp.500.228.829.515 (33,7%)

KPPN SINTANG (Tipe A2) Jalan


Adi Sucipto No.1 Sintang

Wilayah Pelayanan:
- Kabupaten Sintang
- Kabupaten Melawi

Jumlah Satker yang dilayani:


48 Satker

Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:


Rp.1.338.557.042.000,-

Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:


Rp.536.609.643.264 (40,1%)
KPPN SANGGAU (Tipe A2)

Jalan Jenderal Sudirman No.99 Sanggau


Wilayah Pelayanan:
- Kabupaten Sanggau
- Kabupaten Landak
- Kabupaten Sekadau

Jumlah Satker yang dilayani:


71 Satker

Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:


Rp.1.315.502.997.000,-

Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:


Rp.420.005.609.808,- (31,9%)

KPPN KETAPANG (Tipe A2)


Jalan Sudirman No.55 Ketapang

Wilayah Pelayanan:
- Kabupaten Ketapang
)
- Kabupaten Kayong Utara

Jumlah Satker yang dilayani:


52 Satker

Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:


Rp.933.427.546.000,-

Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:


Rp.296.732.938.996,- (31,8%)
KPPN PUTUSSIBAU (Tipe A2)

Jalan WR Supratman No.50 Putussibau

Wilayah Pelayanan:
- Kabupaten Kapuas Hulu

Jumlah Satker yang dilayani:


32 Satker

Jumlah Pagu DIPA 2018 yang dikelola:


Rp.630.899.555.000,-

Realisasi s.d. Semester I Tahun 2018:


Rp.243.132.249.894,- (38,5%)

C. SUMBER DAYA MANUSIA


Jumlah keseluruhan SDM yang dimiliki Kanwil DJPb Provinsi Kalbar sebanyak 165
pegawai (per Juni 2018), dengan rincian berdasarkan unit kerja, gender dan tingkat pendidikan
sebagai berikut:
Sedangkan apabila dikelompokkan berdasarkan usia pegawai sebagaimana pada tabel
dibawah. Secara keseluruhan persentase Analisis Beban Kerja (ABK) melebihi 100%, yang
artinya jumlah SDM melebihi besetting pegawai. Hanya KPPN Singkawang yang masih
dibawah ABK, dalam arti kekurangan sebanyak 2 pegawai.

D. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana sebagai salah satu komponen yang memegang peran yang
strategis dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Kelengkapan, kenyamanan, dan kemudahan
akses sangat berpengaruh dalam meningkatkan layanan, kinerja dan kepuasan mitra kerja.
Secara umum, kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki Kanwil DJPb Provinsi Kalbar dan
KPPN dapat digambarkan dalam matriks sebagai berikut:
Norma-Norma Yang Berlaku Umum
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosial-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat di
Kalimantan Barat terdapat 3 (tiga) suku utama yaitu Suku Dayak, Suku Melayu, dan Suku Cina.
Norma-norma yang berlaku dalam ketiga suku ini otomatis berlaku juga dalam pergaulan
keseharian.
Dayak Kanayatn sebagai salah satu suku Dayak terbesar di Kalimantan dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat berpedoman pada falsafah kehidupan yang dituangkan dalam bentuk
semboyan. Falsafah dimaksud adalah “Adil ka’Talino, Bacuramin ka’Saruga, Basengat
ka’Jubata”. Falsafah tersebut terdiri atas tiga bagian yang mengandung makna tersendiri.
Adil ka’Talino
Adil ka’Talino berarti berlaku adil terhadap sesama manusia (talino). Secara lebih mendalam
maknanya adalah di dalam mengarungi kehidupan di dalam masyarakat individu harus berlaku
adil terhadap individu ataupun kelompok lain.
Bacuramin ka’Saruga
Bacuramin ka’Saruga mengandung arti bahwa dalam kehidupan ini manusia harus
mendasarkan diri pada kehidupan surgawi (saruga). Artinya, manusia harus selalu berbuat baik
(seperti kehidupan di surga)
Basengat ka’Jubata
Basengat ka’ Jubata berarti bahwa manusia dalam kehidupan di dunia ini selalu pasrah diri dan
menyerahkan segala nafas (sengat) kehidupan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa (Jubata).
Pokok pikiran yang terkandung di dalam falsafah di atas dikongritkan diantaranya
melalui pelaksanaan hukum adat. Hukum adat merupakan sarana mencapai keadilan (Adil
ka’Talino), kebaikan (Bacuramin ka’Saruga), dan pasrah diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa
(Basengat ka’Jubata).
Melayu identik dengan Islam. Hal ini menjadi sebuah ketentuan karena budaya Melayu sangat
bernafaskan Islam, atau budaya Melayu bersumberkan nilai-nilai ajaran Islam. Berkaitan
dengan hal tersebut maka yang dikatakan Melayu adalah : berbahasa Melayu, beradat istiadat
Melayu, dan beragama Islam. Selain itu falsafah Melayu bersendikan hukum agama Islam atau
sebuah ketentuan dan hukum dan ketentuan itu berdasarkan Al Qur’an.
Adapun ciri-ciri dari bangsa Melayu menurut para penguasa kolonial Belanda, Inggris serta para
sarjana asing antara lain sebagai berikut:
1. Seseorang disebut Melayu apabila ia beragama Islam, berbahasa Melayu dalam sehari-
harinya , dan beradat istiadat Melayu. Adat Melayu itu bersendikan hukum syarak, syarak
bersendikan kitabullah. Jadi orang Melayu itu adalah etnis yang secara kultural (budaya) dan
bukan mesti secara genealogis (persamaan keturunan darah).
2. Berpijak kepada yang Esa. Artinya ia tetap menerima takdir, pasrah dan selalu bertawakal
kepada Allah.
3. Orang Melayu selalu mementingkan penegakan hukum (law enforcement)
4. Orang Melayu mengutamakan budi dan bahasa, hal ini menunjukan sopan-santun dan tinggi
peradabannya.
5. Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan Ilmu.
6. Orang Melayu mementingkan budaya Melayu, hal ini terungkap pada bercakap tidak kasar,
berbaju menutup aurat,menjauhkan pantang larangan dan dosa dan biar mati daripada
menaggung malu dirinya atau keluarganya, karena bisa menjatuhkan marwah keturunannya,
sebaliknya tidak dengan kasar mempermalukan orang lain.
7. Orang Melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai sendi kehidupan sosial.
Kondisi ini terlihat pada acara perkawinan, kematian, selamatan mendirikan rumah dan lain-lain.
Orang Melayu harus bermusyawarah/mufakat dengan kerabat atau handai taulan
8. Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu, keramahtamahan dan keterbukaan orang
Melayu terhadap segala pendatang (tamu) terutama yang beragama Islam,
9. Orang Melayu melawan jika terdesak.

Orang Tionghoa di Kalimantan Barat memiliki karateristik yang berbeda dibandingkan


masyarakat Tionghoa Indonesia lainnya. Kebanyakan dari mereka bukanlah pedagang yang
sukses, melainkan pedagang kecil, pemilik toko, nelayan dan petani. Beberapa orang Tionghoa
di Kalimantan Barat hidup sederhana bahkan banyak di antaranya adalah penduduk miskin.
Seperti yang dikatakan Mary Somers, “orang Tionghoa di Kalimantan Barat bukan “penyinggah”
atau orang-orang yang hanya tinggal untuk sementara, karena Orang Tionghoa di Kalimantan
Barat mempertahankan kebudayaan asli Tionghoa mereka”. Selain itu mereka juga masih
menggunakan bahasa Tionghoa secara turun termurun. Hal ini lah yang membuat mereka
berbeda dengan etnis Tionghoa lainnya dalam segi penggunaan bahasa sehari-hari.
Dikarenakan kebanyakan etnis Tionghoa yang berada di pulau Jawa, menggunakan bahasa
Indonesia atau bahasa daerah di tempat mereka bermukim untuk berkomunikasi dengan
sesama etnis Tionghoa.( Mary Somers Heidhues. Penambang Emas, Petani dan Pedagang di “Distrik
Tionghoa” Kalimantan Barat. Jakarta : Yayasan Nabil. 2008)
Masyarakat Tionghoa mendirikan yayasan berdasarkan marga dan pusat berbagai kegiatan.
Pada awalnya, kegiatan yayasan ini mengurusi upacara kematian dari anggotanya. Pada saat
ini, yayasan berkembang di kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan seni budaya.
Masyarakat Tionghoa memiliki tempat beribadah yang berbeda sesuai dengan keyakinan
masing-masing yaitu Taoisme yang beribadah di Kelenteng, Budhis yang beribadah di Vihara,
dan Kong Hu Cu yang beribadah di Li Thang. Masyarakat Tionghoa beribadah mempergunakan
hio/dupa dan lilin merah sebagai sarana peribadatan.Kesenian dalam masyarakat Tionghoa
sangat beragam dan banyak. Hal yang akan dibahas dalam kesenian ini adalah seni kaligrafi
dan melukis, musik tradisional, opera, wayang gantung, seni bela diri, seni permainan
naga/liongdanbarongsai. Kesenian kaligrafi dan seni melukis mempergunakan keahlian dalam
menggores kuas dan permainan warna di atas kertas.

Anda mungkin juga menyukai