Anda di halaman 1dari 21

A.

Kegiatan Pembelajaran 14
1. Tujuan Materi Pembelajaran
Setelah mempelajari materi karya ilmiah Bahasa Indonesia ini
Anda diharapkan mampu untuk:
1) Memahami teknik penulisan karya ilmiah.
2) Memproduksi artikel ilmiah.

2. Uraian Materi Pembelajaran


a. Menulis Artikel Ilmiah
Menulis artikel ilmiah merupakan suatu keterampilan seseorang yang
didapat melalui berbagai latihan menulis. Karya ilmiah yang dibahas pada
bab ini ialah tulisan yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan/atau
hasil pikiran/telaah buku teks. Kegiatan akademik yang dilakukan itu,
seperti hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empirik,
tidak banyak berguna jika tidak disebarluaskan. Meskipun beragam cara dapat
digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran tersebut, media yang banyak
digunakan untuk mengkomunikasikannya adalah media cetak atau dengan kata
lain melalui tulisan. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin tinggi
kemungkinan tulisan dipahami pembaca.
Artikel ilmiah sangat penting dalam kehidupan akademik karena
digunakan sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri secara akademik serta
sarana untuk mengomunikasikannya di berbagai forum ilmiah. Pembahasan
pada bab ini, mahasiswa dituntut untuk memformulasikan artikel ilmiah, baik
artikel penelitian mapun artikel konseptual (termasuk artikel ilmiah popular).
Pada bagian awal bab ini, mahasiswa akan menelusuri model artikel
ilmiah, kemudian merekonstruksinya, dan akhirnya menciptakannya sendiri
sesuai dengan pokok persoalan yang diteliti atau pokok pemikiran yang
dikemukakan.
1) Teknik Menulis Karya Ilmiah
Ketika Anda melakukan aktivitas menulis, Anda harus menjalani siklus
kegiatan dalam tiga tahap, yaitu (1) prapenulisan, (2) penulisan, dan (3)
revisi. Ketika ingin memproduksi tulisan yang sederhana, ketiga tahap penulisan
tersebut tidak dapat dipisahkan secara jelas, tetapi sering juga bertumpang
170|Tim Dosen UMSU
tindih. Pada

170|Tim Dosen UMSU


saat membuat rencana, mungkin penulis sudah mulai menulis. Lalu, sewaktu
menulis, mungkin penulis sudah melakukan revisi di sana-sini. Akan tetapi,
bila yang akan dihasilkan, berupa tulisan yang relatif pajang, seperti makalah,
laporan penelitian, skripsi, dan sebagainya tahap-tahap itu terpisah secara
lebih jelas. Berikut ini adalah tahapan yang perlu Anda perhatikan sebelum
memulai menulis artikel ilmiah.
a) Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan
yang digarap. Topik harus ditentukan sebelum mulai menulis sebab
aktivitas menulis tidak mungkin dapat dilakukan tanpa topik. Oleh
karena itu, kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap
sebelum menulis adalah memiliih topik. Setelah diperoleh topik yang
relevan, dan sudah dibatasi pula, topik itu dinyatakan dalam suatu judul
tulisan. Dalam tulisan ilmiah, judul harus menun-jukkan topik dari
permasalahan yang akan dibahas. Penentuan judul harus dipikirkan
secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut.
(1) Judul harus sesuai dengan topik atau isi tulisan ilmiah beserta
jangkauannya.
(2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase bukan dalam
bentuk kalimat. Karena itu, judul Kemampuan Seluruh Siswa Menulis
di Medan, dinilai tidak tepat, sebaiknya Kemampuan Menulis Teks
Narasi Siswa SMP di Kota Medan.
(3) Judul tulisan ilmiah diupayakan sesingkat mungkin, misalnya Cara
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Narasi Siswa yang
Berupa Cerita FIksi di SMP di Medan , dapat disingkat menjadi
Kemampuan Menulis Te ks Narasi Siswa SMP di Kota Medan.
(4) Judul tulisan ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya, judul
itu menyatakan makna lugas atau polos. Hal ini berarti bahwa
judul tidak menyatakan makna kiasan atau tidak mendukung
makna ganda.

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|171


b) Menemukan Masalah
Pada umumnya, untuk mengawali suatu tulisan ilmiah, harus
ada masalah yang akan dikaji. Dalam kasus ini, para penulis pemula
biasanya akan mengalami kesulitan dalam menemukan masalah
tersebut. Oleh karena itu, para penulis pemula sebaiknya banyak
berlatih mengidentifikasi masalah dan merumuskan-nya secara
tepat. Cara menemukan masalah yang akan dikaji dapat dilakukan
dengan menggunakan teknikteknik sebagai berikut.
(1) Kita dapat melihat hasil kesimpulan dan rekomendasi hasil
tulisan/riset yang pernah dilakukan oleh orang lain. Biasanya
penulis membuat suatu rekomendasi yang menyatakan bahwa
riset yang dilakukan belum selesai secara sempurna sehingga penulis
lain dapat melanjutkan riset yang dinyatakan belum selesai
secara utuh tersebut dan diperlukan pengkajian lebih lanjut.
(2) Kita dapat menemukan masalah dengan membaca teori yang
berkaitan dengan topik yang akan dikaji. Jika kita membaca teori
dan referensi mengenai topik yang berkaitan dengan kajian yang
ingin kita lakukan, maka kemungkinan besar kita akan
menemukan ide masalahnya.
(3) Teknik lain ialah dengan melihat masalah yang sudah dikaji oleh
orang lain. Masalah yang sudah dikaji oleh orang lain dapat dijadikan
sebagai bahan inspirasi untuk menemukan masalah sendiri yang
kemudia dapat dikembangkan. Teknik ini seringkali disebut istilah
Amati , Tiru, dan Modifikasi (ATM). Salah satu cara yang efektif
ialah dengan memproduksi atau mengaplikasikan metode yang
digunakan dalam konteks yang berbeda. Artinya, kita dapat
mengembangkan masalah yang mirip dengan menggunakan
data/fakta yang berbeda, yang berasal dari konteks temat dan
waktu yang berbeda.
(4) Jika memungkinkan, kita dapat menemukan masalah yang baru
dan layak untuk diteliti. Tentunya, ini memerlukan usaha yang tidak
mudah karena kita perlu melakukan observasi atau eksperimen yang
berulang- ulang.
172|Tim Dosen UMSU
c) Proses Spesifikasi Masalah
Untuk melakukan proses spesifikasi masalah, dapat dimulai
dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian menuju komponen
yang lebih spesifik. Berikut ini diberikan contoh-contoh proses
spesifikasi masalah yang umum, kemudian dikembangkan menjadi
masalah khusus. Perhatikan tabel berikut:
Tabel 8.1 Spesifikasi Permasalahan pada Artikel Ilmiah
No Masalah Masalah Khusus
Umum
1 Kenaikan BBM a. Kenaikan BBM menyulut demontrasi anarkis
di Jakarta
b. Mahasiswa melakukan demontrasi karena
kenaikan BBM
c. Kenaikan BBM sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
d. Apa saja alasan pemerintah dalam menaikkan
harga BBM?
2 Biaya Sekolah a. Tingginya biaya sekolah membuat rakyat
miskin menderita karena tidak mampu
menyekolahkan anak-anak mereka
b. Hanya orang kaya yang mampu membayar
biaya sekolah untuk anak-anak mereka
c. Pemerintah akan memberikan subsudu kepada
pihak yang tidak mampu untuk biaya
sekolah anak-anak mereka
3 Pemogokan buruh a. Alasan-alasan pemogokan buruh di Jakarta
di Jakarta b. Upah di bawah UMR membuat buruh di
akarta mogok
c. Terlambatnya penyesuaian upah kerja
membuat buruh di Jakarta mogok total
d. Bagaimana menemukan cara efektif untuk
mengatasi pemogokan

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|173


b. Membedakan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dengan
Artikel Ilmiah Konseptual
Mengenai sistematika suatu artikel ilmiah, memang tidak ada format yang
baku berlaku secara universal. Sistematika unsur-unsur pada bagian inti
dapat bervariasi selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur tersebut
tersam- paikan. Pada umumnya, sistematika tersebut disesuaikan dengan format
standar yang diberikan oleh panitia seminar/konferensi atau redaktur majalah
ilmiah yang dituju. Sebagai contoh, adalah sistematika artikel ilmiah yang
diminta oleh suatu jurnal penelitian.
Judul
Nama penulis dan afiliasi institusi
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang permasalahan suatu objek
yang diteliti, tinjauan pustaka/ landasan teori, rumusan masalah,
tujuan penelitian.
Bagian pendahuluan dalam penulisan artikel ilmiah yang
diperuntukkan pada jurnal/majalah ilmiah, biasanya merupakan
suatu bagian utuh, tetapi terdiri dari 5 tahapan berikut.
Tahap 1: Memberikan penjelasan tentang pernyataan
umum mengenai bidang dan ruang lingkup topik yang
dibahas.
Tahap 2: Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai
aspek- aspek dari permasalahan yang telah
diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam karya lmiah lain
Tahap 3: Memaparkan signifikansi topik yang akan
dibahas Tahap 4: Menjelaskan tujuan penulisan
Tahap 5: Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian
atau justifikasi terhadap masalah yang dibahas.

174|Tim Dosen UMSU


Metode Penelitian
Berisi tentang jenis penelitian, teknik penarikan sampel, teknik
pengumpulan dan analisis data, serta aspek lain yang
relevan.
Hasil dan Pembahasan
Berisi uraian tentang temuan penelitian dan pembahasannya
Penutup (tanpa subjudul)
Berisi uraian tentang simpulan penelitian dan rekomendasi/implikasi
Referensi
Hanya berisi daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam
artikel/ makalah

Sedangkan sistematika yang biasa digunakan dalam artikel ilmiah


konseptual adalah sebagai berikut
Judul
Nama penulis dan afiliasi institusi
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Berisi uraian tentang latar belakang, acuan/konteks, tujuan dan
signifikansi permasalahan/konsep/gagasan yang akan dibahas, serta
aspek lain yang relevan.
Bagian pendahuluan dalam penulisan artikel ilmiah yang
diperuntukkan pada jurnal, biasanya merupakan suatu bagian
utuh, tetapi terdiri dari 5 tahapan (Weissberg & Buker, 1990)
berikut.
Tahap 1: Memberikan penjelasan tentang pernyataan umum
mengenai bidang dan ruang lingkup topik yang
dibahas.
Tahap 2: Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai
aspek- aspek dari permasalahan yang telah
diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam karya lmiah lain
Tahap 3: Memaparkan signifikansi topik yang akan dibahas
Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|175
Tahap 4: Menjelaskan tujuan penulisan
Tahap 5: Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian atau

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|175


justifikasi terhadap masalah yang dibahas.

Pembahasan (boleh lebih dari satu judul, dengan atau tanpa


subjudul) Berisi uraian/kupasan/kajian dan
pendapat/pendirian/sikap penulis tentng pokok
permasalahan/konsep gagasan.
Penutup
Berisi uraian tentang simpulan dan saran-saran penulis tentang
permasalahan/konsep/gagasan terkait.
Referensi
Hanya berisi daftar pustaka yang benar-benar dirujuk
dalam artikel/makalah

Dari contoh di atas terlihat bahwa ada sedikit perbedaan sistematika


yang diminta oleh jurnal tersebut antara tata cara penulisan makalah hasil
penelitian dan bukan hasil hasil penelitian atau artikel ilmiah tentang
suatu konsep pemikiran tertentu.

c. Mengenal Sistem Rujukan dalam Artikel Ilmiah


Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain
dalam sebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan/ sistem rujukan. Sistem
ini dikembangkan dalam tiap bidang ilmu (disebut gaya selingkung) sehingga
muncul variasi dalam penulisannya. Tidak heran apabila sistem yang
digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbeda dengan sistem yang
dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya. Walaupun demikian, kita mengenal
dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu: (1) catatan kaki, dan
(2) catatan belakang.
Catatan Kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah
halaman sedangkan Catatan Belakang ada di akhir bab (dalam sebuah buku)
atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).
Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan
informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua
sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka Arab. Teks di

176|Tim Dosen UMSU


bawah ini akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat. Sebuah tulisan
mengenai hubungan

176|Tim Dosen UMSU


pribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip pendapat seorang tokoh
psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku
berjudul Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia
di Jakarta. Di halaman 159, penulis buku membuat pernyataan yang cukup
penting mengenai mentalitas para pedagang sehingga perlu dikutip dan diberi
catatan (bagian yang dikutip ditebalkan).
Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya.
Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang
sukses berniaga punya kecenderugan bertindak dan
menantang risiko di mana perlu.1 Seperti dikatakan oleh
John Maynard Keynes, dst.

1 Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan


Populer Gramedia. Hlm. 159.

Informasi Tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis


memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari
uraian tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang
membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar
pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian
dari uraian tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana
yang berjudul “Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekan Indonesia— Malaysia”
yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2 Desember 2007, hlm. 48—57. Di
halaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang tokoh Melayu
bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat
dimasukan dalam catatan kaki.
Sementara itu, tahun-tahun awal selepas berakhir
perang Pasifik, bagi Malaysia persoalannya lain lagi. Bagi
Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa
melibatkan Tanah Melayu, seolah-olah merupakan sebuah
rangkaian perjalanan yang berakhir dengan kegagalan.
Sungguhpun demikian, semangat untuk mencapai cita-cita
menjadikan Malaysia sebagai negara yang merdeka, tidak sama
sekali pudar; perjuangan mesti dilanjutkan. Ibrahim Yaakob
dan beberapa pemimpin KRIS lainnya kemudian terbang
ke Indonesia dan selanjutnya melakukan perjuanganmya
dari Indonesia. 17

17Perjuangan Ibrahim Haji Yaakob untuk menyatukan Malaysia


dengan Indonesia ternyata tidak pernah terwujud
Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|177
sampai akhirnya ia meninggal tanggal 9 Maret 1979.
Sebagai

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|177


penghargaan atas perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob
dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata, 10 Maret 1979.

Dalam hal catatan kaki yang berisi referensi, seorang penulis hampir
dapat dipastikan menggunakan beberapa sumber. Apabila sumber-sumber
itu dirujuk beberapa kali dengan halaman yang sama atau berbeda-beda,
maka tiga istilah, yaitu Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit, harus diketahui dan
dipergunakan dengan benar.
Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal dari bahasa Latin. Ibid berasal
dari kata ibidem yang artinya ‘pada tempat yang sama’. Istilah ini digunakan
untuk rujukan apa saja yang digunakan berturut-turut tanpa disela oleh
sumber yang lain. Op.Cit. berasal dari kata opere citato yang berarti ‘pada
karya yang telah dikutip’. Istilah ini digunakan apabila seorang penulis
mengacu sumber berupa sebuah buku yang diacu beberapa kali namun
sumber tersebut telah disela oleh sumber yang lain. Loc.Cit. berasal dari
kata loco citato yang artnya ‘pada tempat yang telah dikutip’. Istilah ini
mengacu kepada artikel dalam bunga rampai, jurnal, majalah, koran,
ensiklopedi. Istlah ini dipergunakan apabila artikel tersebut dirujuk beberapa
kali dan telah disela oleh sumber yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini.
1Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia. Hlm. 159.
2Ibid.

3Ibid, hlm. 40.


4Ibid, hlm. 46.
5Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi
Berbudaya” dalam Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris
K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press. Hlm. 121.
6Arnold Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage.
Chicago: Chicago University Press. Hlm. 35.
7Donald B. Calne, Op.Cit., hlm.
170. 8Boen S. Oemarjati, Loc.Cit.,
hlm. 125. 9Arnold Van Gennep,
Op.Cit., hlm. 42.

178|Tim Dosen UMSU


Sedangkan teknik mengutip menggunakan catatan belakang/catatan akhir
(endnote) dapat dilihat pada bagian berikut.
Mengutip sebuah pernyataan dapat diletakkan di dalam teks dan diapit
oleh tanda kurung. Secara umum, informasi yang perlu disebutkan adalah nama
akhir pengarang, tahun terbit karangannya, dan nomor halaman. Antara
tahun penerbitan karangan dan halaman yang dikutip dibubuhi tanda
koma (,). Perhatikan contoh berikut.
Contohnya: … kita harus mencari kenyataan pemikiran Islam yang
dapat dikatakan mewakili Indonesia, namun pada waktu yang
sama juga mempunyai kaitan yang nyata dengan pemikiran Islam
secara umum (Madjid 1995, 23).

Contoh: … (Madjid 1995a, 27). … (Madjid 1995b, 23).

Sementara itu, dalam hal pengutipan artikel atau entri ensiklopedi,


maka nomor jilid ditulis setelah tahun terbit, diikuti oleh titik dua (;),
kemudian seluruh halaman yang membahas artikel atau entri tersebut,
meskipun yang dikutip itu hanya satu halaman.
Contohnya: … (Edgel 1979, 3: 796-800)

Jika rujukan bersumber dari buku suntingan atau risalah (proceeding),


maka yang ditulis adalah nama penulis asli bukan nama penyuntingnya, jika
rujukan diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Garis-garis Besar Haluan Negara, Peraturan Daerah, Surat
Keputusan dan koran, maka nama sumber ditulis sebagai pengganti nama
penulis.
Misalnya: Pemberian obat meningkatkan….. (Darise dan Kadir, 1973).
Hal ini telah diteliti sebelumnya (Saad, dkk, 2003).
Perkawinan adalah …(Pemerintah Republik Indonesia, 1974).
Inflasi ternyata naik mendekati angka dua digit (Kompas, 2
September 2004).

Setelah mahir dalam melakukan pengutipan, keterampilan selanjutnya


yang perlu Anda kuasai adalah menulis daftar pustaka. Saat ini telah banyak
aplikasi teknologi yang dapat Anda gunakan untuk membuat daftar
pustaka secara otomatis. Sebut saja salah satunya dengan menggunakan
aplikasi Mandeley. Silakan pelajari lebih lanjut cara menerapkan
teknologi tersebut.
Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|179
Bagian ini akan menuntun Anda memahami dan menuliskan daftar
pustaka secara manual, teknik menulis daftar pustaka dengan aturan yang biasa
digunakan di Indonesia, yakni berdasarkan aturan American Psyycho-logical
Association (APA) edisi ke-6. Ketentuan-ketentuan yang lebih mendetail,
antara lain.
1) Buku
Jika materi yang diambil dari buku hanya ditulis oleh satu pengarang
maka cara penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik
setelah setiap huruf, spasi.
c) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
d) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang
penting ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik,
spasi.
e) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.
f) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc,
Ltd, Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.
Contoh:
Hellman, L. (1986) Architecture for Beginners. London: Writers & Readers.

Jika materi yang diambil dari buku ditulis oleh dua penulis maka
cara penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang pertama diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang pertama diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi, koma, spasi.
c) Tanda “&”, spasi.
d) Nama keluarga pengarang kedua diikuti koma dan spasi.
e) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang kedua diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi.
f) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
g) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang
penting ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik,
spasi.
180|Tim Dosen UMSU
h) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.

180|Tim Dosen UMSU


i) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc,
Ltd, Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.
Contoh:
Bawden, D & Blakeman, K. (1990). IT Strategies for Information
Management. London: Butterworth.

Jika materi yang diambil dari buku ditulis oleh lebih dari dua penulis
maka cara penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang pertama diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang pertama diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi, koma, spasi.
c) Nama keluarga pengarang kedua diikuti koma dan spasi.
d) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang kedua diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi, koma, spasi.
e) Nama-nama penulis berikutnya diperlakukan seperti pengarang kedua,
kecuali pengarang terakhir.
f) Tanda “&”, spasi.
g) Nama keluarga pengarang terakhir diikuti koma dan spasi.
h) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang terakhir diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi.
i) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
j) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang
penting ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik,
spasi.
k) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.
l) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc,
Ltd, Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.
Contoh:
Gelebet, I. N., Megananda, I. W., Negara, M. Y., Suwirya, I. M., & Surata,
I.N. (1982) Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jika materi diambil dari buku yang bukan edisi pertama maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|181


b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik
setelah setiap huruf, spasi, koma, spasi.
c) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
d) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang
penting ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik,
spasi.
e) Tanda kurung buka, nomor edisi diikuti “ed”, lalu titik, kurung
tutup, titik, spasi
f) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.
g) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc,
Ltd, Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.
Contoh:
Babbie, E. (1991) The Practice of Social Research (6th ed.) California:
Wadsworth.

Jika materi bersumber dari esai dalam sebuah buku yang diedit maka
cara penulisannya adalah sebagai berikut.
a) Nama keluarga pengarang esai diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang esai diikuti tanda
titik setelah setiap huruf, spasi.
c) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
d) Judul esai dan setiap huruf pertama kata-kata yang penting ditulis
dengan huruf besar, kemudian diikuti titik, spasi.
e) Tambahkan kata “Dalam”
f) Inisial nama depan editor buku diikuti ttik setelah setiap huruf, spasi.
g) Nama keluarga editor buku.
h) Kurung buka, kata “Ed”, titik, kurung tutup, diikuti koma dan spasi.
i) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang
penting ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik,
spasi.
j) Dalam kurung, dtuliskan halaman esai pada buku yang
bersangkutan: “hlm” diikuti titik, nomor halaman awal esai, tanda
garis pisah, halaman akhir esai. Setelah kurung tutup, diikuti
titik, dan spasi.
182|Tim Dosen UMSU
k) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.

182|Tim Dosen UMSU


l) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc,
Ltd, Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.
Contoh:
Byrne, U. (1989). Information for Strategic Planning. Dalam C. Oppenheim
(Ed.), Perspectives in Information Management (hlm. 339-351).
London: Buttewworth.

2) Jurnal/Majalah Ilmiah
Jika materi bersumber dar artikel di jurnal/majalah ilmiah maka
cara penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik
setelah setiap huruf, spasi.
c) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
d) Judul artikel dan setiap huruf pertama kata-kata yang penting
ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik dan spasi.
e) Nama jurnal dicetak mirng dengan huruf besar pada setiap awal
kata, diikuti koma, spasi.
f) Volume jurnal dicetak mirng, dikuti nomor jurnal dalam kurung,
koma, spasi
g) Nomor halaman awal artikel, tanda garis pisah, nomor halaman
akhir artikel.
Contoh:
Martana, S.P. (2002) The Impact of Tourism on Ubud Paintng Art.
ASEAN Journal on Hospitality and Tourism, 1 (2), 117-132

3) Surat Kabar
Jika materi bersumber dari artikel di surat kabar maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik
setelah setiap huruf, spasi.
c) Kurung buka, tahun penerbitan, koma, tanggal da bulan
penerbitan, kurung tutup, titik.

Modul Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi|183


d) Judul artikel, titik, spasi.
e) Nama surat kabar dicetak miring, koma, spasi
f) “hlm”, titik, spas, nomor halaman surat kabar yang
memuat artikel. Contoh:
Wattimena, S. (2003, 8 September). Peranan Tari dalam
Pembentukan Budaya Populer. Kompas, hlm. 24.

4) Situs Internet
Cara penulisan dokumen yang bersumber dari suatu
halaman tertentu di internet, antara lain:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisal nama depan (dan tengah) pengarang diikuti
tanda titik setelah setiap huruf, spasi.
c) Tahun penulisan di dalam kurung, diikuti titik dan spasi.
d) Judul dicetak miring, diikuti titik dan spasi.
e) “Diakses pada” tanggal akses, bulan akses, koma spas,
tahun akses “dari www”, tanda titik dua spasi.
f) Alamat
lengkap yang
dtuju. Contoh:
Noor, I. M.. (2002). Peningkatan Peranan Guru dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Diakses pada 22
September, 2003 dari
www:http:tesisamon.tripod.com/bpk/-
kompetensi.htm

184|Tim Dosen UMSU

Anda mungkin juga menyukai