Anda di halaman 1dari 13

Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi yang memiliki tujuan tertentu yang

disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal.[butuh rujukan]

Komunikasi bisnis harus/ada melibatkan pertukaran informasi yang terus-menerus. Lebih


banyak bisnis diperluas, lebih besar tekanannya pada bisnis tersebut untuk menemukan cara
komunikasi yang lebih efektif – bersama para pekerja dan dengan dunia di luar. Dengan
demikian, bisnis dan komunikasi berjalan bergandengan tangan

Contoh Komunikasi Verbal di Dunia Kerja

Jenis komunikasi verbal merupakan jenis komunikasi yang sangat sering kita lakukan
dimanapun, terutama di lingkungan kerja.

Logikanya, agar kita bisa menjalankan bisnis yang sukses, maka manajemen di dalam
perusahaan kita harus menerapkan proses komunikasi yang berjalan secara efektif, terutama
antara pemimpin dan seluruh karyawan.

Ada beberapa fungsi komunikasi verbal, diantaranya adalah meminimalisir terjadinya


kesalahpahaman, meningkatkan produktivitas kerja dan moral kerja di dalam organisasi atau
perusahaan. Nah, berikut ini adalah beberapa contoh komunikasi verbal dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dalam dunia bisnis dan dunia kerja.

1. Contoh Komunikasi Verbal: Rapat Kerja.

Siapa sih yang tidak tahu rapat kerja? Kami yakin hampir semua rekan-rekan Career Advice tahu
dan pernah mengikuti rapat kerja. Dari mulai rapat kerja yang paling singkat sampai yang paling
lama dan membosankan. Disadari atau tidak, ketika kita bergabung dalam rapat kerja, berarti
kita sedang melakukan komunikasi verbal di tempat kerja.

Kita akan mulai mengumpulkan anggota tim untuk saling berdiskusi tentang proyek kerja
mendatang, menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, saling bertukar ide,
memberikan pendapat atau asumsi, dan lain sebagainya.

2. Contoh Komunikasi Verbal: Presentasi Bisnis atau Jenis Presentasi Lainnya.

Contoh komunikasi verbal kedua adalah presentasi. Yap, ada rapat kerja, maka ada presentasi.
Entah presentasi tersebut akan diadakan secara internal atau eksternal, presentasi akan
mendorong semua orang di dalamnya untuk saling berkomunikasi secara verbal satu sama lain.
Misalnya, seorang presenter akan menjelaskan beberapa kebijakan baru yang akan diterapkan
oleh perusahaan dan beberapa audiens akan mengangkat tangan untuk bertanya tentang
kebijakan tersebut secara lebih rinci.
Presentasi secara verbal akan menjadi sangat efektif, jika bahasa yang disampaikan dalam
presentasi sangat jelas, mudah dipahami, dan menggunakan alat bantu visual yang secara
efektif dapat menyampaikan pesan dengan baik. Misalnya, data-data dalam pie chart yang
ditampilkan melalui slide atau video.

3. Contoh Komunikasi Verbal: Perbincangan antara Satu Karyawan dengan Karyawan Lainnya.

Sangat sering kita temukan komunikasi verbal di dalam lingkungan kerja. Coba saja lihat dan
perhatikan kegiatan apa yang dilakukan para karyawan pada waktu makan siang atau ketika
mengistirahatkan tubuh dan pikiran sebentar dengan pergi ke pantry dan menyeduh kopi.
Karyawan cenderung melakukan banyak perbincangan dengan rekan-rekan kerjanya ketika
waktu makan siang berlangsung. Bahkan, mereka juga bisa berbincang-bincang walau cuma
sebentar ketika menyeduh kopi di pantry. Mudah sekali untuk menemukan komunikasi verbal
di tempat kerja, bukan?

Contoh Komunikasi Non-Verbal di Dunia Kerja

Komunikasi non-verbal adalah jenis komunikasi yang penuh dengan warna dan nilai-nilai intrik.
Tidak seperti komunikasi verbal yang terlihat dan terdengar dengan sangat jelas, komunikasi
non-verbal harus dipahami secara mendalam dengan melihat beberapa tanda yang bisa
memiliki arti khusus dari sang pengirim pesan nonverbal ini.

Tanpa kita harus berkata bahwa kita sedang membenci rekan kerja kita, kita bisa mengalihkan
pandangan kita ketika dirinya sedang berbicara dengan kita. Ini sebagai tanda bahwa kita
merasa benci atau sedang tidak nyaman untuk berinteraksi dengan dirinya. Selain itu, ketika
kita merasa senang dengan salah satu kandidat wawancara, tanpa harus mengatakannya
melalui satu kalimat full, kita bisa menutup sesi wawancara dengan senyuman yang merekah
untuk kandidat tersebut. Simple bukan? Nah, berikut ini adalah beberapa contoh komunikasi
non-verbal.

1. Ekspresi Wajah.

Ini merupakan petunjuk pertama dan paling jelas dalam komunikasi nonverbal. Meskipun kita
hanya memiliki satu wajah, itu dapat menunjukkan banyak ekspresi loh, rekan-rekan. Dari
senyum setengah, senyum penuh, hingga perubahan mata biasa, ekspresi wajah kita dapat
menunjukkan berbagai emosi sebagai ungkapan hati dan pemikiran kita. Beberapa contoh
ekspresi wajah dengan artinya adalah sebagai berikut.

- Tersenyum: Ini mengindikasikan perasaan kebahagiaan atau kepuasan akan suatu hal.

- Merengut atau Cemberut: Ini menunjukkan rasa ketidakpuasan atau frustrasi.


- Wajah yang Kurang Berekspresi: Wajah tanpa ekspresi dapat menunjukkan setidaknya dua hal.
Pertama, rasa ketidaktertarikan atau kebosanan. Kedua, ini menunjukkan sikap penghinaan
terhadap sesuatu. Dengan kata lain, kita sudah tidak peduli lagi dengan orang tersebut.

2. Kontak Mata.

Ketika seseorang tidak melakukan kontak mata dengan kita, jangan marah dulu ya, rekan-rekan.
Mengapa begitu? Karena menghindari kontak mata bisa berarti bahwa orang tersebt merasa
malu dengan kita. Terlebih lagi jika dia selalu menundukkan pandangannya ke bawah.
Seseorang yang kurang percaya diri cenderung mengalami kesulitan dalam membuat dan
mempertahankan kontak mata. Sebaliknya, mereka yang berani melakukan kontak mata
dengan cukup lama adalah orang-orang yang merasa percaya diri akan ucapannya.

3. Gerakan Tubuh.

Ekspresi wajah dapat menggambarkan suasana hati kita, namun seluruh anggota tubuh dapat
menjadi barometer bagi komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, ketika seseorang
menyilangkan tangan, disadari atau tidak mereka sedang mengatakan, “Saya tidak setuju
dengan ide-ide Anda”.

Sebaliknya, jika seseorang meletakkan tangan di atas meja atau di atas pangkuan dengan
postur tubuh yang santai dan terbuka, maka sebenarnya mereka sedang menyampaikan pesan
tentang sebuah keterbukaan terhadap pendapat orang lain.

Bagaimana jika seseorang mengutak-atik pena, atau objek lain yang ada di depan mereka? Ini
bisa menjadi tanda bahwa orang tersebut sedang merasa bosan dengan pembicaraan yang
sedang berlangsung.

4. Nada Suara.

Jika volume atau nada suara seseorang meningkat dan mereka berbicara dengan cepat, ini
menandakan bahwa mereka dalam keadaan yang bersemangat atau sedang merasa nervous
untuk menyampaikan sesuatu. Sebaliknya, jika seseorang berbicara dengan nada tenang dan
santai, maka ini menandakan bahwa mereka menyampaikan pesan tanpa rasa takut, khawatir
dan tanpa memasukkan alasan-alasan tertentu.

Yap! Itulah beberapa contoh komunikasi yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi verbal dan nonverbal memang sangat melekat dalam kegiatan atau aktivitas yang
kita lakukan, dimanapun dan kapanpun. Kami berharap artikel ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi rekan-rekan pembaca. Semangat terus ya, rekan-rekan Career Advice.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang memakai simbol-simbol verbal, baik secara
tertulis ataupun lisan. Komunikasi verbal ialah semua jenis simbol yang memakai satu kata atau
lebih.

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang memakai simbol-simbol verbal, baik secara
tertulis ataupun lisan. Komunikasi verbal ialah semua jenis simbol yang memakai satu kata atau
lebih. Hampir seluruh rangsangan bicara yang kita ketahui termasuk kedalam kategori pesan
verbal yang disengaja, yakni usaha-usaha yang dilakukan dengansadar untuk berhubungan
dengan orang lain secara verbal.

Ciri Komunikasi verbal

Disampaikan secara lisan atau tulisan

Komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah

Kualitas komunikasi sering ditentukan oleh komunikasi non verbal (tanpa tahun)

Jenis Komunikasi Verbal

Adapun jenis komunikasi verbal diantaranya yaitu:

Berbicara Dan Menulis

Berbicara ialah komunikasi verbal-vokal, sedangkan menulis ialah komunikasi verbal-non vokal.
Contoh komunikasi verbal-vokal ialah presentasi dalam rapat dan contoh komunikasi verbal-
non vokal ialah surat menyurat bisnis.

Mendengarkan Dan Membaca

Mendengar dan mendengarkan berbeda, mendengar berarti semata-mata memungut getaran


bunyi sedangkan mendengarkan ialah mengambil makna dari apa yang didengar.
Mendengarkan melibatkan 4 unsur yakni mendengar, memperhatikan, memahami dan
mengingat. Membaca ialah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

Faktor Komunikasi Verbal

Faktor Intellegensi

Orang yang mempunyai intellegensi yang tinggi biasanya mempunyaibanyak pembendaharaan


kata dibandingkan orang yang memiliki intellegensi rendah.

Faktor budaya
Setiap budaya mempunyai bahasa yang berbeda-beda. Contohnya di Indonesia yang
mempunyai keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing.

Faktor Pengetahuan

Orang yang memiliki pengetahuan luas akan mendorong yang bersangkutan untuk berbicara
lancar dengan pembendaharaan kata ia miliki.

Faktor Kepribadian

Orang meiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain disebabkan
tidak terbiasa berkomunikasi.

Faktor Biologis

Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.

Faktor Pengalaman

Orang yang banyak berkomunikasi secara baik dengan orang lain, individu atau massa bisa
berbicara secara lancar.

Contoh Komunikasi Verbal

Adapun beberapa contoh dari komunikasi verbal misalnya seperti surat-menyurat, bercakap-
cakap di telepon, presentasi tugas di depan kelas kepada teman, membaca koran, majalah,
menonton TV, mendengarkan siaran radio dan lain sebagainya

Salam

Salam dilakukan untuk menyapa pasien dan keluarganya, hal ini dilakukan untuk lebih
mendekatkan diri kepada pasien dan keluarganya. Akan sangat tidak sopan bila seorang
memasuki ruangan pasien tanpa mengucapkan salam. Salam yang sering sampaikan adalah
selamat pagi, selamat siang selamat sore, dan selamat malam. 2.

Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi nonverbal dari beberapa ahli diantaranya :

Menurut Edward Sapir, Komunikasi nonverbal merupakan sebuah kode yang luas yang ditulis
tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an
elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).

Molandro & Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya memberikan
batasan-batasannya sebagai berikut:

Komunikasi nonverbal ialah komunikasi tanpa kata-kata.


Komunikasi nonverbal terjadi jika individu berkomunikasi tidak memakai suara

Komunikasi nonverbal ialah hal yang dilakukan seseorang yang diberi makna orang lain

Komunikasi nonverbal ialah pembelajaran tentang ekspresi wajah, waktu, sentuhan, gerak,
bau, perilaku mata, dll.

Ciri komunikasi nonverbal

Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement),


postur/lipologi, pembahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu, consumer
product dan artefak

Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah

Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain

Jenis Komunikasi Non Verbal

Adapun jenis-jenis komunikasi non verbal yang diantaranya yaitu:

Komunikasi Objek

Dalam hal ini yang paling umum ialah penggunaan pakaian, dimana orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah untuk bentuk
stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik.
Selain itu dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian menarik cenderung lebih
mudah mendapat pekerjaan dari pada yang tidak.

Sentuhan

Sentuhan dapat termasuk, bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di


punggung, mengelus-elus, pukulan dan lain-lain. Masing -masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sanga penyentuh. Sentuhan juga
dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun
negatif. Haptik ialah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi non verbal.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 105 Nama Tarian Daerah Tradisional Di
Indonesia Beserta Gambar Dan Asalnya

Kronemik

Merupakan bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, mencakup banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka
waktu tertentu, serta ketepatan waktu “punctuality”.

Gerakan Tubuh “Kinesik”

Dalam komunikasi non verbal, gerakan tubuh atau kinesik meliputi kontak mata, ekspresi
wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu
kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya: untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan atau untuk melepaskan
ketegangan.

Proxemik “Bahasa Ruang”

Merupakan jarak yang digunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga
tempat atau lokasi posisi kita berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau
seberapa dekat tingkat keakraban kita denga orang lain, menunjukkan seberapa besar
pengahargaan, suka atau tidak suka dan perhatian kita terhadapo orang lain,s elain itu juga
menunjukkan simbol sosial.

Jarak Intim

Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki.

Jarak Personal

Jarak yang menunjukkan perasaan masing-masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki
sampai empat kaki.

Jarak Sosial

Jarak yang menunjukkan pembicara yang menyadari betul kehadiran orang lain. Karena itu
dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya
terlihat dari pengaturan jarak antara 4 kaki hingga 12 kaki.

Jarak Publik

Jarak yang berkisar antara 12 kaki sampai tak terhingga.

Fungsi Komunikasi Nonverbal


Pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L. Knapp dalam
(Herlina Tanpa tahun) memiliki lima makna yaitu:

Repitisi, yakni pengulangan kembali pesan yang disampaikan secara verbal

Subtitusi, yakni menggantikan lambang-lambang verbal

Kontradiksi, yakni memberikan makna lain terhadap pesan verbal

Komplemen, yakni memperkaya makna nonverbal.

Aksentuasi, yakni menegaskan pesan verbal dengan menggaris bawahi.

Contoh Komunikasi NonVerbal

Kinesicsa

Emblems (Sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya). Contonya seorang yang
bekewarganegaraan Amerika, membentuk huruf V dengan jari tangannya, bagi orang amerika
ini memiliki arti Victory atau kemenangan.

Gerakan Mata (Eye Gaze)

Contohnya seorang pria yang pandangannya tertuju padawanita cantik yang lewat di depannya.
Karena tertarik akan kecantikan wanitatersebut, pandangan si pria terarah pada wanita
tersebut tanpa terputus selama beberapa saat.

Sentuhan (Touching)

Kinesthetic (isyarat yang menunjukkan kemesraan/keakraban). Contohnyaseorang suami


yang menggandeng tangan istrinya pada saat mereka sedang jalan berdua-an.
Bagaimanakah proses komunikasi dan komunikasi bisnis Menurut Everette M. Roger (dalam
Mulyana, 2005a: 62), komunikasi adalah proses di mana satu ide dialihkan dari sumber kepada
seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka yang
menggambarkan proses sekaligus tujuan dari proses tersebut, yang dalam ungkapan Lasswell
dinamakan sebagai efek. Komunikasi disebut proses karena merupakan kegiatan yang ditandai
dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan. Menurut Boove Thill dalam buku
Business Communication Today , proses komunikasi bisnis terdiri atas enam tahap , yaitu:
Tahap pertama : Pengirim Mempunyai Suatu Ide/ Gagasan , sebelum proses penyampaian
pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin
disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
terbentang luas di hadapan kita. Tahap Kedua : Pengirim Mengubah Ide menjadi Pesan , dalam
suatu proses, komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna.
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek ( apa yang ingin disampaikan ), maksud ( tujuan ),
audiens, gaya personal dan latar belakang budaya. Tahap Ketiga : Pengirim Menyampaikan
Pesan , setelah mengubah ide- ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau

menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Saluran
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, tetapi ada
juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap penyampaian pesan. Tahap Keempat : Penerima Menerima Pesan ,
komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim ( komunikator )
mengirimkan suatu pesan dan penerima ( komunikan ) menerima pesan tersebut. Tahap Kelima
: Penerima Menafsirkan Pesan , setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah
bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan
baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan. Tahap Keenam : Penerima Memberi
Tanggapan Umpan Balik ke Pengirim , Umpan balik ( feedback ) adalah penghubung akhir dalam
suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan
yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan
memberi sinyal terhadap pengirim pesan. esalahpahaman dalam komunikasi tersebut
diakibatkan : 1) masalah dalam mengembangkan pesan; 2) masalah dalam menyampaikan
pesan; 3) masalah dalam menerima pesan; 4) masalah dalam menafsikan pesan (Djoko
Purwanto:2010). Persoalan kesalahpahaman komunikasi dalam berinteraksi mengakibatkan
tujuan komunikasi tidak dapat tercapai dengan baik, karena perbedaan persepsi antara yang
diberi informasi dengan yang menerima informasi sehingga muncul pemahaman lain tidak
seperti apa yang diharapkan oleh tujuan dari komunikasi semula.

alam berkomunikasi sering terjadi kesalahpahaman seperti ketika melakukan suatu pidato ada
kecenderungan beberapa pesan tidak dimengerti oleh si penerima pesan dengan baik. Hal ini
disebabkan oleh faktor penghambat komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan.
Faktor-faktor yang menjadi suatu hambatan tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 masalah
utama, masalah-masalah tersbut yaitu masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian
pesan, penerimaan pesan, dan penafsiran pesan.

a. Masalah dalam pengembangan pesan

Dalam pengembangan suatu pesan sumber masalah yang sering terjadi yaitu ketika menyusun
sebuah pesan. Masalah dalam mengembangkan sebuah pesan dapat mencangkup antara lain
munculnya keraguan tentang pesan, kurang terbiasa dengan keadaan yang ada atau masih
asing oleh penerima pesannya (audience), adanya pertentangan emosional, atau kesulitan
dalam mengekspresikan ide atau gagasan.

Beberapa orang masih sering kurang percaya diri, grogi, dan adanya perasaan ragu antara iya
atau tidak, benar atau salah, disampaikan atau ditahan, dan sejenisnya dalam mengambil
keputusan. Apabila ini terjadi, ada kecenderungan seseorang akan mengalami kesulitan dalam
mengembangkan pesan lebih lanjut. Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, proses
komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang akhirnya akan membawa kegagalan
yang akan berkelanjutan terus menerus.

b. Masalah dalam menyampaikan pesan

Komunikasi juga dapat terganggu kerena munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim
ke penerima. Masalah yang paling jelas disini yaitu faktor fisik. Misalnya, ketika menyampaikan
suatu pesan salah satu sound sistem mati atau terdapat suara gemerisik atau suara bising dari
sound sistem sehingga kualitas suara sound sistem kurang baik, lampu tiba-tiba padam ,
salinan surat tidak terbaca dan lain-lain. Meskipun terlihat sepele, gangguan-gangguan tersebut
dapat menghalangi atau mengganggu suatu pesan. Jika sedang menyampaikan presentasi
makalah atau kertas kerja, sebaiknya mencari dan memilih media yang memungkinkan
audience dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan. Jangan sampai ada
diantara para audience yang merasa terhalang oleh sesuatu seperti tiang suatu bangunan.
Disamping itu gunakan soundsistem yang cukup baik kualitasnya. Jangan sampai terjadi pada
saat diskusi sedang menghangat, tiba-tiba perangkat tata suaranya mengalami gangguan teknis
atau lebih parah lagi sampai mati tidak ada suaranya.

Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang
disampaikan mempunyai arti yang sangat berlawanan atau bermakna ganda. Bila dua buah
pesan disampaikan sekaligus, akan muncul gangguan dalam arus komunikasi. Masalah serupa
juga akan muncul bila suatu pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup
panjang. Orang terakhir yang menerima pesan kemungkinan hanya dapat menangkap sebagian
kecil saja dari orang pertama atau bahkan pesan yang disampiakan bisa jadi bertentangan
dengan pesan aslinya.

c. Masalah dalam menerima suatu pesan

Ketika menerima suatu pesan, masih terdapat permasalahan-permasalah atau gangguan-


gangguan dalam menerima suatu pesan. Masalah atau gangguan yang muncul dalam
penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara pengelihatan dengan suara,
kursi yang tidak nyaman sehingga mengganggu konsentrasi penerima pesan. Sebagai contoh
seorang siswa sedang membaca buku di ruang kelas, tiba-tiba ada beberapa siswa lain lewat
didepan dengan suara gaduh dan berisik.

Contoh lain ketika anda sebagai mengikuti upacara bendera setiap hari senin, waktu
pembacaan pidato oleh Pembina upacara tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga para
peserta upacara lari berhamburan mencari tempat teduh. Kejadian tersebut tentunya akan
menjadikan seorang penerima pesan sulit untuk berkonsentrasi untuk menerima pesat
tersebut.

Dalam beberapa kasus tersebut, gangguan atau masalah penerima pesan dapat muncul
berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan. Misalnya pendengar yang kurang baik,
pengelihatan yang mulai kabur, atau bahkan sakit kepala. Meskipun tidak menghambat jalur
komunikasi secara keseluruhan, tetapi hal-hal tersebut dapat mengurangi kesempurnaan
penerimaan pesan. Dari beberapa gangguan tersebut yang paling umum terjadi adalah
kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi seperti ketika berkomunikasi, pikiran
melayang atau memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan.
d. Masalah dalam menafsirkan pesan

Meskipun suatu pesan sering terjadi gangguan selama proses penyampaian pesan, masalah
terbesar terletak pada proses terakhir dalam penyampaian pesan yaitu ketika seseorang
sedangmenafsirkan suatu pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan. Gangguan- gangguan
yang terjadi dalam hal menafsirkan pesan yaitu seperti perbedaan latar belakang, arti kata –
kata yang bemakna banyak, dan pernayataan emosional dapat menimbulkan munculnya
kesalahpahaman antara pemberi pesan dengan penerimaan pesan.

Contoh sederhana saja ketika dua orang berasal dari daerah dengan latar belakang budaya yang
berbeda dan dialek/ logat yang berbeda. Orang pertama memiliki sifat bicara lembut atau
halus, sedangkan yang lain memliki sifat berbicara yang cenderung meninggi atau meledak-
ledak. Kalau masing-masing tidak mampu memahami latar belakang budaya pihak lain dengan
baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman antara mereka dalam berkomunikasi atau
menyampaikan pesan yang diakibatkan oleh kesalahan menafsirkan pesan.

· Perbedaan latar belakang

Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan pengirim pesan, komunikasi
menjadi semakin sulit. Perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi
ekonomi, latar belakang budaya, temperamen, kesehatan, dan sebagaianya dapat mempersulit
dan mengganggu proses komunikasi.

Secara umum, kemampuan untuk menyerap informasi bergantung pada pengalaman masa lalu
dan biasanya berlangsung lama. Oleh sebab itu, bila belajar sesuatu yang baru, seorang
cenderung untuk mencoba mencocokannya dengan pola yang telah ada. Jika informasi baru
tidak cicik, terdapat kecenderungan untuk mengubah dan bukannya menata kembali pola yang
ada.

Oleh sebab itu, bila seorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan
harapan yang serupa, apa yang ia katakana secara otomatis cocok dengan kerangka berpikir
orang lain tersebut. Bila menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda,
apa yang ia katakan mungkin akan ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda.

· Perbedaan penafsiran kata-kata.

Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa yang menggunakan kata-
kata sebagai symbol untuk menggambarkan suatu kenyataan. Karena latar belakang yang
berbeda, baik asal-usul daerah, budaya, pendidikan, usia, maupun yang lain. Dalam hal tersebut
akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda pula terhadap kata yang sama.
Sebagai contohnya, “apa itu Roti”. Namum dipikiran akan terlintas beraneka ragaman atau
beraneka macam jenis roti, apakah itu roti bolu, roti coklat, roti kering dan sebagainya.
Kemungkinan penerima pesan yang lain juga akan memmahami pengertian roti dari sisi yang
laun, apakah dari rasanya, apakah roti manis, roti asin dan sebagainya.

· Perbedaan reaksi emosional.

Suatu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap
kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima
disuatu kondisi akan dapat membingukan dalam situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada
hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.

Setiap pesan paling tidak mencakup dua hal : (1) dalam artian “isi” (content) yang berkaitan
dengan subjek suatu pesan; dan (2) dalam artian “hubungan” (relationship), yang memberikan
sifat interaksi antara pengirim pesan dan penerima suatu pesan. Komunikasi dapat terganggu
bila penerima bereaksi secara negative dalam artian “isi” maupun “hubungan”. Sebagai salah
satu contoh seorang siswa ketika disuruh belajar oleh orang tuanya ketika waktunya bertepatan
dengan janjinya kepada pacarnya untuk nonton film bioskop. Perintah tersebut mungkin akan
membuat siswa tersebut merasa bete, kesal karena tidak dapat menonton film bioskop dengan
seorang pacar yang disayanginya. Dalam artian “isi”, siswa tersebut merasa harus melakukan
apa yang diperintakan oleh orang tuanya yaitu belajar. Meskipun dalam hal ini siswa sebagai
penerima pesan dapat memahami pesan dari orang tuanya dengan baik, komunikasi menjadi
terganggu karena reaksi emosional yang di tunjukkan oleh penerima pesan yaitu siswa.

Anda mungkin juga menyukai