Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PERCOBAAN LENSA TIPIS

1.1 Tujuan Percobaan

a. Menentukan jarak titik api lensa positif.


b. Menentukan jarak titik api lensa negatif.

1.2 Landasan Teori


Salah satu cara untuk menentukan jarak titik api lensa adalah mencari
besaran-besaran pada lensa kalua kita ketahui dengan indeks bias dari bahan
lensa dan jari-jari kelengkungan dari lensa, maka kita dapat menghitung jarak
focus tersebut dengan menggunakan rumus:

I 1 1
=( n−1 ) ( + )
f R1 R2

Dimana:

n = Indeks bias jarak lensa.

R1 + R2 = Jari-jari kelengkungan.

F = Jarak fokus lensa.

Tetapi metode ini sering tidak mudah dilaksanakan, untuk itu kita
menggunakan cara lain yaitu dengan menggunakan penggambaran oleh lensa
yang pada dasarnya menggunakan rumus:

I 1 1
= +
f B V

Dimana:

f = Jarak fokus lensa.

B = Jarak bayangan lensa ke lensa.

V = Jarak benda ke lensa.


Kemudian untuk lensa negatif menggunakan rumus:

1 1 1
= +
f ( X−S 1) S2

Keterangan:
X = Jarak kedua lensa
S1 = Jarak bayangan nyata (dari lensa positif dan lensa
negatif )
S2 = Jarak bayagan nyata dengan lensa negatif.

Di dalam suatu praktikum atau sebuah percobaan yang berhubungan


dengan pengukuran di sengaja atau tidak sengaja, di sadari atau tidak di sadari,
pengukuran dapat menyebabkan gangguan pada objek benda. Oleh sebab itu,
baik proses atau hasil pengukuran akan selalu mengandung ketidakpastian
pengukuran atau kesalahan, sebab yang di ukur adalah sesuatu yang sedang
terganggu. Dengan kata lain, sebuah hasill ukur sekaku mengandung
kesalahan atau ketidakpastian, maka hasil ukur tidak berupa nilai tunggal
melainkan berupa rentang nilai seperti dinyatakan oleh persamaan berikut ini:

x=( x 0 ± ∆ D) [ x ]
Dengan:
x = Besaran fisis yang di ukur
(x ˳ ± ∆ D) = Hasil ukur dan kesalahan relatif
[x] = Satuan besaran fisis x

Menghitung hasil ukur dan kesalahan relatif dapat menggunakan langkah-


langkah berikut:

1. Mencari nilai rata-rata


i=N

∑ xi
x́= i=1
N
Keterangan:
N = Jumlah data
xi = Data ke-i

2. Simpangan terhadap nilai rata-rata


di=xi−x́
Keterangan:
di = Simpangan terhadap nilai rata-rata
xi = Nilai data ke-i
x́=Nilai rata−rata

3. Simpangan rata-rata
i= N

∑ di
∆ D= i=1
N
Keterangan:
∆ D=simpangan rata−rata
N = jumlah data
di = simpangan terhadap nilai rata-rata

Maka bentuk hasil ukur dan kesalahan relatif dapat di nyatakan dalam

∆D
bentuk x=¿)[x] dengan Rn= × 100 %. Setelah mengetahui kesalahan
X
relatifnya kita dapat menggunakan aturan yang telah disepakati untuk mencari
banyaknya angka yang boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran
berulang. Aturan angka yang dapat dilaporkan dalam penkuruan berulang
adalah sebagai berikut:

 Kesalahan relatif 10% berhak atas dua angka di belakang koma.


 Kesalahan relatif 1% berhak atas tiga angka di belakang koma.
 Kesalahan relatif 0,1% berhak atas empat angka di belakang koma.
1.3 Alat – Alat.
a. Dua buah lensa negatif (-) dan positif (+).

Gambar 1.1 Lensa negatif dan Lensa positif.

b. Gambar anak panah sebagai benda.

Gambar 1.2 Anak panah sebagai benda.

c. Lampu sebagai sumber cahaya.


Gambar 1.3 Senter
(sumber: https://id.pngtree.com/freepng/flashlight-icon-in-cartoon-style_5097083.html)

d. Layar lengkap dengan kertas millimeter.

Gambar 1.4 Layar kosong dengan kertas millimeter.

e. Bangku optic beserta statip.

Gambar 1.5 Bangku optic beserta statip.

1.4 Jalannya Percobaan

1. Menggunakan jarak fokus lensa positif dengan menggunakan rumus:


I 1 1
= +
f B V

a. Letakkan benda dan lensa positif pada kedudukan tertentu catat


kedudukan ini.
b. Layar digeser sehingga memperoleh bayangan yang paling jelas
bayangan ini. diperoleh dengan menggeser layar dari pihak kiri ke
kanan.
c. Catat kedudukan dari benda.
d. Letakkan 1 sampai dengan 3 untuk kedudukan yang berbeda sesuai
dengan petunjuk asistensi.
2. Menentukan jarak fokus lensa negatif:
a. Dengan menggunakan lensa positif. Dibuat bayangan yang nyata dan
jelas.
b. Kedudukan bayangan ini dicatat, diusahakan agar bayangan tidak
terlalu besar.
c. Letakkan lensa negative diantara layar, dan kedudukan lensa negative
dicatat.
d. Layar digeser sehingga memperoleh bayangan yang nyata dan jelas
kedudukan layar dan jarak kedua lensa berbeda.
e. Lakukan poin 3 dan 4 untuk kedudukan lensa negative yang berbeda.
f. Dengan data tersebut, maka dapat dihitung dengan jarak titik api lensa
negatif yaitu:

I I I
= +
f ( X−S1 ) S 2

Dimana:

x = Jarak kedua lensa.


S1 = Jarak bayangan nyata. (dari lensa positif dan lensa negatif).
S2 = Jarak bayangan nyata dengan lensa negatif.
1.5 Data Hasil Percobaan

A. Lensa Positif

V B
No
(cm) (cm)
1 8 18
2 13 22
3 11 13
4 11,5 14,5
5 13,3 14,7
6 16 14
7 14,9 17,1
8 17 17
9 19 17
10 16,6 20,8

Tabel 1.1 Data Lensa Positif.

B. Lensa Negatif

X S1 S2
NO
(cm) (cm) (cm)
1 7,5 14,6 7,1
2 8,8 17,5 8,6
3 10,6 16,3 5,7
4 11,3 18,4 7,3
5 12,8 18,4 5,6
6 13,6 20 6,4
7 11,7 17,5 5,8
8 12 18,5 6,5
9 12,9 18,8 5,9
10 12,2 20,6 8,4

Tabel 1.2 Data Lensa Negatif.

1.6 Perhitungan Data Lensa Positif


 Mencari nilai V́ dan V

V V́ V −V́
No
(cm) (cm) (cm)
1 8 14,03 6,03
2 13 14,03 1,03
3 11 14,03 3,03
4 11,5 14,03 2,53
5 13,3 14,03 0,73
6 16 14,03 1,97
7 14,9 14,03 0,87
8 17 14,03 2,97
9 19 14,03 4,97
10 16,6 14,03 2,57
Jumla
140,3 140,3 26,7
h

Tabel 1.3 Hasil Percobaan Jarak Benda Ke Lensa Positif.

V́ =
∑ V = 140,3 =14,03 cm
n 10

∆V =
∑ (V −V́ ) = 26,7 =2,67 cm
n 10

 Mencari nilai B́ dan V

B B́ B - B́
No
(cm) (cm) (cm)
1 18 16,81 1,2
2 22 16,81 5,2
3 13 16,81 3,8
4 14,5 16,81 2,3
5 14,7 16,81 2,1
6 14 16,81 2,8
7 17,1 16,81 0,3
8 17 16,81 0,2
9 17 16,81 0,2
10 20,8 16,81 4,0
Jumla
168,1 168,1 22,1
h

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Jarak Bayangan Lensa Ke Lensa Positif.

B́=
∑ B = 1 68 , 1 =16 ,81 cm
n 10

∆ B=
∑ (B− B́)= 2 2 ,1 =2 , 21 cm
n 10

 Rumus untuk mencari titik fokus.

1 1 1 V́ + B́
= + =
f f B V́ . B́

V́ . B́ 14,03 x 16,81
f= = =7,64 c m
V́ + B́ 14,03+16,81

f V B V +B
= + +
f V́ B́ V́ + B́

2,67 2,21 2,67+2,21


¿ + +
14,03 16,81 14,03+16.81

¿ 0,19+0,13+ 0,16

¿ 0,48 cm

f
f =f .
f

¿ 7,64 x 0,4 8

¿ 3,67 cm

 Menentukan kesalahan relative (Rn)


Rn = 0,48 x 100% = 48%

F = (F ± F) cm

= (7,640 ± 0,48) cm dengan Rn = 48%

1.7 Perhitungan Data Lensa Negatif


 Mencari nilai X́ dan X

X X́ (X – X́ )
No
(cm) (cm) (cm)
1 7,5 11,34 3,8
2 8,8 11,34 2,5
3 10,6 11,34 0,7
4 11,3 11,34 0,0
5 12,8 11,34 1,5
6 13,6 11,34 2,3
7 11,7 11,34 0,4
8 12 11,34 0,7
9 12,9 11,34 1,6
10 12,2 11,34 0,9
 113,4 113,4 14,3

Tabel 1.5 Hasil Perhitungan Jarak Kedua Lensa.

X́ =
∑ X = 113 , 4 =11 , 3 4 cm
n 10

∆ X=
∑ ( X− X́ ) = 14 , 3 =1 , 43 cm
n 10

 Mencari nilai S1 dan  S1

S1 S1 ( S1−S1 )
No
(cm) (cm) (cm)
1 14,5 18,08 3,5
2 17,5 18,08 0,6
3 16,3 18,08 1,8
4 18,6 18,08 0,5
5 18,4 18,08 0,3
6 20 18,08 1,9
7 17,5 18,08 0,6
8 18,5 18,08 0,4
9 18,8 18,08 0,7
10 20,6 18,08 2,5
 180,8 180,8 12,8

Tabel 1.6 Hasil Perhitungan Jarak Bayangan Nyata dengan Lensa Positif.

Ś1=
∑ S1 = 180 , 8 =1 8 , 0 8 cm
n 10

∆ S1 =
∑ (S 1− Ś1 ) = 12 , 8 =1 ,28 cm
n 10

 Mencari nilai S2 dan  S2

S2 S2 ( S2−S 2)
No
(cm) (cm) (cm)
1 7,1 6,73 0,4
2 8,6 6,73 1,9
3 5,7 6,73 1,0
4 7,3 6,73 0,6
5 5,6 6,73 1,1
6 6,4 6,73 0,3
7 5,8 6,73 0,9
8 6,5 6,73 0,2
9 5,9 6,73 0,8
10 8,4 6,73 1,7
 67,3 67,3 9,0

Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Jarak Bayangan Nyata dengan Lensa Negatif

Ś2=
∑ S2 = 67 , 3 =6 , 7 3 cm
n 10

∆ S2 =
∑ (S 2− Ś2 ) = 9 ,0 =0 , 90 cm
n 10

 Rumus untuk mencari titik fokus.


1 1 1 ( X −S1 ) + S2
= + =
f ( x−S 1) S 2 ( x−S 1 ) Ś 2

( x́−S´1 ) Ś 2 ( 11,34−18,08 ) 6,73 −45,36


f= = = =0,749 cm
( x́− Ś1 ) + S 2 ( 11,34−18,08 ) +67,3 60,56
F ( x́− Ś1 ) ( S´2 ) ( Ś 2+ x́−S´1 )
= + +
F ( x́− Ś1 ) S´2 ( Ś 2+ x́−S´1 )

0,15 0,90 1,05


¿ + +
6,74 6,73 1,01
¿ 0 , 49 cm

f
f =f .
f
¿ 0,749 x 0 , 49
¿ 0 , 367 cm
 Menentukan kesalahan relative (Rn)
F
Rn= x 100 %=0 , 49 x 100 %=49 %
F
F=( F ± F ) cm
F=( 0,749 ± 0 , 49 ) cmdengan Rn=49 %

1.8 Kesimpulan

1. Hasil Akhir Percobaan Lensa Positif


F=( 7,640 ±0,48 ) cm dengan Rn = 48%
Jadi Rn 0,49 memenuhi syarat
2. Hasil Akhir Percobaan Lensa Negatif
F=( 0 , 749± 0,49 ) cm dengan Rn = 49%
Jadi Rn 0,49 memenuhi syarat
3. Kesalahan yang terjadi karena kurangnya ketelitian dalam menenmpatkan
angka-angka pada penulisan

1.9 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
lebih serius dan teliti di bawah pengarahan para asisten, selain itu juga harus
memahami materi yang akan dipraktikkan agar diperoleh hasil yang baik.

Daftar Pustaka

 Petunjuk Praktikum Fisika Dasar Universitas Islam Malang.


 College Loan Consolidation . 2014. Ketidakpastian pengukuran.
(sumber: http://fisikazone.com/ketidakpastian-pengukuran/).
 Gambar Senter
(sumber: https://id.pngtree.com/freepng/flashlight-icon-in-cartoon-style_5097083.html).
LAMPIRAN

Gambar 1. Pelaksanaan Praktikum.


Gambar 1. Pelaksanaan Praktikum.

Anda mungkin juga menyukai