Anda di halaman 1dari 4

Menkes Ingatkan Pentingnya Vaksin: Campak dan Rubella Tak Ada

Obatnya

Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek mengingatkan penyakit campak dan rubella tidak ada
obatnya bila sudah terjangkit. Oleh karena itu imunisasi Vaksin Measles Rubella (MR) harus
dilakukan meskipun status kehalalan vaksin tersebut masih diuji oleh MUI.
“Saya mengingatkan kalau terkena penyakit ini tidak ada pengobatannya. Kita hanya mencoba
meningkatkan supaya gejala berkurang,” ujar Nila di Kantor KemenkoPMK, Jakarta Pusat,
Minggu (5/8).
Nila mengatakan, penyakit campak (measels) dan rubella bila sudah terkena anak-anak akan
mematikan. Menggunakan vaksin adalah satu-satunya cara untuk menghindari kedua penyakit
tersebut.
“Seperti campak, misalnya penderita gizinya turun saja itu sulit sekali. Kita upayakan tidak
terjadi kematian. Dengan terkena penyakit tersebut bayi yang lahir ini akan cacat dengan
ketulian, kebutaan, jantung yang bocor,” ujar Nila.
Jadi meskipun belum ada kepastian dengan status kehalalan dari vaksin MR, ia berharap bahwa
masyarakat tidak berhenti untuk imunisasi. Masyarakat tidak perlu khawatir, sebab, meski ada
kandungan tidak halal, imunisasi tetap bisa dilakukan.
Nila beralasaan ada fatwa MUI yang memperbolehkan menggunakan vaksin itu, bila tidak ada
alternatif lain untuk mencegah penyakit.
Baca Juga :

 Kemenkes Tunda Imunisasi Rubella Bagi Umat Muslim Hingga Dihalalkan


 MUI Desak Kemenkes Ajukan Sertifikasi Halal Vaksin Rubella
 Percepat Sertifikasi Halal Vaksin MR, Kemenkes Lanjutkan Imunisasi

“Walaupun nanti ada komponen yang bersinggungan, MUI menyadari ini kepentingan
kesehatan. Oleh karena itu memang tetap bisa. Karena menurut (fatwa MUI) nomor 4 tahun 2016
itu dikatakan jika ini memang dalam arti mubah, artinya tidak ada alternatif lain ini
diperbolehkan dan ini darurat,” ujar Nila.
Sebelumnya, MUI telah mengirimkan surat ke Kementerian Kesehatan untuk meluruskan isu
yang beredar, yang menyebut MUI sudah memberi sertifikasi halal terhadap vaksin MR. Surat
itu dikirim pada 25 Juli 2018, dan ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin.
Program imunisasi MR menuai polemik lantaran vaksin yang digunakan belum mendapatkan
sertifikasi halal dari MUI. Dalam pertemuan tersebut, pihak MUI menjelaskan sesuai Fatwa
Nomor 4/2016, imunisasi sebenarnya boleh dilakukan asal menggunakan vaksin yang halal dan
suci.
Namun, penggunaan vaksin berbahan haram atau najis bisa dilakukan asalkan sedang dalam
kondisi darurat, belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci, serta ada keterangan tenaga
medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal.

Sumber: https://kumparan.com/@kumparannews/menkes-ingatkan-pentingnya-vaksin-campak-
dan-rubella-tak-ada-obatnya-1533295225512257817
Grid.ID - Sejumlah Pemerintah Daerah (Pemda) masih menunda
pemberian imunisasi Measles Rubella (MR).

Ditundanya imunisasi ini karena belum adanya stempel Halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek sangat menggalakkan


kampanye imunisasi MR.

Ia juga mengungkap bahayanya jika imunisasi ini tak dilakukan oleh pemerintah.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, Sabtu (4/8), berikut risikonya jika
MR tak dilakukan.

1. Campak dapat sebabkan kematian, imunisasi MR bisa mencegahnya

Imunisasi MR merupakan hal yang penting untuk memberi perlindungan tubuh (kekebalan fisik)
dari dua penyakit bahaya, Rubella dan Campak.

''Campak bisa berdampak hingga kematian. Masih banyak daerah di Indonesia yang melaporkan
kasus Campak,'' tutur Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat meninjau pelaksanaan kampanye
imunisasi Measles Rubella (MR) di MTs Negeri 1 Makassar, Rabu sore (1/8) lalu seperti dikutip
dari Bangka Pos.

Menurut data Kementrian Kesehatan selama tahun 2010-2017 mencatat 27.834 kasus Campak
terjadi di Indonesia.

Menkes mengungkapkan gejala Campak dapat terlihat jelas, misalnya pasien mengalami demam
tinggi, mata memerah disertai timbulnya infeksi sehingga kelopak mata melekat tak mau terbuka
lagi.

Pasien dapat mengalami gangguan penglihatan bahkan menjadi buta jika selamat.

2. Rubella sebabkan kelainan pada anak

Masalah Campak belum selesai, kali ini ada satu lagi penyakit lainnya yakni Rubella.

Rubella punya dampak luar biasa yang bisa menginfeksi anak dan remaja yang rentan.
Data Kementerian Kesehatan pada 2013-2017 mencatat sejumlah 31.449 kasus Rubella telah
dilaporkan.

''Rubella bisa menyebabkan kelainan pada anak dan tidak bisa kita obati. Kita tidak bisa matikan
virus yang sudah masuk ke dalam tubuh,'' ungkap Menkes.

3. Rubella bisa menular dan menyebar

Menkes juga meluruskan anggapan salah di masyarakat jika anak laki-laki tidak bisa terinfeksi
Rubella.

Padahal Rubella bisa menyerang siapa saja dengan gejala yang tidak spesifik (tidak jelas).

''Itu salah besar. Baik anak laki-laki maupun perempuan bisa terkena Rubella'', kata Menkes.

Parahnya Rubella bisa menyebar dan menular, lebih gawat lagi jika ibu hamil terserang penyakit
ini.

Infeksi rubella pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan permanen pada
bayi yang dilahirkan atau dikenal dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS).

''Kalau kebetulan anak yang sakit Rubella ini dekat dengan ibu hamil, apalagi terkenanya di
trimester pertama atau saat janin terbentuk, gejalanya juga tidak spesifik. Mungkin hanya demam
ringan, padahal itu Rubella, anak yang dikandungnya bisa terlahir dengan kecacatan.'' tambah
Menkes.

4. Tuli, Buta dan Kelainan Jantung

Rubella bisa menyebabkan ketulian, kebutaan/gangguan penglihatan serta kelainan jantung.

''Dampak dari Rubella ini sangat luar biasa. Saya kira kita harus memikirkan dampak dan akibat
yang terkena apabila kita menolak imunisasi'', ujar Menkes.

5. Solusi dari MUI mengenai imunisasi MR

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin memastikan pihaknya sedang membahas
mengenai pro kontra vaksin MR.

"Kami sedang membicarakannya. Insya Allah tidak ada masalah krusial soal itu," ujar Ma'ruf
saat dijumpai di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
MUI menurut Ma'ruf saat ini sedang memberikan vaksin tersebut dengan label Halal.

Meski demikian, Ma'ruf mengatakan bahwa meskipun belum diberikan label halal, sebuah obat
atau vaksin tetap dapat digunakan masyarakat dengan metode yang lain.

"Kalau ada obat, vaksin, tapi dia tidak halal, tapi tidak ada yang lain lagi dan itu diperlukan, kan
ada caranya untuk tetap bisa digunakan," ujar Ma'ruf.

Saat ini pihaknya dan Kementrian Kesehatan sedang mencari jalan keluar mengenai pro
kontra vaksin MR.(*)

Source : Kementerian Kesehatan, angka pos


Penulis : Seto Ajinugroho
Editor : Seto Ajinugroho
http://www.grid.id/amp/04911826/jangan-tolak-imunisasi-measles-rubella-
Sumber:
karena-risikonya-bisa-fatal

Anda mungkin juga menyukai