Anda di halaman 1dari 17

KEBUTUHAN FISIK

BAB 1
Pembukaan
1.1 .Latar  Belakang

Kebutuhan Fisik manusia merupakan fokus dalam asuhan kesehatan. Bagi pasien
yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa
kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu.  Kebutuhan dasar  manusia dibagi menjadi
kebutuhan fisik, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena
merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi  nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi,
kegiatan seksual, oleh karena itu tenaga medis khususnya kebidanan harus memiliki
kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan
memantau dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan
aktifitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan Fisik.

1.2. Tujuan Umum


Makalah ini dibuat untuk mengetahui  kebutuhan fisik secara umum.
1.3. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kebutuhan fisik secara khusus, meliputi : Kebutuhan oksigen, nutrisi,
cairan dan elektrolit, eliminasi, istirahat dan tidur, dll

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1  Kebutuhan Oksigenisasi

Kebutuhan oksigenisasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang


merupakan kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenisasi ditujukanuntuk
menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan
aktivitas untuk berbagai organ atau sel.
Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan Kebutuhan Oksigenisasi yaituSistem
Pernapasan yang terdiri atas :

1)      Saluran pernapasan bagian atas


             Terdiri atas hidung, faring dan epitologis. Saluran ini berfungsi dalam menyaring,
menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup.
 2)      Saluran pernapasan bagian bawah
               Terdiri atas trachea, bronkus, segmen bronchi, dan bronchiolus. Saluran ini berfungsi
mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
 3)      Paru-paru
               Merupakan organ pertama dalam sistem pernapasan. Terletak di dalam rongga toraks
setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Terdiri atas dua bagian, yaitu paru-paru
kanan dan kiri. Berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1.      Ventilasi
              Merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.      Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
2.      Adanya kondisi jalan napas yang baik.
3.      Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
     2.      Difusi
            Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO 2dari
kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.      Luasnya permukaan paru-paru
2.      Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
3.      Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
4.      Afinitas gas
     3.      Transportasi
Merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Proses transportasi gas ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1.      Kardiak output
2.      Kondisi pembuluh darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi, yaitu :
1.      Saraf otonom
2.      Hormonal dan obat
3.      Alergi pada saluran napas
4.      Faktor perkembangan
5.      Faktor lingkungan
6.      Faktor prilaku
Gangguan/masalah dalam pemenuhan kebutuhan oksigenisasi, yaitu :
1.      Hipoksia
2.      Perubahan pola pernapasan
3.      Obstruksi jalan napas
4.      Pertukaran gas
Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigen, antara lain :
1.      Latihan napas
2.      Latihan batuk efektif
3.      Pemberian oksigen
4.      Fisioterapi dada
5.      Pengisapan lender

2.1.2     Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


       Pengaturan kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh diatur oleh :

1.      Ginjal
Fungsi ginjal yakni sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, dan
pengaturan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
2.      Kulit
Fungsi kulit berkaitan dengan proses pengaturan panas. Melalui kelenjar keringat suhu
dapat diturunkan dengan melepaskan air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter
sehari. Perangsangan kelenjar keringat dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu
lingkungan, dan melalui kondisi tubuh yang panas.
3.      Paru-paru
Fungsi paru-paru berkaitan dengan respons akibat perubahan frekuensi dan
kemampuan bernapas. Organ paru-paru menghasilkan Insensible water loss ± 400 ml/hari.
4.      Gastrointestinal
Berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari.
5.      Sistem endokrin (hormonal)
Mekanisme rasa haus dapat merangngsang pelepasan rennin. Mekanisme ini dikontrol
oleh sistem hormonal, yakni ADH (Anti Diuretik Hormon), aldosteron, prostaglandin, dan
glukokortikoid.

Cara pemindahan cairan, antara lain :


         Difusi (bercampurnya molekul-molekul dalam cairan,gas/zat padat secara acak).
         Osmosis (proses perpindahan pelarut murni melalui membrane semipermiabel).
         Transpor aktif (menerima/memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi).

Faktor yang berpengaruh dalam cairan, yaitu :


         Tekanan cairan
         Membran semipermiabel
Jenis-jenis cairan, antara lain :
         Cairan zat gizi (nutrien)
       Seperti karbohidrat dan air, asam amino, dan lemak.
         Blood volume expanders
       Seperti human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda.

Gangguan/masalah dalam pemenuhan Kebutuhan Cairan, yaitu :


         Dehidrasi (hipovolume)
         Overhidrasi (hipervolume)
Komposisi elektrolit dalam plasma adalah sebagai berikut :
  Natrium                : 135-145 m Eq/L
  Kalium                  : 3,5-5.3 m Eq/L
  Klorida                 : 100-106 m Eq/L
  Bikarbonat arteri            : 22-26 m Eq/L
  Bikarbonat vena  : 24-30 m Eq/L
  Kalsium                : 4-5 m Eq/L
  Magnesium          : 1.5-2.5 m Eq/L
  Fosfat                   : 2.5-4,5 mg/100 ml

Pengaturan elektrolit meliputi :
         Pengaturan keseimbangan natrium
         Pengaturan keseimbangan kalium
         Pengaturan keseimbangan kalsium
         Pengaturan keseimbangan magnesium
         Pengaturan keseimbangan klorida
         Pengaturan keseimbangan bikarbonat
         Pengaturan keseimbangan fosfat.
Jenis-jenis cairan elektrolit, antara lain :
  Cairan isotonic
  Cairan hipotonik
  Cairan hipertonik.
Gangguan/masalah dalam pemenuhan Kebutuhan Elektrolit, yaitu :

Hiponatremia, Hipernatremia, Hipokalemia, Hiperkalemia, Hipokalsemia, Hiperkalsemia,


Hipomagnesia, dan Hipermagnesia

2.1.3    Kebutuhan Nutrisi
Sala satu fungsi Nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit.
     Sistem yg berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan,
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.
Saluran pencernaan, terdiri dari :
1.      Mulut
Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui proses mengunyah.
Makanan akan dihancurkan sampai merata dengan bantuan enzim emilase yang akan
memecah amilun menjadi maltosa. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar saliva yang
menghasilkan saliva untuk mencerna hidrat arang, khususnya amilum dan melicinkan
bolus sehingga mudah ditelan.
2.      Faring dan esophagus
Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot
dengan panjang 20-25cm yang terletak di belakang trakhea dan di depan tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan
abdomen dan menyambung dengan lambung. Esofagus merupakan bagian yang
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang
berongga dengan panjang 2cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter.
3.      Lambung
Lambung memilik fungsi Motoris dan fungsi sekresi pencernaan, fungsi motoris
adalah menampung makanan, memecah makanan menjadi partikel kecil, dan
mencampurnya dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi
pepsinogen renin, dan lipase.

4.      Usus halus
Usus halus mencerna dan mengabsorpsi Chyme dari lambung. Zat makanan yang telah
halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi
besi, kalsium, dengan bantuan Vitamin D, A, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam
folat.

5.      Usus besar
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air(90%), elektrolit, Vitamin dan sedikit
glukosa.

Organ assesoris, terdiri dari :


  Hati
  Kantong empedu
  Pankreas
Zat gizi merupakan zat yang terdapat di dalam makanan, yang terdiri dari :

         Karbohidrat
         Lemak
         Protein
         Mineral
         Vitamin
         Air

Gangguan/masalah dalam pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, yaitu :


1.      Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan  yang melebihi 20% batas normal
berat badan seseorang. Obesitas terjadi karena adanya asupan kalori dari kebutuhan
normal dan diiringi dengan penurunan penggunaan kalori (kurang aktivitas).
2.      Malnutrisi
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler
atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah meskipun asupan makanannya cukup.

Faktor yang berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, yaitu :

1.   Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi

Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan nutrisi , antara lain :


1.        Pemberian nutrisi melalui oral (mulut)
2.      Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung

2.1.4.     Kebutuhan Eliminasi


Terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi
(kebutuhan buang air besar).
Kebutuhan eliminasi urine
Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine, adalah :
         Ginjal
         Kandung kremih
         Uretra
Komposisi urine :
§  Air (96%)
§  Larutan (4%)
a.       Larutan Organik (urea, amona, kreatin, dan asam urat)
b.      Larutan Anorganik (Na, Cl, K,SO4, Mg, NaCl, dan fosfor)
Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine, antara lain :

1.        Diet dan asupan


2.      Respons keinginan awal untuk berkremih
3.      Gaya hidup
4.      Stess psikologis
5.        Tingkat aktivitas
6.        Tingkat perkembangan
7.        Kondisi penyakit
8.      Sosiokultural
9.        Kebiasaan seseorang
10.    Tonus Otot
11.    Pembedahan
12.    Pengobatan
13.  Pemeriksaan diagnostic
Gangguan/masalah dalam pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urine, yaitu :
1.       Retensi Urine
2.        Inkontinensia urine
3.        Enuresis
4.        Perubahan pola eliminasi urine

Tindakan untuk mengatasi masalah eliminasi urine , antara lain:


1.      Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan
2.        Menolong buang air kecil dengan menggunakan urineal
3.        Melakukan kateterisasi

Gangguan/masalah dalam pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Alvi, yaitu :

1.        Konstipasi
2.        Diare
3.        Inkontinensia usus
4.        Kembung
5.      Hemorroid
6.       Fecal Impaction

Faktor yang mempengaruhi proses defekasi (BAB), yaitu :

a.       Usia
b.        Diet
c.         Asupan cairan
d.        Aktivitas
e.         Pengobatan
f.          Gaya hidup
g.         Penyakit
h.      Nyeri
i.           Kerusakan sensoris dan motoris

Tindakan untuk mengatasi masalah eliminasi urine , antara lain:


1.        Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2.        Membantu pasien buang air besar dengan menggunakan pispot
3.        Memberikan huknah rendah
4.        Memberikan huknah tinggi
5.        Memberikan gliserin
6.        Mengeluarkan feses dengan jari.

2.1.5.     Kebutuhan Istirahat dan Tidur


A. Pengertian istirahat
Istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras; suatu keadaan
untuk melepaskan lelah; bersantai untuk menyegarkan diri; atau suatu keadaan
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
Karakteristik istirahat menurut Narrow (1967)
1.      Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi.
2.      Merasa diterima.
3.      Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4.      Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
5.      Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
6.      Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.

B. Pengertian tidur
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan
oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 1986)

Tabel kebutuhan tidur manusia


Umur Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur
0        - 1 bulan Bayi Baru Lahir 14 – 18 jam/hari
1 - 18 bulan Masa Bayi 12 – 14 jam/hari
18 bln - 3 thn Masa Anak 11 – 12 jam/hari
3 - 6 tahun Masa Prasekolah 11 jam/hari
6 - 12 tahun Masa Sekolah 10 jam/hari
12 – 18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/hari
18 – 40 tahun Masa Dewasa 7 – 8 jam/hari
40 – 60 tahun Masa Muda Paruh Baya 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari

Fisiologi tidur
Merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme
serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur
dan bangun. Sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah BSR (bulbar synchronizing regional) dan RAS (reticular activating system).

Jenis-jenis tidur
1.      Tidur Nonrapid Eye Movement  (NREM)
Disebut juga tidur gelombang lambat (slow wave sleep). Ini disebabkan oleh
menurunnya kegiatan di dalam system pengaktifasi retikularis.
Ciri-ciri tidur nyenyak, adalah :
         Menyegarkan
         Tanpa mimpi (tidur dgn gelombang delta)
         Dalam keadaan istirahat penuh
         Tekanan darah menurun
         Frekuensi napas menurun
         Pergerakan bola mata melambat
         Metabolisme menurun

Tahapan tidur jenis NREM :


a.       Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur.
b.      Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
c.       Tahap III
Tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat.
d.      Tahap IV
Merupakan tahap tidur dalam.

2.      Tidur Rapid Eye Movement (REM)


Disebut juga tidur paradoks. Ini disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal
dari dalam otak, meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti.

Ciri-ciri tidur REM, yaitu :


1.      Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
2.      Lebih sulit dibangunkan.
3.       Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan
4.      Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5.      Terjadi beberapa gerakan otot perifer yang tidak teratur.
6.      Mata cepat tertututp dan terbuka.
7.      Nadi cepar dan irregular.
8.       Tekanan darah meningkat.
9.       Sekresi gaster mrningkat.
10.   Metabolisme meningkat.
Tidur ini penting untuk keseimbangan mental dan emosi, juga berperan dalam belajar,
memori, dan adaptasi.
            Fungsi dan tujuan tidur, antara lain :                    
        Menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.
         Menurunkan aktivitas stress pada paru-paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dll.
         Memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan antar susunan saraf.
        Memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.

            Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, yaitu :

1.      Penyakit
2.       Latihan dan kelelahan
3.      Stress psikologis
4.        Obat – obatan
5.         Nutrisi
6.      Lingkungan
7.        Motivasi

            Gangguan atau masalah kebutuhan tidur, antara lain :

1.      Insomnia
2.         Hipersomnia
3.         Parasomnia
4.         Enuresis
5.         Apnea tidur dan mendengkur
6.         Narkolepsi
7.         Mengigau
8.         Gangguan pola tidur secara umum.
2.1.6.     Kebutuhan Menghindari dari rasa nyeri
A. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun
emosional.

Klasifikasi nyeri

Secara umum, klasifikasi nyeri dibagi dua, yakni :


1)      Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi
enam bulan, serta ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot.

2)      Nyeri Kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.

Tabel perbedaan nyeri akut dan kronis


Karakteristik Nyeri Akut Nyeri kronis
Suatu situasi
Pengalaman Suatu kejadian
(status eksistensi)
Eksternal
Tdk diketahui
Sumber (penyakit dari
(pengobatan yg terlalu lama)
dalam)
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang,
dan terselubung
Lebih dari 6 bulan
Waktu Sampai 6 bulan
(sampai bertahun-tahun)
Daerah nyeri tdk Daerah nyeri sulit dibedakan
Pernyataan nyeri diketahui dengan intensitasnya, sehingga sulit
pasti dievaluasi
Pola respons yg Pola respons yg bervariasi
Gejala-gejala klinis khas dgn gejala yg dgn sedikit-gejala-gejala
lebih jelas (adaptasi)
Berlangsung terus, sehingga
Pola Terbatas
dapat bervariasi
Biasanya berkurang
Penderitaan meningkat
Perjalanan setelah beberapa
setelah beberapa saat
saat
Sumber : Long 1989

            Jenis-jenis stimulus nyeri, diantaranya :


1.         Trauma pada jaringan tubuh
2.         Gangguan pada jaringan tubuh
3.         Tumor
4.         Iskemia pada jaringan
5.         Spasme otot

Teori tentang terjadiinya rangsangan nyeri, diantaranya :


a.         Teori pemisahan
b.         Teori Pola
c.          Teori Pengendalian Gerbang
d.         Teori Transmisi dan Inhibisi

Faktor yang mempengaruhi nyeri, antara lain :


1.         Arti nyeri
2.         Persepsi nyeri
3.        Toleransi nyeri
4.         Reaksi terhadap nyeri

2.1.7.     Kebutuhan Melaksanakan aktivitas/kegiatan


Kebutuhan akan kegiatan contohnya adalah bergerak, yang merupakan salah satu ciri-ciri
dari makhluk hidup.

2.1.8.     Kebutuhan Stimulasi


Kebutuhan stimulasi meliputi berbagai kegiatan yang merangsang semua indera
(pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), merangsang gerakan kasar dan
halus, berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir, dan berkreasi. Kebutuhan
stimulasi bermain sejak dini akan besar pengaruhnya pada berbagai kecerdasan anak
(multipel inteligen).
2.1.9 Kebutuhan seksualitas
Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara
pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi, sehingga terjadi sebuah
hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut.
Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui
tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan
perbendaharaan kata.
Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep,
kontruksi sosial terhadap nilai, orientasi, dan perilaku yang berkaitan dengan seks.

DAFTAR PUSTAKA
Musrifatul, A. Azis Alimul, (2009), Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
http://health.okezone.com/read/2012/06/01/482/640000/3-kebutuhan-optimalisasi-tumbuh-
kembang-bayi-balita
http://rosiana-nuka.blogspot.com/2011/03/kebutuhan-seksualitas.html

Anda mungkin juga menyukai