Anda di halaman 1dari 22

ADAPTASI KEBIASAAN BARU

PELAYANAN GIZI DALAM RANGKA NEW NORMAL

PELAYANAN GIZI IBU HAMIL


1. Pelayanan TTD ibu Hamil
A. Pelayanan di Puskesmas (di dalam gedung)
a. Bagi Petugas Kesehatan :
1) Lakukan pelayanan di fasyankes berdasarkan perjanjian
2) Tetapkan jadwal dan alur khusus bagi ibu hamil yang akan berkunjung
ke Poli di Puskesmas untuk menghindari penumpukan klien di ruang
tunggu serta mempersingkat waktu tunggu klien.
3) Lakukan prinsip pencegahan infeksi saat pemeriksaan kehamilan di
Fasyankes.
4) Lakukan pelayanan klinis medis dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas kesehatan dalam kndisi sehat
b) Gunakan masker selamam memberikan pelayanan kesehatan
c) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
e) Jaga jarak antara petugas dengan ibu hamil saat memberikan
pelayanan kesehatan selama berada di ruang pemeriksaan
f) Berikan Tablet Tambah Darah (TTD) Ibu hamil sebanyak 30 tablet
5) Ingatkan ibu hamil untuk mencatat TTD yang dikonsumsi, baik TTD
program maupun TTD mandiri di kartu kontrol minum TTD, di buku KIA
atau dicatat secara manual untuk dilaporkan ke bidan/ tenaga gizi
setelah keadaan menjadi normal.
6) Tingkatkan edukasi kepada masyarakat terkait risiko anemia,
pentingnya konsumsi gizi seimbang dan kepatuhan minum TTD bagi ibu
hamil.
7) Lakukan janji temu dengan ibu hamil untuk kunjungan selanjutnya

b. Bagi Ibu Hamil


1) Pastikan ibu hamil dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 70% selama berada di Puskesmas.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di ruang pemeriksaan
pada saat menerima pelayanan kesehatan dan pada saat mengantri.
5) Catat TTD yang dikonsumsi, baik TTD program maupun TTD mandiri di
kartu kontrol minum TTD, di buku KIA atau dicatat secara manual untuk
dilaporkan ke bidan/ tenaga gizi.

2. Pelayanan di Luar Gedung


a. Bagi Petugas Kesehatan :

1) Lakukan pemetaan sasaran


2) Hitung kebutuhan TTD untuk ibu hamil
3) Buat jadwal kunjungan rumah
4) Kunjungan rumah diprioritaskan untuk ibu hamil yang berisiko anemia
dan belum mendapatkan TTD.
5) Lakukan pelayanan klinis medis dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan APD sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum memegang pasien, berganti pasien dan sesudah
memegang pasien.
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak ruang pemeriksaan
pada saat memberikan pelayanan kesehatan
f) Berikan Tablet Tambah darah Ibu hamil sebanyak 30 tablet
6) Lakukan konseling untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam
mengonsumsi TTD, dengan memperhatikan prosedur pencegahan
infeksi.
7) TTD dapat diperoleh melalui:
a) Bidan desa atau tenaga pengelola gizi melalui Fasyankes atau
kunjungan rumah. Jika tidak dapat ke bidan, ibu hamil dapat meminta
keluarga untuk membantu memperoleh TTD pada bidan desa atau
tenaga gizi.
b) Konsumsi TTD mandiri (dengan kandungan zat besi dan asam folat
sekurang- kurangnya setara dengan 60 mg besi elemental dalam
bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat dan
Asam Folat 0.4 mg).
8) Ingatkan ibu hamil untuk mencatat TTD yang dikonsumsi, baik TTD
program maupun TTD mandiri di kartu kontrol minum TTD, di buku KIA
atau dicatat secara manual untuk dilaporkan ke bidan/ tenaga gizi
setelah keadaan menjadi normal.
9) Tingkatkan edukasi kepada ibu hamil terkait risiko anemia, pentingnya
konsumsi gizi seimbang dan kepatuhan minum TTD bagi ibu hamil.
10) Lakukan supervisi suportif kepada bidan desa dan kader dengan
menggunakan sambungan telpon, SMS, aplikasi chat atau media daring
lainnya.

b. Bagi Ibu hamil

1) Pastikan ibu hamil dalam kondisi sehat


2) Gunakan masker pada saat mendapatkan pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah di berikan pelayanan kesehatan
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak dengan petugas
kesehatan
5) Tablet Tambah Darah yang didapatkan cuci dahulu kemasannya
kemudian pindahkan kedalam wadah yang bersih
6) Catat TTD yang dikonsumsi, baik TTD program maupun TTD mandiri di
kartu kontrol minum TTD, di buku KIA atau dicatat secara manual untuk
dilaporkan ke bidan/ tenaga gizi.

A. Pemberian Makanan Tambahan (MT) ibu hamil


1. Pelayanan di Puskesmas (di dalam gedung)
a. Bagi Petugas Kesehatan:
1) Identifikasi ibu hamil dengan masalah gizi. ibu hamil KEK dan anemia
menjadi kelompok prioritas. Data dapat diperoleh dari kohort ibu atau
laporan bulanan kasus ibu hamil KEK dan anemia by name by
address.
2) Lakukan pelayanan di fasyankes berdasarkan perjanjian
3) Lakukan pelayanan dengan menerapkan protokol pencegahan
penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker selamam memberikan pelayanan kesehatan
c) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
e) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi
f) Jaga jarak antara petugas dengan ibu hamil saat memberikan
pelayanan kesehatan selama berada di ruang pemeriksaan
4) Pemberian MT dilakukan sesuai Petunjuk Teknis Makanan Tambahan
Balita dan ibu hamil Kemenkes 2019
Kandungan Zat gizi MT Ibu hamil:
a) Ibu hamil trimester I menadapatkan PMT pabrikan maupun Lokal
yang mengandung mengandung minimum 180 kalori, minimum 4
gram protein, minimum 6 gram lemak
b) Ibu hamil trimester II dan III menadapatkan PMT pabrikan maupun
Lokal yang mengandung mengandung minimum 270 kalori,
minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak
c) MT Pabrikan minimal diperkaya oleh 11 Vitamin (A, D E, B1, B2,
B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng,Iodium, Fosfor, Selenium).
5) Pemberian MT bada Ibu hamil bermasah gizi dengan jangka waktu
pemberian 3 ( tiga bulan)
a) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per
hari.
b) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit
lapis per hari. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping
6) Berikan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil KEK dan atau
anemia tentang konsumsi MT, gizi seimbang dan mengingatkan ibu
untuk melakukan pencatatan harian konsumsi MT
7) Bentuk kelompok ibu hamil secara daring bersama
kader,bidan,Tenaga Gizi
8) Tenaga gizi puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan
distribusi MT yang mengacu pada Juknis Makanan Tambahan Balita
dan ibu hamil (2019) dengan aplikasi e-PPGBM.
9) Lakukan pemantauan pemambahan berat badan ibu oleh petugas (
Tenaga Pelaksana Gizi, bidan desa atau kader)

b. Bagi ibu hamil/keluarga


1) Pastikan ibu hamil dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 70% selama berada di Puskesmas.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di ruang pemeriksaan
pada saat menerima pelayanan kesehatan dan pada saat mengantri.

2. Pelayanan di Posyandu (di luar gedung)


a. Bagi Petugas Kesehatan
1) Identifikasi ibu hamil dengan masalah gizi, khususnya ibu hamil KEK
dan anemia ( HB < 11 gr/dl) sebagai kelompok prioritas. Data dapat
diperoleh dari buku KIA, atau hasil pemriksaan ibu hamil di Posyandu
2) Buat perjanian kunjungan ke posyandu dengan ibu hamil/keluarga
3) Lakukan pelayanan di Posyandu sesuai hari posyadu
4) Lakukan pelayanan dengan menerapkan protokol pencegahan
penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker selamam memberikan pelayanan di posyandu
c) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
e) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi
f) Jaga jarak antara petugas dengan ibu hamil saat memberikan
pelayanan di posyandu
5) Pemberian MT dilakukan sesuai Petunjuk Teknis Makanan Tambahan
Balita dan ibu hamil Kemenkes 2019
6) Kandungan Zat gizi MT Ibu hamil:
a) Ibu hamil trimester I menadapatkan PMT pabrikan maupun Lokal
yang mengandung mengandung minimum 180 kalori, minimum 4
gram protein, minimum 6 gram lemak
b) Ibu hamil trimester II dan III menadapatkan PMT pabrikan maupun
Lokal yang mengandung mengandung minimum 270 kalori,
minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak
c) MT Pabrikan minimal diperkaya oleh 11 Vitamin (A, D E, B1, B2,
B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng,Iodium, Fosfor, Selenium).
7) Pemberian MT bada Ibu hamil bermasah gizi dengan jangka waktu
pemberian 3 ( tiga bulan)
a) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per
hari.
b) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit
lapis per hari. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping
8) Berikan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil KEK dan atau
anemia tentang konsumsi MT, gizi seimbang dan mengingatkan ibu
untuk melakukan pencatatan harian konsumsi MT
9) Bentuk kelompok ibu hamil secara daring bersama kader,bidan,Tenaga
Gizi
10) Lakukan pemantauan pemambahan berat badan ibu
11) lakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT yang mengacu pada
Juknis Makanan Tambahan Balita dan ibu hamil (2019) dengan
aplikasi e-PPGBM.
b. Bagi Kader
1) Identifikasi ibu hamil dengan masalah gizi, khususnya ibu hamil KEK
dan anemia ( HB < 11 gr/dl) sebagai kelompok prioritas. Data dapat
diperoleh dari buku KIA, atau hasil pemriksaan ibu hamil di Posyandu
2) Buat perjanian kunjungan ke posyandu dengan ibu hamil/keluarga
3) Lakukan pelayanan di Posyandu sesuai hari posyadu
4) Lakukan pelayanan dengan menerapkan protokol pencegahan
penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker selamam memberikan pelayanan di posyandu
c) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
e) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi
f) Jaga jarak antara petugas/kader dengan ibu hamil saat
memberikan pelayanan di posyandu
5) Pemberian MT dilakukan sesuai Petunjuk Teknis Makanan Tambahan
Balita dan ibu hamil Kemenkes 2019
6) Kandungan Zat gizi MT Ibu hamil:
d) Ibu hamil trimester I menadapatkan PMT pabrikan maupun Lokal
yang mengandung mengandung minimum 180 kalori, minimum 4
gram protein, minimum 6 gram lemak
e) Ibu hamil trimester II dan III menadapatkan PMT pabrikan maupun
Lokal yang mengandung mengandung minimum 270 kalori,
minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak
f) MT Pabrikan minimal diperkaya oleh 11 Vitamin (A, D E, B1, B2,
B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng,Iodium, Fosfor, Selenium).
7) Pemberian MT bada Ibu hamil bermasah gizi dengan jangka waktu
pemberian 3 ( tiga bulan)
c) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per
hari.
d) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit
lapis per hari. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping
8) Berikan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil KEK dan atau
anemia tentang konsumsi MT, gizi seimbang dan mengingatkan ibu
untuk melakukan pencatatan harian konsumsi MT
9) Bentuk kelompok ibu hamil secara daring bersama
kader,bidan,Tenaga Gizi
10) lakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT yang mengacu pada
Juknis Makanan Tambahan Balita dan ibu hamil (2019) dengan
aplikasi e-PPGBM.

c. Ibu hamil/keluarga
1) Pastikan ibu hamil dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 70% selama berada di Posyandu.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di ruang pemeriksaan
pada saat menerima pelayanan dan pada saat mengantri.
3. Kunjungan Rumah
a. Identifikasi ibu hamil dengan masalah gizi, khususnya ibu hamil KEK dan
anemia (HB < 11 gr/dl) yang belum mendapatkan PMT di Puskesmas atau
di Posyandu
b. Buat perjanian kunjungan ke rumah dengan ibu hamil/keluarga
c. Lakukan kunjungan rumah
d. Lakukan pelayanan dengan menerapkan protokol pencegahan penularan
Covid-19:
1) Pastikan petugas/kader dalam kodisi sehat
2) Gunakan masker selama memberikan pelayanan
3) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
4) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
5) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi
6) Jaga jarak antara petugas/kader dengan ibu hamil saat memberikan
pelayanan
e. Pemberian MT dilakukan sesuai Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita
dan ibu hamil Kemenkes 2019
f. Kandungan Zat gizi MT Ibu hamil:
1) Ibu hamil trimester I menadapatkan PMT pabrikan maupun Lokal yang
mengandung mengandung minimum 180 kalori, minimum 4 gram
protein, minimum 6 gram lemak
2) Ibu hamil trimester II dan III menadapatkan PMT pabrikan maupun Lokal
yang mengandung mengandung minimum 270 kalori, minimum 6 gram
protein, minimum 12 gram lemak
3) MT Pabrikan minimal diperkaya oleh 11 Vitamin (A, D E, B1, B2, B3,
B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng,Iodium, Fosfor, Selenium).
g. Pemberian MT bada Ibu hamil bermasah gizi dengan jangka waktu
pemberian 3 ( tiga bulan)
1) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per hari.
2) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit lapis per
hari. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping
h. Berikan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil KEK dan atau anemia
tentang konsumsi MT, gizi seimbang dan mengingatkan ibu untuk
melakukan pencatatan harian konsumsi MT
i. Lakukan pemantauan pemambahan berat badan ibu oleh petugas ( Tenaga
Pelaksana Gizi, bidan desa atau kader)
j. Petugas kesehatan/Kader melakukan pencatatan dan pelaporan distribusi
MT yang mengacu pada Juknis Makanan Tambahan Balita dan ibu hamil
(2019) dengan aplikasi e-PPGBM.

PELAYANAN GIZI BALITA


A. Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Langkang-langkah konseling PMBA Di Puskesmas ( dalam Gedung), Di Posyandu
(luar Gedung) dan saat Kunjungan rumah
a. Bagi Petugas Kesehatan/ Kader Terlatih
1) Lakukan janji temu dengan ibu / pengasuh
2) Lakukan kajian/assessment untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu
melalui telepon/aplikasi chat terkait:
a) Riwayat Kehamilan
b) Kondisi Kesehatan Anak
c) Data pertumbuhan balita
d) Riwayat menyusui
e) Riwayat pemberian makanan
f) Kebersihan
3) Lakukan analisa dari masalah yang dihadapi dan menyiapkan bantuan
praktis untuk diberikan baik di Puskesmas, di Posyandu, kunjungan rumah,
atau melalui telepon, SMS dan aplikasi chat.
4) Buat kesepakatan waktu kunjungan.
5) Lakukan konseling dengan menerapkan protokol pencegahan penularan
Covid-19 :
a) Pastikan petugas dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker selamam memberikan pelayanan kesehatan
c) Gunakan pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer
e) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi
f) Jaga jarak antara petugas dengan klien saat memberikan pelayanan
kesehatan selama berada di ruang pemeriksaan
6) Gunakan alat bantu konseling ( leaflet, lembar balik)
7) Berikan informasi yang relevan satu atau dua saran, jika memberikan
bantuan praktis lakukan dalam waktu singkat, hindari banyak bicara.
a) Praktik IMD setelah bayi lahir dan pemberian ASI eksklusif pada enam
bulan pertama kelahiran.
b) Pemberian MP-ASI harus diberikan dengan cara yg benar dan
memenuhi 4 syarat yaitu:
• Tepat waktu, MP-ASI diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan,
dimana ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
• Adekuat, MP-ASI mampu memenuhi kecukupan energi, protein,
mikronutrien untuk mencapai tumbuh kembang optimal seorang
anak dengan mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi,
konsistensi/tekstur, dan variasi makanan.
• Aman, MP-ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higenis,
diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih.
• MP ASI diberikan dengan cara yang benar (terjadwal, prosedur
yang tepat, dan lingkungan yang mendukung
• MP-ASI sebaiknya diambil dari makanan keluarga dengan
memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral terutama zat besi, serta membatasi penambahan gula
dan garam.
• Perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain penggunaan air bersih,
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
pada waktu-waktu penting seperti sebelum dan sesudah
menyiapkan makan keluarga, serta sebelum dan sesudah
memegang, menyuapi anak dan menyusui bayi.
8) Buat kelompok ibu balita secara daring untuk diberi informasi dan
evaluasi hasil konseling
b. Bagi ibu balita/pengasuh
1) Pastikan ibu balita/pengasuh dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 70% selama berada di Puskesmas.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak saat konseling dan
pada saat mengantri.

B. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang


1. Pelayanan di Puskesmas (di dalam gedung)
a. Bagi Petugas Kesehatan :
1) Identifikasi data status gizi balita gizi kurang atau kurus, yang ditandai
dengan pengukuran berat badan menurut panjang atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB) yang berada di antara -3SD sampai kurang dari -
2SD yang berasal dari hasil bulan penimbangan balita/laporan bulanan
pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
2) Lakukan pelayanan di fasyankes berdasarkan perjanjian
3) Petugas dengan memperhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu:
a) Menggunakan masker.
b) Menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.
c) Lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup
ventilasi.
d) Membatasi waktu pemberian maksimal 5 menit.
4) Pemberian MT dapat berupa pangan lokal atau biskuit dengan
kandungan 10 vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7
mineral penting (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium,
Fosfor). Pemberian makanan tambahan dilaksanakan sesuai dengan
Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil
(Kemenkes, 2019).
5) Pemberian MT pada balita kurus berbeda pada jangka waktu
pemberian yaitu dapat diberikan lebih dari 1 bulan, dengan ketentuan
konsumsi :
a) Pada usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari.
b) Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari (dengan
kandungan setiap 4 keping/40 gram mengandung minimum 160
Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak)
6) Berikan edukasi dan gizi kepada ibu/pengasuh untuk memastikan
konsumsi MT balita dan asupan gizi seimbang (edukasi dilaksanakan
untuk memastikan konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi
dan anak ), dan mengingatkan ibu/pengasuh membuat catatan harian
konsumsi MT untuk dilaporkan ke kader/bidan/Tenaga Gizi.
7) Bentuk kelompok ibu balita secara daring bersama
kader/bidan/Tenaga Gizi.
8) Tenaga gizi tetap melakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT
yang mengacu pada Juknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil
(Kemenkes, 2019) dengan aplikasi e-PPGBM.
b. Bagi Ibu Balita/Pengasuh
1) Pastikan ibu balita/pengasuh dan balita dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dengan air bersih dan sabun atau hand
sanitizer dengan kandungan alkohol 70% selama berada di Puskesmas
4) Terapkan Physical distancing atau menjaga jarak di ruang pemeriksaan
pada saat menerima pelayanan kesehatan dan pada saat mengantri.

2. Pelayanan di Posyandu (di Luar Gedung)


a. Bagi Petugas
1) Identifikasi data status gizi balita gizi kurang atau kurus, yang ditandai
dengan pengukuran berat badan menurut panjang atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB) yang berada di antara -3SD sampai kurang dari -
2SD yang berasal dari hasil bulan penimbangan balita / laporan
bulanan pemantauan pertumbuhan / hasil penimbangan di Posyandu.
2) Buat perjanjian kunjungan ke posyandu dengan ibu balita/pengasuh
dan balita
3) Lakukan pelayanan di Posyandu sesuai dengan hari pelayanan
4) Perhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu:
a. menggunakan masker.
b. menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.
c. lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi.
d. membatasi waktu pemberian maksimal 5 menit.
5) Berikan MT berupa pangan lokal atau biskuit dengan kandungan 10
vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 mineral penting
(Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor). Pemberian
makanan tambahan dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019).
6) Berikan MT pada balita kurus berbeda pada jangka waktu pemberian
yaitu dapat diberikan lebih dari 1 bulan.
Dengan ketentuan konsumsi:
a) Pada usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari.
b) Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari (dengan
kandungan setiap 4 keping/40 gram mengandung minimum 160
Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak)
7) Berikan edukasi kepada ibu/pengasuh untuk memastikan konsumsi MT
balita dan asupan gizi seimbang (edukasi dilaksanakan untuk
memastikan konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi dan
anak ), dan mengingatkan ibu/pengasuh membuat catatan harian
konsumsi MT untuk dilaporkan ke kader/bidan/Tenaga Gizi.
8) Bentuk kelompok ibu balita secara daring bersama kader/bidan/Tenaga
Gizi
9) Lakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT yang mengacu pada
Juknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019)
dengan aplikasi e-PPGBM.
b. Bagi Kader
1) Identifikasi data status gizi balita gizi kurang atau kurus, yang ditandai
dengan pengukuran berat badan menurut panjang atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB) yang berada di antara -3SD sampai kurang dari -
2SD yang berasal dari hasil bulan penimbangan balita / laporan bulanan
pemantauan pertumbuhan / hasil penimbangan di Posyandu.
2) Buat perjanjian kunjungan ke posyandu dengan ibu balita/pengasuh dan
balita
3) Lakukan pelayanan di Posyandu sesuai dengan hari pelayanan
4) Perhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu:
a) menggunakan masker.
b) menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.
c) lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi.
d) membatasi waktu pemberian maksimal 5 menit.
5) Berikan MT berupa pangan lokal atau biskuit dengan kandungan 10
vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 mineral penting
(Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor). Pemberian
makanan tambahan dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019).
6) Berikan MT pada balita kurus berbeda pada jangka waktu pemberian
yaitu dapat diberikan lebih dari 1 bulan.
Dengan ketentuan konsumsi:
a) Pada usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari.
b) Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari (dengan
kandungan setiap 4 keping/40 gram mengandung minimum 160
Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak)
7) Berikan edukasi kepada ibu/pengasuh untuk memastikan konsumsi MT
balita dan asupan gizi seimbang (edukasi dilaksanakan untuk
memastikan konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi dan
anak ), dan mengingatkan ibu/pengasuh membuat catatan harian
konsumsi MT untuk dilaporkan ke kader/bidan/Tenaga Gizi.
8) Bentuk kelompok ibu balita secara daring bersama kader/bidan/Tenaga
Gizi.
9) Lakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT yang mengacu pada
Juknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019)

c. Bagi Ibu Balita/Pengasuh


1) Pastikan ibu balita/pengasuh dan balita dalam kondisi sehat
2) Datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan
3) Gunakan masker pada saat ke Posyandu
4) Cuci tangan dengan air bersih dengan air bersih dan sabun atau hand
sanitizer dengan kandungan alkohol 70% selama berada di Posyandu
5) Terapkan Physical distancing atau menjaga jarak saat pelayanan
berlangsung dan pada saat mengantri.

3. Kunjungan Rumah
a. Bagi Kader
1) Identifikasi data status gizi balita gizi kurang atau kurus, yang ditandai
dengan pengukuran berat badan menurut panjang atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB) yang berada di antara -3SD sampai kurang dari -
2SD yang berasal dari hasil bulan penimbangan balita/laporan bulanan
pemantauan pertumbuhan di Posyandu yang belum mendapatkan MT
dari Fasyankes atau pelaksanaan Posyandu.
2) Lakukan kunjungan rumah berdasarkan perjanjian
3) Perhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu:
a) menggunakan masker.
b) menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.
c) Lakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi,
d) membatasi waktu pemberian maksimal 5 menit.
4) Pemberian MT dapat berupa pangan lokal atau biskuit dengan kandungan
10 vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 mineral penting
(Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor). pemberian
makanan tambahan dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019).
5) Pemberian MT pada balita kurus berbeda pada jangka waktu pemberian
yaitu dapat diberikan lebih dari 1 bulan. Dengan ketentuan konsumsi:
a) Pada usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari.
b) Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
(Dengan kandungan setiap 4 keping/40 gram mengandung minimum 160
Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak)
6) Berikan edukasi kepada ibu/pengasuh untuk memastikan konsumsi MT balita
dan asupan gizi seimbang (edukasi dilaksanakan untuk memastikan
konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi dan anak ), dan
meningatkan ibu/pengasuh membuat catatan harian konsumsi MT untuk
dilaporkan ke kader/bidan/Tenaga Gizi.
7) Bentuk kelompok ibu balita secara daring bersama kader/bidan/Tenaga Gizi .
8) Catat dan laporkan distribusi MT yang mengacu pada Juknis Makanan
Tambahan Balita dan Ibu Hamil (Kemenkes, 2019).

b. Bagi Ibu Balita/Pengasuh


1) Pastikan ibu balita/pengasuh dan balita dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat dilakukan kunjungan rumah
3) Cuci tangan dengan air bersih dengan air bersih dan sabun atau hand
sanitizer dengan kandungan alcohol 70% selama kunjungan rumah
4) Terapkan Physical distancing atau menjaga jarak dengan kader.

C. Penanganan Gizi Buruk pada Balita


1. Pelayanan Gizi Buruk di Puskesmas (pelayanan dalam gedung)

a. Bagi Petugas Kesehatan di ruang poli umum / MTBS puskesmas

1) Lakukan pelayanan gizi buruk di puskesmas berdasarkan (perjanjian


atau kasus rujukan)
2) Tetapkan jadwal layanan gizi buruk dan buat alur khusus layanan gizi
buruk yang akan dilayani di poli umum / MTBS untuk mendapatkan
pemeriksaan tenaga medis untuk menghindari penumpukkan dengan
pasien lainnya.
3) Lakukan prinsip pencegahan infeksi saat pemeriksaan di poli umum /
MTBS
4) Lakukan pelayanan klinis medis dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan covid 19 :
a) Pastikan petugas kesehatan di poli umum dalam kondisi sehat.
b) Gunakan masker selama memberikan layanan kesehatan pada
kasus gizi buruk
c) Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
e) Jaga jarak antara petugas kesehatan dengan kasus gizi buruk
selama memberikan pelayanan kesehatan (anamnesa, antropometri
dll)
f) Berikan edukasi kepada ibu balita gizi buruk sesuai hasil anamnesa
g) Ingatkan kepada ibu balita/ pengasuh untuk melanjutkan layanan
gizi buruk di rumah.
h) Berikan informasi kepada ibu balita untuk mendapatkan pelayanan
konseling gizi oleh petugas gizi / ahli gizi puskesmas
i) Lakukan rujukan ke fasyankes yang lebih tinggi jika kasus gizi buruk
ada kompilkasi medis dan atau berat badannya < 4 kg.

b. Bagi Petugas Kesehatan di ruang konseling

1) Lakukan pelayanan konseling gizi di puskesmas berdasarkan perjanjian


(jika kunjungan ulang) atau rujukan dari poli umum.
2) Lakukan prinsip pencegahan infeksi saat melakukan konseling gizi.
3) Lakukan pelayanan konseling gizi dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan covid 19 :
a) Pastikan petugas gizi/ ahli gizi dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker selama memberikan konseling gizi pada ibu balita
gizi buruk.
c) Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko.
d) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
e) Jaga jarak antara petugas gizi dengan ibu balita/ pegasuh gizi buruk
selama memberikan pelayanan konseling gizi.
f) Lakukan pelayanan sesuai dengan prinsip konseling gizi mengacu
pada pedoman.
g) Berikan intervensi gizi pada balita gizi buruk sesuai dengan
Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk tahun 2019
h) Berikan edukasi kepada ibu balita/ pengasuh tentang makanan yang
harus dikonsumsi untuk gizi buruk.
i) Ingatkan kepada ibu balita untuk mencatat hasil makanan yang
dikonsumi gizi buruk habis atau tidak.
j) Lakukan pemantauan kepada gizi buruk melalui bidan desa atau
kader dengan menggunakan sambungan telepon, SMS, aplikasi
chat atau media daring lainnya.
4. Lakukan pencatatan perkembangan kasus gizi buruk yang dilayani di
Puskesmas

c. Bagi ibu/ pegasuh balita gizi buruk

1) Pastikan ibu balita/ pengasuh balita gizi buruk dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat ke fasilitas pelayanan kesehatan/
puskesmas
3) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer selama berada di puskesmas.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di ruang pemeriksaan
pada saat menerima layanan konseling atau pada saat mengantri.

2. Pelayanan Gizi Buruk di Luar Gedung :

a. Bagi Petugas Kesehatan

1) Lakukan identifikasi keluarga yang mempunyai balita gizi buruk


2) Lakukan perhitungan kebutuhan makanan tambahan pemulihan untuk
balita gizi buruk (F100 / makanan terapi gizi lainnya sesuai pedoman
tatalaksana gizi buruk)
3) Siapkan semua kebutuhan makanan tambahan pemulihan sesuai
kondisi kasus.
4) Buat jadwal kunjungan rumah kasus balita gizi buruk
5) Lakukan kunjungan rumah pada kasus balita gizi buruk
6) Lakukan pelayanan klinis medis dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan covid 19 :
a) Pastikan kondisi petugas yang melakukan kunjungan rumah dalam
kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer sebelum memegang kasus gizi buruk
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak pada saat
melakukan pelayanan gizi di rumah kasus (cek antropometri)
f) Berikan paket intervensi gizi (makanan tambahan pemulihan) sesuai
kondisi kasus yang mengacu pada pedoman tatalaksana gizi buruk.
g) Buat janji untuk kunjungan ulang berikutnya.

b. Bagi Kader

1) Lakukan identifikasi balita gizi buruk yang ada di wilayahnya


2) Koordinasikan balita gizi buruk dengan petugas kesehatan
3) Siapkan alat/ instrumen untuk memantau balita gizi buruk
4) Buat jadwal kunjungan ke rumah balita gizi buruk
5) Terapkan protokol kesehatan pada saat melakukan kunjungan rumah
balita gizi buruk untuk pencegahan penularan covid 19 :
a) Pastikan kader dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker saat kader melakukan kunjungan rumah
c) Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
d) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer sebelum masuk dalam rumah balita gizi buruk.
e) Terapkan untuk jaga jarak antara kader dengan ibu/ pengasuh dan
balita gizi buruk selama melakukan kunjungan rumah.
f) Lakukan pemantauan dan catat hasil pengamatan konsumsi
makanan balita gizi buruk

c. Bagi Ibu Balita

1) Pastikan ibu balita/ pengasuh balita gizi buruk dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat menerima ke pelayanan gizi di rumah
3) Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer pada saat menerima petugas/ kader dirumah.
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di rumah pada saat
menerima layanan konseling atau pada saat menerima petugas / kader
kunjungan ke rumah.
5) Lakukan langkah-langkah/ tahapan dalam memberikan makanan
tambahan pemulihan kepada balita gizi buruk untuk mencegah
penulatan covid 19 :
• Ibu balita mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mngalir
atau menggunakan hand sanitizer pada saat sebelum
mempersiapkan makanan tambahan pemulihan gizi buruk.
• Berikan F100 atau produk terapi gizi lainnya sesuai anjuran petugas
kesehatan.
• Lakukan pencatatan makanan yang habis dikonsumsi atau tidak
untuk dilaporkan ke kader/ petugas kesehatan.

D. Pemberian Kapsul Vitamin A


1. Pemberian Kapsul Vitamin A di Fasyankes
a. Bagi Petugas Kesehatan
1) Kunjungan ke Fasyankes hanya dilakukan melalui perjanjian
sebelumnya.
2) Tetapkan jadwal dan alur khusus bagi ibu balita yang akan
berkunjung ke Poli di puskesmas untuk menghindari penumpukan
klien di ruang tunggu serta mempersingkat waktu tunggu klien.
3) Lakukan pemberian Vitamin A di Fasyankes harus memperhatikan
prinsip pencegahan infeksi.
4) Pelayanan klinis medis diselenggarakan dengan menerapkan protokol
pencegahan penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan APD sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan
hand sanitizer sebelum masuk puskesmas
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak ruang
pemeriksaan pada saat memberikan pelayanan kesehatan
f) Berikan Vitamin A sebanyak 1 kapsul sesuai dengan usia.
b. Bagi Ibu Balita :
1) Pastikan ibu dalam kondisi sehat
2) Ibu tidak membawa balita ke fasyankes untuk pemberian Vitamin A
3) Pastikan ibu memberikan vitamin A kepada balita
4) Gunakan masker pada saat ke pelayanan kesehatan
5) Puskesmas harus memastikan petugas kesehatan dan klien mudah
mengakses fasilitas cuci tangan (air bersih dan sabun, atau hand
sanitizer dengan kandungan alkohol 70%) selama berada di
Puskesmas.
6) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum masuk puskesmas
7) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak di ruang
pemeriksaan pada saat memberikan pelayanan kesehatan dan pada
saat mengantri.
8) Berikan vitamin A oleh ibu atau pengasuhnya di rumah.

i. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita :


1) Gunakan sarung tangan sebelum memberikan Vitamin A
2) Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi (6-11 bulan) dan kapsul
merah (200.000 SI) untuk anak balita (12-59 bulan)
3) Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
4) Pencet kapsul dan pastikan bayi dan anak balita menelan semua isi
kapsul dan tidak membuang sedikit isi kapsul

2. Pemberian Kapsul Vitamin A di Posyandu / Fasilitas Kesehatan (Dalam


Gedung)

a. Bagi Petugas Kesehatan :

1) Lakukan pemutakhiran data sasaran Balita bekerjasama dengan kader


satu bulan sebelum pelaksanaan distribusi vitamin A.
2) Lakukan pemetaan data sasaran
3) Buat Jadwal kunjungan untuk pemberian Vitamin A
4) Lakukan kesepakatan dengan kader untuk pendistrbusian vitamin A
5) Lakukan pelayanan dengan menerapkan protokol pencegahan
penularan Covid-19 :
a) Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan APD sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum memegang pasien, berganti pasien dan sesudah
memegang pasien.
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak ruang
pemeriksaan pada saat memberikan pelayanan kesehatan

b. Bagi Kader
1) Lakukan pemutakhiran data sasaran Balita bekerjasama dengan
petugas kesehatan sebelum pelaksanaan distribusi vitamin A.
2) Lakukan pemetaan data sasaran
3) Buat Jadwal kunjungan untuk pemberian Vitamin A
4) Bila distribusi dilakukan oleh kader, maka kader membuat laporan dan
mengirimkan ke bidan desa.
5) Terapkan protokol pencegahan penularan Covid-19 :
a) Kader dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan APD sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum memegang pasien, berganti pasien dan sesudah
memegang pasien.
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak ruang
pemeriksaan pada saat memberikan Vitamin A

c. Bagi Ibu Balita / Pengasuh :

1) Pastikan ibu dan balita dalam kondisi sehat


2) Gunakan masker pada saat mendapatkan pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah di berikan pelayanan kesehatan
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak dengan petugas
Kesehatan

d. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita :

1) Petugas kesehatan / kader / ibu mencuci tangan dengan sabun dan


air bersih mengalir sebelum memberikan Vitamin A
2) Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi (6-11 bulan) dan kapsul
merah (200.000 SI) untuk anak balita (12-59 bulan)
3) Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
4) Pencet kapsul dan pastikan bayi dan anak balita menelan semua isi
kapsul dan tidak membuang sedikit isi kapsul

3. Pemberian Kapsul Vitamin A dengan Kunjungan Rumah

a. Bagi Kader
1) Lakukan pendataan bayi dan balita yang belum mendapatkan Vitamin
A baik di Fasyankes atau Posyandu sebelum pelaksanaan distribusi
vitamin A.
2) Lakukan pemetaan data sasaran
3) Buat Jadwal kunjungan rumah untuk pemberian Vitamin A
4) Bila distribusi dilakukan oleh kader, maka kader membuat laporan dan
mengirimkan ke bidan desa.
5) Terapkan protokol pencegahan penularan Covid-19 :
a) Kader dalam kondisi sehat
b) Gunakan masker
c) Gunakan APD sesuai standar risiko
d) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum memegang bayi / balita, dan berganti sesudah
memegang bayi / balita.
e) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak ruang
pemeriksaan pada saat memberikan Vitamin A

b. Bagi Ibu Balita / Pengasuh :


1) Pastikan ibu dan balita dalam kondisi sehat
2) Gunakan masker pada saat mendapatkan pelayanan kesehatan
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah di berikan pelayanan kesehatan
4) Terapkan physical distancing atau menjaga jarak dengan petugas
Kesehatan
5) Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita :
a) Petugas kesehatan / kader / ibu mencuci tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir sebelum memberikan Vitamin A
b) Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi (6-11 bulan) dan kapsul
merah (200.000 SI) untuk anak balita (12-59 bulan)
c) Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
d) Pencet kapsul dan pastikan bayi dan anak balita menelan semua isi
kapsul dan tidak membuang sedikit isi kapsul

E. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu


1. Bagi Petugas Kesehatan
a. Pastikan petugas yang bertugas dalam kondisi sehat.
b. Pastikan area tempat pelayanan Posyandu dibersihkan sebelum dan
sesudah pelayanan sesuai dengan prinsip pencegahan penularan infeksi.
c. Pastikan tersedia sarana untuk mencuci tangan atau menyediakan hand
sanitizer.
d. Atur meja tidak berdekatan (berjarak minimal 1-2 meter).
1) Jaga jarak minimal 1 meter antar petugas
2) Jaga jarak minimal 1 meter antar petugas dan sasaran
3) Jaga jarak minimal 1 meter antar sasaran
e. Membuat jadwal bergilir dengan waktu yang jelas untuk ibu dan balita,
sehingga tidak perlu antrian panjang. Maksimal dalam satu kali
penimbangan terdiri dari 10 orang.
f. Pastikan orang tua/pengasuh bayi dan balita membawa kain atau sarung
sendiri untuk penimbangan apabila menggunakan dacin dan petugas
menyeimbangkan kembali dacin setiap pergantian sarung timbang balita,
atau bayi ditimbang bersama orang tua bila menggunakan timbangan
digital dan tetap jaga jarak.
g. Atur masuknya pengunjung ke area pelayanan sehingga tidak banyak
orang berkumpul dalam satu ruangan (maksimal 10 orang dalam satu kali
penimbangan di area pelayanan termasuk petugas).
h. Perhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu:
1) Cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer
2) Menggunakan APD sesuai standar risiko
3) menggunakan masker.
4) menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.

2. Bagi Balita Dan Pendamping


a. Pastikan kondisi balita dan pendamping dalam kondisi sehat dan cukup
didampingi oleh 1 orang pendamping
b. Datang sesuai jadwal yang ditentukan oleh penanggung jawab
posyandu dan ikuti alur yang ditentukan
c. Bawa buku KIA, sarung/kain untuk penimbangan
d. Lakukan langkah-langkah pencegahan COVID-19 :
1) Gunakan pakaian bersih, melindungi dan menggunakan masker
untuk balita > 2 tahun dan pendamping
2) Pastikan sudah sarapan pagi (lebih baik di rumah) dengan gizi
seimbang
3) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 70% selama berada di Posyandu,
4) Jaga jarak minimal 1 meter, tidak kontak fisik dengan lainnya dan
memegang benda benda yang sering dijamah orang lain
e. Pelajari buku KIA dan implementasikan sehari-hari

3. Bagi Kader Dan Penanggung Jawab Posyandu


a. Pastikan Kader yang bertugas dalam kondisi sehat
b. Pastikan tempat pelayanan cukup besar dengan sirkulasi udara keluar
masuk yang baik. Atur pintu masuk dan keluar dengan jalur yang berbeda
c. Pastikan tersedia sarana untuk mencuci tangan atau menyediakan hand
sanitizer.
d. Atur meja tidak berdekatan (berjarak minimal 1-2 meter).
1) Jaga jarak minimal 1 meter antar petugas
2) Jaga jarak minimal 1 meter antar petugas dan sasaran
3) Jaga jarak minimal 1 meter antar sasaran
e. Pastikan area tempat pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah
pelayanan sesuai dengan prinsip pencegahan penularan infeksi.
f. Pastikan orang tua/pengasuh bayi dan balita membawa kain atau sarung
sendiri untuk penimbangan apabila menggunakan dacin dan kader
menyeimbangkan kembali dacin setiap pergantian sarung timbang balita,
atau bayi ditimbang bersama orang tua bila menggunakan timbangan
digital dan tetap jaga jarak.
g. Buat jadwal pelayanan sesuai kelompok umur untuk mempercepat waktu
pelayanan.
h. Komunikasikan dengan keluarga melalui SMS/ WA saat waktunya
pelayanan.
i. Catat hasil pelayanan posyandu bersama petugas kesehatan.
j. Bersihkan dengan desinfektan alat alat dan lingkungan sebelum dan
sesudah penggunaan.
PELAYANAN GIZI REMAJA PUTERI
1. Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas
a) Lakukan identifikasi jumlah sasaran rematri usia 12-18 tahun di sekolah
yang ada di wilayah puskesmas
b) Pastikan ketersediaan TTD sesuai jumlah sasaran yang ada
c) Distribusikan TTD ke sekolah melalui Guru Pembina UKS
d) Pastikan tempat penyimpanan TTD di sekolah sudah memenuhi syarat
penyimpanan
e) Lakukan pemberian TTD pada kepada rematri dengan menerapkan
protokol pencegahan penularan covid 19 :
• Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat.
• Gunakan masker selama memberikan TTD kepada rematri
• Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
• Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
• Jaga jarak antara petugas kesehatan dengan rematri
f) Berikan edukasi pada rematri saat minum TTD bersama 3 (tiga) pesan
kunci (pentingnya asupan gizi seimbang, efek samping yang mungkin
timbul, efek samping tidak dialami oleh setiap orang dan akan hilang)
sebelum melakukan distribusi TTD kepada rematri
g) Berikan edukasi rematri tentang aplikasi ceria
h) Ingatkan kepada rematri untuk mencatat TTD yang diminum pada aplikasi
ceria
i) Jika tidak menggunakan aplikasi ceria pastikan mengisi pada kartu
kepatuhan/ kartu control.
j) Lakukan rekapan hasil pemberian TTD di wilayah kerja puskesmas
k) Lakukan monitoring dandan evaluasi program TTD rematri serta
pelaporannya.

2. Guru Pembina UKS


a. Pastikan jumlah sasaran rematri di sekolah yang akan menerima TTD
b. Pastikan ketersediaan TTD mencukupi jumlah sasaranrematri yang ada di
sekolah (minimal untuk stok 3 bulan)
c. Lakukan edukasi pada rematri sebelum minum TTD
l) Lakukan pemberian TTD pada kepada rematri dengan menerapkan
protokol pencegahan penularan covid 19 :
• Pastikan guru Pembina UKS dalam kondisi sehat.
• Gunakan masker selama memberikan TTD kepada rematri
• Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
• Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
• Jaga jarak antara guru pembina UKS dengan rematri
d. Lakukan pencatatan hasil rematri yang mendapat dan minum TTD

3. Sekolah
a. Pastikan ada tempat untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir di
setiap kelas atau
b. Sediakan hand sanitizer
c. Pastikan tempat yang sesuai standar untuk penyimpanan TTD
d. Pastikan tempat duduk di ruangan kelas untuk menjaga jarak buat
e. Siapkan air mineral (jika diperlukan)

4. Rematri
a. Pastikan rematri di sekolah dalam kondisi sehat
b. Pastikan rematri sudah makan sebelum minumTTD
c. Siapkan air minum yang sudah dibawa masing-masing
d. Lakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum minum TTD
bersama
e. Gunakan masker
f. Tetap mematuhi untuk jaga jarak antar rematri, guru dan petugas.
g. Lakukan minum TTD secara besama
h. Catat minum TTD pada kartu control/ kartu kepatuhan atau mellaui aplikasi
ceria

B. Pemberian TTD jika Rematri sedang belajar di rumah (study from home) :
1. Petugas Kesehatan
a. Pastikan ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk semua sasaran
remaja puteri yang ada di sekolah
b. Pastikan koordinasi berjalan baik antar petugas kesehatan dengan guru
Pembina UKS/ wali kelas
c. Buat kelompok murid dalam aplikasi chat atau media social yang selama ini
digunakan oleh siswa dan guru.
d. Lakukan komunikasi secara berkala pentingnya mengkonsumsi TTD bagi
rematri untuk mencegah anemia, termasuk bagaimana mencegah dan
mengatasi efek samping dari minum TTD.
e. Buat jadwal untuk bertemu dengan guru UKS atau kader rematri/ konselor
sebaya
f. Lakukan distribusi TTD ke sekolah dengan tetap menerapkan protokol
pencegahan penularan covid 19 :
• Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat.
• Gunakan masker selama memberikan TTD kepada rematri
• Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
• Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
• Jaga jarak antara petugas kesehatan dengan rematri
g. Lakukan pencatatan dan pelaporan pemberian TTD kepada rematri
h. Lakukan monitoring dan evaluasi pemberian TTD rematri dengan tetap
menerapkan protokol pencegahan penularan covid 19.

2. Guru Pembina UKS


a. Pastikan ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk semua sasaran
remaja puteri yang ada di sekolah
b. Lakukan komunikasi secara berkala dengan rematri pentingnya
mengkonsumsi TTD bagi rematri untuk mencegah anemia, termasuk
bagaimana mencegah dan mengatasi efek samping dari minum TTD.
c. Buat kelompok murid dalam aplikasi chat atau media social yang selama ini
digunakan oleh siswa dan guru.
d. Buat jadwal untuk bertemu dengan petugas kesehatan atau kader rematri/
konselor sebaya
e. Lakukan pertemuan dengan kader rematri dan petugas kesehatan di
sekolah dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penularan covid
19 untuk membahas distribusi TTD dan cara pemantauannya :
a. Pastikan semua yang hadir dalam kondisi sehat
b. Gunakan masker
c. Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
d. Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
e. Jaga jarak antara petugas kesehatan, guru dan kader rematri
f. Ingatkan rematri untuk minum TTD melalui grup media social secara daring
yang biasa digunakan bersama.
g. Lakukan rekap pencatatan konsumsi TTD dari pada kartu kepatuhan / kartu
control.
h. Laporkan hasil distribusi dan konsumsi TTD kepada puskesmas melalui
email, SMS atau aplikasi chat.

3. Kader Rematri/ Konselor Sebaya


a. Pastikan ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
b. Lakukan komunikasi secara berkala dengan petugas kesehatan, guru dan
kader rematri lainnya.
c. Lakukan inventarisasi rematri yang rumahnya dekat dengan tempat tinggal
kader rematri/ konselor sebaya.
d. Buat jadwal monitoring
e. Lakukan monitoring dan evaluasi pemberian TTD rematri di rumah rematri
tetap menerapkan protokol pencegahan penularan covid 19 :
a. Pastikan kader renatri/ konselor sebaya sehat
b. Gunakan masker
c. Gunakan alat pelindung diri sesuai standar risiko
d. Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer.
e. Jaga jarak antara kader rematri dengan rematri
f. Buat laporan hasil monitoring dan evaluasi

4. Rematri
a. Pastikan rematri di rumah dalam kondisi sehat
b. Pastikan rematri sudah makan sebelum minumTTD
c. Siapkan air minum
d. Lakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum minum TTD
e. Gunakan masker
f. Tetap mematuhi untuk jaga jarak antar rematri, kader rematri/ konselor
sebaya atau petugas kesehatan
g. Lakukan minum TTD
h. Catat minum TTD pada kartu control/ kartu kepatuhan atau melalui aplikasi
ceria

Anda mungkin juga menyukai