KAJIAN PUSTAKA
2.2. Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, karena dengan
belajar seseoran dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Syah (2002) belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang
relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Selanjutnya Rumiati (2007) menyatakan bahwa
seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam diri orang tersebut terjadi
suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang diamati relatif
lama. Menurut Hernawan (2007) belajar merupakan proses perubahan perilaku
dimana perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, yang
mencakup dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut pandangan
konstruktivistik dalam Budiningsih (2005), belajar adalah suatu proses
konstruksi pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh orang yang
belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Sardiman (2011) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Seiring dengan pendapat di
atas, Rustaman (2011) mengemukakan belajar menurut pendangan konstruktivis
merupakan upaya untuk membangun konsep atau argumen yang harus dilakukan
sendiri oleh siswa yang belajar (dengan bantuan guru atau orang dewasa). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri.
Selanjutnya Gagne (Winataputra, 2008) mendefinisikan belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang dapat mengubah sifat stimulus dari lingkungan
menjadi beberapa tahap pengolahan informasi untuk memperoleh kapasitas yang
baru. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa belajar
merupakn satu proses untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru
sehingga seorang tersebut mengalami perubahan tingkalaku dan sikap yang
dilakukan secara sadar dan berlangsung sepanjang hayat.
2.2.2 Pembelajaran
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) tentang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dalam pengertian tersebut mengandung penjelasan bahwa adanya komunikasi
dan kerjasama antara peserta didik dan guru untuk menambah pemahaman dan
dengan memanfaatkan media/sarana belajar dalam proses pembelajaran.
Menurut Sugihartono, dkk (2010) pembelajaran merupakan suatu upaya yang
dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisai dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode
sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan
efisien serta dengan hasil optimal.
Menurut Huda (2015:6) menjelaskan bahwa pembelajaran yang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang menyebabkan terjadinya suatu rekonstruksi pengalaman
masa lalu sehingga mempengaruhi perilaku serta kapasitas seseorang atau
kelompok. Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam
kehidupan sekolah. Sedangkan menurut Suprihatiningrum (2016) pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang
disusun secara terencana untuk memudahkan peserta didik belajar. Kegiatan
pembelajaran melibatkan berbagai komponen yaitu guru, peserta didik, model,
media, lingkungan, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling berkaitan
agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.
Kegiatan dalam pembelajaran melibatkan komponen-komponen yang
saling terkait dan menjunjung upaya tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam program pembelajaran. Komponen dalam pembelajaran
meliputi pendidik, peserta didik, model, lingkungan, media dan sarana prasarana
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Seorang pendidik harus mampu mengatur
komponen-komponen dalam pembelajaran dengan baik agar tujuan dalam
pembelajaran dapat tercapai sehingga terbentuklah interaksi yang aktif antar
peserta didik, peserta didik dengan pendidk dan peserta didik dengan media
pembelajaran. Didalam pembelajaran mempunyai beberapa hakikat, menurut
Suprihatiningrum (2016) hakikat pembelajaran diantaranya adalah:
1. Terjadinya pembelajaran dikarenakan adanya interaksi aktif antara
peserta didik dengan pendidik dan lingkungan.
2. Agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien maka
diperlukan suatu strategi, model dan media pembelajaran yang sesuai.
3. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan
4. Adanya perkembangan materi pembelajaran dan cara penyampaian agar
peserta didik lebih mudah menerima pembelajaran.
5. Aspek yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah aspek proses
dan aspek hasil belajar.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi:
1) Pemahaman wawasan terhadap atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/ silabus.
4) Perancangan pelaksanaan pembelajaran.
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar dan
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian
yang Mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, beribawa, berakhlak
mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara
objektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara
mandiri dan berkelanjutan.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi komponen untuk:
1) Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan tentang
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Beberapa
kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya:
1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan
Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan
2) Kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran sesui dengan
bidang studi yang di ajarkan
3) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metode dan
strategi pembelajaran
4) Kemampuan merancang dan menfaatkan berbagai media dan
sumber belajar
5) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
6) Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
7) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjung
8) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah
untuk meningkatkan kinerja yang baik.
Kemendikbud (2013) menyebutkan apsek yang diaamati dalam
praktik guru menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan
saintifik selama proses pembelajaran yaitu:
1) Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan apersepsi, motivasi
dan penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan.
2) Pada kegitan inti, guru mampu menguasai materi pelajaran,
menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan
pendekatan saintifik, menerapkan pembelajaran tematik,
memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran,
melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, dan menggunakan
bahasa yang tepat dan benar dalam pembelajaran.
3) Pada kegiatan penutup guru menutup pembelajaran dengan
melakukan refleksi, tes lisan atau tulisan, mengumpulkan hasil
kerja, dan melaksanakan tindak lanjut. dari beberapa pendapat
ahli di atas, penulis simpulkan bahwa kinerjaa guru adalah wujud
unjuk kerja atau perilaku guru dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar,
sehingga guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
pembelajaran.
e. Pembelajaran Pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, Siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Pembelajaran Kurikulum 2013 memilliki tiga ciri utama dalam
pembelajarannya, yaitu sebagai berikut:
1) Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut,
peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta
didik. hal itu sejalan dengan pendapat Trianto (2010:83)
Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran
yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh
makana bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal.
Karakteristik pembelajaran tematik yaitu: berpusat pada siswa
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan (Hernawan, 2007).
2) Pendekatan Scientific
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajarannya yaitu menggunakan pendekatan ilmiah
atau Scientific. Kemendikbud (2013) menjelaskan pendekatan
Scientific adalah pembelajaran yang mendorong anak melakukan
keterampilan-keterampilan ilmiah, yaitu sebagai berikut:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi mengolah
informasi, mengomunikasikan.
3) Penilaian Autentik
Pembelajaran Kurikulum 2013 menekankan kepada keaktifan
siswa dalam proses belajar, sehingga penilaian tidak hanya dilihat
dari hasil belajar saja namun juga dari proses belajar yang dialami
siswa baik pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Teknik penilaian autentik di SD adalah:
a) Sikap. Penilaian aspek sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antar teman, dan jurnal.
b) Pengetahuan. Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan tes
tulis, tes lisan, dan penugasan.
c) Keterampilan. Aspek keterampilan dapat dinilai dari kinerja
atau performance, projek, dan fortofolio.
Pembelajaran
berpusat pada guru
Kondisi Awal
Siswa Pasif
Hasil belajar rendah
Klasifikasi virus
Reproduksi Virus
Tahapan :
a. Daur litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah,
yaitu:
1. Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang
sesuai
2. Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel
inang.
3. Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini
mesin bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam
nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam
tahap ini.disebut tahaf Eclipse
4. Replikasi dari asam nukleat virus
5. Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6. Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen
membran pada virus bermembran) kedalam partikel virus.
7. Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
b. Daur lisogenik
1. Jika bakteri memiliki kekebalan yang tinggi, Bahan inti virus akan
melebur dengan DNA bakteri dan membentuk prophage
2. Ketika bakteri melakukan pembelahan, maka prophage tersebut akan
ikut mengganda dan seterusnya.
3. Suatu ketika prophage tersebut dapat keuar dari tubuh bakteri dan
masuk ke daur litik.