Agung Suhendi - Ifrs 3
Agung Suhendi - Ifrs 3
AGUNG SUHENDI
1911070059
B. Tujuan
Tujuan IFRS 3 adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan komparabilitas informasi yang disediakan
oleh entitas pelaporan dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan
dampaknya.
2. Mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh liabilitas yang diambil, dan
kepentingan non pengendali pada pihak yang diakusisi.
3. Mengakui dan mengukur niat baik yang diperoleh dalam kombinasi bisnis atau keuntungan
dari pembelian yang murah.
4. Menentukan informasi apa yang akan diungkapkan tentang kombinasi bisnis.
C. Ruang Lingkup
IFRS 3 diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi bisnis
kombinasi, tidak diterapkan untuk sebagai berikut.
1. Pembentukan ventura bersama.
2. Akusisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis.
3. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali.
D. Pembahasan
1. Identifikasi Kombinasi Bisnis
Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali atas suatu pihak yang menjual dalam
berbagai cara. Berikut adalah contoh cara-cara suatu pihak yang membeli dapat memperoleh
kendali atas suatu pihak yang menjual:
1. Dengan mentranfer kas, setara kas atau aset lainnya.
2. Dengan timbulnya liabilitas.
3. Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas.
4. Dengan menyediakan lebih dari satu jenis imbalan.
5. Tanpa melakukan transfer imbalan (contoh melalui kontrak sendiri).
Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan
dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentu dividen, biaya yang lebih rendah, atau
manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik, anggota atau peserta
lainnya.
a. Metode Akusisi
Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akusisi. Lngkah-langkah
yang diperlukan untuk menerapkan metode akusisi :
1. Mengidentifikasi perusahaan pengakusisi.
2. Menentukan tanggal akusisi.
3. Mengidentifikasi aset dan kewajiban jika ada membutuhkan akuntansi terpisah karena akibat
dari transaksi yang bukan merupakan bagian dari kombinasi bisnis dan akun yang sesuai
dengan sifat IFRS yang berlaku.
4. Identifikasi aset dan kewajiban yang memerlukan klasifikasi tanggal akusisi untuk
memfasilitasi penerapan IFRS dalam laporan keuangan dan membuat klasifikasi tersebut
berdasarkan istilah, kondisi ekonomi, kebijakan akuntansi dan kondisi terkait lainnya.
5. Kenali aset berwujud dan tidak berwujud yang teridentifikasi diakusisi dan kewajiban
diasumsikan.
6. Kenali dan ukur minat kepentingan non pengendali yang diakusisi.
7. Ukur pertimbangan transfer.
8. Kenali dan ukur goodwill, jika hasil penggabungan usaha dalam pembeliannya murah,
mengakui keuntungan dari pembelian yang murah.
b. Mengklasifikasi atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambilalih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK
lain. Membuat klasifikasi berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan
kebijakan operaional dan atau akuntansinya, dan kondisi terkait lainnyayang ada pada tanggal
akusisi. Pengecualian atas kontrak sewa operasi dan kontrak asuransi, dilihat kondisi kontrak
pada tanggal akusisi.
c. Prinsip pengukuran, pihak pengakusisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambilalih dengan nilai wajar pada tanggal akusisi. Pengukuran kepentingan
nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan nonpengendali atas aset
neto teridentifikasi dari pihak yang diakusisi. Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi
tertentu dan kepentingan non pengendali.
Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakusisi lebih andal, goodwill ditentukan dengan
nilai wajar tanggal akusisi dari kepentingan ekuitas yang dialihkan. Jika terdapat imbalan yang
dialihkan, maka nilai wjar kepentingan ekuitas pengakusisis ditentukan tengan teknik penilaian.
Pembelian Diskon
Jika jumlah b melebihi jumlah a, maka pihak pengakusisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akusisi. Terjadi karena pembelian terpaksa atau
karena pengecualian. Sebelum diakui, pihak pengakusisi menilai kembali apakah telah
mengindetifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang dialihkan serta
aset/kewajiban lain.
Imbalan Kontijensi
a. Imbalan kontijensi timbul karena adanya kesepakatan.
b. Mengakui imbalan kontijensi pada nilai wajar pada tanggal akusisi.
c. Diklasifikasikan sebagai liabilitas atau ekuitas berdasarkan definisi intrumen ekuitas.
d. Pengakusisi mengklasifikasikan hak atas imbal hasil dari imbalan yang dialihkan sebelumnya
sebagai aset jika mememenuhi kondisi tertentu.
e. Jika perusahaan yang diakusisi dalam dua tahun pertama meningkat lebih dari 10%, maka
akan diberikan tambhana pembayaran sebesar 10% dari kenaikan laba diatas 10%.
f. Pihak yang diakusisi diberikan opsi saham yang dengan nilai tertentu dikaitkan dengan
kinerja.
Contoh penggabungan dua bisnis bersama-sama dalam satu kesepakatan gabungan (stapling
arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation).
Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan non pengendali yang dominan atau
seluruhnya.
Periode Pengukuran
a. Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak
pengakusisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses akuntansinya
belum selesai.
b. Pihak pengakusisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui pada
tanggal akusisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan
yang ada pada tanggal akusisi dan berdampak pad pengukuran yang diakui.
c. Pihak pengakusisi mengakui aset dan liabilitas tambahan jika informasi baru diperoleh
mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi.
d. Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakusisi menerima informasi yang
dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi atau mempelajari bahwa
informasi lebih tidak dapat diperoleh.
e. periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akusisi.
Aset Idemnifikasi
a. Penjual menjamin pihak pengakusisi atas ketidakpastian kontijensi atau aset/liabilitas tertentu.
Misalnya, penjual menjamin liabilitas pengakusisi tidak akan melampaui jumlah tertentu.
b. Pihak pengakusisi memperoleh aset idemnifikasi, saat yang sama dengan saat mengakui hal
yang dijamin dan diukur dengan dasar yang sama. Setiap akhir periode pengakusisi mengukur
aset idemnifikasi dengan dasar yang sama dengan aset/liabilitas yang dijamin. Pengakuan
dihentikan jika pengakusisi mengambil aset, menjual, atau kehilangan hak.
Pengungkapan
Pihak pengakusisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan dapat mengaevaluasi dampak keungan dari penyesuaian yang diakui pada periode
pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode
tersebut atau periode periode pelaporan sebelumnya. Jika pengungkapan spesifik yang
dipersyaratkan tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka pihak pengakusisi mengungkapankan
seluruh informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ketentuan Transisi
a. Aset dan liabilitas yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akusisinya sebelum 1
Januari 2011 tidak disesuaikan dengan berlakunya pernyataan ini.
b. Goodwill yang diakui sebelumnya, maka prospektif untuk kombinasi bisnis sebelum 1 Januari
2011 yaitu menghentikan amortisasi goodwill, mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait
dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan goodwill, dan melakukan uji penurunan
nilai atas goodwill.
c. Goodwill negatif yang diakui sebelumnya. Jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan
pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku 1
januari 2011.
d. Investasi yang dicatat dengan metode ekuitas 1/1/2011. Diperoleh setelah tanggal 1/1/2011,
amortisasi goodwill tidak termasuk dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi investee
serta penghasilan jika muncul goodwill negatif maka menentukan bagian entitas atas laba
rugi. Diperoleh sebelum tanggal 1/1/2011, menghentikan amortisasi goodwill serta
menghentikan goodwill negatif.
e. Pajak Penghasilan. Pengakusisi menerapkan PSAK 46 secara prospektif. Pengakusisi
mengakui perubahan dalam aset pajak tangguhan tersebut sebagai penyesuaaian laba atau
bukan jika disyaratkan dalam PSAK 46.