Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR AKUNTANSI

IFRS 3 BUSINESS COMBINATION

AGUNG SUHENDI
1911070059

PERBANAS INSTITUTE BEKASI


2021
A. PENDAHULUAN
IFRS 3 dapat didefinisikan suatu transaksi atau peristiwa lain di mana pihak pengakusisi
memperoleh kendali atas satu atau lebih bisnis. Transaksi kadang-kadang disebut sebagai merger
sejati atau merger setara juga merupakan kombinasi bisnis dan serangkaian kegiatan dan aset
terintegrasi yang mampu dilakukan dan dikelola untuk tujuan menyediakan barang atau jasa
kepada pelanggan, menghasilkan pendapatan investasi (seperti dividen atau bunga) atau
menghasilkan pendapatan lain dari aktivitas biasa.
IFRS 3 menguraikan akuntansi ketika pengakusisi memperoleh kendali atas bisnis
(misalnya, akusisi atau merger). Kombinasi bisnis tersebut dicatat dengan menggunakan metode
akusisi, yang umumnya menyaratkan aset yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan diukur
pada nilai wajarnya pada tanggal akusisi.
IFRS 3 (2008) berupaya meningkatkan relevasi, keandalan, dan komparabilitas
informasiyang diberikan tentang kombinasi bisnis (misalnya, akusis atau merger) dan
dampaknya. Ini menetapkan prinsip-prinsip tentang pengakuan dan pengukuran aset dan
liabilitas yang diperoleh, penentuan goodwill dan pengungkapan yang diperlukan.
Suatu transaksi atau peristiwa lain di man apihak pengakusisi memperoleh kendali atas
satu atau lebih bisnis. Transaksi kadang-kadang disebut sebagai merger sejati atau merger setara
juga merupakan kombinasi bisnis karena istilah tersebut digunakan dalam serangkaian kegiatan
dan aset terintegrasi yang mampu dilakukan dan dikelola untuk tujuan menyediakan barang atau
jasa kepada pelanggan, menghasilkan pendapatan lain dari aktivitas biasa. Tanggal dimana pihak
pengakusisi memperoleh kendali atas pihak yang diakusisi. Entitas yang memperoleh kendali
atas pihak yang diakusisi. Entitas yang memperoleh kendali atas pihak yang diakusisi. Bisnis
yang diperoleh pengakusisi dalam kombinasi bisnis definisi menyempit pada 2018 amandemen
IFRS 3 yang dikeluarkan pada 22 Oktober 2018 efektif 1 Januari 2020.

B. Tujuan
Tujuan IFRS 3 adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan komparabilitas informasi yang disediakan
oleh entitas pelaporan dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan
dampaknya.
2. Mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh liabilitas yang diambil, dan
kepentingan non pengendali pada pihak yang diakusisi.
3. Mengakui dan mengukur niat baik yang diperoleh dalam kombinasi bisnis atau keuntungan
dari pembelian yang murah.
4. Menentukan informasi apa yang akan diungkapkan tentang kombinasi bisnis.

C. Ruang Lingkup
IFRS 3 diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi bisnis
kombinasi, tidak diterapkan untuk sebagai berikut.
1. Pembentukan ventura bersama.
2. Akusisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis.
3. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali.
D. Pembahasan
1. Identifikasi Kombinasi Bisnis
Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali atas suatu pihak yang menjual dalam
berbagai cara. Berikut adalah contoh cara-cara suatu pihak yang membeli dapat memperoleh
kendali atas suatu pihak yang menjual:
1. Dengan mentranfer kas, setara kas atau aset lainnya.
2. Dengan timbulnya liabilitas.
3. Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas.
4. Dengan menyediakan lebih dari satu jenis imbalan.
5. Tanpa melakukan transfer imbalan (contoh melalui kontrak sendiri).

Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan
dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentu dividen, biaya yang lebih rendah, atau
manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik, anggota atau peserta
lainnya.

a. Metode Akusisi
Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akusisi. Lngkah-langkah
yang diperlukan untuk menerapkan metode akusisi :
1. Mengidentifikasi perusahaan pengakusisi.
2. Menentukan tanggal akusisi.
3. Mengidentifikasi aset dan kewajiban jika ada membutuhkan akuntansi terpisah karena akibat
dari transaksi yang bukan merupakan bagian dari kombinasi bisnis dan akun yang sesuai
dengan sifat IFRS yang berlaku.
4. Identifikasi aset dan kewajiban yang memerlukan klasifikasi tanggal akusisi untuk
memfasilitasi penerapan IFRS dalam laporan keuangan dan membuat klasifikasi tersebut
berdasarkan istilah, kondisi ekonomi, kebijakan akuntansi dan kondisi terkait lainnya.
5. Kenali aset berwujud dan tidak berwujud yang teridentifikasi diakusisi dan kewajiban
diasumsikan.
6. Kenali dan ukur minat kepentingan non pengendali yang diakusisi.
7. Ukur pertimbangan transfer.
8. Kenali dan ukur goodwill, jika hasil penggabungan usaha dalam pembeliannya murah,
mengakui keuntungan dari pembelian yang murah.

1. Pengidentifikasian Pihak Pengakusisi


Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan
sebagai pihak pengakusisi. Entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakusisi
sebagai berikut.
a. entitas yang mengallihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilities.
b. menerbitkan equitas. “Reverse Acqusition” penerbit = diakusisi.
c. ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
d. berinisitif. Telah ada sebelum kombinasi.

2. Penentuan Tanggal Akusisi


Pihak pengakusisi mengidentifikasi tanggal akusisi yaitu tanggal pihak pengakusisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakusisi. Tanggal pengakusisi secara hukum
mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil alih liabilitas pihak yang diakusisi,
yaitu tanggal penutupan. Dapat terjadi sebelum atau sesudah tanggal penutupan. Harus
mempertimbangkan semua fakta dan keadaan.

3. Pengakuan dan Pengukuran


a. Pada tanggal akusisi, pihak pengakussi mengakui, secara terpisah dari goodwill, aset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali
pihak yang diakusisi. Berikut ketentuan dalam pengakuan.
1) Harus memenuhi definisi aset dan kewajiban sesuai dengan KDPPLK pada tanggal
akusisi,
2) Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakusisi dan pihak yang diakusisi
dalam transaksi kombinasi bisnis, bukan hasil transaksi terpisah (SAK terkait).
3) Memungkinkan munculnya aset dan kewajiban yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak
yang diakusisi.
4) Pengecualian, sewa operasi.

b. Mengklasifikasi atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambilalih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK
lain. Membuat klasifikasi berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan
kebijakan operaional dan atau akuntansinya, dan kondisi terkait lainnyayang ada pada tanggal
akusisi. Pengecualian atas kontrak sewa operasi dan kontrak asuransi, dilihat kondisi kontrak
pada tanggal akusisi.

c. Prinsip pengukuran, pihak pengakusisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambilalih dengan nilai wajar pada tanggal akusisi. Pengukuran kepentingan
nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan nonpengendali atas aset
neto teridentifikasi dari pihak yang diakusisi. Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi
tertentu dan kepentingan non pengendali.

d. Pengecualian dalam Pengakuan dan Pengukuran


1) Pengakuan, dikecualikan liabilitas kontijensi.
2) Pengakuan dan pengukuran, yang dikecualikan yaitu pajak penghasilan, imbalan kerja,
dan aset idemnifikasi (nilai yang dijamin).
3) Pengukuran, yang dikecualikan hak yang diperoleh kembali aset tak berwujud,
penghargaan pembayaran berbasis saham, dan aset dimiliki untuk dijual.

4. Pengakuan dan Pengukuran Goodwill atau Keuntungan dari Pembelian Diskon


Goodwill
Pihak pengakusisi mengakui goodwill pada tanggal akusisi yang diukur sebagai selisish
lebih (a) atas (b):
a. Nilai agrerat dari:
i. Imbalan yang dialihkan yaitu nilai wajar tanggal akusisi.
ii. Kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakusisi.
iii. Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akusisi
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakusisi pada pihak yang
diakusisi.
b. Selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih pada
tanggal akusisi.

Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakusisi lebih andal, goodwill ditentukan dengan
nilai wajar tanggal akusisi dari kepentingan ekuitas yang dialihkan. Jika terdapat imbalan yang
dialihkan, maka nilai wjar kepentingan ekuitas pengakusisis ditentukan tengan teknik penilaian.

Pembelian Diskon
Jika jumlah b melebihi jumlah a, maka pihak pengakusisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akusisi. Terjadi karena pembelian terpaksa atau
karena pengecualian. Sebelum diakui, pihak pengakusisi menilai kembali apakah telah
mengindetifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang dialihkan serta
aset/kewajiban lain.

Imbalan yang Dialihkan


i. Imbalan yang dialihkan diukur dengan nilai wajar.
ii. Penjumlahan seluruh aset yang dialihkan pengakusisi, liabilitas yang diakui pengakusisi
dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh pengakusisi.
iii. Penghargaan karyawan.
iv. Nilai tercatat imbalan yang dialihkan dinilai dengan nilai wajar, maka keuntungan dan
kerugian pada tanggal akusisi, (kecuali tetap berada dalam entitas), maka tidak boleh
diakui.

Imbalan Kontijensi
a. Imbalan kontijensi timbul karena adanya kesepakatan.
b. Mengakui imbalan kontijensi pada nilai wajar pada tanggal akusisi.
c. Diklasifikasikan sebagai liabilitas atau ekuitas berdasarkan definisi intrumen ekuitas.
d. Pengakusisi mengklasifikasikan hak atas imbal hasil dari imbalan yang dialihkan sebelumnya
sebagai aset jika mememenuhi kondisi tertentu.
e. Jika perusahaan yang diakusisi dalam dua tahun pertama meningkat lebih dari 10%, maka
akan diberikan tambhana pembayaran sebesar 10% dari kenaikan laba diatas 10%.
f. Pihak yang diakusisi diberikan opsi saham yang dengan nilai tertentu dikaitkan dengan
kinerja.

Kepemilikan Sebelumnya – Akusisi Bertahap


a. Pihak pengakusisi mengukur kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang
diakusisi pada nilai wajar tanggal akusisi dan mengakui keuntungan dan kerugian yang
dihasilkan.
b. Jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui dengan dasar yang sama
sebagaimana disyaratkanjika pengakusisi telah melepas secara langsung kepentingan ekuitas
yang dimiliki sebelumnya.
Kombinasi Bisnis tanpa Pengalihan
Pengendalian dapat diperoleh tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk:
a. Pihak yang diakusisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakusisi memperoleh
pengendalian.
b. Hilangnya hak veto yang sebelumnya menghalangi pengakusisi untuk menghalangi.
c. Pengakusisi dan yang diakusisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak
semata.

Contoh penggabungan dua bisnis bersama-sama dalam satu kesepakatan gabungan (stapling
arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation).
Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan non pengendali yang dominan atau
seluruhnya.

Periode Pengukuran
a. Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak
pengakusisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses akuntansinya
belum selesai.
b. Pihak pengakusisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui pada
tanggal akusisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan
yang ada pada tanggal akusisi dan berdampak pad pengukuran yang diakui.
c. Pihak pengakusisi mengakui aset dan liabilitas tambahan jika informasi baru diperoleh
mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi.
d. Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakusisi menerima informasi yang
dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi atau mempelajari bahwa
informasi lebih tidak dapat diperoleh.
e. periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akusisi.

Elemen yang Dikeluarkan


a. Hubungan antara pengakusisi dan diakusisi sebelumn negoisasi bisnis kombinasi dimulai.
b. harus mengidentifikasi setiap jumlah yang bukan bagian yang dipertukarkan.
c. Pihak pengakusisi mengakui hanya atas imbalan yang dialihkan untuk pihak yang diakusisi
serta aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih yang dipertukarkan untuk pihak yang
diakusisi sebagai bagian dari penerapan metode akusisi.
d. Transaksi terpisah lainnya diperlakukan sesuai dengan SAK yang relevan.

Aset Idemnifikasi
a. Penjual menjamin pihak pengakusisi atas ketidakpastian kontijensi atau aset/liabilitas tertentu.
Misalnya, penjual menjamin liabilitas pengakusisi tidak akan melampaui jumlah tertentu.
b. Pihak pengakusisi memperoleh aset idemnifikasi, saat yang sama dengan saat mengakui hal
yang dijamin dan diukur dengan dasar yang sama. Setiap akhir periode pengakusisi mengukur
aset idemnifikasi dengan dasar yang sama dengan aset/liabilitas yang dijamin. Pengakuan
dihentikan jika pengakusisi mengambil aset, menjual, atau kehilangan hak.

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal


Secara umum, pihak mengakusisi mengukur dan mencatat aset yang diperoleh, liabilitas
yang diambilalih, atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis
sesuai dengan SAK terkait untuk pos-pos tersebutm tergantung dari sifatnya.
Panduan khusus:
a. Hak yang diperoleh kembali.
Diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi selama sisa periode kontraktual yang
mendasari kontrak tersebut. Nilai tercatat sebagai dasar untuk menentukan keuntungan dan
kerugian jika dijual.
b. Liabilitas kontijensi yang diakui pada tanggal akusisi.
Diakui selama belum kadaluwarsa atau dibatalkan sebesar nilai yang lebih tinggi dari jumlah
yang seharusnya diakui menurut PSAK 57 dan jumlah yang pada awalnya diakui dikurangi
dengan akumulasi amortisasi (PSAK 23).
c. Aset idemnifikasi
Mengukur aset idemnifikasi yang diakui dengan dasar yang sama dengan liabilitas atau aset
yang dijamin, tunduk kepda setiap pembatasankontraktual atas jumlahnya. Untuk aset
idemnifikasi yang setelah pengakuan awalnya tidak diukur pada nilai wajarnya, subyek dari
penilaian manajemen tentang kolektibilitas aset idemnifikasi tersebut. Pihak pengakusisi
menghentikan pengakuan ketika pihak pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau
kehilangan atas haknya.
d. Imbalan kontijensi
Ekuitas, tidak diukur kembali dan penyelesaiannya diperhitungkan dalam ekuitas. Instrumen
keuangan (PSAK 55) diukur dengan nilai wajar munculnya keuntungan/kerugian (P/L atau
komprehensif). Tidak termasuk instrumen keuangan PSAK 57.

Pengungkapan
Pihak pengakusisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan dapat mengaevaluasi dampak keungan dari penyesuaian yang diakui pada periode
pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode
tersebut atau periode periode pelaporan sebelumnya. Jika pengungkapan spesifik yang
dipersyaratkan tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka pihak pengakusisi mengungkapankan
seluruh informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Ketentuan Transisi
a. Aset dan liabilitas yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akusisinya sebelum 1
Januari 2011 tidak disesuaikan dengan berlakunya pernyataan ini.
b. Goodwill yang diakui sebelumnya, maka prospektif untuk kombinasi bisnis sebelum 1 Januari
2011 yaitu menghentikan amortisasi goodwill, mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait
dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan goodwill, dan melakukan uji penurunan
nilai atas goodwill.
c. Goodwill negatif yang diakui sebelumnya. Jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan
pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku 1
januari 2011.
d. Investasi yang dicatat dengan metode ekuitas 1/1/2011. Diperoleh setelah tanggal 1/1/2011,
amortisasi goodwill tidak termasuk dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi investee
serta penghasilan jika muncul goodwill negatif maka menentukan bagian entitas atas laba
rugi. Diperoleh sebelum tanggal 1/1/2011, menghentikan amortisasi goodwill serta
menghentikan goodwill negatif.
e. Pajak Penghasilan. Pengakusisi menerapkan PSAK 46 secara prospektif. Pengakusisi
mengakui perubahan dalam aset pajak tangguhan tersebut sebagai penyesuaaian laba atau
bukan jika disyaratkan dalam PSAK 46.

Anda mungkin juga menyukai