Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas PKK Keperawatan Anak

Dosen Penguji :

Ade Tika Herawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

MAELANI SETIAWATI

AKX18015

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UMUM

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

A. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
(Kristiyanasari, 2009).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan yan dilakukan secara head
to toe pada bayi baru lahir diawal sesudah persalinan dengan tujuan mendeketksi
kelainan-kelainan yang mungkin muncul (Kemenkes RI, 2010)
B. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
C. Patofisiologi
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada
sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli
adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga
oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan
alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah
beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian
akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus arterious, foramen ovale dan
duktus venosus menutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali
pusat. Arteri umbilikalis, ven umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban
terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah
disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum
aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi
dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran
panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.
Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang
lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan
menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai
uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran
darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah
terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan
sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur
belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal)
pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan
pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan
menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,
imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig
A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak
dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur
kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat
dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan
bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari
nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%,
SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir
mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55%
pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap
ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan
bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus simetris, terdapat kuku
jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.
14. Sistem Neuromuskuler
1. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.
Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak
adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan
otak.
2. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan
menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk
menghisap.
3. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan
pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang
memadai.
4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam
telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama
dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak
kaki).
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi
akan terangsang untuk berjalan.
7. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah
itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang
lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
D. Menifestasi Klinis
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

E. Pemeriksaan Penunjang
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
d. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
e. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari
dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
f. Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001)
F. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara
sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menengkuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
ke belakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat
dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru.
Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin
10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap
tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah
diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi
baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan
bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan
untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi
gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal
lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
G. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada
bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga
jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu :
- Baru lahir sebelum usia 6 jam
- Usia 6-48 jam
- Usia 3-7 hari
- Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan :
- Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
- Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan
dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
- Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal


Lihat postur, tonus dan akvitias  Posisi tungkai dengan lengan fleksi
 Bayi sehat dan bergerak aktif
Lihat kulit  Wajah, bibir dan selaput lender, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul
Hitung pernapasan dan lihat tarikan  Frekuensi normal 40-60x/menit
dinding dada bawah ketika bayi sedang  Tidak ada tarikan dinding dada bawah
tidak menangis yang dalam
Hitung denyut jantung dengan  Frekuensi denyut jantung normal 120-
meletakkan stetoskop di dada kiri 160x/menit
setinggi apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan  Suhu normal adalah 36,5-37,5°C
thermometer
Lihat dan raba bagian kepala  Bentuk kepala terkadang asimetris
karena penyesuaian pada saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam 48
jam
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol, dapat sedikit menonjol saat
bayi menangis
Lihat mata  Tidak ada kotoran atau secret
Lihat bagian dalam mulut  Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
ada bagian terbelah
Masukkan satu jari yang menggunakan
sarung tangan ke dalam mulut, raba  Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
langit-langit mengisap kuat jari pemeriksa
Lihat dan raba perut  Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan, pembengkakakn,
nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat, atau kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang belakang  Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah  Tidak terdapat sindaktili, polidakili,
siemenline, dan kelainan kaki
(pesequino varus dan vagus)
Hindari memasukan alat atau jari  Terlihat lubang anus dan diperiksa
kedalam anus saat memeriksa apakah mekoniumsudah keluar
Tanyakan pada ibu apakah sudah BAB  Biasanya mekonium kleuar dalam 24
jam setelah lahir
Lihat dan raba alat kelamin luar  Bayi perempuan kadang terlihat
Tanyakan kepada ibu apakah bayi sudah cairan vagina berwarna putih atau
BAK kemerahan
 Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
pada ujung penis. Teraba testis di
skrotum
 Pastikan bayi sudah BAK dalam 24
jam setelah lahir
 Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, missal.hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda
Timbang bayi  Berat lahir 2,5-4 kg
Timbang bayi dengan menggunakan  Dalam minggu pertama, BB mungkin
selimut, hasil penimbangan dikurangi turun dahulu (tidak melebihi 10%
berat selimut dalam waktu 3-7 hari) baru kemudian
naik kembali
Mengukur panjang dan lingkar kepala  Panjang lahir normal 48-52 cm
bayi  Lingkar kepala normal 33-37 cm

H. Penilaian BBL
APGAR Score

APGAR 0 1 2
Appearance/ warna Biru/pucat seluruh Badan merah, Selutuh tubuh
kulit tubuh ekstremitas biru merah
Pulse / denyut
Tidak terdengar <100 x/menit >100 x/menit
jantung
Grimace/ reflek Gerakan
Tidak ada respon Gerakan sedikit
iritability kuat/melawan
Ektremitas fleksi
Activity/ tonus otot Lemah/lumpuh Gerakan aktiv
sedikit
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih

Interpretasi skor:

0–3 : Asfiksia berat

4–6 : Asfiksia sedang

7 – 10 : Bayi Normal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama pasien/anak, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Semua
data ini untuk mengetahui identitas, tingkat pengetahuan, Selain itu juga mencakup
data orang tua/wali yang meliputi nama, umur, agama, pndidikan, pekerjaan dan
alamat
b. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk
menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Nilai APGAR
e. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat,
tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah
dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir
78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan
normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
B. Diagnosa yang mungkin muncul
Menurut Carpenito, Lynda juall. 2006
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan jalan nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan secret
3. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan
luar rahim, keterbatasan jumlah lemak
4. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah

C. Perencanaan
1. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas b.d gangguan jalan nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan pola nafas
BBL kembali efektif Kriteria hasil:
- Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
- Ekspansi dada simetris
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
- Tidak ada bunyi nafas tambahan
- Nafas pendek tidak ada

Intevensi :

1) Observasi adanya pucat dan sianosis


R/ Sianosis menunjukkan adanya gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
R/ Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi nafas tambahan
R/ Mengetahui adanya kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi Secret
yang menumpuk dapat mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi:
Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen
R/ Memenuhi kebutuhan oksigen BBL

2. Diagnosa 2: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d secret


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam BBL
menunjukkan keefektifan jalan nafas Kriteria hasil :
- BBL mudah untuk bernafas
- Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
- RR dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
R/ Mengevaluasi keberhasila terapi yang diberikan
2) Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
R/ Bunyi tambahan seperti ronkhi mengindikasikan adanya secret yang
menyumbat jalan nafas
3) Pantau status oksigen BBL
R/ Jika SaO < 80% mengindikasikan adanya ketidakefektifan jalan nafas
4) Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan: O2, suction,
inhalasi
R/ Meningkatkan pemahaman keluarga
5) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan
R/ Memudahka daam pngeluaran secret
6) Kolaborasi : Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi
R/ Kelembaba menurunkan kekentalan secret

3. Diagnosa 3 : Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi


dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan perubahan suhu tidak terjadi. dengan
Kriteria hasil:
- Suhu tubuh dalam batas normal 36-37oC.
- Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.

Intervensi :

1) Pertahankan suhu lingkungan.


R/ Mempertahankan suhu tubuh bayi
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
R/ Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga air bayi
tidak kedinginan.
R/ Menguragi kemungkinan kehilangan panas mealui evaporasi dan konveksi
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor, pucat, kulit
dingin).
R/ Mengetahui status kesehatan bayi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
R/ Mecegahan kehilangan panas
6) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat sesuai
kebutuhan
7) R/ Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
4. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakuakn asuahan keperawatan 1x24 jam resiko tinggi infeksi tidak
menjadi aktual dengan Kriteria hasil :
- Bebas dari tanda-tanda infeksi.
- TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
- Tali pusat mengering
Intervensi :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
R/ Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
R/ Mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
R/ Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap
infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi
4) Monitor TTV setiap 4 jam. (misal Suhu tubuh, nadi)
R/ Kenaikan suhu tubuh ciri adanya infeksi
5) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
R/ Hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan


dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC

Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.Jakarta :
EGC.

MNH, JNPK-KR dan DepKes.2003. Buku Acuan Persalinan Normal.Jakarta : DepKes

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

RI DepKes.2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.Jakarta : DepKes.


Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Gagal napas Hipoksemia disebabkan oleh edema paru yang diakibatkan beberapa
penyakit seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Normalnya cairan
bergerak dari ruang intertisial ada ujung arteri kapiler sebagai hasil dari tekanan
hidrostatik di pembuluh darah, dan kembali ke ujung vena kapiler karena adanya
tekanan onkotik dan peningkatan tekanan hidrostatik intertisial. Cairan tersebut keluar
dari sirkulasi mikro dan masuk ke intertisial untuk menyediakan nutrisi pada sel-sel
paru. Peningkatan tekanan hidrostatik dipembuluh darah paru menyebabkan
ketidakseimbangan gaya starling, dan peningkatan filtrasi cairan ke ruang intertisial
paru sehingga melebihi kemampuan kapasitas jaringan limfatik. Sistem limfatik
tersebut berusaha untuk mengkompensasi hal tersebut dengan mengeluarkan cairan
intertisial yang berlebih ke kelenjar being hilus ke sistem vaskular. Bila jalur tersebut
terganggu, cairan bergerak intertisial pleura ke dinding alveolus. Hipoksemia terjadi
ketika membran alveolus menebal oleh cairan, menghambat pertukaran oksigen dan
CO2. Dengan cairan menumpuk diintertisial dan ruang alveolus menurunkan daya
kembang paru dan difusi oksigen terganggu.

Anda mungkin juga menyukai