Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN SERTA PEMBELAJARAN

BERBASIS HYBRID DAN BLENDED

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN


DOSEN PENGAMPU : MAHFUZI IRWAN, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

JESSICA MARGARETHA |1193151024

LIDYA MUNAWARAH |1193151026

IMMANUEL PURBA |1193151025

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nyalah, sehingga
tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah filsafat pendidikan.
Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan,
apabila terdapat kesalahan, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan kami dalam menyelesaikan makalah
adalah agar dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas
segala perhatian dan dukungan semua rekan, kami mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….........................................................................................................i

DAFTAR ISI…......................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan…............................................................................................................1

A. Latar Belakang….............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah…........................................................................................................2

C. Tujuan Pembuatan Makalah….........................................................................................2

BAB II Pembahasan…............................................................................................................3

A. Landasan Pendidikan.......................................................................................................3

B. Asas-Asas Pokok Pendidikan ..........................................................................................6

C. Pembelajaran Berbasis Hybrid dan Blended ...................................................................7

BAB III Penutup ................................................................................................................15


A. Kesimpulan....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus
komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya
global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas,
kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting
untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari
modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan
kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life
Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi
tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal
di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat
berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Lige Long Learning). Pendidikan sebagai
usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta
pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting,
karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan
pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi.
Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat,
kemandirian dalam belajar.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
b. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?
c. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
d. Apa sajakah asas-asas pokok pendidikan?
e. Apakah konsep blended learning?
f. Bagaimana karakteristik blended learning?
g. Bagaimana penerapan,  prosedur blended learning dalam dunia pembelajaran?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.
b. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
d. Untuk mengetahui asas-asas pokok pendidikan.
e. Untuk Mengethaui Konsep blended learning.
f. Untuk Mengetahui Karakteristik blended learning.
g. Untuk Mengethaui Penerapan, prosedur blended learning dalam dunia
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.LANDASAN PENDIDIKAN

1. Landasan Filosofis

a. Pengertian Landasan Filosofis


Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat
pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang
sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme,
Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan
(perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.

3. Pragmatisme dan Progresifme

Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang
pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan


sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional

Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan


pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian
bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiologis

a. Pengertian Landasan Sosiologis


Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan
pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari
oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b.Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi
sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan
pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan
dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan
KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan
pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur
pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran).

3. Landasan Kultural

a. Pengertian Landasan Kultural


Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai- nilai, dan norma-
norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha- usaha menuju pola-pola ini
disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah
dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui
upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan
persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis

a. Pengertian Landasan Filosofis

Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan


anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama
kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan
kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar
untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang
tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis

a. Pengertian Landasan IPTEK


Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik
untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan
ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK
tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu.
Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan
pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga
pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan
mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek
mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara
memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.

B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau


tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus
d Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri
Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan
lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:

 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)

 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan


semangat)
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang
dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu
dimensi vertikal dan horisontal.
 Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan
peserta didik di masa depan.
 Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian
dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap
untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara
Belajar Siwa Aktif).

C. PEMBELAJARAN BERBASIS HYBRID DAN BLENDED


a. Konsep Blended Learning
Blended Learning ialah pencampuran model pembelajaran konvensional  dengan
belajar secara online. Blended  learning  terdiri  dari  kata blended  (kombinasi/  campuran)
dan learning  (belajar).  Istilah  lain  yang  sering digunakan  adalah 
hybrid  course  (hybrid  =
campuran/kombinasi,  course  =  mata kuliah).  Makna  asli  sekaligus  yang  paling
umum  blended  learning  mengacu  pada belajar  yang  mengkombinasi  atau
mencampur  antara  pembelajaran  tatap muka (face to face  = f2f) dan
pembelajaran berbasis  komputer  (online  dan  offline).
Menurut Mosa (dalam Rusman, 2011:242) menyampaikan bahwa pola belajar yang
dicampurkan adalah dua unsur utama yakni pembelajaran dikelas dengan online
learning. Dalam pembelajaran online ini terdapat pembelajaran menggunakan
jaringan internet yang didalamnya ada pembelajaran berbasis web.
Pembelajaran berbasis  Blended learning  berkembang  sekitar tahun
2000  dan  sekarang  banyak  digunakan  di  Amerika  Utara,  Inggris,
Australia,  kalangan  perguruan tinggi  dan  dunia  pelatihan. Pembelajaran  blended
dapat  menggabungkan  pembelajaran  tatap  muka  (face-to
face)  dengan  pembelajaran  berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan
pendekatan teknologi  pembelajaran dengan kombinasi sumber
sumber  belajar  tatap  muka  dengan  pengajar  maupun  yang  dimuat  dalam  me
komputer,  telpon  seluler  atau  iPhone,  saluran  televisi  satelit,  konferensi  video,  dan 
mediaelektronik  lainnya.  Pelajar  dan  pengajar/fasilitator  bekerja  sama  untuk  meningk
atkan  kualitaspembelajaran.  Tujuan  utama  pembelajaran  blended  adalah  memberikan  
kesempatan  bagiberbagai  karakteristik  pelajar  agar  terjadi  belajar  mandiri,  berkelanjut
an,  dan  berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih
efisien, dan lebih menarik.
Blended Learning ini terdapat  perpaduan dari: teknologi multimedia, CD-
ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail dan lain-lain dengan bentuk
tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan setiap  apa yang dibutuhkannya. Blended
Learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai, tidak
hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi gaya pembelajar.
Blended learning ialah pembelajaran  yang didukung oleh kombinasi efektif dari
cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta  ditemukan
pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan.
Proses pembelajaran diarahkan untuk mewujudkan kompetensi-kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran dengan menggunakan media internet atau
dengan distance learning  tidak menjadi andalan dalam pembelajaran karena tidak adanya
interaksi antara guru dengan murid. Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), tatap muka
atau konvensional  merupakan proses pembelajaran utama yang dilakukan di sebagian
besar sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Namun PBM tatap muka ini
cenderung membuat siswa jenuh dan kurang aktif.  Untuk itu perlu adanya inovasi
pembelajaran, yaitu dengan menerapkan konsep Blended Learning.
Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis yang populer dengan sebutan
Web-Based Training (WBT) kadang disebut Web-Based Education (WBE) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah
proses pendidikan. Suatu hal yang perlu diingat adalah bagaimana teknologi web ini dapat
mebantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda
dengan penyampaian yang berbeda pula.
Pencampuran model pembelajaran konvensional dengan belajar secara online
bukanlah hal yang baru, dan pelengkap pembelajaran konvensional adalah E-learning. E-
learning merupakan metode pembelajaran yang berfungsi sebagai pelengkap metode
pembelajaran konvensiona dan memberikan lebih banyak pengalaman afektif bagi pelajar.
Singkatya E-learning menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar.
Perbedaan pembelajaran konvensional atau E-learning yaitu pada pembelajaran
konvensional guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajaranya. Sedangkan didalam E-learning fokus
utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk
pembelajarannya.
Pada akhirnya, model pembelajaran ini bertujuan untuk mencapai keefektifan
pembelajaran, pembelajaran online dan face to face. Pengimplementasian model
pembelajaran blended secara lebih luas selayaknya didukung dengan berbagai penelitian,
sehingga prosentasi masing-masing model pembelajaran dapat diketahui. Blended
learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke
elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online (E-
learning). Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan
memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.
Dengan demikian, Blended Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran
yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat
memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa Blended Learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka
(pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan peserta didik saling
berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-
bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah
disediakan) serta belajar mandiri secara Online.
b.  Karakteristik Blanded Leaning
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
a.       Pembelajaran  yang  menggabungkan  berbagai  cara  penyampaian,  model
pembelajaran,  gaya  pembelajaran,  serta  berbagai  media  berbasis  teknologi  yang
beragam.
b.      Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan
belajar mandiri via online.
c.       Pembelajaran  yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d.      Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Pembelajaran   berbasis  blended   learning  dimulai  sejak  ditemukan  komputer,
walaupun  sebelum  itu  juga  sudah  terjadi  adanya  kombinasi  (blended).  Terjadinya
pembelajaran,  awalnya  karena  adanya  tatap  muka  dan  interaksi  antara  pengajar  dan
pelajar,  setelah  ditemukan  mesin  cetak  maka  guru  memanfaatkan  media  cetak.  Pada
saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengombinasi
antara  pengajar,  media  cetak,  dan  audio  visual.  Namun  blended  learning  muncul
setelah  berkembangnya  teknologi  informasi  sehingga  sumber  dapat  diakses  oleh
pembelajaran  secara  online  maupun  offline.  Saat  ini,  pembelajaran  berbasis  blended
learning  dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak,
teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi  m-learning
(mobile learning).
Dalam blended learning  terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu:
1.      Tatap Muka
Pembelajaran  tatap  muka  dilakukan  seperti  yang  sudah  dilakukan  sebelum  dit
emukannyateknologi  cetak,  audio  visual,  dan  komputer,  pengajar  sebagai  sumber  bel
ajar  utama.  Pengajarmenyampaikan  isi  pembelajaran,  melakukan  tanya  jawab,  diskusi, 
 memberi  bimbingan,  tugastugas  kuliah,  dan  ujian.  Semua  dilakukan  secara  sinkron
(synchronous),  artinya  semua  pebelajar
belajar  isi  pembelajaran  pada  waktu  dan  tempat  yang  sama.  Beberapa  variasi  yang  
dilakukan, misalnya dosen membagi perkuliahan ke dalam topik-topik yang harus dibahas
oleh mahasiswa di depan  kelas,  mehasiswa  membuat  makalah  untuk  presentasi  
mahasiswa  sebagai  pesetta  dan melakukan klarifikasi, tanya-jawab, dan memecahkan
masalah. Dengan menggunakan pendekatan berpusat  pada  pebelajar kuliah  dilakukan  
dengan  tutorial,  buku  kerja,  menulis  makalah,  dan penilaian.
2.      Belajar Mandiri
Dalam  pembelajaran  tatap  muka,  untuk  mengakomodasi  perbedaan  individual  
kemudianberkembang  dengan  memberikan  tugas  belajar  mandiri  melalui  pembelajaran 
 menggunakan modul,  sekarang  di sekolah  digunakan Lembar  Kerja  Siswa
Tujuannya  tentu  agar  siswa  yangberlainan  karakteristik  kecerdasannya
akan  belajar  sesuai  dengan  kecepatan  belajarnya.  
3.      Aplikasi
Aplikasi  dalam  pembelajaran  berbasis  blended  learning  dapat  dilakukan  melal
ui pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah,
mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4.      Tutorial
Pada  tutorial,  peserta  didik  yang  aktif  untuk  menyampaikan  masalah  yang
dihadapi,  seorang  pengajar  akan  berperan  sebagai  tutor  yang  membimbing.
Meskipun  aplikasi  teknologi  dapat  meningkatkan  keterlibatan  pelajar  dalam belajar,
peran pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5.      Kerjasama
Keterampilan  kolaborasi  harus  menjadi  bagian  penting  dalam  pembelajaran
berbasis  blended learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka
konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama
di  bawah  pengawasan pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis  blended, maka
peserta didik bekerja secara mandiri dan berkolaborasi.
6.      Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning  tentunya akan sangat berbeda
dibanding  dengan  evaluasi  pembelajaran  tatap  muka.  Evaluasi  harus  didasarkan
pada  proses  dan  hasil  yang  dapat  dilakukan  melalui  penilaian  evaluasi  kinerja belajar
pelajar berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya
otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar.
Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
a.       Face-to-Face Driver
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium,
melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan
teknologi web secara online.
b.      Rotation
Mengintegrasikan pembelajaran online  sambil bertatap muka di dalam kelas dengan
pengawasan guru atau pendidik.
c.       Flex
Memanfaatkan  media  internet  dalam  menyampaikan  pembelajaran  kepada  siswa.
Dalam hal ini siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
d.      Online Lab
Pembelajaran  yang  berlangsung  di  dalam  ruang  laboratorium  komputer  dengan
semua  materi  pembelajaran  di  sediakan  secara  softcopy,  dimana  para  peserta
berinteraksi dengan guru secara  online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar
disiplin dalam belajar tetap terjaga.
e.       Self Blend
Dalam  hal  ini  siswa  mengikuti  kursus  online,  hal  ini  sebagai  pelengkap  kelas
tradisional  yang dilakukan tidak harus di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.
f.       Online Driver
Merupakan  pembelajaran  secara  online,  dimana  dalam  hal  ini  seorang   guru   bisa
mengupload  materi  pembelajaran  di  internet,  sehingga  dapat  mendownload/mengundu
hnya  dari  jarak  jauh  agar  siswa  bisa  belajar  mandiri  di  luar  kelas  dan dilanjutkan
dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.
Blended Learning memiliki tujuan, diantaranya:
a.       Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
b.      Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
c.       Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan
aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
d.      Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peseta didik dalam
pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan peserta didik konten
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta
didik memiliki akses internet.

c. Penerapan,  Prosedur Blended Learning Dalam Dunia Pembelajaran


Blended Learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara  pendidika
terbuka dan jarak jauh. Kalau  dahulu  hanya Universitas Terbuka  yang diizinkan
menyelengarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional NO.107/U/2001 (2  juli 2001)  tentang‘penyelenggaraan
program pendidikan tingi jarak jauh’, maka pergur an tinggi tertentu yang mempunyai
kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh mengunakan blended
elearning, juga telah diizinkan penyelenggaraanya.
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini
mempunyai teks,  grafik,  animasi,  simulai,  audio,  dan  video.  Perbedaan pembelajaran
tradisional dengan blended e-learning  yaitu ‘tradisional’, guru dianggap sebagai
orang  yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada
pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran  blended  learning fokus  utamanya adalah
pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk
pembelajarannya.
Penerapan  Blended  Learning  dalam  pendidikan  dasar  dan  menengah  tidak  beg
itu dibutuhkan  jika  penerapannya  disamakan  dengan  penerapan  Blended  Learning  di
Perguruan  Tinggi.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  perbedaan  pendekatanan  dan  metode
pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Pada
pelaksanaan  pendidikan  dasar  dan  menengah,  harus  menerapkan  tatap  muka  dalam
pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidak
dapat menerapkan  Blended Learning.
Pada pendidikan dasar dan  menengah juga dapat menerapkan Blended Learning,
hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak
dapat  disamakan  dengan  pelaksanaan  pembelajaran  di  perguruan  tinggi  yang
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran  Blended Learning  ini
dibutuhkan pada saat penyampaian atau pemberian  materi  pelajaran pemberian tugas
hingga  penugasan penugasan  kepada peserta didik yang dilaksanakan di luar jam sekolah.
Blended Learning dibutuhkan pada saat :
a)      Proses  belajar  mengajar  tidak  hanya  tatap  muka,  namun menambah  waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet.
b)      Mempermudah  dan  mempercepat  proses  komunikasi  non-stop  antara  pendidik  d
an siswa.
c)      Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
d)     Membantu  proses  percepatan  pendidikan  yang  salah  satunya  dengan  menerapkan
flip classroom yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Kelebihan blended learning:
1.      Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
2.      Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
3.      Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta didik
semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
4.      Pengajar  tidak  terlalu  banyak  menghabiskan  tenaga  untuk  mengajar, menambahk
an materi pengayaan  melalui fasilitas internet.
5.      Hasil  yang  optimal  serta  meningkatkan  daya  tarik  pembelajaran.
Kekurangan blended learning:
1.      Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
2.      Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila
jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran
mandiri via online.
3.      Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
4.      Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Landasan Pendidikan
a. Landasan Filososfis
b. Landasan Sosiolagis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis
 Pengertian Asas – Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas Pokok Pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu
pembelajaran  conventional  berupa tatap muka dan e-learning yang berbasis
internet.  Dalam  pembelajaran Blended Learning fokus utamanya  adalah pelajar. Pelajar mandiri
pada waktu tertentu dan bertanggung  jawab untuk pembelajarannnya. Suasana pembelajaran Blended
Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai
macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan
teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via
online. Bahan mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk CD-ROM, video streaming, kelas
virtual, e-mail, voicemail, MP3, serta DVD.
DAFTAR PUSTAKA
Hartoto.2008. landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line].
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-
serta-penerapannya.[07 Oktober 2010]
Rusman, dkk.(2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Noer, Muhammad.2010. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa Depan.
[online]. Tersedia: http://www.muhammadnoer.com/2010/07/blended-learning-mengubah-
cara-kita-belajar-di-masa-depan/. Diakses tanggal 01 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai