Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PELAYANAN BIROKRASI

(Studi Kasus di Kota Surabaya)

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Birokrasi Pemerintahan Daerah


Dosen Dr. H. Andi Syamsu Alam, M.Si

Disusun Oleh :

Dian Awaliah Marsawal


P022191005

PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN


MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………….

PENGANTAR …………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 4

A. Latar Belakang ………………………………………………………. 4

B. Permasalahan……………………………………………………….... 4

BAB II KERANGKA KONSEP ……………………………………….. 7

A. Teori Pluralis ………………………………………………………… 7

B. Teori Elit …………………………………………………………….. 8

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………. 10

A. Pelaksanaan Pelayanan Birokrasi di Kota Surabaya ………………… 11

B. Strategi Pemerintah Kota Surabaya dalam memenuhi tuntutan pelayanan

public ………………………………………………………………… 13

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………... 20

A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 20

B. Saran ………………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

2
PENGANTAR

Reformasi birokrasi telah digalakkan sejan runtuhnya rezim orde baru

pada tahun 1998, dan hingga saat ini telah ada 4 (empat) Presiden yang

memegang tampuh kepemimpinan dalam menjalankan reformasi birokrasi.

Reformasi birokrasi diamanatkan untuk mewujudkan tata Kelola yang baik (good

governance), dengan kata lain reformasi birokrasi merupakan langkah strategis

dalam membangun aparatur pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil

guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.

Reformasi birokrasi memiliki peran ytama dalam menciptakan kestabilan

iklim pemerintahan, namun tidak dapat dipungkiri reformasi birokrasi tidak data

mencapai tujuannya tanpa dukungan birokrat pemerintahan yang mumpuni dalam

melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat. Kementerian Pendayaangunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) menguraikan bahwa

reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaruan dan perubahan mendasar terhadap system penyelenggaraan

pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),

ketatalaksanaan (business process), serta sumber daya aparatur manusia aparatur.

Birokrasi pemerintahan tidak lepas dari proses pelaksanaan pelayanan

public. Kecenderungan birokrasi yang berjalan di Indonesia yang bersifat

hierarkis dinilai berbelit-belit sehingga berdampak pada lamanya waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan satu urusan terkait pelayanan public, pelayanan

public seharusnya memiliki ciri public yang mudah dipenuhi da tidak terikat pada

syarat-syarat yang nantinya akan memberatkan publik (Lestari, 2019).

3
Dari pengantar diatas penulis mencoba menggambarkan pemahaman

penulis terkait reformasi birokrasi yang memiliki tujuan untuk mencapai good

governance yang salah satunya harus diwujudkan dengan baiknya kualitas

pelayanan yang dilaksanakan dalam birokrasi pemerintahan. Adapun dalam

makalah ini akan coba diulas mengenai kondisi pelayanan birokrasi di Kota

Surabaya dibawah kepemimpinan ibu Tri Rismaharini yang telah mampu

membawa Surabaya menjadi salah satu kota yang patut untuk diperhitungkan baik

dalam negeri ataupun di tingkat internasional.

Makassar, 14 April 2020

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Surabaya merupakan satu kota yang namanya melejit sejak kepemimpinan

Tri Rismaharini yang merupakan pemimpin dengan karakter tegas dan memiliki

beraucratic entrepreneur yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melakukan

transformasi di sekotor public (Urbanus, 2014). Karakteristik beraucratic

entrepreneur yang ada pada pemimpin Surabaya ini terdiri atas 4 (empat)

dimensi, yaitu ketulusan, kejujuran, inovatif, dan integritas. Keempat dimensi

karakter inilah yang mampu membawa Surabaya menjadi suatu wilayah yang

sangat patut untuk diperhitungkan hingga saat ini.

Kepemimpinan Tri Rismaharini dimulai tahun 2010 hingga sekarang

dengan masa kepemimpinan 2 periode (10 tahun). Sejak terpilihnya menjadi

walikota Surabaya beliau berhasil mengangkat kualitas dan kuantitas pelayanan

birokrasi di kota ini. keberhasilan tersebut terlihat dari prestasi yang telah dicapai

di masa kepemimpinannya diantaranya meraih penghargaan FutureGov Asia

Pasifik 2013 dalam dua kategori, yaitu kategori Data Center dan Digital Inclusion

(Kompas, 28 Oktober 2013). Sejumlah prestasi lain yang diperoleh oleh Tri

Rismaharini di antaranya: pada tahun 2012, nama Tri Rismaharini masuk sebagai

nominator dalam penghargaan World Mayor Prize 2012. Pada Februari 2014, Tri

Rismaharini dinobatkan sebagai Mayor of the Month oleh City Mayor Foundation

(Dinanta, 2014).

5
Pada tahun 2017, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (PANRB) yang pada saat itu dijabat oleh Asman Abnur memberikan

apresiasi kepada Pemerintah Kota Surabaya yang telah bergerak cepat dalam

mewujudkan mal pelayanan public. Perhatian yang cukup tinggi akan pelayanan

yang harus dirasakan langsung oleh masyarakat membuat Tri Rismaharini

melakukan inovasi dalam masa kepemimpinannya, salah satunya dengan

melaksanakan pelayanan berbasis teknologi.

Salah satu teknologi yang berkembang saat ini dan dijadikan basis dalam

pelaksanaan pemerintahan adalah internet. Kehadiran teknologi internet di tengah

masyarakat mampu memenuhi kebutuhan akan informasi dengan sangat cepat,

tepat, dan akurat. Selain itu, hal-hal yang dahulu dikerjakan secara manual dan

membutuhkan waktu yang lama, kini dengan bantuan teknologi internet dan

sistem komputerisasi yang canggih menjadikan pekerjaan-pekerjaan tersebut

dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.

B. PERMASALAHAN

Dari uraian latar belakang diatas, dirumuskan beberapa permasalahan yang

perlu dikaji oleh penulis untuk melihat bagaimana perkembangan pelayanan

birokrasi di Kota Surabaya. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan birokrasi di Kota Surabaya ?

2. Apa saja strategi yang dilakukan oleh Walikota Surabaya dalam memenuhi

tuntutan pelayanan publik ?

6
BAB II
KERANGKA KONSEP

Birokrasi merupakan strategi pemerintah untuk mempermudah pelayanan

dan mampu memenuhi kebutuhan kepada masyarakat terhadap pelayanan.

Kebijakan pelayanan public dan birokrasi digambarkan bagai 2 (dua) sisi mata

uang yang tidak dapat dipisahkan satu dan yang lainnya. Kebijakan pelayanan

public tidak dapat lahir tanpa keterlibatan birokrasi dan pelayanan public juga

tidak dapat berjalan dengan baik tanpa intervensi dari birokrasi. (Sumaryana,

2005)

Birokrasi pemerintahan melahirkan kebijakan yang mendukung

terciptanya good governance. Kebijakan merupakan acuan dalam dalam

pelaksanaan pelayanan public. Terdapat 2 (dua) teori terkait kebijakan menurut

Saloso (2000), yaitu :

A. TEORI PLURALIS

Teori pluralis menganggap bahwa di dalam masyarakat, kekuasaan terbagi

dalam beberapa kelompok sehingga keputusan yang diambil dari masyarakat

merupakan hasil rembuk antar pemilik kekuasaan dalam masyarakat, sehingga

dalam hal ini pemerintah merupakan pihak penengah yang harus menentukan

kebijakan dengan tetap bersikap netral demi tercapainya keputusan yang didukung

oleh seluruh pihak.

Teori pluralis ini akan menghasilkan kebijakan yang memberi kepuasan

kepaada masyarakat karen sifat teori ini yang memberikan masyarakat ruang

untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

7
B. TEORI ELIT

Dalam teori ini digambarkan bahwa kebijakan bertindak sebagai pemberi

tekanan terhadap konsentrasi kelompok minoritas (dalam hal ini pemerintah)

untuk menghasilkan kebijakan yang akan menguntungkan bagi sebagian besar

dari kelompok mereka. Teori elit akan menghasilkan kebijakan yang sifatnya

kurang memperhitungkan kepentingan masyarakat dan lebih mengutamakan

terpenuhinya kepuasan ditingkat birokrasi yang bertindak selaku pengambil

keputusan sesuai dengan kepentingan mereka.

Dari kedua uraian teori tersebut, yang cukup relevan dengan kondisi

pelayanan birokrasi di Kota Surabaya selama pemerintahan Tri Rismaharini

adalah Teori Pluralis yang mengedepankan kepentingan masyarakat dan betapa

masyarakat harus menjadi sentral utama penikmat pelayanan birokrasi.

8
Pemerintah Masyarakat

Kebijakan

Pelayanan
Publik

Gambar 1. Kerangka Teori Pluralis

9
BAB III

PEMBAHASAN

Tri Rismaharini, Walikota Surabaya periode 2010-2020 adalah walikota

perempuan pertama yang terpilih secara demokratis pasca-reformasi. Ia tampil

sebagai kepemimpinan transformasional yang membawa prestasi luar biasa bagi

Surabaya. Gaya kepemimpinan sering menjadi sorotan banyak pihak dan selalu

ditunggu oleh publik. Pemimpin Surabaya yang disebut-sebut sebagai pemimpin

emosional, tidak ragu untuk kesal jika ada yang salah dan terkadang menangis

seperti wanita biasa. Namun ia memiliki empati dan kepedulian yang luar biasa

terhadap warganya (Rahmi, 2015).

Bukan hal mudah bagi pemimpin untuk menciptakan budaya dan gaya

kerja yang berbeda dari pemimpin terdahulu. Sebagai seorang kepala daerah

Surabaya, Risma dikenal tegas dan perduli kepada masyarakat. Beliau mampu

memainkan emosinya dalam sebuah ketegasan sehingga mampu merubah budaya

organisasi publik yang kaku dan lamban. Seorang pemimpin mutlak dibutuhkan

kecerdasan emosional untuk mengenali nilai yang menuntun dirinya yang

berimbas pada bagaimana pemimpin mengekspresikan emosinya untuk merubah

budaya organisasi publik hari. Kecerdasan emosi juga diperlukan dikala

pemimpin harus segera beradaptasi dan memaintain dinamika yang ada di luar

organisasi publik daerahnya (Rahmi, 2015).

10
kesukesan kepemimpinan walikota Surabaya ini patut untuk dicontoh

dalam penanganan suatu wilayah karena kecenderungan struktur birokrasi

Indonesia memiliki persamaan satu sama lainnya.

A. Pelaksanaan pelayanan birokrasi di Kota Surabaya

Reformasi pelayanan adalah suatu kegiatan perbaikan pelayanan yang

berorientasi pada kepuasan total pelanggan. Instrumennya adalah pelayanan yang

lebih murah, lebih baik, lebih cepat dan lebih akurat, lebih baru serta sesuai

dengan harapan pelanggan. Guna memenuhi tuntutan reformasi pelayanan atau

birokrasi menurut pandangan Islamy (2000) dalam hal ini, birokrasi tidak hanya

bertanggung jawab yuridis formal tetapi juga bertanggung jawab moral. Lebih

lanjut dinyatakan: apparat birokrasi dalam proses kegiatannya harus mampu

menciptakan strategi untuk garisgaris besar tindakan. Selalu diperhatikan tujuan

dan sasaran lingkungan, tantangan yang dihadapi, sumber-sumber daya yang

dimiliki dan tahap-tahap waktu yang diperlukan.

Adapun pelayanan birokrasi di Kota Surabaya yang patut diperhitungkan,

yaitu ;

1. Mengembangkan Single Window

Saat menjabat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini banyak memberi

perubahan signifikan bagi Kota Surabaya. Beliau 'jungkir balik' membenahi

birokrasi yang ribet hingga akhirnya menjadi efisien melalui teknologi.

Perjuangan pemerintah Surabaya dipaparkan Risma dimulai tahun 2002, yang

disebut sistem e-budgeting, sistem elektronik lain dan terakhir unuk mencegah ada

11
transaksi langsung dengan mengembangkan e-payment. Untuk mengukur kinerja

aparat pemerintah, Surabaya membuat e-performance. Namun itu tidak cukup

karena masyarakat mengeluhkan pelayanan perizinan," ujar Risma di acara

penganugerahan BHACA di Graha Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis

(5/11/2015) malam. (news.detik.com, 2015)

Belajar dari pengalaman saat menjadi Kepala Bagian Bina Pembangunan

Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2002, menurutnya sistem birokrasi

seharusnya dapat mempermudah masyarakat dalam segala urusan. Dan saat

terpilih menjadi Wali Kota Surabaya pada tahun 2010,beliau langsung

menciptakan sebuah program Surabaya Single Window yang dibuat untuk

menyatukan seluruh pelaksanaan perizinan. Beliau mengembangkan sistem ini

agar masyarakat tidak harus datang ke kantor pemkot Surabaya, tapi bisa diakses

dari rumah atau tempat yang disediakan oleh pemerintah kota Surabaya yaitu

melalui layanan e-kios di kelurahan kecamatan serta kantor pemerintah.

Salah satu contoh pelayanan yang dapat dilakukan melalui Single Window

ini adalah proses pembuatan akta kelahiran, tanpa harus datang ke kantor yang

bersangkutan, akta dapat diurus menggunakan layanan elektronik. Tak perlu

waktu lama, 3 hari kemudian izin pembuatan akta akan dikirim melalui pos.

2. Fasilitas antri menggunakan 3 (tiga) bahasa

Alat untuk antri di puskesmas maupun rumah sakit sengaja seluruh proses

dibuat 3 bahasa. Karena ada warga yang tidak bisa bahasa Indonesia dan Jawa.

Pemerintah Kotas Surabaya membuat alat ini bekerja dengan bahasa Indonesia,

12
Surabaya dan Madura. Upaya ini dilakukan agar masyarakat dapat mengakses

seluruh layanan yang diberikan oleh pemerintah Kota Surabaya. (news.detik.com,

2015)

3. Bakti Sosial Mingguan

Setiap satu minggu sekali Pemkot Surabaya menggelar program bakti

sosial dan program wajib lapor yang mengharuskan semua kepala dinas hadir

untuk mendengarkan seluruh keluhan dan melayani perizinan. Pemerintah kota

juga menyambangi kampung-kampung sehingga masyarakat dapat melaporkan

seluruh masalah yang mereka alami dan rasakan.

Sistem ini dibuat mengalir ke seluruh proses pembangunan. Pemkot

Surabaya juga mengupayakan tata kelola pemerintahan anti KKN dan baik dengan

suatu sistem. Dengan melakukan itu, pemerintah ada untuk masyarakat dan

pemerintah melayani masyarakat. Pemerintah adalah pelayan dan pemerintah bisa

melayani dengan sebaik-baiknya karena pemerintah Surabaya melayani dengan

hati. (news.detik.com, 2015)

B. Strategi Pemerintah Kota Surabaya dalam memenuhi tuntutan pelayanan

publik

Berdasarkan publikasi humas kota Surabaya, walikota Surabaya pernah

memaparkan strategi yang diterapkan dalam membangun integritas dan birokrat

yang ada di Kota Surabaya. Adapun strategy yang diterapkan adalah dimulai dari

pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, pengembangan aplikasi

13
pelayanan pemerintahan berbasis internet, hingga pembangunan Sumber Daya

Manusia (SDM).

1. Pembangunan Infrastruktur

Surabaya menjelma menjadi kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi

dan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat pembangunannya, diantaranya

pembangunan yang bisa kita amati dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir

ini. salah satunya adalah dengan dibangunnya jembatan yang menghubungkan

antara Surabaya- Madura atau biasa disebut Jembatan Suramadu, disisi lain

pembangunan juga dilakukan di bandara Juanda Surabaya, dimana baru-baru ini

telah dibangun terminal 2 yang ada di Bandara Juanda Surabaya. (Bappeko

Surabaya, 2015)

Pembangunan sarana infrastruktur lainnya juga terlihat pada perbaikan

Bandara Juanda Surabaya dengan menambah terminal Bandara Internasional. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan dan pembangunan kota Surabaya

dapat membawa wilayah ini menjadi alternative jalur perdagangan dan daerah

transit atau lokasi pertemuan para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di

Surabaya.

Infrastruktur lainnya yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan

adalah infrastruktur pendukung lingkungan hidup, secara kasat mata kondisi

Surabaya 10 tahun terakhir ini sudah jauh lebih hijau dibanding Surabaya 10

tahun yang lalu. Perhatian dan konsistensi pemerintah kota Surabaya dalam

pembangunan infrastruktur ini membawa Surabaya memperoleh penghargaan

14
Indonesia`s Attractiveness Award (IAA) 2019 Platinum kategori Kota Besar

sektor Infrastruktur dan Pariwisata.

“Semua pembangunan infrastruktur ini tidak ada gunanya kalau

masyarakat tidak bisa secara langsung merasakannya,”, kata Tri Rismaharini

dalam humas.surabaya.go.id (2019)

2. Pengembangan Aplikasi Pelayanan Pemerintahan berbasis Internet

Kota Surabaya telah mengembangan pelayanan berbasis teknologi lama.

Inovasi pelaksanaan pelayanan ini terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal

tersebut lihat dari pengembangan aplikasi berbasis internet dalam mendukung

pelaksanaan pelayanan public serta memberikan kemudahkan jangkauan bagi

masyarakat melihat saat ini hampir seluruh lini kehidupan telah dijangkau dengan

internet.

Electronic governance atau biasa yang disebut dengan E-Gov merupakan

suatu konsep yang telah diberlakukan oleh pemerintah dari sebuah penggunaan

ICT yang di implementasikan terhadap proses governance dimana terdapat

banyak sektor yang terlibat baik sektor publik, sektor privat, masyarakat dan

lainnya. Selain itu electronic governance memilki ruang lingkup yang sangat luas

mulai dari local, regional, nasional atau internasional. (Purwaningsih, 2016)

Beberapa pengembangan pelayanan berbasis teknologi dan internet yang

dikembangkan di Surabaya adalah:

a. Dinas Kesehatan Kota Surabaya berupaya meningkatkan pelayanan

kesehatan dengan mengadopsi inovasi di bidang kesehatan dalam bentuk

15
e-Health. Proses pengkomunikasian e-Health dilakukan secara struktural

dan kultural. Secara struktural dengan mengoptimalkan semua perangkat

SKPD yang relevan hingga kecamatan dan kelurahan. Secara kultural

dengan edukasi masyarakat terkait dengan informasi dan penggunaan e-

Health. Sedangkan penerapan e-Health selain dengan menyediakan

fasilitas e-Health dalam bentuk e-Kios yang ditempatkan di kantor

kelurahan, puskesmas dan tempat pelayanan umum, aplikasinya sangat

mudah dan informatif dengan menggunakan tiga bahasa yaitu, bahasa

Indonesia, Jawa, dan Madura sesuai karakteristik sosiologis

masyarakatnya. (Setianto, 2016)

b. Program E-Sapawarga Surabaya menjadi salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya dalam upaya meningkatkan

kualitas layanan publik. Implementasi E-Sapawarga dapat berjalan dengan

baik, tetapi kurang maksimal karena banyak kendala yang dihadapi dalam

komunikasi dan faktor sumber daya. (Purwaningsih, 2016).

E-Sapawarga merupak produk inovasi dari pemerintah kota Surabaya yang

dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya. E-

SapaWarga diciptakan dengan tujuan sebagai penghubung warga dan

pemerintah kota Surabaya. Peluncuran E-SapaWarga yang dapat diakses

di www.sapawarga.org ini awal peluncurannya bernama E-RT/RW yang

hanya bisa akses oleh Kepala RT/RW se-Kota Surabaya. Namun dalam

penggunannya, E-RT/RW ini berubah nama menjadi E-SapaWarga agar

16
semua lapisan masyarakat Surabaya mampu mengakses situs milik

pemerintah Kota Surabaya. (www.Kompasnia.com).

c. Salah satu dampak yang dirasakan masyarakat Surabaya selama ini adalah

tidak ada kenaikan inflasi bahan pokok seperti sembako dan kebutuhan

pokok lainnya.  Sebab, Walikota Surabaya secara langsung memantau

perkembangan dari tiap kelurahan bahkan kecamatan melalui camat dan

lurah. Karenanya, apabila ditemukan kenaikan harga, maka pihaknya

langsung melakukan operasi pasar dengan membuat pasar tandingan.

Selain itu, semua proses transaksi dilakukan dengan menggunakan

elektronik. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga

memastikan proses ini juga akan memudahkan masyarakat dalam

memantau.

d. Program Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang

memberikan peluang bagi masyarakat dapat ikut memantau usulan-usulan

yang disetujui melalui via online. Masyarakat akan tahu proyek itu akan

dikerjakan kapan, termasuk usulan perencanaan yang masuk dalam

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Selain poin-poin diatas masih banyak lagi inovasi-inovasi yang

dikembangkan oleh Walikota Surabaya beserta jajarannya dalam menjalankan

pemerintahan berbasis teknologi demi tercapainya efektifitas pelayanan public.

3. Pembangunan Sumber Daya Manusia

17
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan pemerintah

Surabaya selain menyentuh SDM sector pemerintahan dalam hal ini Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang bekerja dilingkungan pemerintah Kota, Kecamatan,

Kelurahan, dan Desa, pembangunan SDM juga mengarah pada kualitas SDM

masyarakatnya.

Salah satu strategi yang dilaksanakan pemerintah kota Surabaya adalah

praktek inovasi birokrasi dalam penanganan gelandangan di Kota Surabaya yang

telah diwujudkan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya sebagai aktor utama yang

bertanggung jawab terhadap penyelesaian permasalahan gelandangan di Kota

Surabaya. (Astini dkk, 2015)

Penanganan gelandangan di Surabaya seringkali menjadi rujukan daerah

lain untuk belajar bagaiamana cara penanganan gelandangan yang paling efektif.

Secara spesifik penangangan gelandangan tertuang dalam Keputusan Walikota

Surabaya Nomor : 188.45/ 315 /436.1.2/2011 Tentang Tim Koordinasi

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Surabaya yang

disahkan pada 9 September 2011, diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

yang disahkan pada 6 Februari 2012.

Kunci sukses dari penyelenggaraan inovasi pelayanan birokrasi di

Surabaya berasal dari tiga kunci utama, pertama adalah integritas dan keteguhan

pucuk pimpinan, kedua adalah mindset birokrasi sebagai pelayan rakyat, dan

ketiga adalah kolaborasi dengan tenaga social kontrak di lingkungan pondok

social. Integritas dan keteguhan pucuk pimpinan dalam memenuhi kebutuhan

18
masyarakat serta pelayanan prima yang inovatif sangat diperlukan, jika birokrasi

tidak berintegritas dan sang pimpinan tidak memiliki keteguhan, maka tak akan

tercipta daya tanggap birokrasi terhadap permasalahan public terutama

permasalahan gelandangan, dan dari daya tanggap juga akan memunculkan

mindset sebagai pelayan masyarakat. Meski demikian, dibalik beberapa kunci

sukses utama tersebut, masih ada beberapa kekurangan dari inovasi birokrasi

tersebut, utamanya yaitu tidak adanya penampungan maupun liponsos daerah asal

gelandangan (beberapa daerah diluar Surabaya). Sehingga tidak jarang ketika

proses pemulangan atau penyerahan, justru petugas membawa kembali

gelandangan yang akan dipulangkan. (Astini dkk, 2015).

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kualitas pelayan birokrasi pemerintahan di Kota Surabaya tidak lepas dari

peran pimpinan tertinggi dalam hal ini Walikota Surabaya ibu Tri Rismaharini.

Integritas dan keteguhan yang dimiliki oleh beliau mampu membawa kota

Surabaya sampai ke tahap saat ini. Namun keberhasilan birokrasi pemerintahan ini

juga didukung dengan mindset birokrasi sebagai pelayan masyarakat sehingga

terciptalah pemerintahan yang bersifat pluralis dan memihak kepada rakyat.

Selain itu tingkat partisipasi masyarakat juga menjadi pengaruh penting atas

pencapaian birokrasi pemerintahan Surabaya saat ini.

Surabaya merupakan daerah yang dapat dijadikan sebagai kiblat

pelaksanaan reformasi birokrasi yang pro rakyat dan salah satu daerah yang cukup

memperhatikan sasaran pembangunan berkelanjutan. Reformasi birokrasi di

Surabaya telah terpenuhi dengan baik dan telah masuk dalam daftar top pelayanan

public dari Kementerian PANRB.

B. Saran

1. Kepada pemerintah kota Surabaya agar dapat mempertahankan prestasi yang

telah dicapai hingga saat ini dan semoga bisa menjadi acuan bagi pemerintah

daerah lainnya di Indonesia.

20
2. Kepada masyarakat Surabaya agar terus berpartisipasi aktif dan berperan serta

dalam pelaksanaan roda pemerintahan demi tercapainya iklim kondusif di

Kota Surabaya.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal

Astini, F. N. dkk. 2015. Empirical Study Praktek Inovasi Birokrasi Dalam


Penanganan Permasalahan Gelandangan di Kota Surabaya. Jurnal
Administrare, Volume 2 Nomor 2 Halaman 53-62.

Emmanuel, D. P. 2015. Rezim Pertumbuhan Kota Surabaya Studi tentang


Pembangunan dan Revitalisasi Hotel di Surabaya. Jurnal Politik Muda,
Volume 4 Nomor 1 Halaman 71-78.

Lestari, R. A. 2019. Reformasi Birokrasi Sebagai Pelayanan Publik. Jurnal


Dinamika Governance FISIP UPN “Veteran” Jatim. Volume 9 Nomor 1
Halaman 62-68.

Maichal & Urbanus, C.B. 2014. Karakteristik Bureaucratic Entrepeneur Pada


Walikota Surabaya. Jurnal Entrepeneur dan Entrepreneurship, Volume 2
Nomor 1 Halaman 13-24.

Purwaningsih, C. P. 2016. Layanan e-SAPAWARGA Dalam Upaya Meningkatkan


Kualitas Pelayanan Kota Surabaya Dari Perspektif Birokrasi. Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik, Volume 4 Nomor 1 Halaman 2-9.

Rahmi. P. A. 2016. Kepemimpinan Kepala Daerah (Studi Kasusu Walikota


Surabaya, Tri Rismaharinidalam Perspektif Emotional Intelligence).
Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 3 Nomor 2 Halaman
112-121.

Setianto. W. A. 2016. Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal


Ilmu Komunikasi. Volume 14 Nomor 3 Halaman 151-164

Sumaryana, A. 2005. Birokrasi dan Pelayanan Publik. Jurnal Sosiohumaniora,


Volume 7 Nomor 2 Halaman 133-142.

22
2. Situs Internet

humas.surabaya.go.id/2019/08/26/reformasi-birokrasi-surabaya-bisa-dicontoh-
daerah-lain-di-indonesia/

www.kompasnia.com

www.menpan.go.id/site/component/content/article?id=7495&Itemid=394

news.detik.com/berita/d-3063478/cerita-risma-jungkir-balik-perbaiki-sistem-
birokrasi-di-surabaya

23

Anda mungkin juga menyukai