Anda di halaman 1dari 7

KOPLIKASI DIABETES MILITUS

Tahukah Anda, penderita diabetes di Indonesia mencapai 10 juta orang? Dengan angka yang
besar tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke tujuh sebagai negara dengan penderita diabetes
terbanyak di dunia. Ini jelas prestasi yang sangat membahayakan. Pasalnya, menurut dr
Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin,
metabolik dan diabetes; meski diabetes tidak secara langsung menyebabkan kematian,
komplikasinya bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian. Dipaparkan dalam acara
“Cegah Komplikasi Diabetes Sedini Mungkin” yang diadakan oleh RS Pondok Indah di Jakarta,
Selasa (7/11/2017),
lima komplikasi diabetes, yaitu:
1. Stroke dan sakit jantung Stroke dan sakit jantung mencakup 70 persen dari kasus
komplikasi diabetes di Indonesia. Seorang penyandang diabetes melitus bahkan diperkirakan
memiliki risiko terkena serangan jantung dan stroke yang dua kali lipat dari orang normal.
Sebab, kadar gula tinggi mengubah pola lemak kolesterol LDL menjadi lebih mudah menumpuk,
menghambat produksi kolesterol HDL, dan menganggu elastisitas pembuluh darah. Akibatnya,
pembuluh darah menjadi lebih mudah cedera dan mengalami penyumbatan. Padahal, pembuluh
darah koroner berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Jika pembuluh ini
mengalami sumbatan atau atherosklerosis, aliran darah yang membawa oksigen ke jantung akan
terhambat dan jantung mengalami kerusakan. Akibatnya, jantung gagal memompa darah ke
seluruh tuhuh dan kematian mendadak dapat terjadi.
2. Mata Komplikasi diabetes terhadap mata dapat dibagi menjadi dua, yakni stadium awal
(retinopati non-plofiteratif) dan stadium lanjut (retinopati proliferatif). Pada stadium awal,
pembuluh darah mata menjadi berlubang-lubang karena kadar gula dalam darah yang tinggi. Jika
isinya merembes ke dalam retina, pengelihatan bisa menjadi kabur. Sementara itu, pada stadium
lanjut, terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru di dalam mata. Pembuluh ini sangat rapuh dan
rentan mengalami kebocoran. Jika sudah bocor, Wismandari berkata bahwa pengobatannya
hanya laser; dan bila tidak langsung ditangani, kerak darah bisa menutup lensa mata dan
menyebabkan kebutaan. Baca Juga : Cegah Diabetes dengan Sering Makan Masakan Rumah
3. Ginjal Setelah stroke dan jantung, ginjal adalah salah satu komplikasi yang paling sering
dialami oleh penyandang diabetes melitus. Prevalensi kejadiannya bahkan mencapai 30 persen
dan diabetes disebut sebagai penyebab cuci darah kedua tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi.
Wismandari mengatakan, meski tidak menyebabkan kematian, komplikasi ginjal pada
penyandang diabetes melitus menyebabkan kecacatan. Sebab, ginjal berfungsi sebagai penyaring
dalam tubuh, dan kadar gula yang tinggi secara menahun akan menganggu fungsi ginjal. Lama-
kelamaan, ginjal akan perlu terapi pengganti dengan cuci darah yang harus dilakukan tiga kali
seminggu atau transplantasi ginjal.
4. Saraf Komplikasi saraf dialami oleh 60 persen penderita diabetes melitus. Kadar gula
tinggi yang terjadi saraf kronik akan merusak tubuh, terutama saraf tepi. Akibatnya, penderita
akan merasa kesemutan, baal, atau nyeri. Dalam beberapa kasus, Wismandari menemukan
bahwa pasiennya merasa tidak menapak tanah atau memegang sesuatu. Walaupun tidak
menyebab kematian, komplikasi saraf bisa sangat mengganggu. Bila pasien tidak dapat
merasakan tubuhnya, ada kemungkinan dia tidak menyadari telah terluka. Selain itu, komplikasi
saraf juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah (hipotensi), disfungsi ereksi, gangguan
pencernaan, dan inkontinensia atau ketidakmampuan mengontrol buang air kecil dan besar. Kaki
diabetes Masih terhubung dengan komplikasi sebelumnya, kaki diabetes disebabkan oleh
gangguan di saraf dan pembuluh darah pada tungkai.
5. Ketika pasien tidak bisa merasakan tubuhnya, luka menjadi lehih mudah infeksi dan
gangren. Kondisi ini merupakan penyebab tertinggi amputasi. Menurut Wismandari, seorang
pasien diabetes bahkan memiliki risiko amputasi 25 kali
KOMPLIKASI DM HIPOKALEMIA

Jakarta - Bahaya gula darah rendah (hipoglikemia) bagi pasien diabetes melitus sangat fatal.
Sayangnya, pakar mengatakan tidak semua pasien diabetes mengerti dan paham gejala serta
bahaya yang mengintai dari kondisi ini.

dr Sugito Wonodirekso, PKK, DK dari Persatuan Dokter Keluarga Indonesia mengatakan gula
darah rentan sangat berbahaya karena bisa menyebabkan hilangnya kesadaran dan meningkatkan
risiko komplikasi jantung. Apalagi jika gula darah rendah terjadi saat sedang melakukan aktivitas
seperti menyetir.

"Kalau sudah keringat dingin, lemas, lunglai, lalu disertai ada mual, mata, mata kunang-kunang,
itu gejala hipoglikemia. Harus berhenti melakukan aktivitas dan mendapatkan pertolongan
pertama," tutur dr Sugito, dalam acara Grand Kalbe Academia, di Hotel Westin, Jl HR Rasuna
Said, Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Baca juga: Ini Akibatnya Jika Pasien Diabetes Tak Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol

Dijelaskan dr Sugito, secara umum seseorang dikatakan mengalami hipoglikemia ketika gula
darahnya berada di bawah 70 mg/dL. Namun angka ini bukan patokan resmi. Ada beberapa
pasien diabetes yang masih merasa nyaman meskipun gula darahnya di bawah angka tersebut.

Karena itu menurut dr Sugito, hal utama yang harus diperhatikan adalah gejala yang muncul
seperti disebutkan sebelumnya. Jika sudah mengalami keringat dingin, lunglai dan mual,
sebaiknya segera diberi pertolongan pertama.

"Pertolongan pertama yang paling baik ada gula pasir. Bisa dengan disendokkan langsung untuk
ditelan atau dengan air teh manis," ungkapnya lagi.

Jika tidak ada gula pasir, maka makanan atau minuman lain yang manis seperti permen atau jus
buah bisa dijadikan alternatif. Setelah pertolongan pertama diberikan, ada baiknya pasien
dibiarkan beristirahat selama 30-60 menit sebelum diberikan makanan dengan kandungan gizi
yang lebih kompleks.

"Alasan kenapa diberikan gula pasir adalah karena dia gula simpleks, artinya gampang diserap
oleh tubuh. Kalau sudah istirahat dan pasien sudah agak segar, bisa diberikan makanan yang
lebih kompleks seperti nasi beserta lauk,"

Jakarta - Bagi pasien diabetes, tidak hanya sekadar gula darah yang terlalu tinggi saja yang
mesti diperhatikan. Sebab, pasien diabetes juga mesti waspada terhadap hipoglikemia.

Hipoglikemia adalah salah satu kondisi yang bisa terjadi pada orang dengan diabetes, di mana
gula darah terlalu rendah. Penyebab terjadinya hipoglikemia adalah obat yang tidak tepat atau
penggunaan insulin yang tidak teratur, demikian diungkapkan dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD.

Pria yang akrab disapa dr TJ ini menuturkan kadar gula  darah untuk orang mengidap
hipoglikemia bisa turun sampai dengan 70 mg/dl.

"Hipoglikemia biasanya terjadi pada pasien diabetes yang sudah menggunakan obat pil atau
insulin. Gejala awal lemas, panas dingin, dan rasa lapar. Adapun gejala hipoglikemia yang berat,
pengidap bisa berbicara ngaco sampai kehilangan kesadaran atau pingsan," jelas dr TJ ditemui di
sebuah acara di Gran Sahid Jaya Hotel, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (24/4/2016).

Maka dari itu, dr TJ juga menyarankan agar orang dengan hipoglikemia tidak bekerja di bidang
yang melibatkan keselamatan banyak orang.

"Misal pilot atau driver yang membawa orang banyak apabila penting untuk keselamatan orang
banyak. Ternyata hipo saat terbang atau supir hipo saat nyetir bisa bahaya bagi banyak orang,"
ujar dr TJ.

Nah, pertolongan pertama pada pasien hipoglikemia dapat dengan mudah dilakukan dengan
memberikan gula pasir pada yang bersangkutan.

"Jika orang tersebut masih sadar dapat mengonsumsi gula pasir dengan banyak 20 gram yang
dilarutkan dalam 200 cc air, atau sirup yang benar-benar dari gula asli. Dapat juga menggunakan
tablet glukosa atau glukosa jelly yang bisa didapatkan di apotek terdekat," gula darah biasanya
langsung naik, lalu Anda dapat melakukan pengecekkan setiap 15 menit. Jika masih rendah bisa
diulang mengonsumsi gula pasirnya.
"Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai keluhan atau curiga mengidap hiplogikemia,
boleh langsung cek gula darah atau mengonsumsi teh manis," tutupnya.

Hiperglikemia
1. Definisi

Apa itu hiperglikemia?

Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) mempengaruhi orang-orang yang memiliki diabetes.
Beberapa faktor dapat berkontribusi untuk hiperglikemia pada orang dengan diabetes, termasuk
makanan dan pilihan aktivitas fisik, penyakit, obat non-diabetes, melewati atau tidak minum
cukup obat penurun glukosa.

Sangat penting untuk mengobati hiperglikemia, karena jika tidak ditangani, hiperglikemia dapat
menjadi parah dan menyebabkan komplikasi serius yang memerlukan perawatan darurat, seperti
koma diabetik. Dalam jangka panjang, hiperglikemia yang dibiarkan, bahkan jika tidak parah,
dapat menyebabkan komplikasi yang mempengaruhi mata, ginjal, saraf dan jantung.

Apa saja tanda dan gejalanya?

Tanda-tanda dan gejala hiperglikemia adalah sebagai berikut:

 Glukosa darah tinggi


 Tingginya kadar gula dalam urin
 Sering buang air kecil
 Mudah haus

Bagian dari pengelolaan diabetes adalah rutin melakukan pemeriksaan glukosa darah. Tanyakan
kepada dokter Anda seberapa sering Anda harus memeriksa dan berapa kadar glukosa darah
Anda seharusnya.

Pemeriksaan darah dan pengobatan dini glukosa darah tinggi akan membantu Anda menghindari
masalah yang terkait dengan hiperglikemia.

2. Cara mengatasinya

Apa yang harus saya lakukan?


Jika Anda memiliki diabetes dan melihat salah satu tanda-tanda awal dari gula darah tinggi,
lakukan tes gula darah dan hubungi dokter. Dokter akan meminta hasil dari beberapa
pemeriksaan. Ia bisa merekomendasikan perubahan berikut:

 Minum lebih banyak air. H20 membantu menghilangkan kelebihan gula dari darah Anda
melalui urin, dan membantu Anda menghindari dehidrasi.
 Olahraga rutin. Olahraga dapat membantu menurunkan kadar gula darah Anda. Tapi
dalam kondisi tertentu, dapat membuat gula darah menjadi  lebih tinggi. Tanyakan
kepada dokter Anda apa jenis olahraga yang tepat untuk Anda.

Perhatian: Jika Anda memiliki diabetes tipe 1 dan gula darah Anda tinggi, Anda perlu melakukan
pemeriksaan keton dalam urin Anda. Bila Anda memiliki keton, jangan berolahraga. Jika Anda
memiliki diabetes tipe 2 dan gula darah Anda tinggi, Anda juga harus memastikan bahwa tidak
ada keton dalam urin Anda dan bahwa Anda terhidrasi dengan baik. Maka dokter mungkin
memberikan izin untuk berolahraga dengan hati-hati selama Anda merasa sanggup
melakukannya.

Ubah kebiasaan makan Anda. Anda mungkin perlu untuk bertemu dengan ahli gizi untuk
mengubah jumlah dan jenis makanan yang Anda konsumsi.

Gantipengobatan. Dokter Anda dapat mengubah jumlah, waktu, atau jenis obat diabetes yang
Anda konsumsi. Jangan melakukan perubahan tanpa berbicara dengan dokter Anda.

Jika Anda memiliki diabetes tipe 1 dan gula darah Anda lebih dari 250 mg / dL, dokter Anda
mungkin ingin Anda menjalani uji keton dalam urine atau darah.

Perawatan Darurat untuk Hiperglikemia Parah

Jika Anda memiliki tanda-tanda dan gejala ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemik
hiperosmolar, Anda mungkin harus dirawat di ruang gawat darurat di rumah sakit. Perawatan
darurat dapat menurunkan gula darah Anda ke kisaran normal.

Kapan saya harus ke dokter?

Pergi ke rumah sakit segera jika:

 Anda sakit dan tidak bisa mengonsumsi makanan atau cairan


 Kadar glukosa darah Anda secara terus-menerus di atas 240 mg / dL (13 mmol / L) dan
Anda memiliki keton dalam urin Anda

Periksakan diri ke dokter jika:

 Anda mengalami diare atau muntah yang sedang berlangsung, tetapi Anda dapat
mengonsumsi beberapa makanan atau minuman
 Anda mengalami demam yang berlangsung lebih dari 24 jam
 Glukosa darah Anda lebih dari 240 mg / dL (13 mmol / L) meskipun Anda telah
mengonsumsi obat diabetes Anda
 Anda memiliki kesulitan menjaga kadar glukosa darah Anda dalam rentang yang
diinginkan

3. Pencegahan

Tindakan terbaik adalah dengan melatih manajemen diabetes yang baik dan belajar bagaimana
mendeteksi hiperglikemia sehingga Anda dapat mengatasinya sejak dini sebelum memburuk.

Berikut saran dapat membantu menjaga gula darah Anda dalam rentang target Anda:

 Ikuti rencana makanan diabetes Anda. Jika Anda mengonsumsi insulin atau obat diabetes
oral, penting bahwa Anda harus konsisten tentang jumlah dan waktu Anda untuk makan
berat dan ringan. Makanan yang Anda makan harus seimbang dengan insulin yang
bekerja dalam tubuh Anda.
 Awasi kadar gula darah Anda. Tergantung pada rencana pengobatan Anda, Anda dapat
memeriksa dan mencatat tingkat gula darah Anda beberapa kali seminggu atau beberapa
kali sehari. Pemantauan secara saksama adalah satu-satunya cara untuk memastikan
bahwa tingkat gula darah Anda tetap dalam jangkauan target. Buat catatan saat
pembacaan glukosa Anda berada di atas atau di bawah kisaran tujuan Anda.
 Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter.
 Sesuaikan obat Anda jika Anda mengubah aktivitas fisik Anda. Penyesuaian tergantung
pada hasil tes gula darah dan pada jenis dan durasi aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai