Anda di halaman 1dari 2

Kapan harus ke dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) bila Anda
mengalami gejala di atas, terutama jika beberapa gejala tersebut muncul secara
bersamaan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bila orang di sekitar Anda menunjukkan gejala gangguan mental, ajak dia berbagi
dan bicara baik-baik mengenai gejala yang dialaminya. Jika memungkinkan, ajak dia
menemui psikiater.
Lekas ke IGD rumah sakit jiwa jika muncul gelagat untuk melukai diri sendiri dan
orang lain, terutama jika muncul keinginan untuk bunuh diri. Bila hal tersebut terjadi
pada orang di sekitar Anda, tetaplah bersamanya dan hubungi nomor darurat.

Penyebab Gangguan Mental


Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun, kondisi ini
diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan diuraikan
di bawah ini:

Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik)

 Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.


 Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
 Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
 Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
 Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
 Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental.
 Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya heroin dan kokain.
 Kekurangan nutrisi.

Faktor psikologis

 Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.


 Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
 Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
 Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
 Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Selain faktor psikologis yang telah disebutkan di atas, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan bahwa berada pada situasi pandemi, seperti pandemi COVID-
19, juga bisa menjadi faktor pemicu stres yang kemudian membuat orang lebih
rentan mengalami gangguan mental.
Stres tersebut dapat berasal dari rasa takut dan khawatir tentang kesehatan,
keuangan, atau pekerjaan, yang banyak terpengaruh akibat pandemi.
Diagnosis Gangguan Mental
Untuk menentukan jenis gangguan mental yang diderita pasien, psikiater akan
melakukan pemeriksaan medis kejiwaan dengan mewawancarai pasien atau
keluarganya. Pertanyaan yang akan diajukan meliputi:

 Gejala yang dialami, termasuk sejak kapan gejala muncul dan dampaknya pada
aktivitas sehari-hari.
 Riwayat penyakit mental pada pasien dan keluarganya.
 Peristiwa yang dialami pasien di masa lalu yang memicu trauma.
 Obat-obatan dan suplemen yang pernah atau sedang dikonsumsi.

Guna menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain, dokter akan melakukan


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan penunjang
yang dilakukan adalah tes darah.
Melalui tes darah, dokter dapat mengetahui apakah gejala pada pasien disebabkan
oleh gangguan tiroid, kecanduan alkohol, atau penyalahgunaan NAPZA.

 Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan
tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.

Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental juga dapat
mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag.

Anda mungkin juga menyukai