Anda di halaman 1dari 23

PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANISASIONAL DALAM DINAS PERTANIAN TANAMAN

PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN NUNUKAN SETELAH BERLAKUNYA


U.U. PEMERINTAHAN DAERAH NO. 32/2004

Samodra Wibawa

Direktori/DISERTASI/ADM Budaya Organisasi terhadap


INISTRASI_PENDIDIKAN Kepuasan dan Kinerja
/Djaiz_Dujo_Pengaruh_Pen Pegawai Kantor Direktorat
erapan_Sistem_Administrasi J e n d e r a l P a j a k , Te s i s
_Partisipatif.pdf, diakses 5 Magister Manajemen
Desember 2011 UNDIP, Semarang
Kahar, Irawaty A. (2008). Konsep R o b b i n s , S t e p h e n P. ( 2 0 0 3 ) .
Kepemimpinan dalam Organizational Behavior,
Perubahan Organisasi New Jersey: Prentice Hall
(Organizational Change) Wibawa, Samodra. (2005). Peluang
pada Perpustakaan Perguruan Penerapan New Public
Tinggi dalam Pustaha: Management untuk
Jurnal Studi Perpustakaan Kabupaten di Indonesia,
dan Informasi, Vol.4, No.1 Jogja: Gadjah Mada
Elu, Wilfridus B. dan Agus Joko University Press
Purwanto. (2011). Inovasi Yuwono, C.D. Ino dan M.G. Bagus Ani
dan Perubahan Organisasi, Putra. (2005). Faktor Emosi
Jakarta: UT dalam Proses Perubahan
Prawirodirdjo, Arto Suharto. (2007). Organisasi dalam Jurnal
Analisis Pengarus INSAN Vol. 7 No. 3
Perubahan Organisasi dan

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 360


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM
REFORMASI BIROKRASI :
Kasus Reformasi Pelayanan Perizinan Di1Kabupaten Gowa Dan
Kabupaten Takalar

POLITICAL AND ECONOMIC INTERESTS OF REGIONAL HEAD IN


THE REFORM OF THE BUREAUCRACY (The Case Of Permit
Service Reform In Gowa & Takalar Regency)
Andi Luhur Prianto

Jurusan Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
Gedung F I Lt. 1 Pusat Perkantoran FISIP Unismuh
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Email : luhur_gov@yahoo.com

Abstract
The design of decentralization has given specific space for
government bureaucracy to create and innovation the acceleration of
development territory. At this point in the required skills apparatuses
with forward thinking to achieve a professional bureaucracyin an
institutional mechanism that is efficient, effective and equity.
Institutional arrangement bureaucracyis not geared to improve the
quality of public services, but in order to accommodate the practice of
politicization of bureaucracy in perpetuating oligarchy of power head
area.
The purpose of this study to answer the questions: (1.) How is the
actual picture of the practice of bureaucratic reform licensing services in
Gowa and Takalar regency, (2.) What is the connection the interests of
regional heads in bureaucratic reform licensing services in Gowa and
Takalar regency.
The reserach aimed that the licensing service reforms under
taken by the local government, Gowa and Takalar Regency likely still
partial, in which the reform is based on the basic needs and regulatory
pressure center. Orientation of the provision of services also permit
limited to the normative aspect alone. In both regions, the character
possessed strong leadership allows the behavior of the regional head
office personnel licensing services oriented to meet the political and
economic objectives of the head region.

Keywords : bureaucratic reform, local, services, licensing

1
Naskah diterima pada 3 November 2012

361 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

Abstrak
Desain desentralisasitelah memberi ruang gerak yang spesifik
kepada birokrasi pemerintah daerah untuk berkreasi dan berinovasi
dalam akselerasi pembangunan diwilayahnya. Pada posisi ini dituntut
kemampuan Sumber DayaAparatur dengan visi yang jauh kedepan
(forward thinking) untuk mewujudkan profesionalisme birokrasi dalam
sebuah mekanisme kelembagaan yang efisien, efektif dan berkeadilan
(equity).Penataan kelembagaan birokrasi bukan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, tetapi demi mengakomodasi
praktek politisasi birokrasi dalam melanggengkan oligarki kekuasaan
kepala daerah.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan :
(1).Bagaimanakah gambaran aktual tentang praktek reformasi birokrasi
pelayanan perizinan di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, (2.)
Bagaimanakah kaitan kepentingan-kepentingan kepala daerah dalam
reformasi birokrasi pelayanan perizinan di Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Takalar?
Hasil penelitianmenujukkan bahwa reformasi pelayanan
perizinan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yakni kabupaten
Gowa dan Kabupaten Takalar cenderung masih parsial, di mana
reformasi dilandasi atas dasar kebutuhan dan desakan peraturan pusat.
Orientasi penyelenggaraan pelayanan perizinan juga hanya terbatas
pada aspek normatif semata.Pada kedua daerah ini, karakter strong
leadership yang dimiliki kepala daerah memungkinkan perilaku
aparatur kantor pelayanan perizinan diorientasikan untuk memenuhi
tujuan politik dan ekonomi sang kepala daerah.

Kata kunci: reformasi birokrasi, daerah, pelayanan, perizinan

PENGANTAR diwilayahnya. Pada posisi ini dituntut


Desentralisasi yang mengemuka kemampuan Sumber DayaAparatur
dalam konstruksi reformasi telah dengan visi yang jauh kedepan
menunjukkan wataknya sebagai anti- (forward thinking) untuk mewujudkan
tesis nyata atas setting profesionalisme birokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang sebuah mekanisme kelembagaan yang
berjalan selama ini.Semangat efisien, efektif dan berkeadilan
desentralisasi yang berkobar terus (equity).
menyulut pemerintah daerah untuk Te r l e p a s d a r i b e r b a g a i
memaksimalkan besaran kewenangan pencapaian beberapa derah otonom
yang dimiliki dalam aktivitas dalam melakukan reformasi birokrasi,
pembangunan dan pelayanan publik. namun secara umum penilaian tentang
Desain desentralisasitelah memberi progress perubahan setting birokrasi
ruang gerak yang spesifik kepada belum menunjukkan capaian yang
birokrasi pemerintah daerah untuk memuaskan.Berbagai penilaian dari
berkreasi dan berinovasi dalam survey lembaga-lembaga independen
akselerasi pembangunan memberikan bukti kuat tentang

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 362


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

persepsi publik yang rendah tentang Agenda-agenda besar reformasi


kinerja birokrasi pasca otonomi birokrasi secara nasional dalam
daerah.Stereotipe tentang korupsi, berbagai paket kebijakan seperti
kolusi dan nepotisme tetap menjadi bergerak tidak linier dengan semangat
“cacat bawaan” yang membayangi reformasi birokrasi oleh pemerintah
segala aktivitas pemerintah daerah daerah. Lahinya UU No. 28 Tahun
dalam menata mesin pemerintahannya. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Salah satu contoh dari masih rendahnya Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
komitmen pemerintah daerah dalam Kolusi, dan Nepotisme, UU No. 32
melakukan inisiasi pencegahan korupsi Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
seperti terlihat pada Penilaian Inisiatif Daerah, UU No. 25 Tahun 2009
Anti Korupsi (PIAK) Tahun 2011 oleh Tentang Pelayanan Publik hingga
Komisi Pemberantasan Korupsi Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang
(KPK), yang menujukkan bahwa Grand Desaign Reformasi Birokrasi
capaian nilai rata-rata masih berada 2010-2025, secara beragam direspons
pada level yang rendah atau 4,5 (skala pemerintah daerah. Lemahya kontrol
0-10). Hasil ini mengindikasikan publik dalam memberikan pengawasan
bahwa secara umum faktor inisiatif terhadap kinerja birokrasi semakin
internal kelembagaan pemerintah pusat membuat arah reformasi birokrasi di
dan daerah yang masih rendah dalam daerah mengalami disorientasi
menata organisasi pemerintahan. makna.Birokrasi pemerintah daerah
Fenomena ini tentu sesuatu wajar ibarat terkurung dalam “rumah kaca”,
bagi pihak-pihak yang selama ini intens yang hanya bisa menjadi saksi atas
memperhatikan aktivitas birokrasi di perubahan yang terjadi disekitarnya.
daerah. Dalam banyak hal, reformasi di Design minimal dari reformasi
daerah sering “dibajak” kepala daerah birokrasi diorientasikan untuk
sendiri. Penataan kelembagaan memperoleh sebuah kinerja yang di
birokrasi bukan diarahkan untuk dalamnya menggambarkan proses
meningkatkan kualitas pelayanan demokratisasi, efektifitas, efisiensi,
publik, tetapi demi mengakomodasi transparansi dan akuntabilitas, serta
praktek politisasi birokrasi dalam tanggungjawab dalam kerangka
melanggengkan oligarki kekuasaan memberikan pelayanan prima kepada
kepala daerah.Reformasi birokrasi masyarakat. Resultante dari seluruh
kadang hanya berakhir pada penataan aktivitas reformasi birokrasi adalah
strukutur demi mengakomodasi tumbuhkembangnya pelayanan
kepentingan pejabat tertentu dalam prima.Di dalam tipe ideal birokrasi,
pola interaksi politis-transaksional. maka tercermin proses demokrasi yang
Pada titik ini spirit reformasi birokrasi tercermin darimerit system, sistem
yang mengusung profesionalisme, remunerasi, serta rewards and
merit system, dan impersonalitas hanya punishment.
sekedar jargon karena tersandera Salah satu produk reformasi
kepentingan politik kepala daerah birokrasi yang banyak mendapat
untuk mengukuhkan oligarki sorotan yang luas dari publik adalah
kekuasaannya. kinerja organisasi pelayanan terpadu
satu pintu (PTSP). Gagasan dan

363 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

praktek dari one-stop services (OSS) mengeluhkan proses pelayanan


ini dihadirkan sebagai upaya untuk perizinan yang diselenggarakan oleh
meretas belitan dari panjangnya mata pemerintah atau pemerintah daerah,
rantai birokrasi dalam menyediakan yang dirasakan berbelit-belit, tidak
layanan, terutama layanan yang terkait transparan, tidak ada kejelasan dan
denganperizinan investasi. Ikhtiar kepastian waktu, dan adanya biaya
untuk mengitegrasikan berbagai jenis ekstra.
pelayanan publik yang terkait pada Perizinan merupakan salah satu
suatu unit yang berdiri sendiri aspek penting dalam pelayanan publik,
merupakan implementasi dari demikian juga perizinan yang terkait
Permendagri No. 24 Tahun 2006 dengan kegiatan usaha. Proses
tentang Pedoman Pendirian Pelayanan perizinan, khususnya perizinan usaha,
Terpadu Satu Pintu dan Peraturan secara langsung akan berpengaruh
Menteri Dalam Negeri Nomor terhadap keinginan dan keputusan
20Tahun 2008 tentang Pedoman calon pengusaha maupun investor
Organisasi dan Tata Kerja Unit untuk menanamkan modalnya.
Pelayanan Perizinan Terpadu di Demikan pula sebaliknya, jika proses
Daerah. Layanan terpadu satu pintu perizinan tidak efisien, berbelit-belit,
merupakan kegiatan penyelenggaraan dan tidak transparan baik dalam hal
perizinan dan non perizinan yang waktu, biaya, maupun prosedur akan
proses pengelolaannya dimulai dari berdampak terhadap menurunnya
tahap permohonan sampai ketahap keinginan orang untuk mengurus
terbitnya dokumen dilakukan pada satu perizinan usaha, dan mereka mencari
tempat. Tujuan pokok yang ingin tempat investasi lain yang prosesnya
diperoleh guna memberikan akses yang lebih jelas dan transparan. Hal ini tentu
lebih luas kepada masyarakat untuk saja selanjutnya akan berdampak
memperoleh layanan publik secara terhadap ketersediaan lapangan kerja
transparan baik dari sisi waktu, biaya, dan masalah-masalah ketenagakerjaan
persyaratan maupun prosedur yang lainnya (Mursitama dkk, 2010).
harus ditempuh (Jasin dkk, 2007). Sudah menjadi rahasia umum
Kewenangan penataan pelayanan bahwa masyarakat sangat enggan
terpadu satu pintu (PTSP) di bidang berhubungan dengan birokrasi
pelayanan perizinan telah merasakan pemerintah (Atmoko dkk, 2007,
dampak langsung dari otonomi daerah, Dwiyanto et al, 2006). Kurangnya
dimana semakin besarnya kewenangan transparansi baik dari sisi waktu,
kepala daerah dalam menggerakan persyaratan, biaya maupun prosedur
birokrasi pemerintah daerah justru ditambah dengan masih kentalnya
tidak kongruen dengan kinerja prilaku koruptif merupakan kondisi
pelayanan.Kinerja pelayanan publik nyata yang terjadi dan dihadapi oleh
bidang perizinan masih dihadapkan setiap masyarakat indonesia saat ini.
pada berbagai kekurangan, seperti Transparancy International (TI),
kurang reponsif, kurang informatif, sebuah lembaga independen berbasis di
kurang koordinasi, dan in-efisien. Berlin-Jerman tiap tahun
Menjadi keniscayaan jika kemudian mengeluarkan Indeks Persepsi Korupsi
kalangan dunia usaha sering (IPK) bagi tiap negara. Pada 2011, IPK

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 364


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

Indonesia berada pada angka 3,0 (skala publik.Kedua kabupaten, yang menjadi
1–10), sehingga menjadi catatan bagi penyangga aktivitas Kota Makassar di
pemerintah agar lebihserius melakukan bagian selatan, ini telah menjalankan
perbaikan terhadap proses perizinan praktek penataan kelembagaan
usaha. (TII, 2012). pelayanan. Penataan organisasi
Menurut Atmoko dkk (2007), pemerintah daerah sebagai bentuk
kalangan dunia usaha masih reformasi birokrasi dilakukan
mengeluhkan dan merasakan dalam berdasarkan PP No. 8 Tahun 2003
proses dan pelaksanaan pemberian tantang Pedoman Organisasi Perangkat
layanan di kebanyakan daerah, masih Daerah maupun PP No. 41 tahun 2007
belum banyak perubahan signifikan. Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Keluhan dan ketidakpuasan dunia Meskipun demikian, nuansa perubahan
usaha belum teratasi, terutama dari produk kebijakan tersebut masih
berkaitan keluhan yang berhubungan bersifat “setengah hati” dan cenderung
dengan biaya tinggi dan ketidak pastian “mengangsur” pelimpahan jenis-jenis
hukum bagi pengusaha, akibat belum layanan pada organisasi pelayanan
berubahnya orientasi pemerintahan terpadu yang dibentuknya sendiri.
daerah terhadap hubungan perizinan Di Kabupaten Gowa misalnya,
dengan pendapatan asli daerah (PAD), pendirian Kantor Pelayanan Terpadu
dan tarik menarik kewenangan antara telah dilakukan meskipun tidak serta-
pemerintah dan pemerintahan daerah. merta diikuti oleh pendelegasian
Hasil kajian dari Litbang KPK seluruh jenis layanan perizinan.
(Jasin dkk, 2007) pada bidang Terdapat beberapa jenis layanan
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan perizinan yang strategis seperti izin
menunjukkan bahwa adanya usaha pertambangan dan jasa-jasa
pelimpahan kewenangan pengelolaan lingkungan tetap di tempatkan pada
perizinan dari pemerintah pusat ke organisasi Sekretariat Daerah.Prosedur
kabupaten/kota harus diikuti dengan pelayanan terpadu yang berusaha
penyederhanaan jenis perizinan, dibangunbelum optimal sebabbelum
terutama yang memiliki fungsi yang terlihat upaya untuk mendelegasikan
hampir sama (misal. TDP dan SIUP) kewenangan yang dimiliki kepala
dan menyatukan jenis perizinan yang daerah secara utuh berdasarkan
pengurusannya bisa dilakukan secara prinsip-prinsip reformasi birokrasi,
paralel (misal SITU dan HO paralel yang menuntut peningkatan kualitas
dengan SIUP, TDP, IUI dan TDI). layanan secara terpadu, transparan dan
Temuan ini menjadi sangat relevan tanpa biaya-biaya ekstra.Pada situasidi
ditengah upaya percepatan reformasi Kabupaten Takalar, kondisi yang tidak
birokrasi perizinan yang masih relatif lebih baik juga diaktualisasikan pada
berbelit-belit. praktek reformasi birokrasi pelayanan
Dalam upaya mengoptimalkan perizinan cenderung lebih terpadu.
integrasi pelayanan perizinan, maka Kantor Pelayanan Terpadu tidak
pemerintah Kabupaten Gowa dan banyak menangani layanan perizinan,
Kabupaten Takalar di Provinsi justru yang layanan utama ditangani
Sulawesi Selatan telah melakukan adalah adalah layanan-layanan non-
aransemen birokrasi pelayanan perizinan. Beberapa jenis layanan

365 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

perizinan yang strategis masih tersebar maupun kuantitatif. Dalam


di beberapa instansi teknis seperti penelitian kualitatif, tantangan
perizinan penanaman modal yang utama peneliti adalah adalah
dikelola Kantor Lingkungan Hidup dan bagaimana menentukan informan
Penanaman Modal dan sebagian lagi kunci (key informan) yang sarat
berada di bawah kendali langsung sang informasi sesuai dengan fokus
kepala daerah. Kondisi ini menujukkan penelitian (Bungin, 2003).
bahwa reformasi birokrasi yang di Mengingat dasar penelitian ini
pimpin oleh sang kepala daerah, belum bersifat kualitatif sehingga metode
berhasil mengintegrasikan pelayanan pengumpulan data lebih banyak
publik yang efesien, efektif , dan dengan indepth intervieuw dengan
equity. key informan yang terpilih.
Berdasarkan uraian sebelumnya,
maka dalam menilai secara komparatif 2) Teknik Pengumpulan Data
tarikan-tarikan kepentingan kepala Untuk mendapatkan data
daerah dalam praktek reformasi sekunder dan data primer yang
birokrasi pelayanan perizinan akurat maka penulis menggunakan
didaerah, maka pokok permasalahan teknik pengumpulan data sebagai
yang hendak dikedepankan dalam berikut:
kajian ini adalah (1.) bagaimakah 1. S t u d i P u s t a k a ( L i b r a r y
gambaran aktual tentang praktek Research)
reformasi birokrasi pelayanan Dalam studi pustaka ini penulis
perizinan di Kabupaten Gowa dan berusaha menelaah berbagai
Kabupaten Takalar ? (2.) Bagimanakah bahan bacaan/pustaka serta
kaitan kepentingan-kepentingan kepala dokumen-dokumen lainnya
daerah dalam reformasi birokrasi yang mempunyai relevansi
pelayanan perizinan di Kabupaten dengan masalah yang akan
Gowa dan Kabupaten Takalar ? diteliti.
Dengan demikian maka tujuan 2. Studi Lapangan (Field Research)
penulisan artikel adalah untuk Studi lapangan ini dimaksudkan
mengetahui gambaran aktual tentang yaitu penulis langsung
praktek reformasi birokrasi pelayanan melakukan penelitian pada
perizinan di Kabupaten Gowa dan lokasi atau obyek yang telah
K a b u p a t e n Ta k a l a r d a n u n t u k ditentukan, dengan cara sebagai
mengetahui kaitan kepentingan- berikut:
kepentingan kepala daerah dalam a. W a w a n c a r a , yaitu
reformasi birokrasi pelayanan mengadakan tanya jawab
perizinan di Kabupaten Gowa dan langsung kepada informan
Kabupaten Takalar. yang memiliki informasi
tentang aspek akuntabilitas
METODE PENELITIAN publik pada OMS.
1) Metode Penelitian b. Focussed Group Discussion
Penelitian ini bersifat (FGD), yaitu teknik
deskriptif(Bungin, 2003) dengan pengumpulan melalui
mempergunakan data kualitatif disksusi kelompok terarah

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 366


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

pada beberapa key informan. terjadilah fragmentasi dalam tata


kelola pemerintahan. Sebagai
3) Analisa Data contoh, pemisahan kekuasaan
Data dalam penelitian ini antara legislatif dan eksekutif tidak
merupakan data primer yang sepenuhnya ditaati karena ada
diperoleh dilapangan dari hasil kewenangan eksekutifyang
wawancara yang mendalam dan dijalankan oleh kekuasaan
FGD dari informan dan key legislatif, padahal lembaga ini tidak
informan. Data yang terkumpul memiliki kapasitas kelembagaan
kemudian dianalisis secara untuk melakukan tugas tersebut.
deskriptif sesuai dengan tujuan Reformasi birokrasi yang
penelitian melalui indikator- dilaksanakan yang pada hakekatnya
indikator yang telah ditetapkan. ditujukan untuk
membangun/membentuk profil dan
perilaku aparatur negara yang
KERANGKA TEORI memiliki: 1) Integritas Tinggi,
1) Reformasi Birokrasi yaitu: perilaku aparatur negara yang
Demokratisasi politik, dalam bekerja senantiasa menjaga
desentralisasi pemerintahan dan sikap profesional dan menjunjung
liberalisasi ekonomi yang tinggi nilai-nilai moralitas
berlangsung dengan cepat sejak era (kejujuran, kesetiaan, komitmen)
reformasi ternyata tidak diikuti oleh serta menjaga keutuhan pribadi; 2)
perubahan tata penyelenggaraan Produktivitas Tinggi dan
pemerintahan yang cukup Bertanggungjawab, yaitu: hasil
mendasar. Sistem pemerintahan, optimal yang dicapai oleh aparatur
termasuk pranata-pranata yang negara dari serangkaian program
diperlukan untuk mendukung kegiatan yang inovatif, efektif dan
sistem politik demokratis, otonomi efisien dalam mengelola sumber
daerah dan sistem ekonomi pasar daya yang ada serta ditunjang oleh
yang lebih terbuka belum dedikasi dan etos kerja yang tinggi,
sepenuhnyatersedia. Salah satu dan 3) Kemampuan Memberikan
pranata tersebut adalah sistem Pelayanan yang Prima, yaitu:
birokrasi publik yang terdiri atas 3 Kepuasan yang dirasakan oleh
komponen pokok yaitu peraturan publik sebagai dampak dari hasil
dasar tentangsistem birokrasi, kerja birokrasi yang profesional,
sistem kepegawaian, akuntabilitas berdedikasi dan memiliki standar
dan transparansi (Insani, 2010). nilai moral yang tinggi dalam
Kondisi inilah yang menyebabkan menjalankan tugasnya sebagai abdi
kebijakan reformasi birokrasi yang negara dan abdi masyarakat,
dicanangkan pada kurun waktu utamanya dalam memberikan
tersebut tidak berjalan dengan baik. pelayanan prima kepada publik
Ruang lingkup reformasi birokrasi dengan sepenuh hati dan rasa
yang terbatas dan tanpa didukung tanggungjawab. Sedangkan sasaran
oleh grand strategy yang Kebijakan RB yang ingin capai
konfrehensif yang berakibat pada adalah mengubah pola pikir (mind

367 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

set), budaya kerja (culture set) serta Usulan RB di Lingkungan


sistem manajemen pemerintahan Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
(Nugroho, 2010). Daerah; Peraturan Presiden Nomor
Tujuan dan sasaran ini 81 Tahun 2010 Tentang Grand
dilaksanakan melalui Sembilan Design Reformasi Birokrasi 2010-
program dengan dua puluh tiga 2025. Strategi terdiri atas strategi
kegiatan untuk Gelombang Pertama implementasi dan program
dan limapuluh empat untuk implementasi reformasi yang
Gelombang Kedua. Adapun dilengkapi dengan kegiatan
kesembilan program tersebut monitoring dan evaluasi serta
adalah: (1) Quick Wins, (2) kegiatan pengorganisasian dan
Manajemen Perubahan, (3) pembiayaan.
Penataan dan Penguatan Strategi implementasi ini
Organisasi, (4) Penataan disusun mengingat sangat luasnya
Tatalaksanaan, (5) Penataan Sistem cakupan reformasi birokrasi yaitu
Manajemen SDM Aparatur, (6) dari seluruh instansi yang ada di
Penyusunan Peraturan Perundang- tingkat pusat (lembaga negara,
undangan, (7) Penataan kementerian dan lembaga
Pengawasan Internal, (8) pemerintah) maupun yang ada di
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja, tingkat daerah (Provinsi dan
dan (9) Peningkatan Kualitas Kabupaten/Kota). Untuk
Pelayanan Publik. memberikan kemudahan dalam
Dalam rangka pencapaian implementasi maka strategi
tujuan dan sasaran kebijakan implementasi ini dimanifestasikan
reformasi tersebut maka telah dalam bentuk tahapan, program dan
ditetapkan strategi implementasi aktivitas reformasi birokrasi.
kebijakan yang tertuang di dalam Adapun isi stategi implementasi
Keputusan Menteri Pendayagunaan tersebut adalah: 1) Proses
Apartur Negara Nomor membangun kepercayaan
PER/15/M.PAN/7/2008 Tentang masyarakat melalui Program
Pedoman Umum Reformasi Percepatan (Quick Wins) yang
Birokrasi beserta peraturan- berdampak pada perbaikan sistem
peraturan yang mengikutnya, antara kerja dan perbaikan kualitas produk
lain: Peraturan MenPAN Nomor utama; 2) Proses membangun
PER/19/M.PAN/11/2008 Tentang komitmen dan partisipasi mealui
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Manajemen Perubahan yang
Kinerja Organisasi Pemerinah; berdampak pada
P e r a t u r a n M e n PA N N o m o r terkomunikasikannya perubahan
PER/21/M.PAN/11/2008 Tentang baik kepada pegawai maupun
Pedoman Penyusunan Standar kepada masyarakat dalam rangka
Operasional Prosedur (SOP) pembentukan perilaku yang
Administrasi Pemerintahan; diinginkan; 3) Proses mengubah
P e r a t u r a n M e n PA N N o m o r pola pikir, budaya dan nilai-nilai
PER/04/M.PAN/4/2009 Tentang kerja melalui penataan sistem yang
Pedoman Pengajuan Dokumen berdampak pada perbaikan

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 368


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

organisasi, ketatalaksanaan dan satu pintu, seluruh perizinan dan


sistem manajemen SDM, dan non-perizinan yang menjadi
4)Proses memastikan kewenangan kabupaten/kota dapat
keberlangsungan berjalannya terlayani dalam satu lembaga.
sistem dan terjadinya perubahan Harapan yang ingin dicapai adalah
melalui penguatan unit organisasi, mendorong pertumbuhan ekonomi
deregulasi-regulasi, penginkatan melalui peningkatan investasi dan
sistem pengawasan, perbaikan/ bertujuan meningkatkan kualitas
pengadaan sarana dan prasarana layanan publik.
yang berdampak pada perubahan Reformasi pelayanan terpadu
pola pikir, perubahan budaya kerja pada dasarnya telah diatur melalui
dan perubahan perilaku (Insani, Permendagri No. 24 Tahun 2006
2010). mengenai Pedoman
Penyelenggaran Pelayanan Terpadu
2) Reformasi Pelayanan Perizinan Satu Pintu. Dalam peraturan ini,
Di Era Otonomi Daerah pelayanan atas permohonan
Dalam pengertian sempit, perizinan dan nonperizinan
pelayanan terpadu dapat diartikan dilakukan oleh Perangkat Daerah
sebagai satu instansi pemerintah Penyelenggara Pelayanan Terpadu
yang memiliki semua otoritas yang Satu Pintu (PPTSP), yaitu
diperlukan untuk memberi berbagai perangkat pemerintah daerah yang
layanan perizinan (licenses,permits, memiliki tugas pokok dan fungsi
approvals and clearances). Tanpa mengelola semua bentuk pelayanan
otoritas yang mampu menangani perizinan dan non-perizinan di
semua urusan tersebut instansi daerah dengan sistem satu pintu.
pemerintah tidak dapat mengatur Dengan kewenangan tersebut,
pelbagai pengaturan selama proses. keberadaan kelembagaan layanan
Oleh sebab itu, dalam hal ini terpadu merupakan salah satu upaya
instansi tersebut tidak dapat pemenuhan kewajiban pemerintah
menyediakan semua bentuk daerah kabupaten/kota kepada
perizinan yang diperlukan dalam masyarakat.Beragamnya layanan
pelbagai tingkat administrasi yang terwadahi pada kelembagaan
sehingga harus bergantung pada layanan terpadu merupakan
otoritas lain (Mursitama dkk, 2010). perwujudan pelaksanaan
Pelayanan perizinan dengan kewenangan kabupaten/kota dalam
sistem terpadu satu pintu (one stop upaya mempercepat peningkatan
service) membuat waktu kesejahteraan masyarakat dan
pembuatan izin menjadi lebih meningkatkan efisiensi dan
singkat. Pasalnya, dengan efektivitas pemerintahan
pengurusan administrasi berbasis daerah.Upaya yang dilakukan
teknologi informasi, input data pemerintah dalam meningkatkan
cukup dilakukan sekali, dan pelayanan dalam hal perizinan
administrasi bisa dilakukan secara adalah melalui ditetapkannya
simultan. Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri
kelembagaan pelayanan terpadu No. 24 Tahun 2006 tentang

369 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu urutan prosedurnya;


Pintu yang bertujuan untuk ? mengurangi berkas
meningkatkan kualitas layanan kelengkapan permohonan
publik serta memberikan akses yang perizinan yang samauntuk
lebih luas kepada masyarakat untuk
dua atau lebih permohonan
memperoleh pelayanan publik serta
terwujudnya pelayanan publik yang perizinan;
cepat, murah, mudah, transparan, ? pembebasan biaya perizinan
pasti dan terjangkau meningkatnya bagi Usaha Mikro Kecil
hak-hak masyarakat terhadap Menengah (UMKM) yang
pelayanan publik, hal lain yang ingin memulai usaha baru
diatur dalam peraturan tersebut sesuai dengan peraturanyang
pada intinya membahas pengaturan berlaku; dan
mengenai :
? pemberian hak kepada
a. Penyederhanaan Pelayanan
masyarakat untuk
Dalam Pasal 4 Permendagri 24
memperoleh informasi
Tahun 2006, Bupati/Walikota
dalamkaitannya dengan
wajibmelakukan
penyelenggaraan pelayanan.
penyederhanaan
b. P e r a n g k a t Daerah
penyelenggaraan pelayanan
Penyelenggara Pelayanan
terpadu satu pintu dan
Terpadu Satu Pintu
Penyederhanaan
Pembentukan perangkat
penyelenggaraan pelayanan
daerah yang menyelenggarakan
mencakup :
pelayanan terpadu satu pintu
? pelayanan atas permohonan
berpedoman pada peraturan
perizinan dan non perizinan
perundang-undangan yang
dilakukan oleh PPTSP;
mengatur mengenai
? percepatan waktu proses
pembentukan organisasi
penyelesaian pelayanan tidak
perangkat daerah. Kemudian
melebihi standar waktu yang
lebih jauh Perangkat daerah
telah ditetapkan dalam
tersebut harus memiliki sarana
peraturan daerah;
dan prasarana yang berkaitan
? kepastian biaya pelayanan
dengan mekanisme pelayanan.
tidak melebihi dari ketentuan
Berkenaan dengan hal
yang telahditetapkan dalam
tersebut, Bupati/Walikota
peraturan daerah;
mendelegasikan kewenangan
? kejelasan prosedur pelayanan
penandatanganan perizinan dan
dapat ditelusuri dan diketahui
non perizinan kepada Kepala
setiaptahapan proses
PPTSP untuk mempercepat
pemberian perizinan dan non
proses pelayanan. Lingkup tugas
perizinan sesuai dengan
PPTSP meliputi pemberian

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 370


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

pelayanan atas semua hentuk berkewajiban untuk melakukan


pelayanan perizinan dan non pengembangan sumber daya
perizinan yang menjadi manusia pengelola pelayanan
kewenangan Kabupaten / Kota terpadu satu pintu secara
dengan mengacu pada prinsip berkesinambungan.
koordinasi, integrasi, e. Keterbukaan informasi
sinkronisasi, dan kearnanan PPTSP wajib menyediakan
berkas.Perangkat Daerah yang dan menyebarkan informasi
secara teknis terkait dengan berkaitan dengan jenis
PPTSP berkewajiban dan pelayanan dan persyaratan
bertanggungjawab untuk teknis, mekanisrne, penelusuran
melakukan pembinaan teknis posisi dokumen pada setiap
dan pengawasan atas proses, biaya dan waktu
pengelolaan perizinan dan non perizinan dan non perizinan,
perizinan sesuai dengan bidang serta tata cara pengaduan, yang
tugasnya. dilakukan secara jelas melalui
c. Proses, waktu dan biaya berbagai media yang mudah
penyelenggaraan pelayanan diakses dan diketahui oleh
Berkenaan dengan proses, masyarakat.
waktu dan biaya Pengolahan f. Penanganan pengaduan
dokumen persyaratan perizinan PPTSP wajib menyediakan
dan non perizinan mulai dari sarana pengaduan dengan
tahap permohonan sampai menggunakan media yang
dengan terbitnya dokumen disesuaikan dengan kondisi
dilakukan secara terpadu satu daerahnya dan PPTSP wajib
pintu. Proses penyelenggaraan menindaklanjuti pengaduan
pelayanan perizinan dilakukan masyarakat secara tepat, cepat,
untuk satu jenis perizinan dan memberikan jawaban serta
tertentu atau perizinan paralel. penyelesaiannya kepada
d. Sumber daya manusia pengadu paling lama 10
Pegawai yang ditugaskan (sepuluh) hari kerja.
di lingkungan PPTSP g. Kepuasan masyarakat
diutmmakan mempunyai PPTSP wajib melakukan
kompetensi di bidangnya dan penelitian kepuasan rnasyarakat
dapat diberikan tunjangan secara berkala sesuai peraturan
khusus yang besarannya perundang-undangan.
ditetapkan dengan Peraturan h. Pembinaan dan pengawasan
Bupati/Walikota sesuai dengan Pembinaan atas
kemampuan keuangan daerah, penyelenggaraan pelayanan
hal lainnya Pemerintah Daerah terpadu satu pintu dilakukan

371 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

secara berjenjang dan yang telah digulirkan di era


berkesinambungan oleh Menteri reformasi telah membawa
Dalam Negeri dan Kepala perubahan dalam pelaksanaan
Daerah sesuai dengan pemerintahan daerah. Salah satu
kewenangan masing-masing perubahan itu adalah pemberian
dalam rangka meningkatkan dan wewenang yang lebih luas dalam
mempertahankan mutu penyelenggaraan beberapa bidang
pelayanan perizinan dan non pemerintahan daerah untuk
perizinan. Pengawasan terhadap mengatur struktur organisasi
proses penyelenggaraan perangkat daerah dalam
pelayanan terpadu satu pintu menyajikan pelayanan publik.
dilakukan oleh aparat pengawas Seiring dengan bertambah luasnya
intern pemerintah sesuai dengan kewenangan ini, maka aparat
fungsi dan kewenangannya. birokrasi pemerintahan di daerah
i. Kerja Sama dapat mengelola dan
Dalam pengembangan menyelenggaraan pelayanan publik
PPTSP, Bupati/Walikota dapat dengan lebih baik. Reformasi
melakukan kerjasama dengan pelayanan perizinan yang dilakukan
pihak perguruan tinggi, lembaga oleh pemerintah daerah secara
swadaya masyarakat,asosiasi umum juga masih parsial di mana
usaha, lembaga-lembaga reformasi dilandasi atas dasar
internasional, dan dengan kebutuhan dan desakan peraturan
pemangkukepentingan lainnya pusat. Orientasi penyelenggaraan
sesuai dengan peraturan pelayanan perizinan juga hanya
perundang-undangan. terbatas pada aspek normatif
j. Pelaporan semata. Mengintegrasikan
B u p a t i d a n Wa l i k o t a kemudahan pelayanan perizinan
menyampaikan laporan secara masih sebatas wacana. Kuatnya
tertulis kepadA Gubernur pressure pada badan/kantor
mengenai perkernbangan proses pelayanan perizinan usaha untuk
p e m b e n t u k a n P P T S P, Pendapatan Asli Daerah menjadi
penyelenggaraan pelayanan, cermin bahwa orientasi jangka
capaian kinerja, kendala yang pendek reformasi perizinan masih
dihadapi, dan pembiayaan yang dirasakan cukup kuat. Masuknya
disampaikan secara berkala. investasi ke daerah hanya dimaknai
dengan semakin meningkatnya
HASIL DAN PEMBAHASAN retribusi dan pajak daerah yang
1) Deskripsi Aktual Reformasi masuk ke kas daerah.
Birokrasi Pelayanan Perizinan Fenomena lain yang juga
Praktek reformasi birokrasi mengemuka adalah kuatnya tarik-

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 372


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

menarik kepentingan antar instansi Service) yang dilaksanakan


teknis dalam mendelegasikan pemerintah daearah Kabupaten
kewenangan beberapa pelayanan Gowa dan Kabupaten Takalar
strategis kepada kantor/badan menghadapi karakteristik yang
pelayanan terpadu. Kondisi ini berbeda.
kemudian diperparah oleh a)Kabupaten Gowa
rendahnya komitmen kepala daerah 1. Regulasi
dalam mendelegasikan Dalam menjalankan
kewenangan perizinan secara tugas pokok dan fungsi dalam
pelayanan publik,
optimal pada otoritas kompeten
pemerintah Kabupaten Gowa
yang dibentunya. Kompleksitas telah mendasarkan segala
upaya format ulang birokrasi inilah aktivitasnya pada visi
yang disinyalir menjadi ruang bagi Kabupaten Gowa yaitu :
kepala daerah untuk tetap “Terwujudnya Gowa yang
mengendalikan langsung beberapa Handal dalam Peningkatan
kewenangan perizinan investasi Kualitas Hidup Masyarakat”.
yang strategis untuk mendukung Terkait dengan pencapaian
visi tersebut, maka
langgengnya pengaruh kelompok
Pemerintah kabupaten Gowa
politik golongan dalam struktur telah melakukan beberapa
kekuasaan pemerintah hal yang terkait dengan upaya
daerah.Tindakan kontrol atas reformasi birokrasi di bidang
otoritas perizinan menjadi jalan pelayanan perizinan.
untuk membangun komitmen dan Bentuknya adalah sejumlah
loyalitas birokrasi dalam mencapai produk regulasi yang terkait
dengan upaya integrasi
tujuan-tujuan politik kepala daerah,
pelayanan perizinan.
termasuk dalam upaya membangun Beberapa produk
oligarki kekuasaan. Pada saat yang regulasi tersebut antara lain :
sama, harapan perubahan pada 1. Perda No.8 Tahun 2008
gerakan masyarakat sipil dalam Tentang Organisasi &
mengawal praktek reformasi Tata Kerja Lembaga
birokrasi juga mennghadapi Teknis Daerah Kabupaten
kendala. Menurut Fitri dkk (2011) Gowa.
2. Peraturan Bupati Gowa
kondisi civil society di Kabupaten
Nomor 36 Tahun 2009
Takalar juga masih sangat lemah Te n t a n g P e r u b a h a n
dalam aspek transparansi dan Peraturan Bupati Gowa
akuntabilitas terhadap tata kelola Nomor 49 tahun 2008
pemerintahan daerah. Tentang Tugas Pokok,
Berdasarkan urain tersebut, Fungsi, Rincian Tugas
maka pelaksanaan pelayanan Jabatan Struktural pada
Kantor Pelayanan
perizinan satu atap (One Stop

37 3 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

Te r p a d u K a b u p a t e n clear secara keseluruhan, dan


Gowa. menunggu tambahan-
3. Keputusan Bupati Gowa tambahan layanan yang
Nomor 295/VIII/2010 sewaktu-waktu dilimpahkan.
Tanggal 9 Agustus 2010 Pada aspek substansi isi
Tentang Pendelegasian dari regulasi yang ada,
Wewenang umumnya masih terdapat
Penandatanganan pengaturan yang tidak
Perizinan Kepada Kantor sinkron antara peraturan
P e l a y a n a n Te r p a d u yang dikeluarkan oleh
Kabupaten Gowa. pemerintah pusat sehingga
4. Keputusan Bupati Gowa pemerintah daerah sulit
N o m o r 1 8 9 / I V / 2 0 11 menerapkan peraturan
Tanggal 21 April 2011 tersebut secara konsisten.
Te n t a n g P e l i m p a h a n Pada satu pihak terkadang
Kewenangan Pengelolaan urusan pemerintah pusat
Perizinan Pada Kantor seperti pertambangan,
P e l a y a n a n Te r p a d u kehutanan, dan kelautan yang
Kabupaten Gowa. diserahkan kepada
5. Surat Edaran Bupati pemerintah daerah, tetapi
Gowa Nomor peraturan sektoral masih
03/I/HK/2011 Tanggal 10 menghendaki kuatnya
J a n u a r i Te n t a n g tekanan sentralisasi
Penghapusan Pungutan pemerintah.
Retribusi TDI, TDP, IUP,
SITU, IKL, IUJK, Izin 2. Kewenangan
Usaha Kepariwisataan, & Kewenangan
Jasa Ketatausahaan penyelenggaraan pelayanan
terpadu didasarkan atas
Berdasarkan data dan pendelegasian kewenangan,
kondisi dilapangan sebagaimana diatur dalam
ditemukan fakta bahwa Perda No. 8 Tahun 2008
terjadi tarik-ulur kepentingan Tentang Organisasi & Tata
dalam pelimpahan Kerja Lembaga Teknis
k ew en an g an p elay an an Daerah Kabupaten Gowa dan
perizinan.Beberapa jenis berikut beberapa peraturan
layanan strategis cenderung teknis tambahan.
dipertahankan oleh instansi Kewenangan ini memberikan
teknis.Dalam praktek, batasan-batasan jenis
pelimpahan kewenangan pelayanan terpadu yang
dilakukan dengan model disajikan, yang kemudian
“angsuran” sehingga dijabarkan dalam bentuk
penataan tugas pokok dan Peraturan Bupati maupun
fungsi Kantor Pelayanan Keputusan Bupati. Untuk
Terpadu (KPT) tidak bisa jenis layanan yang menjadi

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 374


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

kewenangan Kantor kabupaten Gowa, terdiri dari


Pelayanan Terpadu (KPT) 26 jenis yakni :
Tabel No. 1
Jenis Layanan Pada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT)
Kabupaten Gowa
1. Izin prinsip 2. Izin Lokasi
3. Izin Gangguan (HO) 4. Izin Kelayakan Lingkungan
5. Izin Tempat Usaha 6. Izin Usaha Perdagangan
7. Tanda Daftar Perusahaan 8. Tanda Daftar Industri
9. Tanda Daftar Gudang 10. Izin Usaha Industri
11. Izin Usaha Jasa Konstruksi 12. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah
13. Izin Pemasangan Reklame 14. Izin Mendirikan Bangunan
15. Izin Praktek Tenaga Kesehatan 16. Izin Fasilitas Kefarmasian
17. Izin Makanan & Minuman 18. Izin Usaha Air Minum
19. Izin Usaha Produksi 20. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
21. Izin Usaha Kepariwisataan 22. Izin Usaha Losmen/Penginapan
23. Izin Restoran/Rumah Makan 24. Izin Hotel
25. Izin Usaha Travel 26. Izin Usaha Hiburan
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kab. Gowa, tahun 2011

Dari tabel No. 1 lingkunganyang cukup


tersebut, maka tampak bahwa strategis, masih berada di
kewenangan kantor Sekretariat Daerah dan
pelayanan terpadu hanya dibawah kontrol langsung
fokus pada bidang pelayanan kepala daerah.
perizinan, sementara jika
merujuk pada ketentuan 3. Kelembagaan
Permendagri Nomor 24 Secara struktural
Ta h u n 2 0 0 6 Te n t a n g Kantor Pelayanan Terpadu
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Gowa berada di
Satu Pintu maupun Undang- bawah Bupati, yang
Undang Nomor 25 Tahun organisasinya dipimpin oleh
2009 Tentang Pelayanan Kepala Kantor berada di
Publik menghendaki bawah dan bertanggung
terjadinya integrasi jawab kepada Bupati.
pelayanan perizinan, melalui Dengan tugas pokok untuk
konsep pelayanan terpadu melaksanakan penyusunan
satu pintu. Bidang layanan dan pelaksanaan kebijakan
yang tidak didelegasikan penyelenggaraan
antara lain kewenangan pemerintahan daerah yang
tentang izin pertambangan bersifat spesifik di bidang
(Gol. C) dan jasa-jasa pelayanan teradu yang

375 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

menjadi tanggung jawabnya lengakapnya regulasi yang


berdasarkan kewenangannya terkait perizinan, masih
sesuai dengan Permendagri didasarkan oleh beberapa
Nomor 24 Tahun 2006 peraturan terdahulu
Tentang Pelayanan Perizinan kelembagaan tersebut masih
Terpadu Satu Pintu maupun berbentuk UPTD SIMTAP.
Undang-Undang Nomor 25 Berdasarkan data dan
Ta h u n 2 0 0 9 Te n t a n g kondisi dilapangan
Pelayanan Publik. ditemukan fakta bahwa tidak
adanya regulasi untuk
b) Kabupaten Takalar beberapa jenis layanan
1. Regulasi perizinan membuat
Dalam fungsi dalam reformasi birokrasi
pelayanan publik, pelayanan menjadi kurang
pemerintah Kabupaten bermakna. Beberapa jenis
Takalar telah mendasarkan layanan strategis seperti izin
segala aktivitasnya pada visi usahaindustri,
yaitu :“Menjadi Pemerintah pertambangan, perhotelan,
Kabupaten Takalar yang serta jasa usaha wisata
Amanah”. Terkait dengan cenderung dipertahankan
pencapaian visi tersebut, oleh instansi teknis dan
maka Pemerintah kabupaten berada dibawah kekuasaan
Takalar telah melakukan sang kepala daerah.
beberapa hal yang terkait
dengan upaya reformasi 2. Kewenangan
birokrasi di bidang pelayanan Kewenangan
perizinan. Bentuknya yang penyelenggaraan pelayanan
nyata adalah dengan terpadu didasarkan atas
disahkannya kelembagaan pendelegasian kewenangan,
yang terkait dengan upaya sebagaimana diatur dalam
integrasi pelayanan yakni Peraturan Daerah
perizinan, yakni Peraturan Nomor 12 Tahun 2008
Daerah Nomor 12 Tahun Tentang Organisasi dan Tata
2008 Tentang Organisasi dan Kerja Lembaga Teknis
Tata Kerja Lembaga Teknis daerah Kabupaten Takalar.
daerah Kabupaten Takalar. Kewenangan lembaga yang
Rumpun regulasi dalam di sedikit berubah, dari
bentuk Peraturan Daerah UPTD menjadi Kantor ini
sebenarnya belum bersifat tidak diikuti oleh petubahan
teknis sehingga masih perlu jumlah kewenangan jenis
penjabaran-penjabaran yang layanan. Kewenangan jenis
lebih detail terkait dengan layanan Kantor Pelayanan
tugas pokok dan fungsi Te r p a d u ( K P T ) m a s i h
lembaga. Kurang cenderung mempertahankan
kewenangan yang dimiliki

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 376


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

UPTD SIMTAP (Sistem Atap) sejak Tahun 2002


Informasi Manajemen Satu sebelumnya :
Tabel No. 2
Jenis Layanan Pada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT)
Kabupaten Takalar
Layanan Non Perizinan Layanan Perizinan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) Izin Gangguan (Hinder Ordonatie / HO)
Kartu Keluarga (KK) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Akte Kelahiran Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Akte Kematian Tanda Daftar Gudang (TDG)
Kartu Kuning Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Industri Kecil (TDIK)
Tanda Daftar Industri (TDI)
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Mutasi PBB
Izin Lokasi
Izin Reklame
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kab. Takalar, tahun 2011

Dari tabel No. 2 jawab kepada Bupati.Tugas


tersebut, maka tampak bahwa pokok instansi ini adalah
kewenangan kantor melaksanakan urusan di
pelayanan terpadu tidak bidang pelayanan perizinan
hanya fokus pada bidang secara terpadu berdasarkan
pelayanan perizinan, tetapi asas desentralisasi dan tugas
juga layanan non perizinan. pembantuan
Hal lain yang tidak
didelegasikan antara lain
kewenangan tentang izin 2) Kaitan-Kaitan Kepentingan
pertambangan (Gol. C) dan Politik Kepala Daerah Dalam
jasa-jasa lingkungan yang Reformasi Birokrasi
cukup strategis, masih berada Birokrasi pemerintah daerah
dibawah kontrol langsung hingga saat ini masih belum efektif
kepala daerah. memainkan peran dalam memenuhi
tuntutan publik. Mereka tidak dapat
3. Kelembagaan merubah diri sendiri dan hanya
Secara struktural dapat termangu menyaksikan
Kantor Pelayanan Terpadu situasi ekonomi, sosial dan politik
Kabupaten Takalar berada di yang sikap dinamis dan terbuka.
bawah Bupati, yang Efektifitas waktu dan efisiensi biaya
organisasinya dipimpin oleh yang tidak terukur adalah bukti
Kepala Kantor berada di rendahnya kualitas kinerja
bawah dan bertanggung birokrasi. Inilah cermin budaya

377 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

birokrasi kita saat ini yang jauh dari mengendalikan perilaku dan
kesan sebagai pelayan. Perubahan menjaga ikatan loyalitas antara
kepemimpinan yang terjadi di kepala daerah dengan investor
tingkat nasional maupun daerah sehingga seolah-olah
ternyata tidak mampu mendorong kemudahan pelayanan berasal
reformasi yang terarah dalam upaya dari “kumurahan hati” sang
memperbaiki citra aparatur dan kepala daerah. Pada kasus
sistem birokrasi pemerintah daerah. digratiskannya beberapa jenis
a) Kepentingan Politik layanan retribusi pada Kantor
Dalam praktek reformasi Pelayanan Terpadu (KPT) Kab.
pelayanan perizinan di daerah, Gowa lebih bermakna sebagai
arah perubahan pada aras upaya sang kepala daerah untuk
struktur dan proses yang mempertahankan legitimasi
dibangun lebih merupakan kepemimpinan sang kepala
instrumen untuk membangun daerah, meskipun beberapa
loyalitas birokrasi dalam jejaring birokrasi teknis masih
mewujudkan tujuan-tujuan sulit melaksanakannya.
politik kepala daerah, seperti Sementara pada kasus
membangun oligarki keluasaan, digratiskannya beberapa jenis
bukan untuk membangun layanan non perizinan (terutama
komitmen pada optimalisasi layanan adminsitrasi
pelayanan kepada masyarakat. kependudukan) pada pada
Bangunan struktur birokrasi Kantor Pelayanan Terpadu
dikendalikan oleh kepala daerah (KPT) Kab.Takalar biasanya
dan diorientasikan untuk dikaitkan dengan momentum
memenuhi tujuan politik melalui pemilihan kepala daerah.
mekanisme dan prosedur Fenomena ini menujukkan
pelayanan publik yang untuk bahwa betapa kuatnya tekanan
memenuhi target pendapatan politik yang mesti dihadapi oleh
bagi jejaring politik kepala birokrasi pelayanan terpadu satu
daerah. Prosedur dan norma atap (PTSP), dalam
pelayanan perizinan tidak mengoptimalkan kinerja
berjalan sebagaimana ketentuan pelayanan pada masyarakat.
normatif, tetapi sangat Misi utama birokrasi
dipengaruhi oleh momentum- pemerintah daerah tidaklah
momentum politik. Birokrasi berbeda dengan perilaku
pelayanan perizinan diarahkan birokrasi kolonial, yakni untuk
untuk merangkul dukungan mempertahankan kekuasaan dan
kalangan investor untuk mengontrol perilaku individu.
kepentingan kepala daerah. Indikasi lain yang mendukung
Penguatan struktur sinyalemen tersebut juga dapat
kelembagaan pelayanan dilihat dari pengisian formasi
perizinan melalui program jabatan pada stuktur pelayanan
reformasi birokrasi perizinan yang strategis umumnya diisi
lebih berfungsi untuk para birokarat yang memiliki

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 378


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

ikatan loyalitas dangan sang menujukkan bahwa terdapat


kepala daerah. Dengan demikian sikap inkonsistensi dan
terjadi simbiosis mutualisme komitmen yang rendah dari
antar birokrat dan politisi untuk kepala daerah untuk
menjadikan birokrasi sebagai menyerahkan keseluruhan
lahan pemenuhan hasrat dan wewenang pelayanan perizinan
kekuasaan (power kepada otoritas pelayanan
culture).Dengan kata lain, terpadu yang bentuknya. Motif
birokrasi pemrintah daerah ekonomi melalui modus
adalah alat kendali bagi kepala p e m b e b a n a n t a rg e t - t a rg e t
daerah yang paling mudah pendapatan anggaran daerah
digunakan untuk mengontrol pada masing-masing perangkat
perilaku masyarakat, sekaligus birokrasi daerah menjadi bagian
dapat dimanfaatkan untuk dari kompleksitas upaya
mempertahankan klan dan integrasi wewenang pelayanan
oligarki kekuasaan. Pada titik yang terkait dengan perizinan
inilah idea-idea reformasi investasi. Untuk Kabupaten
birokrasi yang sampai di daerah Takalar beberapa jenis layanan
belum berjalan optimal. investasi strategis dilakukan
oleh Kantor Penanaman Modal
b) Kepentingan Ekonomi dan Lingkungan Hidup, yang
Kualitas pelayanan publik memerlukan izin prinsip
di bidang perizinan memainkan langsung dari sang kepala
peran strategis dalam menarik daerah. Sementara modus serupa
investor untuk menanamkan juga terjadi di Kabupaten Gowa,
modalnya di suatu daerah, yang dimana izin-izin investasi usaha
secara agregat memberi pertambangan masih menjadi
pengaruh pada pertumbuhan domain Sekretariat Daerah c.q.
ekonomi daerah. Kualitas Bagian Ekonomi Pembangunan,
pelayanan perizinan sendiri juga yang dikendalikan langsung
dapat diidentifikasi dari oleh sang kepala daerah.
peraturan pemerintah daerah Kuatnya kewenangan
dalam mendukung sekaligus kepala daerah untuk tetap
memberikan legitimasi lembaga mengendalikan beberapa jenis
perizinan di daerah untuk layanan strategis sebab dianggap
memberikan pelayanan secara sangat menjanjikan suatu pola
lebih efisien dan efektif. “transaksi” politik dan ekonomi
Dalam praktek reformasi antara kepala daerah dan dengan
birokrasi pelayanan perizinan p i h a k i n v e s t o r. P o l a
masih menghadapi banyak transaksional yang terjadi
kendala kepastian, terutama dari berupa lahirnya komitmen dan
waktu, biaya dan prosedur.Hasil dukungan politik dari pihak
temuan pada Kantor Pelayanan investor sekaligus keuntungan
Terpadu (KPT) di Kabupaten ekonomi bagi kelompok politik
Gowa dan Kabupaten Takalar kepala daerah sementara kepala

37 9 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

daerah akan menyediakan yang dilakukan adalah kuatnya


insentif dan fasilitas penunjang kepentingan ekonomi di balik
investasi bagi pihak investor. reformasi birokrasi perizinan
Hal dapat di temukan dengan dengan modus memberi target
kemudahan perizinan usaha yang tinggi pada instansi
industri air mineral dan pelayanan perizinan untuk
pertambangan meskipun mencapai realisasi Pendapatan
aktivitas usaha tersebut tidak Asli Daerah (PAD) setiap
sesuai dengan ketentuan tahunnya. Trend peningkatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
(RTRW) Kabupaten yang ada. juga menjadi indikator
Fenomena lainyang keberhasilan kepemimpinan
ditemukan dari studi lapang kepala daerah.
Tabel No.3
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa &
Kabupaten Takalar

No Kabupaten Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
1 Gowa 35.703.518.160 33.371.641.773 45.827.484.393 49.522.385.717
2 Takalar 8.974.000.000 9.395.475.000 13.213.550.000 13.776.416.000
Sumber : RPJMD Kab. Gowa 2010-2015 Dan Takalar Dalam Angka Tahun 2009 & 2011

Upaya untuk terus invention) dalam birokrasi,


meningkatkan pendapatan sehingga budaya birokrasi yang
sebagai salah satu output responsif terhadap kebutuhan
keberhasilan reformasi birokrasi rakyat dan tidak menjadi alat
perlu di cermati dengan hati- untuk melanggengkan
hati. Perilaku kehati-hatian kekuasaan.
penting sebab beban dan target
pelayanan terkadang tidak PENUTUP
proporsional dengan besaran 1) Kesimpulan
kewenangan, kelembagaan, Reformasi pelayanan
sumberdaya, support anggaran, perizinan yang dilakukan oleh
serta sarana dan prasarana yang pemerintah daerah, yakni kabupaten
dimiliki instansi pelayanan Gowa dan Kabupaten Takalar masih
perizinan. bersifat ambivalen. Artinya bahwa
Pada konteks ini, perubahan yang ada terjadi
reformasi birokrasi pada mengikuti prosedur normatif tetapi
akhirnya menjadi program yang perubahan itu kemudian arahkan
dilakukan “setengah hati” dan untuk kepentingan politik dan
miskin terobosan. Oleh karena ekonomi kepala daerah. Pada kedua
itu, perlu dilakukan inovasi baru daerah ini, karakter strong
dalam penciptaan budaya leadership yang dimiliki kepala
( cultural innovation and daerah memungkinkan terjadinya

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 380


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

upaya pemenuhan tujuan politik, Laporan Penelitian : Pusat


dengan mekanisme kontrol perilaku Penelitian Kebijakan Publik
aparatur untuk membangun dan Pengembangan Wilayah
loyalitas politik pada birokrasi serta Universitas Padjadjaran
tujuan ekonomi, melalui Bandung.
mekanisme dan prosedur pelayanan Dwiyanto, Agus et al. 2006. Reformasi
publik yang untuk memenuhi target Birokrasi Publik di Indonesia.
pendapatan daerah.Fenomena ini Yogyakarta : Gadjah Mada
menjadi cermin bahwa arah dan University Press
orientasi dari praktek reformasi Hardjapamekas, Erry Riana. 2003.
pelayanan perizinan di daerah Reformasi Birokrasi:
masih jauh dari harapan publik. Tantangan dan Peluang,
Ikhtiar untuk mengintegrasikan Jakarta : Badan Pembinaan
kemudahan pelayanan perizinan Hukum Nasional
masih terkendala pada rendahnya Insani, Istyadi, 2010. Penyusunan
komitmen dan kepentingan politik Standar Operasional Prosedur
dan ekonomi dari sang kepala Dalam Reformasi Birokrasi
daerah yang terus berupaya Sebagai Business Process
melanggengkan oligarki Reengineering Birokrasi
kekuasannya. Pemerintah, Makalah ini
disajikan dalam Konferensi
2) Saran Administrasi Negara III di
Reformasi birokrasi yang Bandung pada tanggal 6-8 Juli
terjadi selama ini cenderung 2010.
bermakna sebagai perombakan Jasin dkk, Muhammad. 2007.
struktur, mesti bergeser pada Implementasi Layanan
perubahan nilai dan budaya Terpadu Di Kabupaten/Kota
birokrasi. Tentu hal ini bukanlah Studi Kasus :Kota Yogyakarta,
pekerjaan mudah ditengah tarikan Kabupaten Sragen, Kota
ekonomi dan politik dari kepala Parepare, Jakarta : Litbang
daerah. Meski sulit, tetapi ikhtiar itu KPK
harus terus diarus-utamakan dengan KPK, 2011. Penilaian Inisiatif Anti
melengkapi penataan dari aspek Korupsi (PIAK) 2011, Jakarta :
regulasi, kewenangan, dan Litbang KPK
kelembagaan sehingga tercipta Mullatto, dkk. 2007. Pengembangan
birokrasi pemerintah daerah yang Pelayanan Terpadu Satu Pintu
totally mengabdi pada kepentingan Oleh Perangkat Daerah
rakyat. Kab/Kota Di Jawa Tengah,
Semarang : Balibangda Jawa
DAFTAR PUSTAKA Tengah
Mursitama dkk, Tirta Nugraha. 2010.
Atmoko dkk, Tjipto. 2007, Pengukuran Reformasi Pelayanan
Kualitas Pelayanan Perizinan Dan Pembangunan
Administrasi Penanaman Daerah: Cerita Sukses Tiga
Modal Di Kabupaten Garut, . Kota (Purbalingga, Makassar,

381 Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012


KEPENTINGAN POLITIK DAN EKONOMI KEPALA DAERAH DALAM REFORMASI BIROKRASI :
KASUS REFORMASI PELAYANAN PERIZINAN DI KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN TAKALAR

Andi Luhur Prianto

Dan Banjarbaru), Jakarta : MTI Peraturan Menteri Dalam Negeri No.


Nugroho, Riant. 2010.ImplantBusiness 24 Tahun 2006 tentang
Process Reengineering for Pelayanan Perizinan
Bureaucracy: Ideas and Terpadu Satu Pintu
Obsession, Materi Workshop Perda No. 12 Tahun 2008 Tentang
Business Process Organisasi dan Tata Kerja
Reengineering Birokrasi Lembaga Teknis Daerah
Pemerintah yang Kabupaten Takalar
diselenggarakan Kementrian Perda No.8 Tahun 2008 Tentang
PAN & RB pada tanggal 29 Organisasi & Tata Kerja
April 2010 di Kantor Lembaga Teknis Daerah
Kementerian PAN & RB Kabupaten Gowa
Jakarta; Peraturan Bupati Gowa Nomor 36
Priyanta, Maret dkk. 2008. Pelayanan Ta h u n 2 0 0 9 Te n t a n g
Perizinan Terpadu Satu Pintu Perubahan Peraturan Bupati
Bagi IndustriDalam Upaya Gowa Nomor 49 tahun 2008
Pelestarian Fungsi Tentang Tugas Pokok,
LingkunganDi Kota Cimahi, Fungsi, Rincian Tugas
Laporan Akhir Jabatan Struktural pada
PenelitianFakultas Hukum Kantor Pelayanan Terpadu
Universitas Padjadjaran. Kabupaten Gowa
TII. 2011, Indeks Persepsi Korupsi
(Corruption Perception
Index/CPI) tahun
2011http://ti.or.id/index.php
/news/2011/12/02/indonesia
-peringkat-ke-100-indeks-
p e r s e p s i - k o r u p s i - 2 0 11
(diakses tanggal 01 Mei
2012)

Dokumen Publik
UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme,
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah,
UU No. 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik
Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010
Tentang Grand Desaign
Reformasi Birokrasi 2010-
2025,

Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 3 | 2012 382

Anda mungkin juga menyukai