Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan
tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21
tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21
tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai
umur 18 tahun.

Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan
kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia
sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut sebagai
akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai
oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan selama
anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama
masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih
cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan


penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-
anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.

Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan kesehatannya.


Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi stresor potensial
dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres anak. Intervensi
melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.

B.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a.     Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan keluarga.

1
b.    Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah

c.     Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan
anak usia sekolah.

C.    Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat


informasi tentang landasan teori asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
sekolah.

D.    Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini adalah :

a.    BAB I Pendahuluan (latar belakang; tujuan penulisan; manfaat penulisan; sistematika


penulisan)

b.    BAB II  Tinjauan Teoritis (definisi, perkembangan anak usia sekolah, tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah masalah-masalah pada anak usia sekolah, konsep askep
keluarga dengan anak usia sekolah)

c.    BAB III Penutup (kesimpulan dan saran)

d.   Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.  Definisi

2
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,
kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,
misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.

B.  Perkembangan Usia Sekolah

1.    Perkembangan Biologis

Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan
dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia
ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.

2.    Perkembangan Psikososial

Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika
anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang.
Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman
sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri
melalui media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri
vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang
bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan
tugas. Inilah yang merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak
akan menjadi inferior.

3.    Temperamen

Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam


perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi terhadap
situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga peran orang tua
dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.

4.    Perkembangan Kognitif

3
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.

5.    Perkembangan Moral

Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada


dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan
yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang
telah diterimanya.

6.    Perkembangan Spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada
belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung
melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.

7.    Perkembangan Bahasa

Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di
sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan
karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga
mampu mengucapkannya dengan benar.

8.    Perkembangan Sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya
minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok.

9.    Perkembangan Seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan
pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan
gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat
penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.6

10.     Perkembangan Konsep Diri

4
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal,
seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia
yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai
standar perilaku umum yang diinternalisasi.

C.  Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tahap Siklus Kehidupan


Tugas-Tugas PerkembanganKeluarga
Keluarga
1.      Mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang
sehat.
Keluarga dengan anak usia sekolah
2.      Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.

3.      Memenuhi kebutuhan kesehatan


fisik anggota keluarga
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

D.  Masalah Anak Usia Sekolah

1.        Bahaya Fisik

a.    Penyakit

1)   Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya

2)   Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri

b.    Kegemukan

Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :

5
1)   Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk
keberhasilan social

2)   Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri

c.    Kecelakaan

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan
dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa
takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan
sosial

d.   Kecanggungan

Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan
tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri

e.    Kesederhanaan

Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku
kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak

2.        Bahaya Psikologis

a.    Bahaya dalam berbicara

Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah
yaitu :Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.

1)        Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi
sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja

2)        Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah
akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda

3)        Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain,


membual akan ditentang oleh temannya

b.    Bahaya emosi

6
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain

c.    Bahaya bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk
mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang
berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang
kaku.

d.   Bahaya dalam konsep diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri
sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada
pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta
terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak

e.    Bahaya moral

Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :

1)        Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-


konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa

2)        Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku

3)        Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan

4)        Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak

5)        Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan


sehingga menjadi perilaku kebiasaan

6)        Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

f.     Bahaya yang menyangkut minat

Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :

1)        Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya

7
2)        Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi
dirinya, misal kesehatan dan sekolah

g.   Bahaya hubungan keluarga

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

1)        Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan
merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan
yang buruk dengan anak-anaknya

2)        Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas
sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan
bahkan menghukum anak

3)        Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak
pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan
kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga
yang baik.

4)        Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari
temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal
itu

5)        Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan


anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-
temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.

6)        Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan
idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan
orang tua teman-temannya.

7)        Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap
saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap
kesayangan orang tua

8)        Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak
keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta
sanak keluarga membenci sikap sianak

8
9)        Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung
yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.   Data Umum

1.  Nama Kepala Keluarga          : Tn. A

2. Umur Kepala Keluarga           : 37 tahun

3. Alamat Kepala Keluarga         : Jln. Baji minasa, Kel.tamarunang, Kec.Mariso

4. Pekerjaan Kepala Keluarga    : Pedagang

5. Pendidikan Kepala Keluarga  : SLTP

No Nama J Hub.Dg. Umur Pend. STATUS IMUNISASI


Anggota K Kep. (thn) terakhi BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
keluarg Keluarg r

9
a a
1 Ny.K P ISTRI 35 SMP ü   
2 An.M P Anak 1 12 SMP
3 An.N L Anak 2 9 SD

6. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. A termasuk keluarga kecil yang terdiri dari Kepala Keluarga, istri, 2 orang anak
7. Suku Bangsa :
Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Makassar, Indonesia
8. Agama :
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah dan menjalankan
perintah Allah SWT
9. Status Sosial Ekonomi keluarga :
Kepala Keluarga           : 500.000,-/bln
Istri (ibu K)                    : 250.000,-/bln
Anak ke-1                      : -
Anak ke-2                      : -
Untuk pendapatan KK dengan Istri, dijadikan satu sehingga menjadi Rp.750.000,-/bln dengan
rata-rata pengeluaran Rp.600.000,-/bln. Dilihat dari penghasilan anggota keluarga dan harta
benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status social ekonomi
rendah
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Setiap hari  KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya
menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah diruang keluarga, untuk anak
ke-1 dan ke-2  sering keluar bermain dengan teman-temannya disore hari.

B.   Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan dengan umur 14 thn, anak
kedua laki-laki dengan umur 12 thn, maka keluarga Tn.A berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

10
Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.K menderita   gastritis, dan  adanya
stress/trauma keluarga yang mengganggu anak-anaknya.

3. Riwayat Keluarga Inti


Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
·         Kepala Keluarga        : Klien pernah sakit apendisitis sehingga harus operasi dan rawat
inap selama 8 hari di Rumah Sakit dan sekarang sudah sembuh.
·          Istri     : Klien memiliki penyakit magh/gastritis, namun jika penyakitnya kambuh tidak
mengharuskan klien berobat dan rawat inap di RS akan tetapi cukup membeli obat diapotek
·         Anak ke-1       : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat
inap di RS
·         Anak ke-2       : klien pernah mengalami cedera di kepala dan pergelangan tangan dislokasi
akibat jatuh pada saat bermain, tapi tidak dibawa ke RS untuk berobat akan tetapi hanya
diberi obat gosok dan diurut saja pergelangan tangannya dan kepala yang cedera hanya
diberikan antiseptic yang dibeli sendiri dari apotek. Namun klien masih terkadang
mengeluhkan tangannya terasa nyeri apabila banyak digerakkan saat bermain. Biasanya saat
kambuh, klien cukup diberi minyak gosok pada daerah yang terasa sakit yang kemudian
digunakan untuk istirahat sampai sembuh dengan sendirinya.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dari keluarga Tn.A tepatnya anak ke-2 (kakak KK) pernah mengidap sakit DBD, sedangkan
dari keluarga Ny.K tepatnya anak ke-2 (adik Ny.K) mengidap penyakit diare.

C.   Pengkajian Lingkungan


1. karakteristik rumah
Luas tanah      : 5 x 6 m2                                Luas Rumah : 4 x 5 m2
Tipe Rumah : Rumah panggung/rumah kayu dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang
tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi diluar rumah, dan WC umum. Jumlah
jendela 3, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan
perabot rumah tangga tidak tertata dengan rapi. Tidak ada septic tank, pembuangan langsung
ke selokan besar, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih 10 meter, sumber air
minum PAM.
Denah Rumah :

11
                                                                        
Keterangan :
                                    1. Rg. Tamu & rg. Keluarga
1                                  2                      2. Kamar tidur

                                    3. Dapur
                        3          4. Kamar mandi

                                    5. Wc umum
2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah perkotaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang menginap harap lapor
pada RT/RW. Saat terjadi wabah DBD, malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Sejak Tn.A menikah dengan Ny.K, keluarga Tn.A sudah 2 kali pindah pertama di Panampu
dan yang kedua di kecamatan Mariso dan tidak pernah pindah lagi.

4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat


Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar.

5. . Sistem Pendukung Keluarga


Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling menyayangi
satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat tidur, sumber air
bersih, dan sepeda sebagai sara transportasi, sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan diposyandu misalnya : penyuluhan tentang DBD,diadakannya
imunisasi, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

D.  Struktur keluarga

12
1. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
makassar dan Indonesia. Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore hari karena
hampi semua anggota keluarga pulang kerja disore hari.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik , sopan
santun, tata karma, cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga
masih tetap berada pada Tn.A jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh Tn.A dan
istrinya beserta kedua anaknya.

3. Struktur Peran

 Tn.A :

-          peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat


-          peran formal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah

 Ny.K :

-          peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggal
-          peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu

 Anak ke-1 :

-          peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


-          peran formal : sebagai anak

 Anak ke-2 :

-          peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


-          peran formal : sebagai anak

13
4. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga kurang  menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka membiasakan cuci
tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga dengan
baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga kurang terpenuhi dilihat dari makanan yang sering
dikonsusmsi tiap harinya dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna).
E.   Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Klien selalu mendukung apa
yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan tidak melangga etika dan sopan
santun. Diterapkannya demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.

2. Fungsi Sosial
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


a.       kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai penanganan
jika mengalami kekambuhan penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K kambuh penyakitnya dia
hanya membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter dulu, dan juga ketika anaknya
mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di area yang sakit, lalu digunakan untuk
istirahat sampai terasa baik.
b.      Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
-          anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota kelurga dan mengerti
tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
-          keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat
mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari lingkungan sekitar banyak
terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga empat sampah.
-          Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah jarang dibuka.
-          Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi kesehatan mereka.
Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak teratur, mengatur waktu antara bekerja
dan berkumpul dengan keluarga kurang baik, terbukti keluarga mengutamakan pekerjaan.
c.       Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

14
-          pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-
hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan
-          jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan,
maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga kesehatan.
Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat,
pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat antiseptic, generic, dll dari apotek atau warung
kepada anggota keluarga yang sakit.
-          Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering dikonsumsi dan
cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila penyakit yang diderita dirasa parah,
keluarga langsung membawa ke tenaga kesehatan.
-          Keluarga memberikan perhatian, kasih saying dan support agar dapat membantu proses
penyembuhan.
d.      Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
-          keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
-          anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit. Namun, terkadang
maslah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
-          Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari
solusi jika keluarga sakit.
-          Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang anggota keluarga
yang lain.
-          Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif
-          Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika
maslah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.

4. fungsi reproduksi
a.       jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 2 orang  yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki
b.      keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lainnya.
c.       Tn.A dan Ny.K menggunakan metode program KB alami

5. fungsi ekonomi

15
-          keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari pendapatan yang
diterima per bulan, namun keluarga kurang mampu menyisihkan pendapatannya untuk
keperluan yang tidak terduga
-          keluarga kurang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti posyandu,
puskesmas dll.

F.   Stress dan Koping Keluarga


1. stressor jangka pendek dan jangka panjang
-          stressor jangka pendek : kerusakan rumah akibat banjir dan trauma adanya banjir susulan
-          stressor jangka panjang : kekambuhan penyakit magh/gastritis pada Ny.K

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor


Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas karena tidak dapat tenang  dan
nyaman beristirahat dirumahnya.meskipun demikian keluarga telah berusaha memperbaiki
rumahnya sehingga layak untuk dihuni dan tetap waspada dengan adanya banjir susulan yang
bisa datang lagi. Untuk stressor jangka panjang keluarga (terutama Ny.K) berusaha mencegah
kekambuhan penyakitnya. Namun terkadang Ny.K tetap mengkonsumsi makanan yang
menjadi pantangannya misalnya makanan pedas dan asam.

3. strategi koping yang digunakan


Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah.

4. strategi adaptasi disfungsional


Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam menyelesaikan masalah.

G.   Pemeriksaan Fisik


1.      Tn.A (kepala keluarga)
TD        : 120/70 mmHg
R           : 24 x/menit
N           : 80 x/menit
S            : 36 0C
  KEPALA

16
-          Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit sawo matang
-          Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
-          Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
-          Mulut dan faring
-          Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
  LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan
peristaltik usus baik.
EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.

2.      Ny.K (Istri)


TD        : 120/80 mmHg
R           : 26 x/menit
N           : 80 x/menit
S            : 36 0C
KEPALA
-          Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit putih bersih
-          Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
-          Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
-          Mulut dan faring

17
-          Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan
peristaltik usus baik.
EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.

H.  Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Keluarga berharap agar mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat pada siapa saja
yang membutuhkan tidak hanya pasien yang di RS tetapi juga warga masyarakat yang
membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Jangan membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan antara masyarakat miskin dengan kaya.
I.     Pengkajian Fokus
-          Hubungan anak terhadap orang tua baik, walau pun sibuk bekerja ibu dan ayah selalu
meluangkan waktu disela- sela pekerjaan untuk pulang kerumah memberi makan dan melihat
keadaan anaknya
-          Hubungan anak dengan adiknya sangat baik, selalu bermain bersama meski orang tua
pergi bekerja (saling menjaga satu sama lain)
-          Orang tua membentuk jaringan dengan anak dengan cara tiap hari selalu meluangkan
waktu disela-sela pekerjaan menjenguk anaknya dirumah, tetap memberikan kasih sayang,
perhatian kepada seluruh keluarga dan tetap menjaga komunikasi dengan baik.
-          Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga tetap terjaga dengan baik kedua orang tua memiliki
tugas sebagai kepala keluarga, isri, ayah dan juga ibu.

J.     Analisa Data

18
SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
DO: bila lelah dan Ketidak mampuan keluarga untuk Nyeri Akut
makannya tidak teratur mengenal mengenai masalah kesehatan (Ny.K)
Ny.K nampak menahan yang meliputi pengertian, tanda dan
nyeri gejala, factor penyebab yang
DS: pasien mengatakan mempengaruhinya serta persepsi keluarga
bila lelah dan makan terhadap masalah
tidak teratur perutnya
terasa nyeri. Lalu
biasanya cukup minum
obat magh (antasida),
tidak pernah ke dokter
periksa
Skala nyeri : 4 (1-5)
DO: keluarga tampak Ketidak mampuan keluarga dalam Sindrom
sering tiduran dan mengambil keputusan mengenai tindakan pasca
berkumpul diruang yang tepat atas kecemasan atau trauma trauma
tamu. yang dirasakan.
DS: keluarga mengaku
masih sedikit cemas dan
keluarga tidak dapat
berada didalam rumah
dengan nyaman dan
tenang. Keluarga tetap
waspada dengan adanya
banjir susulan akibat
cuaca yang tidak
menentu dan tidak
disangka-sangka.

K.  Skoring

19
1.     Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 3/3x1 = 3/3 3/3=1 Masalah sudah terjadi
aktual
2 Kemungkinan 1/2x2 = 1 1 Kebiasaan klien yang
masalah dapat dapat mendorong
diubah: kekambuhan akan
sebagian terulang kembali saat
klien merasakan dalam
keadaan sehat
3 Potensial 2/3x1 = 2/3 2/3 Sumber-sumber dan
masalah untuk tindakan yang
dicegah : mencegah kekambuhan
cukup dapat dijangkau oleh
klien
4 Menonjolnya 0/2x1 = 0 0 Kebiasaan dalam
masalah: mengatasi masalah
masalah tidak yang sedederhana
dirasakan menyebabkan masalah
tidak dianggap serius
oleh klien dan keluarga
∑     :22/3

2.     Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau trauma yang
dirasakan.

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran


.
1 Sifat masalah: 3/3x1 = 1 1 Masalah actual karena
aktual mekanisme koping
keluarga kurang adekuat
dan stressor sangat

20
dirasakan keluarga
2 Kemungkinan 1/2x2 = 1 1 Semakin lama, stressor
masalah dapat makin sedikit sehingga
diubah: sebagian trauma dapat diatasi
sebagian.
3 Potensial 2/3x1 = 1 2/3 Penerimaan dan
masalah untuk keikhlasan terhadap
dicegah: cukup suatu peristiwa dapat
mengurangi trauma
4 Menonjolnya 2/2x1 = 1 1 Trauma merupakan
masalah: salah satu tanda keadaan
masalah berat, psikologis yang
perlu terganggu
penanganan
serius
∑     :32/3

L.   Prioritas Masalah


1.     Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau trauma yang
dirasakan
2.      Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A


N Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi
o Tanggal Umum Khusus
1. Rabu/ Sindrom pasca Setelah 1.   Keluarga mampu1.   Anjurkan keluarga untuk
22/12/10 trauma pada dilakukan mengenal masalah mengungkapkan
keluarga Tn.A tindakan trauma dalam kecemasannya
berhubungan selama 2 hari keluarga
dengan diharapkan 2.   Keluarga mampu2.   Anjurkan keluarga untuk
ketidakmampuan keluarga memutuskan mengurangi stressor yang
keluarga dalam mampu tindakan yang menyebabkan kecemasan

21
mengambil mengatasi tepat untuk seperti anjurkan keluarga
keputusan sindrom pasca mengatasi untuk tidak berfokus
mengenai trauma kecemasan dan terhadap kejadian banjir
tindakan yang trauma yang paling berkesan dan
tepat atas 3.   Keluarga mampu merusak harta benda.
kecemasan atau melakukan 3.   Anjurkan keluarga untuk
trauma yang tindakan tetap mempertahankan
dirasakan keperawatan mekanisme koping
mencegah trauma keluarga dalam
yang berlebih menghadapi masalah
4.   Keluarga mampu4.   Anjurkan keluarga untuk
memelihara menjaga hubungan social
lingkungan fisik, dengan tetangga yang
psikis, dan social memiliki kesamaan
untuk senasib dan
mempertahankan sepenanggungan,
derajat kesehatan menjaga keadaan psikis
5.   Keluarga mampu dengan mampu menerima
memanfaatkan dengan ikhlas keadaan
sumberdaya yang yang menimpanya.
ada dimasyarakat 5.   Anjurkan keluarga untuk
seperti puskesma, meminta bantuan dari
posyandu untuk tega kesehatan dalam
memperoleh upaya mengurangi
pelayanan masalah kesehatan
kesehatan.

22
2. Rabu/ Nyeri akut pada Setelah 1.   Keluarga mampu1.   Jelaskan tentang
22/12/10 Ny.K  pada dilakukan mengenal penyakit gastritis,
keluarga Tn.A tindakan penyakit gastritis. meliputi: pengertian,
berhubungan selama 2 hari 2.   Keluarga mampu tanda dan gejala,
dengan diharapkan memutuskan penyebab, penanganan
ketidakmampuan Ny.K mampu tindakan yang dan pencegahan serta
keluarga untuk mengatasi tepat untuk akibat bila penanganan
mengenal masalah nyeri mengatasi tidak tepat atau tdk segera
kesehatan anggota kekambuhan ditangani dengan bahasa
keluarga. Ny.K yang mudah dipahami.
3.   Keluarga mampu2.   Jelaskan kepada keluarga
melakukan mengenai hal-hal yang
tindakan dapat dilakukan saat
keperawatan penyakit Ny.K kambuh
pencegahan 3.   Anjurkan kepada
penyakit Ny.K keluarga untuk membantu
4.   Keluarga mampu klien dalam menghindari
memelihara dan meminimalisasikan
lingkungan fisik, segala bentuk makanan
psikis, dan social dan minuman yang dapat
sehingga dapat menyebabkan penyakit
menunjang Ny.K kambuh
peningkatan 4.   Anjurkan kepada
kesehatan Ny.K keluarga untuk tidak
5.   Keluarga mampu membiarkan Ny.K
memanfaatkan kecapean dan banyak
sumberdaya yang pikiran.
ada dimasyarakat 5.   Anjurkan kepada
seperti keluarga untuk

23
puskesmas, memeriksakan Ny.K
psyandu, kartu kepelayanan kesehatan
sehat untuk terdekat baik saat kambuh
memperoleh maupun tidak untuk
pelayanan mengetahui
kesehatan bagi perkembangan penyakit
Ny.K Ny.K

N.  IMPLEMENTASI

Hari/tgl No. IMPELEMENTASI Ket


Dx
Kamis/ 1 1.   Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
23/12/2010 kecemasannya
Hasil : keluarga mengungkapakan
kecemasannya
2.   Menganjurkan keluarga untuk mengurangi
stressor yang menyebabkan kecemasan seperti
anjurkan keluarga untuk tidak berfokus terhadap
kejadian banjir yang paling berkesan dan
merusak harta benda.
Hasil ; keluarga mendengarkan dengan baik apa
yang disrankan, dan ingin mencoba
melaksanakan apa yang telah dingajurkan
perawat
3.   Menganjurkan keluarga untuk tetap
mempertahankan mekanisme koping keluarga
dalam menghadapi masalah

24
Hasil : keluarga mendengarkan dengan seksama
anjuran yang diberikan perawat dan ingin
memperbaiki koping keluarganya.
4.   Menganjurkan keluarga untuk menjaga
hubungan social dengan tetangga yang memiliki
kesamaan senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan mampu
menerima dengan ikhlas keadaan yang
menimpanya.
Hasil : kelurga menjaga hubungan social dengan
tetangga yang memiliki kesamaan senasib dan
sepenanggungan, menjaga keadaan psikis
dengan mampu menerima dengan ikhlas
keadaan yang menimpanya, meskipun jarang
berkumpul dan berkomunikasi dengan mereka.
5.   Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan
dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah kesehatan.
Hasil : keluarga menerima saran untuk meminta
bantuan kepada tenaga kesehatan dan keluarga
mengatakan akan melaksanakannya.
Kamis/ 2 1.      Menjelaskan tentang penyakit gastritis,
23/12/2010 meliputi: pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, penanganan dan pencegahan serta
akibat bila penanganan tidak tepat atau tdk
segera ditangani dengan bahasa yang mudah
dipahami.
Hasil : klien tampak mendengarkan dan dengan
seksama dan klien mengatakan agak mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
2.      Menjelaskan kepada keluarga mengenai hal-
hal yang dapat dilakukan saat penyakit ny.x
kambuh.
Hasil : klien tampak mengerti dengan penjelasan

25
yang diberikan perawat, dan klien mengatakan
akan melaksanakan apa yang disarankan.
3.      Menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu klien dalam menghindari dan
meminimalisasikan segala bentuk makanan dan
minuman yang dapat menyebabkan penyakit
Ny.K kambuh
Hasil : keluarga tampak mengerti dan bersedia
membantu klien
4.      Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak
membiarkan ny.x kecapean dan banyak pikiran.
Hasil ; keluarga mengatakan akan selalu
mengingatkan klien untuk menjaga kebiasaan
dan aktivitas yang menyebabkan kekambuhan
penyakit klien.
5.      Menganjurkan kepada keluarga untuk
memeriksakan Ny.K kepelayanan kesehatan
terdekat baik saat kambuh maupun tidak untuk
mengetahui perkembangan penyakit Ny.K
Hasil : keluarga mendengarkan dengan baik dan
menerima saran yang diberikan dan akan
mengaplikasikannya.

O.  EVALUASI
No. Hari/tgl DIAGNOSA EVALUASI

1 sabtu / Sindrom pasca S : keluarga mengatakan kini


25/12/2010 trauma pada sudah tidak secemas hari-hari
keluarga Tn.A kemarin karena rumah yang rusak
berhubungan dengan sudah diperbaiki, danada info
ketidakmampuan bahwa akan ada perbaikan selokan
keluarga dalam dan pembuangan air bah oleh
mengambil pemerintah setempat secepatnya.
keputusan mengenai O : keluarga tampak lebih tenang

26
tindakan yang tepat A : masalah teratasi sebagian
atas kecemasan atau (intervensi 1 dan 5 = berhasil/
trauma yang intervensi 2, 3, 2 = belum berhasil)
dirasakan P: lanjutkan intervensi : 2, 3,dan 4

2 sabtu / Nyeri akut pada S : Ny.x mengatakan kini telah


25/12/2010 Ny.K pada keluarga memahami penyakitnya dan apa
Tn.A berhubungan saja yang perlu dilakukan untuk
dengan mencegah kekambuhan dan yang
ketidakmampuan perlu dilakukan saat kambuh
keluarga untuk O :  -  klien tampak mengangguk
mengenal masalah saat diberi penjelasan
kesehatan anggota -    klien mengatakan mengerti
keluarga. dengan penjelasan perawat
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

27
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun
atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga.

Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah
meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, Struktur keluarga,
fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga, identitas
anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan
saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan dan perkembangannya saat ini
(termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan pemeriksaan fisik

B.       Saran

28
Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau
menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :
Appleton And Lange.
Arlina. 2012. Keluarga Anak Usia Sekolah. Diakses pada tanggal 12 September 2012 di
http:/www.scribd

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga  Pasangan Baru Menikah dengan
Masalah KB. Dimuat dalam http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan-
keluarga/

Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :
Appleton And Lange. com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-Sekolah

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Stroke. Diakses pada tanggal 12 September 2012 di
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-stroke.html

29

Anda mungkin juga menyukai