Anda di halaman 1dari 4

NAMA : KOMANG AGASTYA

NIM : 2006511176

STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

Strategi Pengembangan Agribisnis


Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan agribisnis
diantaranya :

1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta


jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis.
Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri) berkembang
di Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor. Dipihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak
diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis sumberdaya
domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.

2. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas


keunggulan komparatif
Dalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan
komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:

 Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan


pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan
membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir
yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat
capital and skill labor intensive.
 Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. Dengan
demikian produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk bersifat
Technology intensive and knowledge based.
 Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini hanya pada
peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan
pasar serta harus selalu mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien.

3. Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan


harmonis.
Untuk  menggerakkan Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan
agribisnis/ pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu
seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.

4. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.


Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak
langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan
komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan
pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan
tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku(input) lain diluar
komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan
agroindustri, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri
pupuk, industri pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi pertanian dan
pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan industri mesin pengolah lain.

5. Membangun Sistem agribisnis melaluiIndustri Perbenihan


Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut produk
agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi
(kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya)
serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu
pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Oleh karena itu Pemda
perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas unggulan
masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi industri perbenihan
modern.

6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem agribisnis.


Perlu  adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau perusahaan agro-
otomotif itu sendiri.

7. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.


Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem Networking baik
vertikal (dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara
penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah
perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena perusahaan-
perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan bisnis intinya dan bersaing satu
sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem
agribisnis. Serta perlu dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini
dikembangkan.

8. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.


Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi
koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk
memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu
sampai ke hilir.

9. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi


agribisnis.
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi pengolahan serta informasi
pasar.

10. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah


Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis
Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah.

11. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.


Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan
memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat
menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya
alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis.

12. Pengembangan strategi pemasaran


Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi
masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar
heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi
menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).

13. Pengembangan sumberdaya agribisnis.


Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar,
diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan
teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor
pengembangan agribisnis.

14. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.


Perlu  pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang
didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan
kerjasama ekonomi.

15. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.


Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan
Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), jaringan
listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.

16. Kebijaksanaan terpadu pengembangan

Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.

1. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat perusahaan.


2. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan usaha sejenis.
3. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan antara beberapa
sektor.
4. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis.

17. Pengembangan agribisnis berskala kecil.


Ada 3 kebijaksanaan yang harus dilakukan adalah:
A. Farming Reorganization

Reorganisasi jenis kegiatan usaha yang produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan
komoditas yang bernilai tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini
disebabkan karena keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.

B. Small-scale Industrial Modernization

Modernisasi teknologi, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam
pola hubungan dan orientasi pasar.

C. Services Rasionalization
Pengembangan layanan agribisnis dengan rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis
untuk menuju pada efisiensi dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga
keuangan pedesaan, lembaga litbang khususnya penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai