Shelia Oktari H1a020084 Konstitusi
Shelia Oktari H1a020084 Konstitusi
TUGAS MANDIRI
RESUME
KONSTITUSI
NAMA:SHELIA OKTARI
NPM:H1A020084
Konstitusi bisa dimaknai secara sempit maupun secara luas. Konstitusi dalam arti sempit
hanya mengandung norma-norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam Negara.
Sedangkan Konstitusi dalam arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau
hukum dasar, baik yang tertulis atau pun tidak tertulis maupun campuran keduanya tidak hanya
sebagai aspek hukum melainkan juga non-hukum (Utomo, 2007:12)
Menurut Herman Heller (Syahuri, 2004:32) membagi pengertian konstitusi menjadi tiga
yaitu:
Die Politische verfassung als geselschaftlich wirk lichkeit. Konstitusi adalah mencerminkan
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis.
C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua
tujuan, yaitu (Utomo, 2007:12):
Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.
Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan
batas-batas kekuasaan bagi penguasa.
Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.
Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi menjawab
berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:
Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.
Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang menetapkan lembaga-
lembaga penting negara.
Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.
Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan
pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-lembaga-nya.
Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.
Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.
Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi ditempatkan
pada posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan mencapai tujuan
bersama warga negara. Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah
sebagai berikut (Asshiddiqie, 2006:122):
Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.
Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam
sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.
Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya dibidang
politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.
Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan
social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.
E.Hukum Dasar
Ada dua macam konstitusi di dunia, yaitu “Konstitusi Tertulis” (Written Constitution) dan
“Konstitusi Tidak Tertulis” (Unwritten Constitution), ini diartikan seperti halnya “Hukum
Tertulis” (geschreven Recht) yang termuat dalam undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis”
(ongeschreven recht) yang berdasar adat kebiasaan. Dalam karangan “Constitution of Nations”,
Amos J. Peaslee menyatakan hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi tertulis,
kecuali Inggris dan Kanada.
Hukum Dasar Tertulis
1. Biasanya di sebut undang-undang dasar
2. Pada umumnya lebih kuat/meningkat di bandingkan dengan hokum dasar tidak
tertulis
3. Merupakan bagian dari konstitusi
4. Merupakan sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya
Hukum Dasar Tidak Tertulis
disebut konversi ketatanegaraan ,sifat konversi:
1. Kebiasan yang berulang kali dalam praktek penyelenggaraan Negara
2. Idak bertentangan dengan UUD
3. Diterima oleh seluruh rakyat
4. Sebagai pelengkap UUD untyk mengisi kekosongan hukum.
Daftar Pustaka
Soemantri, Sri. 1993. Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD 1945 dalam Ketatanegaraan
Indonesia dalam Kehidupan Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta: Konstitusi Press.
Harahap, Krisna. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung: Grafiti Budi Utami.