DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puja puji syukur hanyalah milik Allah SWT Rabb semesta alam, yang senantiasa
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada umat-Nya. Serta shalawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah Laporan dan kasus manajemen terpadu balita sakit usia 2-5 bulanini penulis
harapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang pemberian imunisasi. Penulis juga menyampaikan terima kasih atas
bantuan kepada pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan masukan berupa saran yang membangun demi kesempurnaan makalh ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
KELOMPOK 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penderira pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet saat batuk atau
bersin. Untuk selanjutnya kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran pernapasan
melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung yaitu
percikkan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara
langsung terhirup oleh orang disekitar penderita. Banyak kasus yang berpengaruh terhadap
meningkatnya kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek individu anak, orang tua
(ibu), maupun lingkungan. Kondisi fisik rumah yang tidak sehat dapat meningkatkan
resiko.Terjadinya berbagai penyakit yang salah satunya pneumonia. Rumah yang padat
penghuni, pencemaran udara dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar pada (kayu
bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua merupakan faktor lingkungan yang
dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia (Anwar, 2014). Dari masalah
yang diatas maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan perawat untuk penyakit
pneumonia adalah perawat menjadi educator, membantu orangtua untuk meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit pneumonia pada anaknya, dengan cara memberikan
penjelasan tentang gejala pada penyakit pneumonia, serta tindakan-tindakan yang
diberikan dan menghindari faktor resiko dari penyakit pneumonia agar tidak 3 mengalami
pneumonia berulang, sehingga terjadi perubahan prilaku dari orangtua klien setelah
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pneumonia?
2. Apa etiologi dari pneumonia?
3. Bagaimana gambaran klinis dari pneumonia?
4. Bagaimana patofisiologi dari pneumonia?
5. Bagaimana penilaian klasifikasi dan tindakan atau pengobatan pneumonia pada balita
sakit umur 2bulan-5 bulan?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa pengertian dari pneumonia
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa etiologi dari pneumonia
3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana gambaran klinis dari pneumonia
4. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana patofisiologi dari pneumonia
5. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penilaian klasifikasi dan tindakan atau
pengobatan pneumonia pada balita sakit umur 2bulan-5 bulan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat
yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan
akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga
alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang
paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan
benda asing (Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja
mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai
bronkioli (Nugroho, 2011).
B. Etiologi
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti: a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa. b. Virus: virus
influenza, dll c. Micoplasma pneumonia d. Jamur: candida albicans e. Benda asing Faktor
lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah,
2015)
C. Gambaran Klinis
Klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon sitemik anak
terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan napas. Tanda
dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan batuk
disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui
udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga
membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar
masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan
manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial
3
oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan 8 rasio ventilasi
perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia. Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif,
gangguan pola tidur, pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
D. Patofisiologi
Merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang
mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon
inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup
bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi
paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan
oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan
mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya
salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius
terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir
bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam
jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sisten
limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi
terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi
terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan
ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi
meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang
dengan masalah pneumonia adalah:
a) Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses.
b) Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
4
c) Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
d) Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat penyakit
dan membantu diagnosis keadaan.
e) Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis.
f) Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g) Bronkostopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing. 2.1.7
Penatalaksanaan Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara
lain:
Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2
5
PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN
BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 BULAN
Perlu
Penanganan
SEGERA
6
6
Untuk memeriksa stridor anak harus dalam keadaan tenang
Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA.
1 menit
ANAK HARUS
Lihat apakah ada tarikan TENANG
dinding ke dalam
Lihat dan dengar adanya
wheezing
Periksa dengan pulse
oxymeter (jika ada) untuk menilai saturasi oksigen
- Rujukan tidak memungkinkan, tangani anak sesuai pedoman nasional rujukan pneumonia
atau sebagai mana pada buku saku tatalaksana anak RS
- Pemberian amoksilin oral untuk 5 hari dapat digunakan pada pasien dengan napas cepat
tanpa tarikan dinding dada kedalam pada daerah HIV meluas / terkonsentrasi.
Dimaksud dengan RUJUK disini adalah kedokter puskesmas, puskesmas perawatan atau
rumah sakit.
7
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Untuk kunjungan ulang, gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan terhadap masalah
baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN
TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
PNEUMONIA
Sesudah 3 hari :
Tanyakan :
Periksa :
Tindakan
Jika ada tanda bahaya umum atau stridor atau tarikan dinding dada ke dalam beri 1 dosis
antibiotik pra rujukan, Selanjutnya RUJUK SEGERA
Jika napas melambat dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik hingga
seluruhnya 5 hari
Jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan atau lebih
buruk, RUJUK SEGERA
8
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) – 2015
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Napas cepat PNEUMONIA Berikan amoksilin 2x sehari selama 3 hari
Beri pelega tenggorokan pereda batuk yang
aman
Obati wheezing bila ada
Apabila batuk > 14 hari atau wheezing
berulang, RUJUK untuk pemeriksaan
lanjutan
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang 3 hari
Apakah anak demam ? Risiko Malaria Tinggi atau Rendah Klasifikasikan DEMAM
(berdasarkan anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu ≥ 37,5◦C
JIKA YA
Tentukan Risiko Malaria : Tinggi atau rendah atau Tanpa
Risiko
Jika tanpa risiko, tanyakan : riwayat bepergian ke daerah
malaria dalam 1-2 minggu terakhir, dan tentukan daerah
risiko sesuai tempat yang dikunjungi.
9
TANYAKAN : LIHAT dan PERIKSA :
Sudah berapa lama Lihat dan periksa adanya
anak demam? kaku kuduk
Jika lebih dari 7 Lihat adanya pilek
hari, apakah Lihat adanya penyebab
demam setiap demam oleh bakteri
hari ? Lihat adanya tanda-tanda
Apakah pernah CAMPAK saat ini:
menderita malaria o Ruam kemerahan dikulit
atau minum obat yang menyeluruh DAN
malaria ? o Terdapat salah satu
Apakah anak tanda berikut: batuk,
menderita campak pilek, mata merah.
dalam jangka
waktu 3 bulan
terakhir?
Risiko Malaria Tinggi
atau Rendah
Klasifikasikan
DEMAM
10
Gejala Klasifikasi Tindakan / pengobatan
RDT negatif, ATAU DEMAM MUNGKIN Beri satu dosis parasetamol untuk
Ditemukan penyebab BUKAN MALARIA demam ≥ 38,5 °C
10
MEMERIKSA STATUS GIZI
Klasifikasikan
STATUS GEJALA
GIZI KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
BB/PB (TB) antara GIZI BAIK Jika anak berumur kurang dari 2 tahun,
2 SD - + 2 SD ATAU lakukan penilaian pemberian makan dan
MEMERIKSA ANEMIA
LIHAT :
Lihat kepucatan pada telapak tangan.
Klasifikasikan
Apakah :
ANEMIA
o Sangat pucat?
o Agak pucat?
11
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Tidak ditemukan TIDAK ANEMIA Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian
tanda kepucatan pada makanan pada anak. Jika ada masalah
telapak tangan pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari
* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan
** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera lengkapi
imunisasi dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA Nasehati ibu kapan harus
kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya
PEMBERIAN VITAMIN A
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan satu dosis sesuai umur
Pastikan bahwa setiap anak dengan Tanda Bahaya Umum apapun harus dirujuk setelah
mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra rujukan lainnya.
Pengecualian : Upaya rehidrasi dengan Rencana Terapi C mungkin bisa menghilangkan tanda
bahaya umum sehingga rujukan tidak diperlukan lagi.
12
PENGOBATAN LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH DALAM TINDAKAN/PENGOBATAN
YANG TELAH DITETAPKAN DALAM BAGAN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah Ikuti juga petunjuk
yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat
Tentukan jenis obat dan dosis yang sesuai berdasarkan berat atau umur anak
Jelaskan alasan pemberian obat
Peragakan bagaimana cara membuat satu dosis
Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri satu dosis
Mintalah ibu memberikan dosis pertama pada anak bila obat harus diberikan di klinik
Terangkan dengan jelas cara memberi obat dan tuliskan pada label obat
Jika akan memberikan lebih dari satu obat, bungkus setiap obat secara terpisah
Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai anjuran walaupun anak telah menunjukkan
perbaikan
Cek pemahaman ibu, sebelum ibu meninggalkan klinik
13
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
Parasetamol untuk Demam Tinggi (³38,5°C) atau Sakit Telinga
PARASETAMOL
Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga hilang
UMUR atau BERAT TABLET 500 mg TABLET 100 mg SIRUP 120 mg/5 ml
BADAN
2 bulan - < 6 bulan (4 - 1/8 ½ 2,5 ml (1/2 sdk takar)
< 7 kg)
6 bulan - < 3 tahun (7 - 1/4 1 5 ml (1 sdk takar)
< 14 kg)
3 tahun - < 5 tahun (14 1/2 2 7,5 ml (1½ sdk takar)
- < 19 kg)
14
PEMBERIAN PENGOBATAN INI HANYA DI KLINIK
SALBUTAMOL NEBULASI
SALBUTAMOL NEBULASI DOSIS
2,5 mg/ 2,5 ml NaCL 2,5 mg + NaCL 0,9 % hingga 4 - 6ml (sesuai
alat yang dipakai)
Tuangkan larutan bronkodilator dan 2-4 ml NaCl steril ke bagian dalam nebuliser
Berikan pada anak saat uap mulai muncul sampai larutan habis
Berikan setiap 4 jam, lalu kurangi setiap 6-8 jam bila ada perbaikan
15
Pada kasus berat dapat diberikan setiap jam dalam waktu yang singkat
EPINEFRIN SUBKUTAN
EPINEFRIN DOSIS 0,01 ml/kg B
1 : 1000 (0,1%) 0,01 ml/kg BB Dosis maksimal 0,3 ml
16
Berikan 0,01 ml/kg BB epinefrin subkutan dengan menggunakan spuit 1 ml (spuit BCG)
Jika setelah 20 menit pemberian tidak ada perbaikan ulangi pemberian epinefrin 1 dosis
Jika anak masih bisa menyusu Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya
Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan Beri perahan ASI atau susu
formula / air gula 30-50 ml sebelum dirujuk Cara membuat air gula Larutkan 4 sendok
teh (20 gr) gula dalam 200 ml air matang
Jika anak tidak bisa menelan Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa orogastrik
Jika tidak tersedia pipa orogastrik, RUJUK SEGERA
Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. Bandingkan jawaban ibu dengan
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT.
TANYAKAN :
17
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT
Neonatus sampai umur 1 Umur 1 Umur 6 sampai Umur 9 sampai 12 Umur 12 bulan Umur 2 tahun
minggu minggu 9 bulan bulan sampai 2 tahun lebih
sampai 6 bulan
Segera setelah lahir, Berikan ASI Berikan ASI Berikan ASI Berikan ASI Berikan variasi
letakkan bayi di dada sesuai sesuai sesuai keinginan sesuai makanan
ibu (ada kontak kulit keinginan keinginan bayi bayi keinginan bayi keluarga,
ibu dan bayi) bayi. Lihat Mulai berikan Berikan variasi Berikan variasi termasuk
Berikan kesempatan tanda-tanda makanan makanan yang makanan yang sumber
bayi untuk menyusu kelaparan, tambahan dilumatkan atau dilumatkan atau makanan
dalam satu jam pertama. seperti mulai ketika anak makanan keluarga makanan hewani dan
Berikan kolostrum, asi rewel, berusia 6 yang dihaluskan, keluarga yang buahbuahan
pertama yang berwarna menghisap bulan termasuk sumber dihaluskan, kaya vitamin A,
kekuningan dan kental, jari, atau Berikan juga makanan hewani termasuk serta sayuran
pada bayi. Kolostrum menggerak- bubur kental dan buah-buahan sumber Berikan
dapat menjaga bayi dari gerakan atau makanan kaya vitamin A, makanan setidaknya 1
banyak penyakit. bibir. yang serta sayuran hewani dan mangkuk setiap
Berikan ASI siang dan Berikan ASI dilumatkan Berikan 1/2 buah-buahan kali makan (250
malam, sesuai siang dan dengan halus, sampai 3/4 kaya vitamin A, ml)
keinginan bayi, malam, termasuk mangkuk setiap serta sayuran Berikan 3-4 kali
sedikitnya 8 kali dalam sesuai sumber makan (1 Berikan 3/4 setiap hari
24 jam. Menyusui keinginan makanan mangkuk = 250 mangkuk Tawari 1-2 kali
dengan sering, bayi, hewani dan ml) sampai 1 makanan
menyebabkan produksi sedikitnya 8 buah-buahan Berikan 3-4 kali mangkuk setiap selingan di
ASI lebih banyak. kali dalam kaya vitamin setiap hari makan (1 antara waktu
Jika bayi kecil (berat 24 jam. A, serta mangkuk = 250
Tawari 1 atau 2 makan
Menyusui sayuran. ml)
lahir rendah), susui kali makanan Jika anak
setidaknya setiap 2 dengan Mulai dengan Berikan 3-4 kali
selingan antara menolak
sampai 3 jam. Jika bayi sering, memberikan setiap hari
waktu makan. makanan baru,
menyebabka
tidur, bangunkan bayi 2-3 sendok Anak akan Tawari 1 atau 2 tawari untuk
untuk menyusu setelah n produksi makan memakannya jika kali makanan mencicipi
3 jam. ASI lebih makanan. lapar selingan antara beberapa kali.
banyak.
Jangan berikan Mulai dengan Untuk makanan waktu makan. Tunjukkan
makanan atau minuman Jangan pengenalan Anak akan bahwa Ibu juga
selingan, berikan
lain selain ASI. ASI lah berikan rasa. memakannya menyukai
makanan dengan
yang bayi perlukan makanan Tambahkan jika lapar makanan
potongan kecil
atau
18
minuman secara yang dapat Lanjutkan tersebut.
lain selain bertahap dipegang atau memberi makan Bersabarlah.
ASI. ASI lah sampai 1/2 makanan yang anak dengan Bicara pada
yang bayi mangkuk diirisiris. Biarkan pelan-pelan dan anak selama
perlukan (1mangkuk = anak mencoba sabar. Dorong memberi makan
250 ml) untuk memakan anak untuk dan jaga kontak
Berikan 2-3 makanan makan, tapi mata dengan
kali setiap hari selingannya jangan anak.
Berikan 1-2 sendiri, beri memaksa
kali makanan bantuan jika anak
selingan membutuhkan.
antara waktu
makan jika
anak terlihat
lapar
Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan "Anjuran Makan untuk Anak Sehat Maupun
Sakit":
- Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak
Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling menyusui:
- Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi Muda)
- Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar
- Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai
Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain:
- Anjurkan ibu untuk relaktasi:
- Bangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya
- Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam
- Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain
Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada
anaknya
- Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur
Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
- Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak
- Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/mangkuk tersendiri sesuai dengan
kelompok umur
- Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak
Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit:
- Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit
- Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai 18 kelompok umur dan kondisi anak
KAPAN HARUS KEMBALI
Menasihati Ibu Kapan Harus Kembali Ke Petugas Kesehatan
19
8. DEMAM : Mungkin bukan DBD, jika
tetap demam 2 hari
c. Kunjungan berikutnya untuk Anak Sehat : Nasiha ibu kapan
harus membawa anaknyakembali untuk imunisasi dan Vit A
berikutnya sesuai JADWAL YANG DITETAPKAN
19
Menasihati Ibu tentang Kesehatan Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan
Dirinya malaria
Jika ibu sakit, berikan perawatan Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu
untuk ibu atau RUJUK Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang
Jika ibu mempunyai masalah dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia
payudara (misalnya: bengkak, nyeri Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada
pada puting susu, infeksi payudara), nyamuk
berikan perawatan atau RUJUK Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu
untuk pertolongan lebih lanjut Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau tikar
Nasihati ibu agar makan dengan Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air
baik untuk menjaga kesehatan atau di sungai, karena obat anti nyamuk tidak baik untuk ikan
Periksa status imunisasi ibu, jika Perhatikan juga hal berikut :
dibutuhkan berikan imunisasi - Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur
tetanus Toksoid (TT) - Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan
Pastikan bahwa ibu memperoleh panjang dan celana/rok panjang
informasi dan pelayanan terhadap: - Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti
- Program Keluarga Berencana nyamuk dan oleskan obat anti nyamuk saat bepergian
- Konseling perihal Penyakit - SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM
Menular Seksual dan
Pencegahan HIV/AIDS
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Laporan dan Kasus diatas maka di ambil Kesimpulan bahwa :
1. Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian pneumonia
padabalita.
2. Ada hubungan antara status imunisasi dengan kejadian pneumonia padabalita.
3. Ada hubungan antara keadaan fisik rumah ( ventilasi, kelembaban udara, dan
kepadatan hunian ) dengan kejadian pneumonia pada balita.
B. SARAN
1. Kepada tenaga kesehatan untuk memahami faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian pneumonia pada balita, dengan mengedukasi kepada orang tua
balita tentang pemenuhan gizi yang baik, manfaat pemberian ASI eksklusif dan
makanan pendamping ASI, pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap, serta
lingkungan rumah yang memenuhi syarat, sebagai pencegahan untuk mengurangi
jumlah penderita dan menurunkan angka kematian pneumonia pada balita.
2. Kepada orang tua balita agar lebih memperhatikan asupan makanan pada anak
untuk pemenuhan gizi yang optimal, imunisasi lengkap dan tepat waktu,
memberikan ASI secara eksklusif 6 bulan pertama, dan memperbaiki kondisi
lingkungan rumah, dengan menjaga kebersihan dalam rumah, memperbaiki
ventilasi rumah untuk menjaga aliran udara di dalam rumah agar tetap segar ,
membuka jendela di pagi hari, membersihkan lantai agar tidak berdebu, khususnya
pada musim kemarau dan pada musim penghujan menjaga lantai agar tidakbasah.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/Modul_MTBS_2015_(Semester_6).pdf
file:///C:/Users/VERA/Downloads/BAGAN-MTBS_8-Juni-2015.pdf
http://repository.poltekeskupang.ac.id/549/1/KTI%20%28%20ASKEP
%20PNEUMONIA%20PADA%20An.%20R.%20F%29%
22